Semua Bab Mantan Istri Jadi Konglomerat: Bab 81 - Bab 90

230 Bab

Bab 81

Hasilnya segera didapatkan.Jevin bergolongan darah O, Winda bergolongan darah A, tapi Yoshi bergolongan darah B.Ini membuktikan bahwa Yoshi tidak mungkin anak Jevin.Steve mendapatkan sampel darah anak Winda ketika baru lahir, Steve terdiam dan berkata, "Rumah sakit membuktikan anak yang dilahirkan Nona Winda bergolongan darah O, tapi Yoshi bergolongan darah B. Darah Yoshi nggak sesuai dengan sampel darah.""Bisa jadi anak itu tertukar secara nggak sengaja atau ada yang sengaja menukarnya."Wajah Josan tegas, bulu matanya cekung dan tulang jarinya agak putih.Winda tidak berbohong."Lanjut selidiki."Perintah Josan dengan suara pelan.Steve mengangguk, dia juga terkejut ketika masalah ini bisa dibalik lagi!Dia mengerutkan bibir dan berbicara dengan ragu-ragu."Selain itu, kudengar Winda menderita depresi berat saat baru pergi ke luar negeri. Semua uangnya ditipu orang, jadi dia bekerja di grup tari. Tapi ...."Depresi berat?Josan mengernyit.Dia sama sekali tidak tahu.Rumah Keluar
Baca selengkapnya

Bab 82

Nancy tersenyum tipis, Logan benar-benar terlalu antusias.Logan berada di sana sampai Yohano pulang, ketika diajak makan malam bersama, Logan langsung setuju dan pergi setelah selesai makan.Yohano melihat dia dengan ekspresi puas.Sepertinya Nancy akhirnya bisa membuka mata untuk melihat dunia!"Logan itu lumayan, tapi kamu belum cukup mengenal dia. Pelan-pelan saja."Otot pipi Nancy pegal karena tertawa."Ayah, kami baru saja berkenalan, kami hanya berteman ...."Berapa kali Logan mengatakan dia menyukai Nancy, apa Nancy akan memercayainya?Yohano tersenyum tanpa mengatakan apa pun lalu naik ke atas untuk melaporkan masalah tersebut kepada istrinya!Setelah beristirahat di rumah selama beberapa hari, cedera kaki Nancy berangsur pulih.Yessa meneleponnya dari waktu ke waktu untuk bergosip.Dini hari.Dia menerima panggilan telepon dari Yessa pagi-pagi sekali, dia menjawab dengan mengantuk."Nona Yessa, apa kamu bangun pagi-pagi sekali?"Yessa terkekeh, dia sedikit tidak sabar."Biar
Baca selengkapnya

Bab 83

Orang yang duduk di kursi pengemudi melintas di depan Nancy.Nancy tidak bisa melihat seluruh wajahnya dengan jelas, tapi rambut hitam keriting dan tahi lalat di pipinya sangat mencolok.Wajah Nancy menjadi sangat pucat sehingga dia tidak punya waktu untuk ragu dan berlari dengan panik."Kakek, Nenek ...."Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi nomor darurat dengan suara gemetar, lalu menelepon polisi dengan suara yang tenang dan jelas.Namun, dia bisa merasakan telapak tangannya berkeringat, kepanikan menyebar ke sekujur tubuhnya, membuat dia tidak bisa mengendalikan kesedihan yang tiba-tiba itu.Lalu, dia menelepon Josan.Namun, tidak ada yang menjawab.Dia langsung menggunakan koneksi Keluarga Lington untuk mencari dokter terbaik dan mengikuti mereka ke ruang gawat darurat.Dia sedikit gemetar, menelepon Josan lagi dan akhirnya terjawab.Namun, yang menjawab bukanlah Josan.Suara Winda menawan dan genit."Nona Nancy, kamu begitu nggak tahu malu, kenapa masih mengganggu Josan? Kalia
Baca selengkapnya

Bab 84

Mereka berada di rumah sakit yang sama.Josan sedang tidak berminat untuk mengurus Winda.Dia pergi ke ruang gawat darurat dengan ekspresi khusyuk dan gugup.Bulu mata Nancy yang tebal terkulai di depan pintu dan wajahnya pucat, tapi dia tetap berdiri dan mendengarkan dengan cermat rencana perawatan dokter.Josan mendekat dengan wajah berwibawa dan aura dingin."Bagaimana kondisinya?"Nancy melirik dia, dia tentu saja juga melihat Winda di belakang Josan, dia tidak mengatakan apa pun.Dokter menjelaskan situasinya secara rinci."Kondisi pasien sangat kritis, terutama Pak Harto. Dia sudah tua, tulangnya rapuh, banyak tulang yang patah dan terjadi pendarahan dalam. Luka dia lebih serius.""Kondisi Bu Nasmi lebih mendingan, tapi kepalanya terhantam dan masih dalam keadaan koma dan lagi dioperasi."Wajah Josan gelap dan muram, pupil matanya menyusut, bibir tipisnya mengerucut dingin, dia langsung memanggil direktur rumah sakit."Cari dokter terbaik untuk operasi ...."Dokter di depannya me
Baca selengkapnya

Bab 85

"Josan, aku merasa nggak enak badan. Kepalaku sakit ...."Suaranya manja dan sedih.Josan mengerutkan kening lalu tanpa sadar menatap Nancy di sebelahnya.Ada cahaya jernih di mata Nancy, dengan sedikit aura dingin seperti lagi menonton pertunjukan bagus, tanpa kemarahan atau kecemburuan.Hati Josan agak panik, dia langsung mendorong Winda menjauh dan berkata dengan nada tidak sabar."Kembalilah kalau kamu merasa nggak enak badan, nggak ada yang suruh kamu tunggu di sini."Winda menitikkan air mata, menunduk dan menggigit bibir, seolah-olah dia sudah dianiaya dengan parah.Polisi melihat kejadian ini dengan heran.Dia menanyakan beberapa pertanyaan lagi kepada Nancy, Nancy menjawab dengan jujur.Nancy bertanya, "Apa di jalan itu ada kamera pemantauan?""Mobil sudah kami temukan, itu mobil berpelat palsu, seharusnya sudah lama dibuang.""Kamera pemantau di pintu rusak. Saat kami melihat kamera pemantau di persimpangan, dia memakai topi dan masker, jadi kami nggak bisa melihat wajahnya d
Baca selengkapnya

Bab 86

Detik berikutnya.Merasakan suhu yang asing, Nancy menegakkan tubuh, menyeka air mata dan menghindari tangan besar itu.Dia menjaga jarak.Wajah Josan muram.Dokter mendorong pasien ke unit perawatan intensif, tapi operasi Harto belum selesai.Namun, menurut dokter, operasinya sukses, tinggal lihat kondisi selanjutnya.Nancy menghela napas lega.Hatinya akhirnya sedikit rileks.Kalau terjadi sesuatu pada Nasmi dan Harto, dia tidak akan bisa memaafkan dirinya.Sebelum pulang, dia pergi ke kamar mandi.Dia mendengar suara Yaniti di telepon yang lagi mengeluh."Wanita tua itu akhirnya sekarat, dia masih di unit perawatan intensif. Kuharap dia nggak bisa bertahan sampai besok.""Aku belum lupa bagaimana dia mengkritik dan meremehkanku ketika aku baru saja menikah. Sekarang dia selalu bilang aku nggak sebaik Lania dalam segala hal. Kenapa dia nggak mati dalam kecelakaan mobil ini? Aku rasanya mau cabut langsung selangnya ...."Mata Nancy menjadi suram, hatinya tiba-tiba terasa dingin.Dia p
Baca selengkapnya

Bab 87

Di bangsal.Winda menelepon dengan panik beberapa kali sebelum seseorang menjawab."Putriku sayang, aku sudah bereskan urusanmu. Persis di seberang PT Elang Terbang. Ibu menguntit beberapa hari sebelum menemukan kesempatan untuk menyingkirkan kedua orang tua itu. Jangan lupa transfer uang pada Ibu!"Ketika Winda mendengar ini, pandangannya menjadi gelap, dia kehilangan semua harapan. Dia menggertakkan giginya dengan marah."Mereka adalah kakek dan neneknya Josan, pendiri Grup Clinton! Habislah kamu ...."Dia tidak pernah menyangka wanita tua yang berpakaian biasa-biasa saja dan berpenampilan seperti perawat pribadi itu ternyata adalah nenek Josan.Dia benar-benar gila saat itu!Wanita itu terdiam beberapa saat, lalu nadanya menjadi tajam."Kita yang melakukannya bersama-sama. Kamu hanya memberiku selembar foto, kamu nggak bilang identitas dia. Kalau kamu nggak memberiku uang, aku akan menyerahkan diri, kamu juga nggak bisa melarikan diri!"Winda sedikit ketakutan saat mendengarnya, jad
Baca selengkapnya

Bab 88

Winda tersenyum bahagia, lalu mengeluarkan selembar cek dari tasnya dan menyodorkannya ke hadapan Nancy.Kemudian dia menunjukkan ekspresi jijik dan memandang Nancy dengan arogan."Aku tahu kamu butuh uang, ambil dua miliar ini dan pergi dari sini.""Kuharap kamu bisa menghilang seperti mati dan nggak pernah muncul lagi. Kamu hanyalah karyawan kecil yang berstatus sosial rendah. Dalam berapa kehidupanmu, baru kamu bisa menghasilkan dua miliar?"Nancy mengerutkan bibir dan memandang Winda dengan acuh tak acuh, dia menahan emosinya dengan kuat, wajahnya sangat sengit."Ini uang pemberian Josan? Beraninya kamu menggunakan dua miliar untuk mempermalukan dirimu? Kamu benar-benar belum pernah melihat dunia."Dia melirik cek itu lalu berdiri dengan sikap merendahkan. Dia perlahan-lahan merobek cek itu dan melemparkannya ke wajah Winda. Suaranya sangat dingin."Winda, menjauhlah dariku, aku takut aku nggak tahan diri dan membunuhmu!"Winda tertegun lalu berdiri dengan marah, wajahnya pucat dan
Baca selengkapnya

Bab 89

Air matanya mengalir deras, dia berpura-pura ingin melompat dari balkon.Detik berikutnya.Seorang pria segera mendekat, memegang lengannya dan menariknya dengan kasar."Winda jangan berpikiran pendek, kamu masih punya Kak Josan dan Yoshi ...."Winda menangis tersedu-sedu dan jatuh ke pelukan Ranio.Ranio memandang luka Winda dengan prihatin dan menatap Nancy dengan tegas."Kamu wanita yang kejam. Winda begitu baik hati, jadi kamu menindasnya seperti ini? Apa kamu nggak tahu malu?"Nancy mendongak dan mencibir."Aku kejam? Apa Pak Ranio sudah menyelesaikan masalah sendiri jadi datang ikut campur urusan orang? Kalau orang nggak tahu, dia akan mengira Winda adalah kekasih gelapmu!"Wajah Ranio menjadi pucat karena marah, dia menatapnya dengan gigi terkatup."Kamu wanita yang kejam. Aku melihatmu menyakiti orang. Aku akan panggil polisi!"Dia berkata lalu mengeluarkan ponselnya.Nancy menatapnya dengan acuh tak acuh.Tidak ada sepatah kata pun yang terucap.Tiba-tiba terdengar langkah kak
Baca selengkapnya

Bab 90

Josan menatapnya dengan dingin, nadanya tanpa kehangatan."Anak yang dikandung Nancy ditabrak mati oleh Winda. Bukankah sudah seharusnya dia membenci Winda?"Singkatnya, Ranio benar-benar tercengang.Dia berdiri dengan kaku, seperti dipukul kepalanya dengan tongkat."Mana mungkin ...."Dia belum pernah mendengar Winda membicarakan hal itu.Josan membuang muka, tenggorokannya sedikit tergulir dan nadanya sedikit lebih dingin."Aku tetap mengatakan hal yang sama, jangan ikut campur urusan orang."Dia berdiri, menyesuaikan kancing jasnya dan berkata lagi dengan acuh tak acuh."Selain itu, bersikaplah sopan kepada Nancy, kalau nggak, jangan salahkan aku bermusuhan denganmu."Nada suaranya tertahan dan asing. Sejak Ranio bersikap kasar kepada Nancy di bar terakhir kali, dia dengan sengaja menjauhkan diri dari Ranio.Ranio duduk dengan tatapan kosong dan memperhatikan Josan pergi.Dia belum pernah bersikap seperti ini pada Ranio, Ranio menyadarinya dan merasa sedikit panik.....Sore hari.M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
23
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status