Semua Bab Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Bab 61 - Bab 70

346 Bab

Bab 61. Musuh Yang Diincar

"Selamat sore!" sapa Dion yang pertama kali muncul dan berdiri di depan meja kopi Knight dan Jessica yaitu dua orang sahabat Chloe Harristian di kampusnya."Selamat sore, silahkan duduk!" balas Jessica beramah-tamah pada Dion dan Venus. Dion mengangguk lalu menarik satu kursi terlebih dahulu agar Venus bisa duduk di sebelahnya. Setelah Venus nyaman, barulah Dion ikut duduk berhadapan dengan mereka berdua."Kalian mau pesan apa?" tanya Jessica agak sedikit gugup. Pasalnya ia baru pertama kali bertemu dengan Venus Harristian. Sebelumnya ia hanya mendengar selentingan saja kabar mengenai Chloe yang merupakan adik kandung penyanyi terkenal Venus dan rapper papan atas The Midas Rei. Pada kenyataannya, Jessica belum pernah bertemu mereka sama sekali bersama Chloe. Kali ini ia baru percaya jika Chloe memang adik kandung dua musisi hebat tersebut."Biar aku saja yang pesan ..." Dion beralih pada Venus yang mengangguk padanya. Dion sudah hafal minuman kegemaran Venus sel
Baca selengkapnya

Bab 62. Rasa Percaya

"Chloe hilang, Kak!" lapor Venus dengan nada pasrah. Sontak mata Rei terbuka lebar."Apa!" sahut Rei menaikkan nada suaranya. Venus tetap mengangguk meyakinkan."Aku sudah pulang tapi, gak ada orang. Aku telepon dia gak angkat, sampai akhirnya sambungannya mati dan sekarang gak bisa dihubungi lagi. Jill mengaku dia sudah pergi dan gak pulang sampe hari ini!" ujar Venus  menjelaskan situasi yang terjadi pada Chloe saat ini."Tadi aku juga bertemu dengan teman-temannya di kampus. Dan mereka bilang Chloe sedang melakukan tugas kuliah bersama Aldrich. Aldrich juga pergi." Rei terdiam dan jadi bingung. Kenapa malah jadi seperti ini?"Daddy memang menghubungi Kakak tapi dia gak bilang sama sekali kalau Chloe hilang!" aku Rei beberapa saat kemudian."Daddy mungkin mengira dia pergi buat melakukan tugas kuliahnya merestorasi barang-barang kuno apa gitu. Aku gak ngerti. Tapi semenjak itu, Chloe gak ada kabar, Kak! Dan aku sangat kaget waktu Jill bilang
Baca selengkapnya

Bab 63. Bukan Kejutan

Sementara itu di sebuah klinik, Laras menerima hasil tes yang menyatakan jika ia memang positif hamil.“Bagaimana dong Dokter tanggung jawabnya ini? Masa jadi bobol juga sih!” tukas Laras begitu kesal mengadu pada dokter kandungannya yang hanya bisa tersenyum saja.“Ibu, saya kan sudah pernah mengatakan. Jika tidak ada satu pun alat kontrasepsi yang 100 persen bisa mencegah kehamilan. Satu persen pun bisa jadi peluang kehamilan dan ini bukan kasus yang jarang terjadi lho! Banyak juga pasutri yang mengalami hal ini!” ucap dokter tersebut memberikan pengertian pada Laras.Akan tetapi, Laras sepertinya tak mau menerima penjelasan apa pun. Ia sendiri bingung tentang apa yang harus ia lakukan.“Sebaiknya sekarang fokus kita adalah bagaimana caranya menjaga kandungan Ibu agar sehat sampai saatnya melahirkan nanti!” sambung dokter lagi. Laras makin kesal karena dokter malah mengalihkan fokus.“Dokter ini bagaimana
Baca selengkapnya

Bab 64. Berang

DUA HARI SEBELUMNYATerdengar bunyi air yang keluar dari penampungannya pada toilet untuk membilas habis seluruh muntahan Laras. Pagi ini sama seperti kemarin, Laras muntah-muntah di toilet kamar mandi miliknya. Ia pusing dengan rasa linu dari tukang belakang sampai pinggang. Tak hanya itu rasanya ototnya pegal seperti usai berlari jauh.“Huh, salah makan apa lagi sih aku!” gerutu Laras memijit tekuknya sambil mengatur napas. Laras duduk di sisi ranjang sambil berpikir beberapa saat. Sudah dua hari ia muntah-muntah seperti ini. Rasa curiga mulai menyelimutinya dari kemarin tapi Laras mengabaikannya.“Gak mungkin aku hamil. Aku kan pakai IUD! Ah, gak mungkin banget!” gumam Laras pelan dengan jantungnya yang berdetak sedikit lebih kencang karena kegugupan yang melanda. Tapi Laras benar-benar curiga pada kondisinya. Ia lalu bangun dan mengambil kalender meja tak jauh dari sudut kamarnya untuk mengecek.“Aduh, aku lupa lagi nyate
Baca selengkapnya

Bab 65. Rindu Tak Berbayar Lunas

“Laras, ini bukan soal aku tapi kamu. Sudah berapa lama kamu berselingkuh di belakangku sama Rico? Kenapa kalian melakukan ini sama aku?” tukas Dion mulai terpancing emosi. Padahal ia sudah menahan agar tetap sabar dan bisa mengendalikan nada bicaranya. Namun rasa sakit dikhianati oleh Laras membuat Dion jadi hilang kendali.“Aku ndak pernah selingkuh sama Mas Rico! Jangan menuduh aku sembarangan dan tanpa bukti, Mas!” tukas Laras masih bersikeras tak mau mengalah sama sekali. Dion lantas mengurut keningnya pelan dengan ponsel masih menempel di telinga.“Aku sudah bilang kalau aku punya bukti ...”“Tapi kamu malah ngaku hape kamu ilang jadi ndak bisa ngasih lihat aku kan? Mas, aku ndak nyangka kamu bisa berbohong seperti ini sama aku. Kamu ndak pernah kayak gini, Mas!” balas Laras dengan suara memelas dan malah terdengar sedih.“Laras, jangan buat aku marah. Aku sudah cukup sabar sama kamu ...”
Baca selengkapnya

Bab 66. Hatiku Di Kamu

Ini lebih dari sekedar kecupan biasa. Bibir Dion dengan ritmenya bergerak pelan sedikit menghisap bibir manis Venus yang begitu menggoda. Semakin lama indra pengecapan Dion merasakan manis yang berbeda. Ujung lidahnya mencoba merasakan hangatnya ujung lidah Venus yang menyerah padanya.“Uh, Sayang ...” desah Dion sejenak melepaskan pagutan bibirnya tapi ujungnya masih sedikit menempel. Venus ikut melenguh lembut dan kembali menyesakkan bibirnya pada Dion yang menyambutnya sepenuh hati.Sebelah tangan Venus turun dari pundak membelai dada dan makin turun hingga ke arah perut. Sementara Dion masih sibuk memperdalam kulumannya dengan memegang tekuk Venus dan sebelah lengan terus merengkuh punggungnya.“Uh, Mas ...” Venus ikut melenguh lembut lalu mencium kembali. Semakin lama semakin dalam membuat Dion terbuai tak mau lepas. Venus semakin panas dan bergairah. Ia sangat ingin membuat Dion bahagia sedangkan Dion benar-benar lupa diri.J
Baca selengkapnya

Bab 67. Pemaksaan

“Our love is like poetry and it's taking over me, It's stuck to my bones and my blood. So good it'll haunt ya, the way that I want ya, repeat it like a mantra ...” Venus bernyanyi dalam sebuah latihan satu hari menjelang pagelaran penghargaan musik besok malam.Ia dijaga ketat oleh beberapa pengawal yang sudah dipilih Dion dari perusahaan Daga Nero dan kelompok Golden Dragon. Golden Dragon sendiri adalah kelompok gangster triad asal Hongkong yang dipimpin oleh Ares King. Mereka menguasai hampir sebagian besar New York dengan berpusat di bourough seperti Brooklyn dan Bronx.Dion sendiri berdiri tak jauh dari panggung yang sedang digunakan oleh Venus untuk latihan. Ia menggunakan panggung yang dirancang mirip dengan panggung aslinya demi keamanan. Hanya Venus yang diperlakukan berbeda sesuai dengan permintaan Dion yang disampaikan oleh Rei pada panitia. Oleh karena Rei adalah salah satu juri, maka ia memperoleh keistimewaan untuk melakukan hal tersebut.
Baca selengkapnya

Bab 68. Aku Bukan Buruanmu

Saat Venus tak mendapatkan jawaban dari Dion, ia mengambil ponsel yang dipegang oleh Dion untuk mengeceknya. Ternyata ada yang baru saja menghubungi Dion yaitu Laras.“Ayo ikut aku, Mas. Kita ngobrol di mobil saja ya?” ajak Venus melihat raut wajah Dion yang begitu tegang dan stres.“Tapi kamu belum selesai ...”“Sudah, gak apa. Nanti aku bisa hubungi directornya!” Venus menarik pergelangan tangan Dion untuk ikut keluar bersamanya tapi Dion berhenti dan melihat ke sekeliling.“Sebentar!” Dion melepaskan pegangannya agar tak ada ada yang melihat mereka bersama. Venus dan Dion pun melewati jalan belakang sampai bertemu dengan mobil yang dibawa oleh Jake. Dion lalu mengambil alih kemudi dan Venus duduk di sebelahnya.“Sekarang Mas Dion cerita sama aku yang terjadi,” tanya Venus pada Dion setelah mereka berkendara beberapa menit. Dion menarik udara lebih banyak ke paru-parunya.“G
Baca selengkapnya

Bab 69. Kesempatan Kedua

DUA JAM SEBELUMNYAGareth Moultens datang ke perayaan musik besar di Amerika yang bertempat di sebuah gedung ternama. Tahun sebelumnya ia datang bersama Venus Harristian yang masih menjadi kekasihnya. Namun tahun ini ia datang sendiri tanpa ada yang menemani.Gareth masih bisa membeli tiket terbatas yang diperuntukkan untuk selebriti dan pengusaha. Namun karena ia masih memegang tanda pengenal masuk  sebagai pendamping Venus, panitia masih mengizinkannya masuk ke area private after party.“Apa Jupiter King ada di dalam daftar tamu?” tanya Gareth pada salah satu panitia yang bertugas.“Ada, tapi sepertinya Tuan Jupiter dan Ares King tak menghadiri pesta ini. Namun tadi mereka bersama Nona Venus Harristian.” Gareth mengangguk mengerti. Gareth lalu beralih pada para pengawalnya.“Kalian menyebarlah, satu orang tunggu di mobil!” perintah Gareth pada beberapa orang yang ia bawa sebagai pengawal.“Bai
Baca selengkapnya

Bab 70. Aku Di Sini Untukmu

Dion mengebut di jalanan tol menuju Brewster, New York. Sementara sebuah helikopter dari unit patroli jalan NYPD diminta oleh Andrew untuk mencegat sebuah kendaraan yang telah teridentifikasi atas nama Gareth Moultens.“Perhatian semua unit, kita mengejar mobil Limousin dengan plat 623 – Alpha Whiskey Yankee bergerak ke arah pintu keluar barat arah Brewster. Harap mencegat di kilometer 69.” Terdengar suara dari operator yang mengatur pergerakan berdasarkan tampilan kamera yang diperoleh.“Nyalakan sirenenya, yang di atas tolong berikan peringatan!” perintah Andrew pada pasukan polisi yang ia bawa.“Dion, apa kamu mendengarku?” Andrew menyambungkan panggilan ponsel dengan panggilan di mobil Dion yang berada di depannya.Di dalam mobilnya, Dion yang membawa kendaraan dan Kyle ada bersamanya. Begitu melihat ada panggilan masuk, Kyle langsung menghidupkannya.“Pak, det. Miller?” ujar Kyle membesarka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
35
DMCA.com Protection Status