Share

13. Membalik Keadaan

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-21 22:46:45
“Apa maksudmu itu, Max?” Peter mengerutkan dahi, tanda dirinya bingung dengan keadaan saat ini.

“Aku mendengar dari pihak hotel bahwa seorang pria datang ke kamarku, lalu menyeret istriku keluar secara paksa.” Max berdecak-decak dengan tatapan meremehkan ke arah John. “Tidak kusangka, kau begitu berani mendekati istriku, John.”

Lyra marah, gugup, sekaligus cemas karena semua tak berjalan sesuai rencana. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa Max begitu mudah membalik keadaan dengan tuduhan itu.

“Apa yang kau katakan tidak—”

Melihat tatapan John, Lyra berhenti bicara. Sama seperti sebelumnya, John Foster masih tampak tenang dan tak menunjukkan sedikit pun kekhawatiran.

Namun, wajah John Foster berubah menegang begitu Max memutar rekaman suara dari beberapa saksi palsu di hotel. Beberapa pekerja di hotel memberikan keterangan yang serupa dengan semua yang Max katakan.

‘Max Foster … kau benar-benar pria tidak tahu malu!’ jerit Lyra dalam hati. Lyra pun menjadi semakin cemas karena buk
VERARI

Apakah Lyra akhirnya melakukan kewajiban sebagai seorang istri Max Foster? Kasihan Johni dong~~~

| 6
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Nur Aeni
jangan sampai perawannya lyra diambil sm max thorr
goodnovel comment avatar
Tatti Hadinoto
Waduh ...‍♀️
goodnovel comment avatar
Ryy Yolanda
pasti ada sesuatu di teh dan cemilan yg baru di antar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   14. Butuh Pertolonganmu

    “Kau yang membuatku pulang malam ini, Lyra, dan sekarang kau harus melayaniku. Lagi pula, ini masih malam pertama kita,” tegas Max. Lyra mempertahankan posisinya sekuat tenaga kala Max berusaha menarik dirinya ke arah ranjang. Penolakan tegas Lyra tersebut justru membuat Max terpancing amarah dan semakin menginginkan pelayanan sang istri. “Aku belum siap, Max! Beri aku waktu—” Tentu saja, Max tak menuruti permintaan Lyra. Dengan satu kali tarikan penuh tenaga, Max berhasil menjatuhkan Lyra tepat di atas ranjang. Dalam sekejap, Max telah berada di atas tubuh Lyra. Dapat tercium aroma sabun menguar dari kulit lembap pria itu, yang tak lagi berjarak dengannya. Max mulai memberikan kecupan di leher Lyra tanpa jeda. Lyra menggeram sambil berusaha menghindar, tetapi dia tak dapat melarikan diri dari sang suami. “Rupanya kau memiliki tubuh yang indah, Lyra. Kenapa kau berusaha menyembunyikan ini dari suamimu?” Suara serak dan bergairah Max Foster membuat Lyra takut bukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   15. Kamar Hangat Adik Ipar

    Kamar hangat si adik ipar berbeda dari kamar sang suami. Lyra pun merasa nyaman berada di tempat itu. Namun, John tiba-tiba mengucapkan sesuatu yang membuat rongga dadanya terasa panas. Lyra hampir salah paham dengan kata-kata dan cara bicara John yang serius dan diliputi amarah, seakan-akan pria itu menginginkan dirinya. Tetapi, John tiba-tiba tersenyum miring seolah yang dikatakannya hanya gurauan semata. “Kau akan jadi istriku, Lyra Bell, tentu saja aku tidak akan membiarkan seorang pria menyentuhmu, bukan? Jangan berpikir yang tidak-tidak,” ungkap John seolah tahu apa yang sedang Lyra pikirkan. “Aku tidak berpikir apa-apa,” sanggah Lyra dengan cepat meski rona merah muda di pipinya menunjukkan hal yang sebaliknya. Di samping itu, Lyra masih takut oleh kejadian yang barusan. Gemetar di tubuhnya masih belum mereda, bahkan tangannya pun terasa dingin setelah terlepas dari tubuh hangat John yang menggendongnya. Lyra menunduk sambil membayangkan nasibnya apabila John tidak memberik

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   16. Perasaan Asing

    “Yang aku maksud bukan takut tidur sendirian, John Foster!” Lyra ternganga tak percaya. John selalu saja bersikap seperti sedang menggoda dirinya, tetapi dengan wajah yang serius sehingga Lyra tak bisa menganggap kata-katanya sebagai lelucon.Lalu apa yang maksud dengan ‘melakukannya setiap hari?’“Kita tidak akan melakukan apa pun, bahkan setelah kita menikah nanti. Apa kau tidak ingat dengan isi perjanjian kita? Tidak ada sentuhan fisik, John,” imbuh Lyra.Sebagai ganti ambisi besar John yang menginginkan sebagian saham di perusahaan keluarga Lyra dan menguasai Foster Corp, Lyra menambahkan bahwa dirinya ingin tetap menjaga kesucian selama kontrak pernikahan satu tahun, atau setelah John mendapatkan semua yang dia inginkan.Lagi pula, setelah berpisah nanti, mereka akan menemukan kehidupan sendiri bersama dengan pasangan masing-masing. Tentunya, Lyra tak mau menyerahkan dirinya jika hanya menikah untuk sementara.Lyra pun tak merasa dirugikan oleh permintaan John tersebut. Sebab, Jo

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   17. Cucu Pertama

    ‘Apa John bermimpi buruk sehingga membuatnya marah?’Lyra bingung dengan sikap John yang terang-terangan menunjukkan raut wajah kesal. Biasanya, John pandai menyembunyikan ekspresi sehingga Lyra tak tahu apa yang sedang dia pikirkan.‘Ya, dia pasti baru saja mimpi buruk.’ Lyra meyakinkan diri bahwa bukan dia yang membuat sikap John berubah.“Aku akan keluar sekarang. Tidak perlu kesal begitu,” ucap Lyra dengan suara serak, khas orang yang baru bangun tidur.John membuang napas kasar, kemudian membalas, “Aku tidak kesal. Kau harus segera keluar dari sini dan kembali ke kamarmu. Para pelayan sudah bangun dan kita akan mendapat masalah besar jika mereka melihatmu keluar dari kamarku.”Lyra merenggangkan otot hingga gaun tidurnya tersingkap ke atas. John yang sedang menatap dirinya langsung memalingkan wajah.Lyra pun tersadar bahwa roknya naik ke atas hingga menampilkan paha putih dan mulusnya. Dia buru-buru membenarkannya dan segera bangun untuk kembali ke kamar sang suami.“Terima kasih

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   18. Syarat Terakhir

    ‘Apa yang akan John katakan kepada semua orang? Kenapa dia menatapku begitu?’ Lyra pun bingung dengan rencana John yang tak pernah diungkapkan. ‘Apa dia akan mengatakan akan menikahiku? Tidak mungkin, bukan?’Pikiran itu membuat Lyra langsung panik. Dia ingin segera berpisah dari Max, tetapi juga belum siap mendapat cibiran dari mertua yang bersikap baik padanya. Meski sama-sama putra Foster, Lyra tahu bahwa John bukan putra kesayangan mereka. Sikap Peter dan Yasmin mungkin akan bertolak belakang ketika dirinya menjadi istri dari John nanti. John setidaknya memberi Lyra peringatan untuk bersiap-siap menghadapi risiko yang akan diterimanya.“Apa maksudmu, John? Apa kau sudah memiliki calon istri?” Peter meletakkan sendok dan menarik atensinya kepada si putra bungsu.John biasanya pendiam di rumah dan tak banyak bicara. Karena itu, sikap John menarik perhatian Peter.Peter pun sesungguhnya berharap jika John mampu menunjukkan dirinya yang kuat dan dapat memimpin orang-orang, seperti Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   19. Kesempatan Besar

    “Tentu saja tid— ahhh!” Lyra memekik kaget ketika merasakan nyeri di pergelangan tangannya. Dia sangat terkejut saat Max Foster menarik dirinya menjauh dari John.Sejak kapan Max ada di sana? Apa Max mendengar semua yang baru saja John katakan?Melihat John menyeringai singkat, Lyra kini tahu alasan pria itu tiba-tiba bersikap lembut dan hangat padanya. ‘Rupanya, John tidak bersungguh-sungguh dengan kata-katanya dan hanya ingin memancing emosi Max,’ pikir Lyra tak senang.“Apa yang akan kau lakukan pada istriku, John?!” bentak Max.Tak ada rasa bersalah sedikit pun yang John tunjukkan kepada sang kakak. Dia justru tersenyum miring dan membuat Max kian meradang.“Lyra tidak mendengar kata-kataku. Aku harus berbisik padanya supaya dia bisa mendengar lebih jelas.” John menyeringai seakan menantang Max. “Ah, maaf … aku seharusnya memanggilnya kakak ipar.”Max marah besar. Baginya, Lyra merupakan aset pribadi yang tak boleh diusik siapa pun, terlebih oleh adiknya sendiri.Meski Max tak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   20. Kejutan dari Suami

    “Maaf, aku tidak punya banyak waktu hari ini. Kau bisa bertanya kepada Tuan John untuk mendiskusikan masalah tersebut.” Mark lantas pergi bersama beberapa pengawal yang datang bersamanya. Lyra duduk di ruang pertemuan sambil termenung membaca tawaran kerja sama yang diajukan perusahaan terbesar itu. Helaan napas terdengar berulang-ulang ketika Lyra memikirkan banyak hal yang tak dimengertinya. Bagaimana mungkin John, orang yang terkenal tidak kompeten bisa mengenal asisten pribadi pria terkaya di negaranya? Bahkan, Mark datang sendiri mengunjungi Lyra, di saat dia bisa menyuruh karyawan biasa untuk menyampaikan kerja sama itu. Semakin dipikirkan, John kian misterius dengan banyak hal yang dia sembunyikan. Teringat pula ketika John datang menemui dirinya di kafe waktu itu, John membawa banyak pengawal, yang tak mungkin mereka semua merupakan bagian dari Foster Corp. Perusahaan Foster tak mungkin menyediakan pengawal untuk manajer biasa seperti John. Bahkan, Max pun tak pernah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   21. Cemburu?

    Lyra memicingkan mata curiga. Apa lagi yang direncanakan Max dengan mengajaknya makan siang? “Pekerjaanku masih banyak. Ditambah lagi dengan semua furniture dan barang-barang yang kau gantikan ini. Aku perlu menata berkas-berkas di kantorku,” tolak Lyra dengan halus. Melihat beberapa karyawan melintas di samping mereka sambil tersenyum, Lyra melengkungkan mulut membentuk senyuman indah pada sang suami seraya mengusap lembut lengannya. “Kita masih bisa makan malam bersama nanti di rumah,” imbuhnya. Akan tetapi, Max justru menyentak tangan Lyra dengan kasar. Dia memalingkan wajah selagi berbalik. “Ya sudah.” Lyra menghela napas lega begitu melihat punggung Max Foster kian menjauh. Dia gegas kembali ke ruang kerja untuk membereskan pekerjaan. *** Setelah kehebohan di kantor perusahaan Bell yang dilakukan Max, Lyra tak bisa mencari-cari alasan agar bisa pulang larut malam. Beberapa karyawan Foster Corp masih tinggal di sana, seolah-olah sedang memantau gerak-gerik Lyra. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status