Semua Bab Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Bab 71 - Bab 80

346 Bab

Bab 71. Perih

Seorang pria tengah bersantai di ruang kerjanya sambil mengisap cerutu dan menghembuskan asapnya ke udara. Ia tengah menyaksikan siaran langsung pemberitaan utama malam ini mengenai penangkapan Gareth Moultens. Gareth diperkirakan telah menculik mantan kekasihnya Venus Harristian usai pulang dari pagelaran penghargaan musik Amerika di salah satu arena hall.Di salah satu tangannya memegang gelas bourbon sambil terus menyaksikan berita tersebut. Tak ada gambar yang diperoleh dan belum ada keterangan polisi sama sekali. Hanya pengejaran sebuah mobil limosin di tol Brewster yang menarik perhatian. Ponselnya berdering tiba-tiba pria itu mengangkatnya.“Halo?”“Tuan, Gareth Moultens resmi ditahan. Dia baru tiba di NYPD!” ujar seseorang yang menelepon tersebut. Pria yang tengah minum dan merokok itu mengangguk sedikit menyeringai jahat.“Bagus. Ternyata Polisi memakan umpannya, hhmm!” ucapnya lalu menghisap lagi cerutunya per
Baca selengkapnya

Bab 72. Menyulut Bara, Menuai Api

Venus Harristian akhirnya diizinkan pulang oleh dr. Nathan Giandra setelah mendapatkan serangkaian pemeriksaan. Namun masalah belum beres karena di luar rumah sakit, sekumpulan jurnalis sudah menunggunya. Entah bagaimana berita itu bocor dan menyebar begitu cepat, Venus bahkan nyaris tak bisa menghindar kala ia tiba di lobi rumah sakit.Venus sontak berbalik dan Dion langsung memeluk untuk melindunginya. Seketika mereka dikerubungi oleh banyaknya wartawan yang ingin meminta konfirmasi dan wawancara.Venus masih terlihat memakai jas dari Dion namun gaunnya dari pagelaran musik itu tentu saja masih dikenakannya.“Tolong beri jalan!” tukas Dion masih merangkul Venus dan membawanya ke lobi parkir tempat mobil sudah menunggu. Venus menyembunyikan wajahnya sebisa mungkin dan rasanya seperti ingin menangis diperlakukan seperti itu.“Ed, tolong buka jalan!” perintah Dion menjauhkan Venus dari kumpulan orang-orang yang mengerubungi seperti
Baca selengkapnya

Bab 73. Terdesak Ego

“Mohon maaf, Ibu. Kalau mau bertemu dengan Bapak Kapolres harus sudah membuat janji terlebih dahulu. Mungkin jika Ibu punya masalah, saya bisa membantu ...” ujar Restu mencoba memberikan pengertian dengan cara yang sopan.“Aku gak butuh bantuan kamu! Kalau kalian gak bisa membawa Dion kemari, tunjukkin aja di mana kantor Pak Gilang Sulistyo!” tukas Sisca memotong dengan cepat.“Tapi Bu ...”“Kamu gak tahu ya siapa aku? Aku putri satu-satunya Wamen Erlangga Tanuredja. Jangan macam-macam kamu!” sahut Sisca makin menaikkan posisinya.Restu menarik napas panjang dan masih mencoba bersabar. Tapi setidaknya dia tahu jika wanita ini bermasalah dengan Dion.“Memangnya ada apa dengan IPTU Dion?” tanya Restu lagi. Sisca makin mendengus kesal dan bersikap angkuh.“Heh, aku gak punya waktu buat ngulang-ngulang pengumuman! Mana ruangan Pak Gilang?” hardiknya lagi. Semakin lama semaki
Baca selengkapnya

Bab 74. Efek Kupu-Kupu

Beberapa saat sebelumnya, Dion tiba di parkiran Skylar Labels dan melihat dua anggota pengawalnya menunggu dekat mobil yang ditumpangi oleh Venus. Dion datang agak terlambat karena ia baru bertemu dengan Andrew Miller. Setelah parkir dengan baik, Dion bersiap keluar.Tapi sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya berisi ancaman dari Laras. Dion tetap membuka dan membacanya.‘Sudah tiga hari, Mas. Aku cuma mengingatkan.’Hanya pesan singkat seperti itu tapi Dion mengerti maksud dan tujuannya. Dion diam sejenak dan matanya menatap setir kemudi di depannya tanpa bergerak. Ia memutuskan untuk mengabaikan ancaman Laras dan akan menghadapi semua risikonya.Cinta memang membutuhkan pengorbanan dan Dion harus siap melakukannya jika ia ingin tetap bersama Venus. Setelah keluar dari mobil dan mendapatkan laporan dari anggotanya, Dion pun berjalan ke dalam bangunan Skylar lalu naik ke lantai sepuluh tempat proses rekaman Venus tengah dilakukan sedang dilakuk
Baca selengkapnya

Bab 75. Bertahan

“Jawab Dion!” desak nenek Sulastri pada cucu laki-lakinya, Dion. Dion diam beberapa saat lalu memejamkan matanya sejenak. Ketenangan dan kesabaran Dion benar-benar diuji kali ini. Ia sudah menjalani banyak hal dan rasanya memang tak ada jalan lain selain bertahan.“Iya, Mbah. Aku jatuh cinta sama Venus. Tapi Mbah harus tahu, aku merasakan itu bukan karena jauh dari Laras tapi karena aku memang merasakannya dari hatiku,” jawab Dion dengan suara rendah dan masih tenang meski hatinya tidak. Sang nenek terdiam beberapa saat sebelum kemudian bicara kembali. Kali ini dengan nada penuh kekecewaan.“Mbah kecewa sama kamu. Sangat kecewa. Kamu sudah berselingkuh dari hubungan kamu dan menipu Laras ...”“Mbah, Laras juga menipu ...” keluh Dion mencoba memotong meski dengan memelas. Neneknya adalah orang tuanya satu-satunya. Dan ia tak pernah menaikkan sedikit pun nada suaranya atau marah pada orang tuanya.“Janga
Baca selengkapnya

Bab 76. I (don't) Love You So

Hendrico tak bisa menahan amarahnya saat tahu jika Sisca datang melabrak Laras di kantornya. Ia sengaja pulang di jam makan siang hanya untuk menemui sang istri.“Kamu udah gila apa! Ngapain kamu sampai datang ke kantor dan marah-marah sama Laras!” hardik Rico begitu ia tiba. Sisca yang baru pulang dari menjemput Kenzi putranya dari sekolah, lantas berdiri menghadapi suaminya.“Kamu yang gila! Gak tanggung-tanggung kamu nyembunyiin selingkuhan kamu di kantor, kenapa gak sekalian kamu bawa ke rumah! Biar aku puas mukulin dia!” tukas Sisca ikut membesarkan suaranya. Rico mengernyit dan mendengus kesal berkali-kali. Ia menggelengkan tak percaya melihat manuver sang istri yang di luar dugaan.“Kamu udah gak waras, kamu gak bisa berpikir dengan tenang!”“Bagaimana aku bisa tenang, Mas? Kamu ngejar perempuan lain di luar sana dan akan menceraikan aku!” balas Sisca membentak.“Ini yang bikin aku gak be
Baca selengkapnya

Bab 77. Aku Tak Mau Terlibat

Pagi hari seharusnya menjadi awal yang baik bagi Dion menuntaskan pekerjaannya hari ini. Beberapa hari yang lalu, ia harus mendapat hantaman masalah soal pekerjaan dan tak cukup hanya itu, ia ikut mendapatkan peringatan. Pertama kalinya dalam tugas, ia diberi peringatan seperti itu cuma akibat gosip yang dibuat jadi nyata.Kali ini, Dion makin harus mengurut dada dan menarik napas panjang. Pasalnya, Dion kemudian mencoba menyelesaikan sisa permasalahan yang membuatnya terkena teguran dengan menelepon Sisca.“Sisca, aku gak ada hubungannya dengan konflik rumah tangga kamu. Jadi tolong jangan seret-seret aku dalam persoalan kamu dan Rico!” ujar Dion masih menjaga nada suaranya agar tak tinggi. Sisca terdengar mulai kesal dengan sikap Dion yang balik tak mendukungnya. Tapi Sisca salah mengira jika Dion bisa ditekan dengan segala keinginannya.“Tapi kamu sudah janji sama aku kalau kamu akan segera menikah sama pacar kamu itu sehingga dia tidak meng
Baca selengkapnya

Bab 78. Mengejar Kebenaran

 Mobil yang dikendarai oleh Andrew tiba di sebuah kawasan perumahan dan vila peristirahatan di Waterville, pinggiran New York. Kawasan itu memiliki danau dan masih terdapat hutan-hutan di sekitarnya.“Kenapa mobil itu kemari?” gumam detektif yang membawa mobil bersama Andrew duduk terus memperhatikan sekitar.“Tempat ini cukup sepi,” jawab Andrew lagi. Detektif yang tengah menyetir mengangguk mengerti.“Berhenti di sini saja,” ujar Andrew memberikan perintah. Mobil pun berhenti dan dari kejauhan tampak mobil yang dikendarai oleh Nyonya Luther berhenti di salah satu rumah paling ujung. Mobil itu berbelok dan menghilang masuk ke dalam pekarangan rumah besar itu.“Tandai lokasinya! Aku mencium sesuatu yang amis di sini!” celetuk Andrew membuat satire.“Contohnya apa?” Andrew makin menggelengkan kepalanya.“Sangat amis, sangat amis!” jawabnya sambil menaikkan kedua alis
Baca selengkapnya

Bab 79. Konspirasi

Tak ada gunanya mengumpat. Dion akhirnya memilih mengalah dengan menjauh dari pintu kamar itu daripada harus mendengar erangan dan desahan yang bersahut-sahutan bersaing dengan kamar lain. Dion bahkan baru menyadari jika hotel itu seperti one short time hotel yang digunakan hanya untuk kencan meskipun cukup mahal.Dion awalnya memilih berdiri sambil bersandar di dinding tak jauh dari kamar tersebut. Seperti sebuah lolongan, suara Helena bahkan masih terdengar oleh Dion meskipun ia sudah berjarak beberapa meter dari pintu.“Uh, kenapa aku jadi ke jebak di sini?” gerutu Dion sendirian sembari mengernyit keheranan sehabis mendengar suara seperti itu. Beberapa tamu sempat lalu lalang di dekatnya. Layaknya anak baik, Dion merapat ke dinding dan diam saja. Orang-orang itu keluar masuk ke dalam kamar, masuk ke dalam lift atau berciuman di koridor.Dion pun memilih berjongkok sampai akhirnya duduk di lantai. Ternyata satu jam milik Andrew Miller melebihi dar
Baca selengkapnya

Bab 80. Kala Dunia Meragukan Cintamu

Keduanya begitu kesal melihat kenyataan bahwa hasil penyelidikan mereka mengerucut pada satu nama yang dikira publik selama ini adalah korban. Edgar Luther ternyata belum tewas dan malah bersembunyi di Waterville.“Sudah kuduga bajingan itu mempermainkan Polisi. Dasar brengsek!” umpat Andrew kesal bukan main.  Dion juga sangat marah melihat kenyataan itu. Selama nyaris empat bulan, Venus harus hidup dalam ketakutan dan pengawalan ketat gara-gara tak sengaja menjadi saksi mata.“Untuk apa dia melakukan ini? Apa motifnya? Apa dia juga yang sudah meneror Venus selama ini?” tanya Dion dengan kecemasan yang tergurat jelas di wajahnya.“Kita harus tangkap bajingan itu! setelah itu baru kita tahu apa motifnya memalsukan kematian seperti ini. Aku akan mendapatkan ijin penggalian kembali makam Edgar sehingga kita punya bukti dia memalsukan kematiannya. Setelah itu surat penangkapan baru bisa keluar lalu NYPD bisa mengirim tim untuk mema
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
35
DMCA.com Protection Status