Beranda / CEO / Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat / BAB 83 Berjanjilah Tidak akan ada pria lain

Share

BAB 83 Berjanjilah Tidak akan ada pria lain

Penulis: Handira Rezza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-22 20:08:43

Soraya tersenyum melihat Damar yang sensitive sekali hari ini. Soraya menghela nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan dari Damar.

“Aku melihat-lihat keperluan bayi di online shop,” jawab Soraya.

“Benarkah demikian?” tanya Damar agak mereda emosinya.

“Iya, tuh lihat,” balas Soraya sambil memperlihatkan ponselnya.

Memang betul dia melihat online shop mengenai keperluan bayi. Damar tersipu malu, dia sudah salah menilai istrinya.

“Maaf, aku berpikir yang bukan-bukan,” ucap Damar yang wajahnya sudah memerah menahan malu.

“Aku juga sedang membaca artikel keperluan bayi yang kepakai dan tidak terpakai,” sahut Soraya.

“Aku jadi malu,” ucap Damar sambil menutup wajahnya menggunakan satu tangannya karena yang satu lagi tangan fokus ke setir mobil.

Soraya hanya tekekeh melihat suaminya yang tersipu malu itu. Sampai di rumah mereka masih tersenyum riang gembira membicarakan tentang Damar yang tidak jelas cemburu saat di mobil tadi.

“Sudahlah, kamu jangan meledekku terus begitu. Nanti anak kit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 84 Bahagia ini hanya kamu yang menciptakan.

    Soraya mengangguk tanda dia menyanggupi apa yang di minta oleh Damar."Pria lain?" ucap Soraya sambil menggigit satu jarinya."Iya," jawab Damar sambil mengangguk."Kamu sudah sempurna. Aku mana mau mengkhianati kamu yang sudah sangat sempurna ini," balas Soraya.Sekejap saja Damar memeluk Soraya dengan erat. Baru pertama kali ini ada wanita yang tulus mencintainya. Dia sama sekali tidak napsu menggunakan harta berlimpah yang dimiliki oleh Damar barang sedikitpun."Kamu adalah wanita spesial yang pernah aku miliki," ucap Damar."Sama seperti apa yang kamu rasakan. Kebahagiaan ini hanya kamu yang menciptakan," balas Soraya."Terima kasih sudah hadir dalam hidup ini," ucap Damar."Seharusnya aku yang mengucapkan itu," sahut Soraya.Suasana mendadak melow. Damar dan Soraya saling menguatkan sama lain, merasa saling membutuhkan juga saling melengkapi satu sama lain."Aku ingin kamu tidak mau yang lain," ucap Damar."Kenapa tidak sejak dulu saja Tuhan mengirimkan kamu untukku," balas Soray

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   BAB 85 Wanita berpenampilan berani

    Damar menatap Soraya dengan tatapan teduh, lalu dia mengecup kening Soraya dengan lembut.“Sekarang kamu sudah tidak ada di sana, aku sudah berkali-kali mengingatkanmu untuk tidak mengingat lagi kehidupan di rumah keluarga Kwong,” ucap Damar.“Ya, aku tahu. Tetap saja aku mengingat kejadian pahit itu. Aku selalu membandingkan saat hidup bersamamu,” balas Soraya.“Soraya, aku tahu melupakan hal pahit itu susah. Maka dari itu aku berusaha memberikan kenangan manis untukmu,” ucap Damar sembari memainkan rambut indah Soraya.Soraya tersenyum lalu dia memejamkan matanya sambil memeluk Damar. Lelaki yang sudah merubah hidupnya dari sengsara menuju bahagia.“Terima kasih, Damar,” ucap Soraya sambil memejamkan matanya.“Iya, tidurlah. Besok akan menjadi hari yang indah untuk kita lalui bersama,” balas Damar lalu memeluknya.Pasangan suami istri itu tidur sambil berpelukan. Dari malam hingga menjelang pagi hari.Soraya yang bangun lebih dulu, seperti biasa dia menyeduh susu hamil untuk dia kon

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 86 masih adakah aku dihatimu

    Wanita itu sengaja ingin memeluk Damar, tapi dia merasa jijik dan mendorongnya. Lalu Damar mengelap tangannya menggunakan tissue dan melempar tisu itu kepada wanita itu."Dia bukan siapa-siapa," jawab Damar lalu memeluk Soraya."Siapa yang mengijinkan dia masuk?" tanya Damar geram."Ampun Tuan, sa-ya pikir nona bukanlah orang asing di rumah ini," jawab pelayan itu terbata.Damar geram dia langsung memecat pelayan itu karena telah lancang memasukkan wanita lain ke rumah tanpa seijin tuan rumah."Apa kamu lupa aku sudah mempunyai istri. Kalau istriku tidak suka bagaimana?" tanya Damar geram."Tolong jangan pecat saya Tuan," ucap pelayan itu sambil memohon."Sudahlah, kesalahanmu sangat fatal, pergi!" bentak Damar.Wanita yang tadi ingin mendekap Damar berdiri lagi dan memperlihatkan rasa ketidaksukaannya pada Soraya.“Damar, apa betul kamu sudah menikah?” tanya Wanita itu.“Iya, memangnya kenapa. Mulai sekarang kamu dilarang masuk sembarangan di rumah ini,” jawab Damar dengan wajah yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 87 Sepetinya dia sangat mencintaimu

    Soraya agak kesal dengan pertanyaan wanita itu. Untuk apa mempertanyakan kerinduan terhadap suami orang. Percaya diri sekali wanita itu."Rindu?" tanya Damar."Iya," ucap Wanita itu."Aku tidak bisa merindukan wanita lain selain istriku," jawab Damar.Soraya merasa lega atas jawaban Damar. Tapi Tisya masih tidak percaya dengan ucapan Damar karena bisa jadi dia berbohong."Damar, bukankah kamu dulu mencintaiku, padahal kamu berjanji akan menungguku kembali," ucap Tisya sambil mengelap air matanya."Itu dulu, tapi kamu lebih memilih untuk mengejar mimpimu di luar negeri. jadi mulai saat itu aku dan kamu tidak memiliki hubungan apapun. Bukankah di luar negeri kamu sudah mempunyai seorang kekasih dan menikah di sana. Jadi aku sudah tidak bisa lagi mencintaimu," jawab Damar.Sungguh tidak tahu malu Tisya ini. Sudah menikah di luar negeri tahu-tahu kembali ke negara asal dan datang ke rumah mantan kekasih yang dulu dia tinggalkan."Apa karena wanita itu?" tanya Tisya. "Kalau hanya melahirka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 88 Dia orang yang setara denganmu

    Damar menatap Soraya tajam, namun Soraya tak dapat memastikan apa yang ada di pikiran Damar saat ini."Tidak sering tapi pernah," ucap Damar."Tapi dia seperti sudah biasa masuk rumah ini, dia menganggap diri sendiri sebagai tuan rumah," jawab Soraya.Damar terdiam lalu setelah Soraya duduk di ranjang kamarnya. Damar juga ikut duduk disampingnya lalu mulai sedikit berbicara."Dia teman kecilku, kami tumbuh bersama. Dia sering datang ke rumah keluarga, bukan rumahku sendiri yang ini," ucap Damar."Rumah yang ditempati mama?" tanya Soraya."Iya, ada kakek juga. Kamu jangan marah, ya. Dia sudah memilih pergi ke luar negeri saat itu dan menikah dengan pria lain di sana," jawab Damar.Soraya mengerti sekarang. Wanita itu adalah kekasih sejak kecil Damar. Mungkin mereka tumbuh bersama dan saling mengejar mimpi saat dewasa, atau bisa saja Damar memiliki cinta yang bertepuk sebelah tangan."Damar, kamu mencintainya pada saat kecil tidak?" tanya Soraya."Iya, tapi itu dulu. Sekarang ada kamu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   BAB 89 Bumbu Pernikahan.

    Soraya mengangguk, sepertinya memang Soraya harus ikut Damar ke perusahaan. Bisa jadi saat di rumah ada seorang pengkhianat yang memuluskan rencana Tisya untuk menyakiti Soraya."Baik, ayo jalan. Aku memang butuh refreshing," ucap Soraya."Dandanan yang cantik,". ucap Damar lalu mengecup kening Soraya."Baiklah," balas Soraya bersemangat.Tapi saat Soraya sudah berganti pakaian dan juga berada di depan cermin. Soraya merasa mual saat melihat perlengkapan kosmetiknya. Entah apa yang terjadi, yang jelas Soraya tidak bisa mendekat ke kosmetiknya."Kenapa?" tanya Damar sambil memijat lembut pundak Soraya."Tidak apa-apa, aku hanya ingin berdandan tapi aku tidak bisa melakukan itu," balas Soraya."Tidak usah dipaksakan, mungkin pengaruh hormon kehamilanmu. Ayo berangkat, senyaman kamu saja, sayangku," ucap Damar."Tapi aku takut membuatmu malu," balas Soraya."Tidak," ucap Damar."Kamu tetap cantik apapun keadaannya. Kamu sedang mengandung calon anakku jadi aku tetap akan menerimamu apa ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 90 Kenapa kalian membuangku?

    "Kenapa kamu melihatku seperti itu, Damar?" tanya Tisya sambil menyibak rambutnya.Damar semakin kuat menggenggam tangan Soraya. Dia tidak ingin terpancing amarah oleh Tisya."Kenapa ekpresimu seperti itu Damar?" tanya Nyonya Margaret."Mungkin Damar terkejut melihat kedatangan ku, Tante," tanya Tisya."Oh, iya. Kalian memang sudah lama tidak bertemu. Wajah saja Damar kaget melihatmu," ucap Nyonya Margaret.Nyonya Margaret mendekat ke arah Soraya dan duduk di sampingnya. Soraya menyalaminya dengan hormat seperti biasa dan Nyonya Margaret memeluknya penuh kasih sayang seperti biasanya juga. Pemandangan ini membuat Tisya penasaran sekaligus terkejut. Kenapa Nyonya Margaret bisa tenang dan tidak jijik dengan Soraya yang merupakan wanita dari kalangan biasa."Soraya, perkenalkan dia, Tisya. Teman Damar sejak kecil. Tapi kamu tidak perlu khawatir, Tisya sudah mempunyai suami," ucap Nyonya Margaret."I-ya, Ma. Aku sudah melihatnya tadi pagi. Dia membuatku terkejut karena tiba-tiba ada di da

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 91 Pulanglqh, keluarga Huang tidak menyambutmu lagi.

    Tisya menangis seolah dia yang tersakiti. Dia sangat pandai berdamai. Soraya jadi merasa hidupnya dipenuhi dengan drama air mata dari perempuan-perempuan yang sakit hati karena melihat sisi enaknya saja kehidupan Soraya. Lalu ada lagi wanita dari masa lalu Damar yang datang memainkan Drama perjanjian mereka dimasa kecil belum usai."Bangunlah, orang bisa salah paham melihatmu begini," perintah Nyonya Margaret."Tidak Tante, aku akan tetap seperti ini sampai mendapatkan jawaban yang tepat," ucap Tisya."Jawaban apa yang kamu maksud dan inginkan. Status kita sudah jelas berbeda untuk saat ini. Kamu seorang istri dari pengusaha kaya raya asal luar negeri yang kamu banggakan. Dan aku sudah menjadi suami dari seorang wanita yang aku cintai," balas Damar."Apa benar wanita itu mencintaimu dengan tulus. Aku yakin dia hanya mencintai hartamu saja, saat ini memang belum ketahuan tapi kedepannya pasti akan ketahuan sifat buruknya yang serakah akan hartamu," ucap Tisya.Soraya tersenyum saja me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01

Bab terbaru

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 117 Hidup Bahagia bersama Damar. (Tamat)

    Orang yang mengetuk kaca mobil Damar adalah Kanaya adik dari Pak Kwong. Damar membuka kaca mobilnya dengan rasa malas meladeni perempuan itu. Tapi dia penasaran juga mau bertingkah apa lagi wanita ini "Ada apa?" tanya Damar. "Boleh kita bicara sebentar?" ucap Kanaya dengan lembut "Tidak usah berbasa basi, aku suka pembicaraan yang langsung ke intinya," tegas Damar. Kanaya menyelipkan rambut ke telinga. Dia tersenyum ke arah Damar mencoba untuk menggodanya. "Apa kita bisa bicara sebentar?" tanya Kanya. "Tidak," jawab Damar tegas, dia sudah terbiasa menghadapi wanita murahan seperti ini. "Aku sangat terhina ditolak mentah-mentah olehmu. Padahal aku sangat ingin membicarakan hal yang serius mengenai orang tua kandung Soraya," ucap Kanya. Merasa hal itu sangat penting baginya, Damar turun dari mobilnya. Dia menatap tajam Kanaya yang tampak sumringah karena bisa memancing Damqr keluar dari mobilnya untuk berbicara dengannya. "Jangan membohongiku. Karena aku tak akan segan-

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 116 Aku bersumpah tidak akan ada wanita lain.

    Pak Kwong yang menghampiri Damar. Dia terlihat pucat karena takut Damar akan melepaskan kekesalannya karena sikap Mama dan adiknya yang kurang ajar. "Ada Apa?" tanya Damar. "Mereka tidak ada hubungannya denganku, bahkan aku susah melarang mereka melakukan itu. Perilaku mereka diluar tanggung jawabku," jawab Pak Kwong tegas. Pernyataan dari Pak Kwong membuat mereka berdua menganga karena tidak percaya dengan ucapan yang keluar dari mulut Pak Kwong. "Ini tidak mungkin, bagaimana bisa kakak tega pada kami," ucap Adik Pak Kwong lirih. "Aku sudah memperingatkan kamu sebelumnya," balas Pak Kwong. Bu Liliana menunjukkan aksinya. Dia langsung menangis sesenggukan di depan banyak orang. Biasanya kalau sepeti ini Pak Kwong langsung menghiburnya dan menenangkannya bahkan Pak Kwong langsung menuruti apa yang Bu LiLiana inginkan. "Terserah kamu mau apakan mereka," ucap Pak Kwong lalu pergi, meninggalkan Mama dan Adiknya yang melakukan drama. Sudah lelah sepertinya Pak Kwong meladen

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 115 Balas Dendam

    Adik dan mama Pak Kwong saling pandang lalu mereka tampak terbata menjawab pertanyaan Pak Kwong. "Bukan urusanmu," ucap Mama Pak Kwong ketus. "Aku akan memutus semua uang bulanan untuk kalian kalau tidak mau menjawab," ucap Pak Kwong. "Jangan jadi anak durhaka!" seru Mama Pak Kwong. Mereka menggertakkan giginya kesal karena ancaman Pak Kwong bisa-bisanya dia seperti itu kepada ibu dan adiknya sendiri. Kenapa harus mengancam tidak memberi uang bulanan. "Aku akan menjadi anak durhaka kalau kalian menggagalkan rencanaku," balas Pak Kwong. "Rencana apa yang kami gagalkan, Kak?" tanya Adik dari Pak Kwong. "Aku tahu kalian itu sedang berencana untuk menyerang Soraya dengan meminta bantuan seseorang yang berpengaruh di kalangan atas. Aku tak akan membiarkan itu!" gertak Pak Kwong. "Memangnya kenapa? Dia pantas mendapatkan rumor jelek, anak tidak tahu berterima kasih, kamu menghalangi mama tak akan gentar," ucap Mama Pak Kwong. "Kalau begitu, aku betulan akan menyetop kebutu

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 115 Tidak bisa melawan keluarga Huang

    Tentu saja semua itu sudah atas kehendak Tuhan yang maha esa. Manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang akan memberikan keputusan apapun yang kita rencanakan. "Jangan tanya kenapa. Mungkin semua itu adalah ketentuan yang sudah ditetapkan. Seharunya kamu banyak instrospeksi diri kenapa Soraya lebih unggul daripada kamu," jawab Bu Amber. "Jadi ibu membela anak itu?" tanya Sabrina. "Tidak juga, ibu tetap berada dipihakmu apapun yang terjadi. Tapi saat ini ibu mohon kepadamu, bersabarlah. Kita mengalah saja sedikit saja agar bisa satu langkah di depan atau minimal setara dengan Soraya," jawab Bu Amber. Cakra menghembuskan nafasnya. Mempunyai istri yang manja sepeti ini membuatnya kesal juga Lama-lama. Tidak bisa menahan diri karena melihat orang lain lebih unggul. "Sabrina, aku mohon kepadamu turuti saja perintah Ibu. Aku yakin kita bisa melewati semua ini. Tapi untuk saat ini kita hanya bisa bergantung kepada Soraya. Jangan gegabah menuruti nafsu untuk melawan orang yang tidak

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 114 Kenapa dia beruntung

    Tante merenung sebentar lalu berkata, "Kita mulai dari rumor yang mengatakan bahwa Soraya melupakan keluarga yang sudah mengasuh dan membiayai hidupnya dari kecil," Nenek Sabrina mengangguk pelan, sepertinya rumor seperti ini akan cepat menyebar luas kalau di ucapkan oleh orang yang tepat. "Kita harus mencari sumber gosip yang dipercaya," ucap Nenek Sabrina."Maksud mama orang besar yang selalu di percaya kalau menyebarkan rumor?" tanya Tante."Ya, begitulah. Siapa ya Kira-kira orang yang tepat untuk menyebarkan rumor tentang Soraya yang tidak mempedulikan orang tua yang sudah susah payah mendidiknya, mengeluarkan biaya untuk sekolahnya," jawab Nenek Sabrina."Aku tahu siapa dia. Serahkan saja masalah ini padaku. Aku akan segera menemui beliau," balas Tante.Mereka lalu pergi meninggalkan kediaman Pak Kwong sambil tertawa dan merasa akan menang melawan Soraya yang sudah berada di atas angin itu. Sedangkan di kediaman Pak Kwong sendiri. Cakra mengingatkan agar mengawasi Tante dan Ne

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   bab 113 Jangan bawa-bawa istriku

    Keluarga Huang susah di hadapi, Bu Amber menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan permintaan sang mertua "Kita pikirkan hal lain," ucap Bu Amber."Apa kalian takut? Kita tinggal sebarkan rumor yang tak sedap kepada masyarakat mengenai hal itu," ujar Mertua Bu Amber.Bu Amber lagi-lagi menggelengkan kepalanya lalu sesekali memijit kepalanya yang sakit."Ibu tidak tahu betapa mengerikannya keluarga Huang kalau kita mengingkari janji yang kita sepakati," ucap Bu Amber."Kalau kamu tidak berani, biar ibu saja," balas Mertua Bu Amber.Brak! Pak Kwong menggebrak meja. "Kalau tidak tahu seperti apa kejamnya kelurga Huang lebih baik Ibu diam saja," ucap Pak Kwong yang terlihat jelas wajahnya sangat marah."Kenapa Kalian tidak berani menghadapi wanita tidak tahu diri itu, padahal dia tidak punya orang tua!" seru Ibu Pak Kwong."Dia memang tidak punya orang tua atau keluarga, tapi sekarang dia menjadi bagian dari keluarga Huang. Masih mending keluarga Huang mau memberikan bantuan mo

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 112 Jebak Soraya.

    Pak Darius tersenyum tipis, lalu dengan sigap mengatakan, "Kalian harus tunduk dengan aturanku," "Kami akan tunduk dengan semua aturan Pak Darius," balas Pak Kwong. Pak Darius tersenyum licik, "Kalau begitu, kalian harus menandantangani perjanjian di atas kertas, jika kalian sejengkalpun kalian menyakiti menantuku, maka kalian harus mengganti sepuluh kali lipat dari modal yang kalian terima. Satu lagi, aku bebas menghukum apa saja siapa pun keluarga Kwong yang menyakiti menantuku," Semua langsung berdetak kencang jantungnya. Perjanjian ini terlalu berbahaya tapi kalau tidak diterima mereka sedang membutuhkan bantuan keuangan. Pak Kwong melirik Bu Amber yang sepetinya juga kebingungan termasuk para nenek yang tidak ingin mengambil resiko sepeti ini. Mereka tidak akan bisa menindas Soraya lagi kalau menandatangani perjanjian itu. Mereka lebih khawatir ke Sabrina yang selalu tidak bisa menahan emosinya melihat keberuntungan Soraya."A-pa tidak bisa perjanjiannya di ubah sedikit?"

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 111 Mari kita berdamai, Soraya.

    "I-tu," ucap Pak Kwong terbata. Waktu itu memang beliau dan Bu Amber mengatakan hal itu. Setelah menikah Soraya tidak akan lagi mendapatkan bantuan finansial dari keluarga Kwong. Tapi saat ini mereka menyadari bahwa saat Soraya meninggalkan Keluarga Kwong, bisnis keluarga Kwong sudah tidak stabil lagi seperti saat Soraya yang menghandle. Sabrina yang tumbuh dengan sikap manja itu tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa marah dan membuat pelanggan kecewa. "Apa betul kalian mengatakan hal seperti itu?" tanya Pak Darius."Kami menyesal mengatakan itu," ucap Pak Kwong."Maksud kami saat itu adalah, tidak lagi memberikan bantuan uang jika dia memilih menikah dengan seorang pelayan. Waktu itu Damar menyamar sebagai pelayan di pesta pernikahan putri kami, Sabrina. Kami tidak tahu kalau ternyata Damar adalah pewaris sah keluarga Huang, maafkan kami Soraya," jelas Bu Amber panjang lebar.Keluarga yang lain juga mengiyakan ucapan Bu Amber. Pasalnya Soraya menikah dengan seorang pelayan, lag

  • Suami Dadakanku Ternyata Cucu Konglomerat   Bab 110 Kita Bukan Keluarga

    Mereka bersamaan saling tatap, tidak ingin dicap sebagai orang yang menelantarkan Soraya dimata Pak Darius. Pak Wong langsung menyangkalnya."Soraya, kami selalu menganggap mu anak kandung, walau kenyataannya tidak seperti itu. Maafkan Tantemu karena tidak bisa menjaga sikap," ucap Pak Kwong."Maaf?" tanya Pak Darius. "Begitu enteng tangannya menyakiti menantuku, sekarang hanya minta maaf?" imbuh pak Darius."Aku mohon maafkan aku, aku mengaku bersalah, tapi aku hanya mengingatkan Soraya agar tidak berlagak dan sombong karena Kakakku lah yang membawanya dari tempat kotor dan merawatnya menjadi barang yang indah sehingga dia bisa dinikahi oleh keluarga kaya. Aku hanya mengingatkan agar dia tidak lupa darimana dia berasal dan siapa yang menolongnya!" tegas Tante membela diri.Pak Darius semakin geram dengan ucapan Tante, dia sama sekali tidak tulus minta maaf, hanya menekankan mereka telah berjasa merawat Soraya sehingga layak menjadi barang jual yang mahal."Sampai detik ini kalian mas

DMCA.com Protection Status