Damar menatap Soraya tajam, namun Soraya tak dapat memastikan apa yang ada di pikiran Damar saat ini."Tidak sering tapi pernah," ucap Damar."Tapi dia seperti sudah biasa masuk rumah ini, dia menganggap diri sendiri sebagai tuan rumah," jawab Soraya.Damar terdiam lalu setelah Soraya duduk di ranjang kamarnya. Damar juga ikut duduk disampingnya lalu mulai sedikit berbicara."Dia teman kecilku, kami tumbuh bersama. Dia sering datang ke rumah keluarga, bukan rumahku sendiri yang ini," ucap Damar."Rumah yang ditempati mama?" tanya Soraya."Iya, ada kakek juga. Kamu jangan marah, ya. Dia sudah memilih pergi ke luar negeri saat itu dan menikah dengan pria lain di sana," jawab Damar.Soraya mengerti sekarang. Wanita itu adalah kekasih sejak kecil Damar. Mungkin mereka tumbuh bersama dan saling mengejar mimpi saat dewasa, atau bisa saja Damar memiliki cinta yang bertepuk sebelah tangan."Damar, kamu mencintainya pada saat kecil tidak?" tanya Soraya."Iya, tapi itu dulu. Sekarang ada kamu,
Read more