Home / Romansa / Tertawan Cinta Bodyguard Tampan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Chapter 81 - Chapter 90

346 Chapters

Bab 81. Tak Ada Yang Seindah Dirimu

Venus agak kesal pada Dion. Pengawal sekaligus kekasih rahasianya itu belakangan kerap pergi  meninggalkan Venus untuk mengerjakan hal yang lain. Padahal Venus berencana untuk menyiapkan kejutan bagi Dion. Venus bukan wanita sembarangan. Dari awal ia sudah mencari tahu seluruh identitas Dion sebelum dekat dengannya, termasuk tanggal dan tahun lahirnya.Entah Dion mengingat atau tidak ulang tahunnya, ia malah seperti bermain kucing-kucingan. Ternyata ada masalah yang menimpa Dion di belakang Venus. Dan itu didengar oleh Venus kala ia menguping pembicaraan ayahnya Arjoona dan Dion di salah satu sudut baca di rumah orang tuanya.“Jangka waktu kontrak kamu akan segera berakhir kurang dari empat belas hari lagi, jadi saya harus menanyakan sekali lagi sama kamu tentang perpanjangan kontrak,” ujar Arjoona masih memegang semua dokumen penting tentang pekerjaan Dion. Dion menghela napas panjang dan mengangguk.“Setahu saya keputusan pengadilan akan
Read more

Bab 82. Tujuh Belas Manis

15 TAHUN YANG LALUKreek ... bunyi pintu kamar Dion sedikit berdecit malam-malam. Dion yang tengah berada di depan komputernya di dalam kamar otomatis menoleh ke belakang dan menemukan senyuman yang selalu menemaninya setiap hati.“Kamu belum tidur?” tanya Nenek Sulastri pada cucu laki-lakinya, Dion. Dion tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Belum, Mbah. Sedikit lagi makalahnya selesai. Besok harus dikumpulkan pagi-pagi.” Nenek Sulastri mengangguk paham dan tersenyum. Ia mendekat lalu membelai rambut hitam Dion yang tengah sibuk mengerjakan tugas kuliahnya.“Kamu jangan sering tidur malam-malam. Nanti sakit!” ucap Nenek Sulastri memberikan nasehatnya. Dion menoleh dan tersenyum menggeleng.“Ndak, Mbah. Cuma kalau ada tugas saja. Mbah sendiri kenapa belum tidur. Ini kan sudah malam.” Nenek Sulastri makin tersenyum lebar.“Mbah sedang tunggu jam 12 ...” kening Dion mengernyit meman
Read more

Bab 83. Makan Malam Cinta

Venus masih terkesima dengan kejutan yang diberikan oleh Dion. Bahkan si empunya yang berulang tahun yang malah memberikan Venus makan malam di restoran mewah yang sebenarnya tak cukup untuk bujet pria seperti Dion. Tapi Dion melakukannya dengan sepenuh hati bahkan sampai merelakan cukup banyak uang gajinya untuk bisa memanjakan Venus.“Kamu gak harus melakukan hal seperti ini lho, Mas. Ini ... ini terlalu mewah,” ujar Venus setelah duduk di kursinya. Dion juga akan duduk di kursinya tapi tangan Venus menariknya agar pindah ke sebelahnya. Ia seakan tak ingin jauh dari Dion.“Aku senang bisa melakukannya. Kenapa kamu gak yakin aku bisa bayar ya?” Venus terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya.“Bukan, Sayang. Ada baiknya uang kamu gak dipakai untuk makan malam mewah kayak gini. Kan uangnya bisa ditabung untuk keperluan kamu.” Dion sedikit menaikkan ujung bibirnya tersenyum tipis. Ketidakpercayaan diri kembali menerpanya. Begi
Read more

Bab 84. My GuarDion

Dion sudah pulang dan menunggu di sofa ruang baca dekat kamar Venus. Ia juga sudah membuka jas dan menggulung lengan kemeja. Tangannya menarik dasi sampai longgar dan belum melepaskannya. Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam. Tiga puluh menit lagi Dion akan genap berusia 32 tahun dan berharap meninggalkan kenangan buruk di masa lalunya bersama Laras.Dion sesungguhnya agak sedikit mengantuk. Ia berencana ingin beristirahat setelah Venus mengajaknya pulang usai makan malam mereka. Setelah sedikit menguap, Dion melirik lagi pada jam tangannya berumur cukup tua. Jam tangan yang merupakan hadiah sang nenek di ulang tahunnya yang ke 17 tahun itu selalu setia menemani Dion. Meskipun ia sudah memperbaikinya beberapa kali, tapi Dion masih terus memakainya.Dion teringat pada neneknya Sulastri yang belum memberikan ucapan selamat ulang tahun sama sekali untuknya. Padahal ini sudah lewat satu hari di Indonesia. Dion menguap sekali lagi dan menggelengkan kepalanya, ia mengusap
Read more

Bab 85. Selamat Ulang Tahun Dion

Rasa panas terus menjalar di sekujur pembuluh darah Dion saat ini. Jantungnya sudah turun di dengkul dan berdetak sekerasnya di sana. Venus telah membiusnya menjadi hanya tak lebih dari sekedar budak untuknya, budak cintanya.Tak ada pertunjukan paling erotis dan menakjubkan kecuali saat ini. Kala ulang tahun Dion, ia mendapatkan kado yang luar biasa dari kekasihnya, Venus Harristian. Tak ada embel-embel posisi kepala pengawal saat ini. Yang ada hanyalah Dion dan Venus tengah menikmati deburan cinta mereka di atas sofa sudut baca yang berdekatan dengan kamar tidur Venus.Usai melepaskan tali pinggang hitam milik si pengawal itu, Venus yang tak melepaskan pandangan matanya pada Dion yang nyaris tak berkedip, lantas melepaskan jubah yang dikenakannya.Jubah tidur merek Gucci yang berbahan satin terbaik itu luruh jatuh begitu saja di lantai setelah melewati sela lutut Dion. Dion masih bergeming tak bergerak sama sekali. Venus lantas mendekat dengan meraba dengan ke
Read more

Bab 86. Bertemu Chloe

Edgar Luther mengintip dari salah satu jendela di bilik rumahnya dengan geraman di rahangnya. Sembari menempelkan ponsel di telinganya, ia bisa melihat sebuah mobil mencurigakan parkir di sana.“Dasar brengsek! Helena pasti sudah mengaku, iya kan?” hardik Edgar sambil menggeram kesal dengan seseorang di balik ponselnya.“Istrimu sudah ditahan. Dia malah mengaku tidur dengan salah satu detektif polisi!” Edgar makin marah. Bukan cemburu karena ia tahu istrinya cukup bejat untuk berkencan dengan pria lain. Ia marah karena Helena tak bisa menahan mulutnya untuk bicara.“Sebaiknya segera pergi dari sana!” ujar si penelepon lagi.“Polisi sudah mengepung tempat itu. Saat istrimu mengaku, maka mereka akan menangkapmu segera!”Kaki Edgar sudah berada di basemen bawah rumahnya bersama dua ajudan setianya yaitu Oscar dan George.“Tanpa kamu bicara pun aku tak perlu berada di rumah ini lama-lama! Uru
Read more

Bab 87. Tawa Dan Tangis Dalam Hidup

“Si Mbah-mu sedang kurang enak badan, Le. Mungkin kecapean, jadi dari kemarin cuma berbaring saja di kamar. Di ajak ke dokter, ndak mau!” ujar Halim, Paman satu-satunya yang dimiliki Dion. Dion tak bisa menghubungi neneknya semenjak kemarin dan kali ini ia benar-benar khawatir. Maka selama menjaga Venus di rumah sakit, Dion mencoba menghubungi Pamannya itu.“Sakit opo toh, Pak Dhe?” tanya Dion dengan nada agak cemas. Ia tengah duduk di salah satu bangku ruang tunggu dan menghubungi Pak Dhe Halim, Pamannya.“Namanya orang sudah sepuh pasti suka sakit-sakitan.”“Tapi kan beberapa hari yang lalu si Mbah baik-baik saja,” bantah Dion masih terdengar cemas.“Si Mbahmu ndak apa-apa. Ndak usah khawatir. Bagaimana kabar kamu? Pekerjaan kamu apa sudah selesai?” Dion terdiam sejenak dan menundukkan kepalanya.“Si Mbah melarang aku untuk memperpanjang kontrak Pak Dhe. Tapi aku betah di sini,&rdq
Read more

Bab 88. Jangan Terluka

Venus begitu kaget sampai menutup mulut dengan sebelah tangannya. Ia tak menyangka jika Edgar Luther yang baru ia kenali dan menjadi korban pembunuhan saat itu ternyata berbohong.“Jadi dia gak meninggal?” tanya Venus dengan suara bergetar. Dion mengangguk sambil menggenggam tangan Venus menenangkannya.“Kamulah yang menjadi korban selama ini, Ven. Aku yakin Edgar Luther juga yang menyebarkan teror selama ini sama kamu. Dia ingin kamu bungkam dan tak bicara. Asuransinya baru bisa dibekukan saat ia ditangkap nanti, tapi yang jelas polisi akan menangkapnya besok,” jelas Dion lagi memaparkan. Venus terdiam dengan mata berkaca-kaca masih menatap Dion.Tangannya mengeratkan genggaman pada Dion sebelum salah satunya membelai pipi Dion dengan lembut.“Aku khawatir sama kamu, Mas. Kalau ada apa-apa bagaimana?” ungkap Venus separuh berbisik lembut. Dion sedikit mengembangkan senyumannya dan mengecup telapak tangan Venus sekilas.
Read more

Bab 89. Sampai Akhir Satu Cintaku Untukmu

Sedari malam, Venus sebenarnya tak bisa tidur nyenyak. Ia terus menerus memikirkan Dion yang sekarang harus jauh darinya. Meskipun Venus mengetahui di mana posisi Dion saat ini, namun Venus sangat ingin bisa berbicara pada Dion untuk mengobati kerinduannya.Venus harus bisa mengerti jika Dion tengah menjalankan pekerjaannya. Pekerjaan yang sedang dilakukan oleh Dion akan membebaskan Venus dari masalah yang membelitnya selama ini.Sampai pagi menjelang, Venus hanya berbaring tanpa memejamkan matanya sama sekali. Bayangan Dion memenuhi kepalanya sepanjang malam. Ia tak lelah membolak-balik fotonya dan Dion pada makan malam mereka yang terakhir. Hanya ada gurat bahagia dari Dion dan Venus di foto-foto yang diambil saat makan malam ulang tahun Dion.Sambil membelai ujung cincin yang diberikan Dion yang melingkar di jari manisnya, Venus terus memandangi foto-foto kebersamaannya dan Dion. Ia harus menahan rasa rindu tetap tercekat di tenggorokan. Bahkan dulu saat bers
Read more

Bab 90. Karena Terlalu Sayang

Semilir angin malam yang dingin membelai rambut Dion yang tengah berbaring menyamping. Jalanan tampak sangat lengang tak ada siapa pun yang melewatinya. Bau aspal terkena hujan memberikan bau khas yang membuat Dion perlahan membuka matanya.Ia cukup kaget dan langsung bangun saat menyadari jika ia berbaring di trotoar jalan. Bola matanya berputar dari kanan ke kiri. Pandangannya menengadah naik dan melihat sebuah tiang nama jalan dan membacanya.“Jalan Bambu Kuning ...” sebut Dion membaca tanda marka jalan. Ia mulai kebingungan dan melihat ke sekitarnya. Jalannya tak begitu luas dan bukan jalan utama protokol. Ia berdiri dan menepuk pahanya beberapa kali karena tertidur di pinggir jalan seperti tadi.Dion seperti terlempar dari portal dunia lain. Ia kebingungan seperti orang linglung di sebuah tempat yang tak ada orang sama sekali. Saat Dion tengah menengok ke sekitarnya, ia menemukan beberapa kumpulan mobil yang menghalangi jalan. Dua mobil di belak
Read more
PREV
1
...
7891011
...
35
DMCA.com Protection Status