All Chapters of Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Chapter 141 - Chapter 150

330 Chapters

Takut Pergi

“Bagaimana? Kamu sudah menemuinya?” tanya Grace saat melihat suaminya pulang di sore hari. Emilio hanya menatap Grace yang menghadang langkahnya. “Kenapa kamu diam? Jawab!” bentak Grace kesal melihat Emilio yang hanya diam. “Aku sudah melihatnya, tapi tidak menemuinya,” ucap Emilio karena Grace memaksa. “Dia sangat cantikkan? Dia tinggal bersama pria yang tak berstatus apa pun dengannya. Mana mungkin kamu tidak bisa mengambilnya. Bawa dia, aku janji akan menyayanginya seperti anakku sendiri.” Grace menatap penuh harap ke Emilio agar mau membawa Emily bersama mereka. Emilio menatap Grace yang berharap banyak. “Kenapa kamu menatapku seperti itu? Kenapa kamu diam?” Grace terlihat kembali kesal karena tatapan Emilio. “Aku hanya berpikir kita bisa melakukan cara lain jika kamu menginginkan anak, Grace.” Emilio mencoba membujuk agar Grace tak meminta Emily. Raut wajah Grace berubah menjadi garang dan penuh amarah. Tampak jelas tatapan matanya yang membenci bujukan dari pria itu. “A
Read more

Berpura-pura Tak Kenal

Aruna memperhatikan mobil itu, hingga dia melihat seorang pria turun dari mobil. Aruna mencoba memperhatikan wajah pria itu sampai dia mengingat di mana pernah melihat pria itu. “Banmu kempes? Kamu butuh tumpangan?” tanya pria yang tak lain Emilio. Aruna mengenali pria itu dari foto yang diberikan Rio. Dia pun langsung memberikan tatapan tak senang ke pria itu. Namun, karena Emilio tak mengenalnya, membuat Aruna hanya menjaga jarak saja. “Tidak perlu, aku sudah menghubungi suamiku,” jawab Aruna lantas melirik Emily yang masih di dalam mobil. Aruna sendiri berpura-pura tak mengenal pria itu agar Emilio tidak secara tiba-tiba mengakui Emily. Emilio mengangguk-angguk mendengar jawaban Aruna. Dia menoleh ke mobil, hingga melihat Emily yang turun dari mobil. Emily turun dari mobil lantas berlari ke belakang kaki Aruna, dia bersembunyi di belakang kaki tapi mengintip ke Emilio. Emilio menatap Emily yang bersembunyi, baru kali ini dia melihat Emily dari jarak dekat. “Dia putrimu?” ta
Read more

Ingin Mengambil Emily

Emilio terlihat begitu tenang meski bemper depan mobil Ansel hampir menyentuh kakinya. Dia diam sambil memandang ke mobil itu. Aruna pun bergitu syok karena mengira jika Ansel akan menabrak Emilio. Dia melihat suaminya turun dari mobil dengan ekspresi wajah penuh amarah. “Ans.” Aruna melihat suaminya sudah mengepalkan telapak tangan, membuat Aruna cemas jika Ansel lepas kendali. Benar saja, Ansel menatap penuh amarah ke Emilio. Dia langsung melayangkan pukulan hingga menghantam pipi pria itu. “Ans!” Aruna berteriak, lantas mencoba menahan Ansel agar tidak melakukan hal lebih buruk dari itu. Emilio terdorong ke samping karena pukulan Ansel yang cukup keras hingga pipinya terasa panas. “Mau apa kamu, hah?” Ansel hendak menerjang Emilio, tapi Aruna menahannya. “Ans, ini di lingkungan sekolah. Tahan amarahmu,” ucap Aruna mengingatkan, “kita coba bicara di tempat lain, jangan di sini,” imbuh Aruna kemudian. Emilio menyentuh ujung bibir menggunakan jempol. Dia lantas menatap Ansel y
Read more

Menemui Emily

Guru Emily menoleh ke gadis kecil yang duduk di bangku belakang, lantas kembali memandang ke pintu. “Saya hanya ingin bicara saja, tidak akan lama,” ucap wanita yang tak lain Grace. Grace memandang ke Emily, lantas memulas senyum manis ke gadis kecil itu. “Saya janji tidak akan lama,” ujar Grace meyakinkan guru. “Baiklah, Anda bisa bicara dengan Emi. Tapi mohon di depan kelas saja,” balas guru mengizinkan dengan syarat. “Terima kasih,” ucap Grace sambil mengangguk. Emily turun dari kursinya. Dia pun mendekat perlahan ke Grace yang ada di luar kelas. “Kenapa Bibi menemuiku lagi?” tanya Emily sambil menatap Grace. “Bibi ke sini membawakanmu hadiah,” jawab Grace lantas mengambil sebuah paper bag yang ada di lantai. “Lihat bonekanya, kamu suka, ga?” Grace memperlihatkan boneka beruang berwarna merah muda ke Emily. Emily terlihat senang dan menyukai boneka itu, tapi dia ingat dengan pesan Aruna dan Ansel. “Kata Mami dan Papi, aku tidak boleh menerima hadiah dari orang asing. Jug
Read more

Ansel Marah

“Mami.” Emily berlari ke arah Aruna yang menjemput. Dia memeluk boneka yang tadi diberikan Grace. Aruna datang menjemput bersama Ansel. Keduanya keheranan saat melihat Emily membawa boneka. “Emi, ini boneka dari siapa?” tanya Aruna saat Emily sampai di hadapannya. Emily menatap bingung ke Ansel dan Aruna saat mendengar pertanyaan itu. “Apa Bibi tidak izin ke Papi dan Mami?” tanya Emily sambil menatap kedua orang tuanya secara bergantian. Ansel dan Aruna saling tatap mendengar pertanyaan Emily, tentunya mereka pun bingung kenapa Emily bertanya demikian. “Bibi siapa?” tanya Ansel terlihat tak senang. Emily terlihat takut melihat tatapan tak senang ayahnya. Dia baru menyadari kalau Grace berbohong dan tidak meminta izin ke Ansel. “Bibi yang kemarin kasih kue. Dia bilang mau minta izin ke Papi asal aku mau menerima boneka ini,” jawab Emily sambil menundukkan kepala dengan ekspresi wajah ketakutan. Aruna dan Ansel sangat terkejut mendengar jawaban Emily. Aruna melihat Ansel yang
Read more

Karena Takut

Aruna keluar dari kamar setelah menenangkan Emily hingga tertidur karena lelah menangis. Saat baru saja keluar dari kamar, Aruna bertemu dengan Bintang. “Ada apa sebenarnya? Kenapa Emi menangis sampai seperti itu?” tanya Bintang keheranan. “Nanti aku cerita, Mom,” ucap Aruna tak langsung menceritakan yang terjadi. “Di mana Ans?” tanya Aruna karena tak melihat suaminya. “Dia baru saja pergi,” jawab Bintang sambil menunjuk ke pintu. Aruna diam sejenak, lantas pamit untuk keluar sebentar. Aruna mengendarai mobil yang ada di rumah. Dia pergi ke tempat boneka Emily dibuang Ansel. Saat sampai di tempat itu, Aruna melihat mobil Ansel di sana, tentu saja dia bertanya-tanya apa yang dilakukan Ansel. Aruna turun dari mobil. Dia pun berjalan ke sisi semak, hingga melihat Ansel yang baru saja mengambil boneka yang tadi dibuangnya. “Ans.” Aruna benar-benar tak menyangka Ansel datang ke sana untuk mengambil kembali boneka itu. Ansel menoleh saat mendengar suara Aruna. Dia pun tampak terkeju
Read more

Menemui Emilio

“Sudah lebih baik?” tanya Aruna saat bersama Ansel di kamar.Ansel menganggukkan kepala, lantas berbaring di ranjang.Aruna ikut berbaring miring agar bisa menatap wajah suaminya.“Besok aku akan menemui pria itu, aku tidak bisa membiarkannya terus membayangi kehidupan kita dan Emi,” ujar Ansel.Ansel merenung setelah bicara dengan Emily. Dia tidak ingin putrinya itu menjadi tempat meluapkan amarah karena emosi ke Emilio. Dia tak ingin sampai menyakiti hati putrinya itu.“Aku temani,” ucap Aruna.“Tidak usah. Aku ingin bicara berdua dengannya sebagai pria,” tolak Ansel karena tak ingin Aruna terlibat.“Tapi, Ans. Aku takut kamu melakukan hal-hal di luar batas. Jika emosimu meluap, siapa yang akan menahanmu?” tanya Aruna cemas.“Aku pergi bersama Rio, jadi kamu jangan cemas. Ada Rio yang bisa mengingatkanku untuk tetap menjaga batasan,” jawab Ansel menjelaskan agar Aruna tak ikut.“Apa kamu yakin?” tanya Aruna masih tak percaya.“Percayalah kepadaku,” balas Ansel meyakinkan.Aruna mena
Read more

Dibawa Pergi

“Apa yang kamu katakan? Katakan dengan jelas!” Emilio membentak karena tak percaya dengan yang didengar. “Nyonya pergi dari rumah sejak beberapa jam lalu, Tuan. Kami benar-benar tidak tahu kalau dia pergi,” ucap pelayan Emilio dari seberang panggilan. Emilio pun mulai panik karena tak biasanya Grace pergi saat check up. Ansel pun menerima panggilan dari Aruna. Dia mendengar istrinya itu menangis. “Apa kamu yakin? Kamu sudah pastikan, mungkin dia ke kamar kecil atau bermain di halaman sambil menunggumu datang,” ujar Ansel bicara sedikit menjauh dari Emilio. “Aku sudah mencarinya, Ans. Wanita itu membawa Emi, kamera Cctv di sekolah merekam wanita itu mengajak Emi pergi.” Ansel meradang mendengar ucapan Aruna, satu telapak tangannya mengepal erat mendengar Emily dibawa pergi. “Aku akan segera ke sana,” ujar Ansel masih bersikap tenang saat bicara dengan Aruna. Ansel mengakhiri panggilan, tapi setelah itu dia langsung memukul Emilio yang baru saja mengakhiri panggilan. Emilio te
Read more

Masih Mencari

“Bibi tidak bohong, kan? Kemarin Bibi bohong, ga izin ke Papi. Papi jadi marah,” ucap Emily sambil menatap Grace yang sedang menyetir. “Ga bohong. Nanti Mami dan Papi juga pasti nyusul. Sekarang Emi pergi dulu sama bibi,” jawab Grace memastikan. Emily sedikit cemas, tapi Grace tadi mengatakan jika kedua orang tuanya akan menyusul. Emily pun diam sambil berdoa Grace tidak berbohong lagi. Grace mengajak Emily ke sebuah restoran bintang lima. Di sana dia mengajak gadis kecil itu masuk ke private room yang ada di sana. “Kenapa sepi?” tanya Emily saat melihat tidak ada siapa pun di ruangan yang dipesan Grace. Grace tersenyum sambil masih menggandeng tangan Emily. “Ya, karena hanya Emi yang datang merayakan bersama Bibi,” kata Grace sambil mengajak Emily masuk. Dia juga dengan sengaja mengunci ruangan itu agar tak ada yang mengganggu. Emily bingung kenapa Grace mengajaknya ke sana, belum lagi di sana ada kue ulang tahu juga hiasan ruangan yang penuh dengan balon. “Emi, Emi tiup lilin
Read more

Menemukan Dengan Kecemasan

Emilio duduk dengan cemas menunggu orang suruhannya memberi kabar. Bahkan dia mengabaikan rasa sakit di seluruh wajah karena pukulan Ansel. [Saya sudah menemukannya, Tuan.] Emilio akhirnya mendapat pesan dari orang suruhannya yang melacak mobil Grace. Mobil sang istri memang diberi pelacak untuk memudahkannya mencari jika Grace tiba-tiba tak bisa dihubungi. [Awasi tempat itu, jika Grace tampak pergi dari sana, segera hubungi! Aku akan segera ke sana.] Setelah mengirimkan pesan ke orang suruhannya, Emilio pun pergi begitu saja dari ruangannya untuk menemui sang istri yang diyakini membawa kabur Emily. Emilio berjalan menuju lift dengan terburu-buru. Dia lantas mengetik pesan ke nomor asisten Ansel yang didapatkannya dari orang suruhannya. [Aku menemukan di mana istriku, jika bosmu percaya kepadaku, datang ke sini.] Emilio mengirim pesan sambil memberikan alamat restoran tempat Grace kini berada. Emilio pergi bersama sopirnya. Dia duduk dengan gelisah sambil menatap layar ponseln
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
33
DMCA.com Protection Status