Semua Bab Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Bab 51 - Bab 60

346 Bab

Bab 51. Semua Hilang Dan Usai

Pandangan Dion rasanya kosong. Ia duduk cukup lama memandang ke depan sisi jalan tempat ia memarkirkan mobilnya. Ponselnya telah jatuh ke pangkuannya dan layarnya pun berubah stand by. Ada dengung di telinga Dion yang membuatnya memejamkan mata pada akhirnya. Dengungan panjang itu membuatnya seperti tak lagi menginjakkan kakinya ke bumi.Saat Dion membuka matanya, ia mencoba bernapas satu-satu.“Oh Tuhan, mengapa aku tak bisa bernapas,” seru batin Dion pada akhirnya.Perlahan Dion mencoba tenang dibalik dengungan panjang yang menyertai pendengarannya. Paru-parunya mencoba menyesuaikan dengan keadaan dan mulai berhasil. Tenggorokannya begitu kering dan menelan ludah saja rasanya sangat perih dan sulit.“Aku harus tenang ... aku harus tenang,” ucap Dion berkali-kali dalam hatinya. Tangannya lantas mengambil ponselnya kembali dan mengetukkannya jarinya sekali. Layar kembali menyala dan Dion kemudian menghubungi Peter
Baca selengkapnya

Bab 52. Belum Sempat

JAKARTAPeter Dumanuw duduk di salah satu meja ruang BAP dengan wajah ditekuk dan separuh melamun. Ia menghela napas berkali-kali dan tak tahu harus melakukan apa.“Oi, ngelamun aja lu, kesambet ntar baru tau rasa!” sahut Jasman memanggil lalu meletakkan seplastik gorengan di atas meja. Jasman juga ikut duduk di depan Peter setelah menarik salah satu kursi dari meja lain.“Ngapa sih lu, ngelamun bae?” tukas Jasman lagi dengan logat betawinya yang kental. Wajah Peter benar-benar murung dan tak bergeming. Sudah dua hari dia murung seperti itu. Biasanya ia selalu mengoceh tak henti bagai beo.“Heh! Gue tanya di diemin. Nih makan, gue beli dari warung bang Eman!” sambung Jasman lagi membuka plastik gorengan dan menyajikannya di depan Peter. Peter mengambil salah satu tempe goreng tapi terus membolak-balikkannya seperti orang linglung.“Lu kenapa sih?” Jasman bertanya separuh menghardik tak sabar.&
Baca selengkapnya

Bab 53. Hanya Kamu Tempat Untuk Hatiku

Dion makin mendekatkan diri karena Venus terus meneteskan air matanya padahal sebelumnya ia sedang tertidur. Venus menangis dalam tidurnya dan itu membuat hati Dion makin terluka.“Apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis?” bisik Dion lembut dan bertanya. Sesungguhnya Venus ingin menyimpan semuanya sendiri. Ia tak mau Dion balik menyebutnya murahan atau mungkin hal lain karena ia tetap memilih Gareth sebelumnya.“Jangan pergi, Mas ...” bisik Venus masih terus menangis. Dion pun menegakkan tubuhnya dan menarik Venus agar mereka bisa berpelukan. Venus akhirnya menumpahkan seluruhnya. Sedangkan Dion yang masih belum tahu apa pun, tak bicara selain mendekap Venus dan mengelus rambut panjang yang menutupi punggungnya.Pelukan Dion adalah yang terhangat dan membuat Venus makin nyaman. Begitu sakit rasanya dikhianati oleh pria yang sangat ia cintai dan kelembutan Dion membuat Venus tak mau melepaskannya sama sekali. Usai tangis itu berhenti, Dion
Baca selengkapnya

Bab 54. Aku Tahu Aku Cinta Kamu

“Mas, kok Mas Dion gak menghubungi aku ya tiga hari ini? Tumben, biasanya dia gak pernah absen nelepon aku,” ujar Laras pada Rico. Mereka tengah duduk santai di rumah kontrakan Laras usai pulang bekerja. Laras tengah membolak-balik lembar majalah wanita di tangannya, sementara Rico tengah sibuk dengan pekerjaannya di iPad-nya.“Kenapa? Kamu kangen sama dia?” sahut Rico dengan nada ketus. Laras sedikit mengernyit lalu menoleh pada sikap Rico.“Kok Mas Rico gak khawatir? Bukannya Mas Rico bilang kalo Mas Dion harus tetap sama aku?” Rico menaikkan pandangan dan menoleh pada Laras. Wajahnya datar tanpa senyuman.“Memang, tapi bukan berarti kamu sampe harus perhatian seperti itu sama dia! Jangan-jangan kamu memang beneran cinta sama dia!” tuding Rico tanpa aling-aling pada Laras yang langsung menutup majalah dengan kesal.“Mas, kamu ni gimana sih? Kalo kamu mau sinis, kenapa sekarang?” protes Laras ta
Baca selengkapnya

Bab 55. Hari Pertama Jadian

“Ayo kita sarapan bareng! Kita ajak semuanya untuk ikut sekalian ngerayain hari anniversary kita!” ajak Venus menarik lengan Dion ke arah pintu. Spontan kaki Dion berhenti dan mencegah Venus.“Sebentar ... sebentar! Kamu mau ngasih tahu sama semua orang kalau kita pacaran?” tanya Dion membuat Venus akhirnya terpaku dan berpikir. Mungkin ia terlalu senang sampai kurang berpikir panjang.“Uh ...” Dion pun tersenyum dan memegang kedua sisi lengan Venus untuk memberikannya pengertian.“Lebih baik gak usah ada pengumuman apa-apa. Selain itu mengganggu kamu, itu juga akan mempengaruhi aku. Aku berada dalam pengawasan orang-orang kedutaan, kalau ada berita yang aneh bisa-bisa aku langsung dideportasi dan malah dihukum di kesatuan nanti.” Venus sedikit meringis dan mengangguk. Ia memang tak berpikir sejauh itu sebelumnya.“Aku ingin banget ngasih tahu semua orang tapi ...”“Aku ngerti banget
Baca selengkapnya

Bab 56. Tak Bisa Jauh Darimu

Dion dengan sadar lantas menarik pinggang Venus lalu secepat mungkin menaikkannya ke atas permukaan air. Venus langsung membuka mulutnya dan bernapas. Dion terengah marah melihat anggota timnya tewas dan tertinggal di dalam restoran yang meledak. Ia pun segera menoleh pada Kyle sambil tetap memegang Venus.“Kyle, pegang Nona Harristian!” teriak Dion pada Kyle yang juga baru muncul di permukaan. Edward dan Jake menyelamatkan asisten Venus yang tak sadarkan diri. Sedangkan Kyle berenang cepat ke arah Dion untuk mengamankan Venus.Speed boat itu masih berada di depan restoran seperti memeriksa jika ada yang selamat. Kesempatan itu digunakan oleh Dion untuk menyelam dan berenang ke arah speed boat tersebut.Di dalam air, Dion melepaskan jasnya lalu mengarahkan ke baling-baling kapal sehingga jas akan tersedot dan baling-baling itu akan macet. Setelah baling-baling macet, Dion naik ke permukaan dan dengan cepat menaikkan tubuhnya untuk menarik orang terde
Baca selengkapnya

Bab 57. Penawar Gundah Hati

Pria bernama Oscar kembali menjadi sasaran amuk bosnya. Ia melempari Oscar dengan remote TV usai melihat berita tentang Venus Harristian yang selamat dari rencana pembunuhan di salah satu restoran. Meskipun hanya mengalami syok namun polisi mengonfirmasikan jika Venus selamat. Hingga saat ini belum ada tersangka yang ditahan dan para pengawal Venus juga masih selamat.“Apa tidak ada satu pun dari kalian yang bisa mengatasi masalahku? Dasar brengsek! Kalian bodoh semua!” tunjuk si bos marah besar dan terengah. Ia berkacak pinggang dan mengurut keningnya lagi. Rencananya nyaris gagal total. Venus tetap bersaksi di pengadilan dan Tyler Doyle bisa kapan saja membuka mulutnya terlalu lama jika ia ada di penjara.“T-Tuan, kita bisa coba hubungi Dorotsky lagi ... “ ucap Oscar mencoba memberi usulan.“Apa kau gila! Hah! Kau pikir Dorotsky akan datang membantuku dengan gratis? Apa lagi anak buahnya malah mati gara-gara pengawal itu! Dasar br
Baca selengkapnya

Bab 58. Aku Bukan Wanita Khayalan

Venus keluar dari kamarnya dan berjalan keluar penthouse. Hari ini perasaannya jadi sedikit lebih baik usai kejadian kemarin. Namun ia masih belum mau beraktivitas setidaknya sampai esok setelah proses pemakaman Felipe selesai dilakukan.Untuk mengusir stres, Venus pun ingin berolahraga di gym pribadinya. Dan sebelum ia masuk, tiga orang pengawalnya yang selamat yaitu Kyle, Jake dan Edward baru keluar dari ruang gym tersebut. Mereka langsung menyapa Venus yang telah siap dengan pakaian olah raganya.“Kalian sudah selesai berolahraga?” sapa Venus dengan ramah dan lemah lembut seperti biasanya. Kyle tersenyum dan mengangguk.“Iya, Nona. Terima kasih sudah memberikan kami ijin untuk bisa mempergunakan fasilitas olah raga pribadi milikmu,” jawab Kyle juga ramah. Venus mengangguk masih dengan senyuman di wajahnya.“Tentu saja kalian boleh menggunakan semua fasilitas di rumahku. Jangan sungkan. Bagaimana kabar kalian? Apa sudah leb
Baca selengkapnya

Bab 59. Nyaris

Baru kali ini Laras terlihat cemas memikirkan Dion. Tak pernah sekalipun dalam hubungan mereka selama ini, Dion menghilang nyaris satu minggu tanpa kabar. Biasanya Dion selalu rajin menghubunginya atau setidaknya bertukar pesan. Bahkan dalam dua bulan ini, Dion tak pernah absen memberi kabar. Namun setelah kejadian yang membuat Laras akhirnya meminta maaf, Dion tiba-tiba menghilang.“Kamu kenapa?” tegur Rico pada Laras yang sibuk dengan ponselnya saat jam kantor. Laras sedikit tersentak dan menyembunyikan ponselnya.“Ndak apa, Mas. Aku cuma ...”“Jangan panggil, Mas di kantor! Kalau ada yang denger gimana?” potong Rico cepat sambil melihat ke kanan dan kiri memantau agar tak ada yang melihat.“Maaf ...” ucap Laras sedikit menunduk. Rico pun menarik lengan Laras dan memasukkannya ke dalam ruangannya. Ia melihat ke arah luar sebelum berbalik dan bertanya pada Laras.“Ada apa sih? Kamu dari kemarin
Baca selengkapnya

Bab 60. Taktik Andrew Miller

Dion hanya bisa terpaku pada hal yang baru saja terjadi dan memilih untuk menyembunyikannya dengan baik. Terbersit rasa cemburu kala Jupiter dengan mudah membawa Venus pergi meninggalkannya dan Gareth yang saling berhadapan.“Pergilah, Tuan Moultens! Anda bukan undangan di sini!” usir Dion dengan nada rendah dan ketus. Venus masih sempat menoleh ke belakang melihat Gareth yang menahan geraman kekesalannya pada tindakan Jupiter King dan kini harus berhadapan dengan Dion Juliandra.“Huh, kau pikir kau bisa mengusirku ya?” Gareth mengangguk kesal dan tetap memandang tajam pada Dion yang tak bergeming sama sekali. Tak punya pilihan, Gareth akhirnya pergi meninggalkan tempat itu dengan kekecewaan. Dion yang juga merasakan sedikit kecewa hanya bisa sedikit berbalik menoleh melihat ke arah Venus yang tengah bicara cukup dekat dengan Jupiter.“Kamu yakin baik-baik aja?” tanya Jupiter dengan lembut menyentuh lengan Venus. Venus terseny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
35
DMCA.com Protection Status