Home / Romansa / Tertawan Cinta Bodyguard Tampan / Kabanata 91 - Kabanata 100

Lahat ng Kabanata ng Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Kabanata 91 - Kabanata 100

346 Kabanata

Bab 91. Kamu Kekasihku, Aku Kekasihmu ...

Setelah keluar dari kamar Dion, Claire menarik lengan suaminya Arjoona untuk berbicara agak jauh dari Rei dan Andrew. Wajah Claire tampak tak tenang dan ia sudah menghela napasnya beberapa kali.“Ada apa, Sayang?” tanya Arjoona sedikit heran.“Aku harus gimana, Joona? Kita gak mungkin diam saja kan!” ungkap Claire dengan raut wajah cemas. Ia sudah tak tenang semenjak mendapatkan kabar jika Dion kecelakaan kala mengejar tersangka utama kasus yang menimpa Venus.“Jadi kita harus bagaimana?” Arjoona makin mendekat dan separuh berbisik.“Kita harus bicara jujur sama Dion. Kita harus cerita!”“Tapi gak mungkin sekarang kan? Dia baru kecelakaan!” sanggah Joona mencoba untuk menahan Claire. Claire menghela napas lebih panjang dan berat. Ia berpikir sejenak sambil menggigit bibir bawahnya.“Aku takut banget saat tahu Dion seperti ini karena dicelakai oleh seseorang. Bagaimana kalau dia gak selamat? Dia gak akan pernah tahu kebenaran soal keluarganya. Dan rasa bersalah ini akan terus menghantu
Magbasa pa

Bab 92. Menunda Pulang

“Jika sudah dimengerti, tolong tanda tangan di sini!” ujar staf kedutaan yang datang menemui Dion. Ia menyodorkan dokumen laporan yang berisi penjelasan dan sanksi yang harus diterima Dion karena tindakannya ikut dalam penangkapan Edgar Luther.Dion membubuhkan tanda tangannya disaksikan oleh Arjoona, Andrew dan Rei yang berada di sana. Dokter yang merawat Dion yaitu dr. Arnold Seinberg juga diminta oleh Arjoona untuk mengajukan waktu terapi khusus agar Dion baru bisa kembali ke Indonesia setelah dia benar-benar pulih.“Aku harus pastikan jika pekerjaannya sebagai Polisi di Indonesia tidak terganggu,” tukas Arjoona pada staf itu.“Tidak. Ini hanya sanksi administratif saja. Dia bisa mengajukan kenaikan pangkat secara reguler sesuai aturan yang berlaku di Indonesia tapi untuk promosi khusus tidak lagi karena sudah dibatalkan,” jelas staf itu lagi lalu menyimpan dokumen yang ditandatangani oleh Dion. Arjoona pun mengangguk dan Dion hanya memberikan senyuman sebisanya pada staf itu dan m
Magbasa pa

Bab 93. Ayah ...

BEBERAPA JAM SEBELUMNYAVenus Harristian baru masuk ke kamar Dion dengan wajah tersenyum bahagia. Ia baru saja menerima penghargaan dari IFPI (International Federation Phonographic Industry) sebagai penyanyi terbaik tahun ini. selain itu, Venus telah merampungkan album untuk perayaan Natal di akhir tahun nanti.Ia membawa berita baik itu masih dengan balutan dress yang sama dari acara yang baru saja ia ikuti. Ia bahkan memperlihatkan piala penghargaan yang diberikan pada Dion.“Wow, selamat, Ven!” ucap Dion ikut menerima pelukan dari Venus yang juga mencium kedua belah pipinya.“Aku tahu jika kamu adalah yang terbaik. Selamat sekali lagi, Sayang. Kamu berhak mendapatkannya,” tambah Dion masih merangkul pinggang Venus. Venus begitu bahagia dan mencumbu Dion beberapa saat sambil masih tersenyum.“Terima kasih, Mas!”“Iya, Sayang.” Dion masih membalas cumbuan Venus beberapa saat meskipun ia masih
Magbasa pa

Bab 94. Ku Tahu Seperti Apa Warna Cinta

Steven Juliandra baru saja pulang dari kantornya mengendarai mobil sedan miliknya bersama istri dan bayinya yang baru berusia satu tahun. Meskipun lelah, Steven bahagia bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa menghabiskan waktu bersama dua orang yang paling ia cintai. Masalah begitu pelik menerpa keluarga Winthrop dan Steven nyaris berada 24 jam mengekori Gerald Winthrop selama ini.“Huff, rasanya masalah pelik ini gak akan selesai dalam waktu dekat, Sayang. Sekarang Arjoona malah menghilang begitu saja. Aku rasa ini saatnya kita pindah dari rumah yang sekarang. Aku takut kamu dan Dion malah diteror orang-orang Keith Barnett juga,” ucap Steven sambil mengendarai mobilnya.Malam sudah lebih dingin dan jalanan memang agak sepi. Steven sengaja tak memasuki jalan utama agar tak begitu kentara ia sedang membawa Anggi yang selama ini ia sembunyikan sebagai istrinya.“Apa kamu yakin Keith Barnett adalah dalang dari semua ini?” tanya Anggi yang duduk di bangku penumpang depan. Steven menganggu
Magbasa pa

Bab 95. Mari Pulang

Venus melangkah keluar kamar seolah separuh nyawanya menguap ke udara. Ia tak bisa menjelaskan rasanya. Tapi firasat Venus semakin lama semakin kuat. Masih bolehkah ia menegakkan kepalanya pada Dion saat ini? Sementara ibunya Claire langsung menangis tersedu di luar kamar.Bukan kelegaan yang didapat oleh Claire melainkan rasa sakit karena melihat Dion terluka. Arjoona hanya bisa memeluk dan menenangkan Claire yang tak henti menanggung dosa-dosa Winthrop di masa lalunya.Venus berbalik pada ayah dan ibunya. Dengan kedua tangannya yang saling berkait dan berasa dingin seperti es, Venus mendekat untuk bicara.“Mengapa terjadi seperti ini, Mom ...” tanya Venus pelan. Claire tak sanggup menatap Venus dan ia terus menangis. Arjoona lalu sedikit menyampingkan sisi tubuhnya meski masih memeluk sang istri.“Sayang, tolong jangan berkata seperti ini dulu. Kita bisa bicarakan nanti ...”“Apa benar keluarga kita juga membunuh? Ap
Magbasa pa

Bab 96. Saat Cintamu Pergi ...

“Aku harus segera kembali ke Indonesia, dokter. Nenekku sedang sakit,” ujar Dion dengan wajah tanpa senyum meminta ijin keluar. Dr. Seinberg menghela napas panjang.“Masa terapi-mu masih berlangsung, Tuan Juliandra.”“Aku tahu, bisakah aku melakukannya di negaraku?” dr. Seinberg agak sedikit ragu dan berdecap.“Aku tidak merekomendasikan penerbangan dalam waktu lama untukmu. Kamu bahkan belum boleh duduk terlalu lama.”“Aku mohon dokter!“Berapa lama waktu tempuh sampai ke negaramu?” tanya dokter itu lagi.“Sekitar 16-18 jam!” dr. Seinberg langsung menggelengkan kepalanya. Dion tak menyerah. Ia terus mendesak agar diizinkan untuk pergi.“Aku akan tetap pergi meski tak ada izin sama sekali. Tolong ... jangan buat aku seperti tahanan kabur!” ucap Dion lagi dengan tegas. Dr. Seinberg tak punya pilihan. Dion rela mengambil risiko dengan perjalanannya
Magbasa pa

Bab 108. Aku Siap Melepasmu

Dion memperlihatkan video dari ponselnya yang menunjukkan hubungan mesra Rico dan Laras pada orang tua Laras. Pak Angsana yang melihat sempat menarik napas panjang dan menoleh pada istrinya yang berangsur mengernyitkan keningnya.“Kamu dapat ini dari mana?” tanya Pak Angsana pada Dion.“Sewaktu saya masih di New York, ada anggota yang dapat tugas ke Bogor kota. Jadi sewaktu anggota itu menepi di rest area, dia ketemu Laras. Tapi Laras ndak kenal ...”“Jadi dari mana dia tahu itu Laras?” potong Pak Angsana pada Dion.“Anggota saya selalu melihat foto Laras di atas meja kerja saya di Polres, Pak. Jadi, dari situ mereka hafal wajah Laras. Begitu bertemu, mereka cek plat mobilnya dan mobil itu milik Rico, teman saya. Diikuti sampai lingkar puncak, mereka berhenti di vila dan video itu di rekam,” jelas Dion pada Pak Angsana.“Berarti anggota kamu kena pasal UU ITE dong?”“Gak diseb
Magbasa pa

Bab 97. Semua Akan Baik-Baik Saja Kan?

Tiba di hotel, Kyle dan Edward tidak meninggalkan Dion sama sekali. Mereka akhirnya ikut menjaga dengan menginap di kamar Dion. Kyle dan Edward ingin menghabiskan waktu yang hanya tinggal beberapa jam lagi sebelum Dion berangkat kembali ke Indonesia.“Apa kamu tidak akan kembali lagi kemari, Pak?” tanya Edward pada Dion yang baru melepaskan sepatunya. Kyle bahkan membantu Dion melepaskan sepatu karena sebelah lengannya masih belum bisa digerakkan.“Kontrakku sudah selesai,” jawab Dion singkat lalu membuka topi pet dan mengucek rambutnya sekilas. Dion lalu memundurkan posisinya untuk duduk di atas ranjang sambil menyilangkan kedua kakinya.“Kenapa kalian tidak pulang? Aku bisa melakukannya sendiri,” ujar Dion dengan nada pelan.“Bolehkah kami di sini saja, Pak? Kami tidak akan mengganggu.” Dion tersenyum pada permintaan Kyle dan Edward lalu mengangguk.“Sebaiknya kamu tidur dulu sebentar, Pak. Pe
Magbasa pa

Bab 98. Menghilang Tanpa Bahasa

“Aku bawakan nasi juga buat kamu, Mas. Kamu pasti kangen sama nasi ya?” Venus tersenyum cantik lalu memperlihatkan semangkuk nasi panas yang masih mengepul untuk Dion. Dion langsung semringah dan menunduk malu.“Wah, malam-malam dingin begini dikasih nasi sama bidadari, enak banget!” sahut Dion menimpali tak bisa menutupi rasa bahagianya. Venus makin tersenyum kala Dion melingkarkan sebelah lengan ke pinggangnya saat Venus mengambil nasi itu untuk diletakkan di piring Dion.“Kamu gak makan nasi ya?” tanya Dion saat melihat Venus tak meletakkan makanan yang sama di piringnya.“Hhmm ... aku makan nasi, Mas. Kadang-kadang, kalau Daddy yang masak! Hehehe!” jawab Venus lalu meletakkan beberapa lauk yang ia buat berdasarkan resep sang ayah.“Lho ... aku pikir kamu masih orang Indonesia ...” celetuk Dion menggoda Venus.“Sedikit ...” Venus memberikan gambaran dengan ukuran dua jarinya
Magbasa pa

Bab 99. Wahai Pintu Hati, Terbukalah Lagi

Saat Venus tengah diperiksa oleh dr. Nathan, Rei keluar dari kamar untuk menemui Kyle dan Edward baru tiba.“Kalian dari mana?” tanya Rei berniat mempertanyakan pengamanan yang seharusnya dilakukan untuk Venus.“Maafkan kami, Tuan Harristian. Kami baru saja pulang dari bandara untuk mengantarkan Ketua Juliandra pulang kembali ke negaranya,” jawab Kyle dengan nada rendah. Rei menghela napas panjang dan tak jadi bersikap kesal ingin memarahi keduanya.“Apa yang terjadi? Mengapa dia tiba-tiba pulang begitu saja?” selidik Rei masih dengan sikapnya yang masih serius.“Ketua Juliandra mendapat telepon dari keluarganya yang mengatakan jika Neneknya terkena serangan jantung dan sekarang sedang di rumah sakit. Kabar terakhir yang kami tahu, Neneknya juga akan dioperasi hari ini, Tuan,” jawab Edward menjelaskan pada Rei.Entah mengapa, Rei sedikit menarik napas lega. Bukan karena ia senang jika ada pada masalah
Magbasa pa
PREV
1
...
89101112
...
35
DMCA.com Protection Status