Detik berikutnya.Merasakan suhu yang asing, Nancy menegakkan tubuh, menyeka air mata dan menghindari tangan besar itu.Dia menjaga jarak.Wajah Josan muram.Dokter mendorong pasien ke unit perawatan intensif, tapi operasi Harto belum selesai.Namun, menurut dokter, operasinya sukses, tinggal lihat kondisi selanjutnya.Nancy menghela napas lega.Hatinya akhirnya sedikit rileks.Kalau terjadi sesuatu pada Nasmi dan Harto, dia tidak akan bisa memaafkan dirinya.Sebelum pulang, dia pergi ke kamar mandi.Dia mendengar suara Yaniti di telepon yang lagi mengeluh."Wanita tua itu akhirnya sekarat, dia masih di unit perawatan intensif. Kuharap dia nggak bisa bertahan sampai besok.""Aku belum lupa bagaimana dia mengkritik dan meremehkanku ketika aku baru saja menikah. Sekarang dia selalu bilang aku nggak sebaik Lania dalam segala hal. Kenapa dia nggak mati dalam kecelakaan mobil ini? Aku rasanya mau cabut langsung selangnya ...."Mata Nancy menjadi suram, hatinya tiba-tiba terasa dingin.Dia p
Di bangsal.Winda menelepon dengan panik beberapa kali sebelum seseorang menjawab."Putriku sayang, aku sudah bereskan urusanmu. Persis di seberang PT Elang Terbang. Ibu menguntit beberapa hari sebelum menemukan kesempatan untuk menyingkirkan kedua orang tua itu. Jangan lupa transfer uang pada Ibu!"Ketika Winda mendengar ini, pandangannya menjadi gelap, dia kehilangan semua harapan. Dia menggertakkan giginya dengan marah."Mereka adalah kakek dan neneknya Josan, pendiri Grup Clinton! Habislah kamu ...."Dia tidak pernah menyangka wanita tua yang berpakaian biasa-biasa saja dan berpenampilan seperti perawat pribadi itu ternyata adalah nenek Josan.Dia benar-benar gila saat itu!Wanita itu terdiam beberapa saat, lalu nadanya menjadi tajam."Kita yang melakukannya bersama-sama. Kamu hanya memberiku selembar foto, kamu nggak bilang identitas dia. Kalau kamu nggak memberiku uang, aku akan menyerahkan diri, kamu juga nggak bisa melarikan diri!"Winda sedikit ketakutan saat mendengarnya, jad
Winda tersenyum bahagia, lalu mengeluarkan selembar cek dari tasnya dan menyodorkannya ke hadapan Nancy.Kemudian dia menunjukkan ekspresi jijik dan memandang Nancy dengan arogan."Aku tahu kamu butuh uang, ambil dua miliar ini dan pergi dari sini.""Kuharap kamu bisa menghilang seperti mati dan nggak pernah muncul lagi. Kamu hanyalah karyawan kecil yang berstatus sosial rendah. Dalam berapa kehidupanmu, baru kamu bisa menghasilkan dua miliar?"Nancy mengerutkan bibir dan memandang Winda dengan acuh tak acuh, dia menahan emosinya dengan kuat, wajahnya sangat sengit."Ini uang pemberian Josan? Beraninya kamu menggunakan dua miliar untuk mempermalukan dirimu? Kamu benar-benar belum pernah melihat dunia."Dia melirik cek itu lalu berdiri dengan sikap merendahkan. Dia perlahan-lahan merobek cek itu dan melemparkannya ke wajah Winda. Suaranya sangat dingin."Winda, menjauhlah dariku, aku takut aku nggak tahan diri dan membunuhmu!"Winda tertegun lalu berdiri dengan marah, wajahnya pucat dan
Air matanya mengalir deras, dia berpura-pura ingin melompat dari balkon.Detik berikutnya.Seorang pria segera mendekat, memegang lengannya dan menariknya dengan kasar."Winda jangan berpikiran pendek, kamu masih punya Kak Josan dan Yoshi ...."Winda menangis tersedu-sedu dan jatuh ke pelukan Ranio.Ranio memandang luka Winda dengan prihatin dan menatap Nancy dengan tegas."Kamu wanita yang kejam. Winda begitu baik hati, jadi kamu menindasnya seperti ini? Apa kamu nggak tahu malu?"Nancy mendongak dan mencibir."Aku kejam? Apa Pak Ranio sudah menyelesaikan masalah sendiri jadi datang ikut campur urusan orang? Kalau orang nggak tahu, dia akan mengira Winda adalah kekasih gelapmu!"Wajah Ranio menjadi pucat karena marah, dia menatapnya dengan gigi terkatup."Kamu wanita yang kejam. Aku melihatmu menyakiti orang. Aku akan panggil polisi!"Dia berkata lalu mengeluarkan ponselnya.Nancy menatapnya dengan acuh tak acuh.Tidak ada sepatah kata pun yang terucap.Tiba-tiba terdengar langkah kak
Josan menatapnya dengan dingin, nadanya tanpa kehangatan."Anak yang dikandung Nancy ditabrak mati oleh Winda. Bukankah sudah seharusnya dia membenci Winda?"Singkatnya, Ranio benar-benar tercengang.Dia berdiri dengan kaku, seperti dipukul kepalanya dengan tongkat."Mana mungkin ...."Dia belum pernah mendengar Winda membicarakan hal itu.Josan membuang muka, tenggorokannya sedikit tergulir dan nadanya sedikit lebih dingin."Aku tetap mengatakan hal yang sama, jangan ikut campur urusan orang."Dia berdiri, menyesuaikan kancing jasnya dan berkata lagi dengan acuh tak acuh."Selain itu, bersikaplah sopan kepada Nancy, kalau nggak, jangan salahkan aku bermusuhan denganmu."Nada suaranya tertahan dan asing. Sejak Ranio bersikap kasar kepada Nancy di bar terakhir kali, dia dengan sengaja menjauhkan diri dari Ranio.Ranio duduk dengan tatapan kosong dan memperhatikan Josan pergi.Dia belum pernah bersikap seperti ini pada Ranio, Ranio menyadarinya dan merasa sedikit panik.....Sore hari.M
Tiba-tiba, dia merasa kasihan pada Nancy yang seperti ini.Nancy ingin mendorong Logan menjauh, dia tidak ingin terlalu dekat dengan Logan, tapi dia tidak bisa mengerahkan kekuatan di tangannya, jadi dia hanya menggerutu.Suasana di sekitar berisik, Logan tidak mendengar apa yang dia katakan dengan jelas, jadi dia mencondongkan tubuh ke depan dan mendekatkan telinganya."Apa katamu?"Detik berikutnya.Nancy menggigit telinganya dengan keras, seperti kelinci kecil yang menggigit untuk melampiaskan amarahnya.Logan tercengang, tapi begitu dia merasa sakit, Nancy melepaskannya.Matanya yang berkabut berkedip-kedip, dia bergumam dengan marah."Sialan Josan, kugigit kamu sampai mati!"Logan tertegun, tatapan rumit muncul di matanya.Apakah dia salah mengenali orang?Dia mengerucutkan bibirnya, "Nancy, biar aku yang menjagamu, oke?"Dia melihat sisi wajah Nancy yang halus dan berkilau lalu tanpa sadar ingin menunduk dan mendekati.Namun, detik berikutnya.Tiba-tiba serangan dahsyat datang da
Mata Josan jadi lebih suram dan tajam, bibir tipisnya terkatup rapat.Dia memandang Nancy yang tidak responsif, acuh tak acuh dan menjaga jarak.Yessa pergi bersamanya.Melihat Logan tidak mengejar, Josan merasa lega.Dia menatap Logan dengan tegas, suaranya dingin dan menakutkan."Pak Logan, jangan mengincar istri orang atau kamu akan menanggung akibatnya."Logan terkekeh dan membantah tanpa rasa takut."Mantan istri."Aura keduanya berimbang, sulit untuk menentukan pemenangnya.Josan menyipitkan mata dengan sengit, lalu perlahan tersenyum."Mantan istriku juga wanitaku. Kamu hanya sedikit mirip denganku jadi dia melirikmu. Haha, hanya seorang pengganti."Dia mengangkat alisnya, menunjukkan rasa jijik secara langsung.Logan menyipitkan mata sejenak.Rasa dingin muncul tiba-tiba.Dia datang karena ada urusan penting. Orang itu masih menunggunya di ruangan di atas. Seseorang turun untuk mengundang, Logan berbalik dan pergi tanpa ragu-ragu.Josan melonggarkan kerah baju dan duduk di temp
"Wajar kalau dia membenciku, tapi dia memang mencintaiku, aku harus berinisiatif. Dia akan memaafkan aku kalau merasa nggak tega!"Brandon mau tidak mau menyela."Kak, jangan bermimpi, mana mungkin sesederhana itu?"Josan berdiri dengan percaya diri dan memandangnya dengan merendahkan."Kamu nggak tahu apa-apa!"Dia berkata dan melangkah keluar dengan cepat.Brandon tertegun dan menggelengkan kepala.Dia tidak mengerti, tapi dia tahu Josan harus berurusan dengan Winda si pihak ketiga dulu!Sayangnya Josan tidak menyadari poin pentingnya.Setelah beberapa hari.Nancy pergi ke Kota Suno untuk menghadiri forum internasional sekalian menganalisis sebuah proyek.Nancy mengajak orang ke hotel, tapi tanpa diduga dia melihat Josan juga mengajak orang ke sana.Kamar suite yang berbeda di lantai yang sama.Dia berpura-pura tidak melihat Josan dan kembali ke kamarnya untuk mengemas barang.Mata Josan suram, dia ragu untuk berbicara.Segera.Bel pintu berbunyi.Lina Sario, asisten wanita yang meng
Anne putus asa dan berkali-kali mendatangi Yaniti, tapi ditolak.Terakhir kali dia meminta bantuan Yaniti, dia merasa tidak senang karena Yaniti menolak.Dia sepertinya ditinggalkan.Dengan enggan Anne langsung pergi ke Grup Clinton.Namun, asisten Josan menghentikannya di luar, dia menunggu sepanjang pagi tapi tidak bertemu Josan.Linda tidak ada pekerjaan, jadi dia pergi ke perusahaan untuk belajar dan menghabiskan waktu.Dia terkejut ketika melihat Anne."Nona Anne?"Anne tersenyum bahagia saat melihat Linda."Linda, aku dengar kamu bekerja di perusahaan, aku tahu kamu memang cakap."Linda tersenyum, "Aku ingin membuktikan bahwa aku nggak lebih buruk dari orang lain."Logan menyukai Nancy, bukankah karena menyukai kemandiriannya?Linda juga bisa melakukannya!Anne menunduk dan menghela napas."Aku sangat iri padamu. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Keluarga kami hampir sengsara karena menyinggung Nancy ...."Mata Linda membelalak kaget.Setelah mendengar perkataan Anne, di
Dia bahkan tidak memikirkannya, dengan situasi Keluarga Tisman saat ini, Keluarga Tisman tidak bisa menahan badai apa pun.Begitu bangkrut, Anne tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk Keluarga Clinton. Dia benar-benar berpikir dia bisa membuat Nancy mati keki?Hehe ....Nancy membungkuk dan masuk ke dalam mobil, dia mengabaikan Anne di luar.Yosua mendengus dari samping."Apakah ini wanita yang disukai mantan suamimu?"Nancy mengangkat alis dan menatapnya tapi tidak berkata apa-apa.Yosua terlihat sangat pengertian dan mau tidak mau berkata."Siapa yang nggak tahu tentang kalian? Tapi, aku selalu mendukungmu. Gadis barusan itu nggak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Betapa butanya seorang pria kalau memilih dia!"Nancy yang duduk di belakang berkata dengan nada ringan dan tidak ada emosi yang terdengar."Saat kita bertemu Bu Jesny, belum terlambat bagi kamu untuk bermulut manis."Yosua, "...."Baiklah, wanita ini benar-benar berpikiran jernih.Jesny, direktur Grup Jelita, juga meru
Anne terpaksa datang mencari Nancy, biarpun sangat enggan.Nancy melirik jam tanpa fluktuasi emosi."Aku sedang terburu-buru, lain kali saja."Dia berkata dan berjalan keluar.Yosua maju selangkah sambil mengedipkan mata dan memblokir Anne untuk dia.Ekspresi Anne berubah dan dia menjadi sedikit marah.Kenapa Nancy begitu mengabaikan dia?Dia mendorong Yosua menjauh dengan kasar.Yosua terhuyung ke depan dan hampir menabrak Nancy. Dia berbalik dan membelalak kaget.Nancy memapah Yosua.Dia melirik Anne dengan ekspresi suam-suam kuku, lalu berkata pada Yosua."Kamu masuk ke mobil dulu."Yosua tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, dia mengepalkan tangan dan menelan emosinya.Dia langsung masuk ke dalam mobil.Lupakan saja, demi Bu Nancy, bersabar saja!Nancy menoleh dan berbicara dengan nada acuh tak acuh."Nona Anne, aku sudah mendengar sedikit tentang urusan keluargamu, tapi aku minta maaf karena kerja sama kita nggak bisa dilanjutkan lagi. Menurutku ini juga keinginanmu dan i
Dia adalah idola unik di industri hiburan.Dia tidak berpakaian dan berbicara sesuai dengan kebutuhan penggemar, dia bahkan memiliki mentalitas memberontak.Nancy curiga latar belakang keluarganya baik, tapi Nancy tidak menyelidikinya.Karena Nancy tidak tertarik.Yosua mengikutinya ke dalam lift, dia melihat buket besar mawar di kantor Nancy dan menyipitkan mata."Pak Logan juga bagus, tapi menurutku semuanya nggak cocok untukmu!"Nancy mengangkat alisnya, "Oh?""Akulah yang paling cocok untukmu. Saat ini, lagi populer wanita berpacaran dengan cowok yang lebih muda."Yosua tersenyum dan menepuk dadanya sebelum merekomendasikan dirinya.Nancy meliriknya tanpa daya."Keluar dan tutup pintunya.""Oh."Yosua bersikap lugas, dia langsung pergi.Aroma bunga mawar yang harum benar-benar membuat suasana hati orang menjadi baik.Tidak butuh waktu lama.Yason mengetuk pintu dan masuk."Anne datang, dia ingin bertemu denganmu!"Nancy mengerucutkan bibirnya sambil memegang cangkir kopi dan terkek
Suasana hening selama beberapa detik.Dia terkekeh pelan, matanya tampak diwarnai lapisan kabut di malam yang gelap, sedikit lembut dan nakal."Bukannya aku berhati lembut. Dia melakukan ini padaku karena kamu, kamu nggak bisa terlepas dari tanggung jawab!"Logan menatapnya dalam-dalam dan tersenyum tanpa daya, seolah-olah dia menuruti Nancy yang bersikap tidak masuk akal."Apa ini salahku juga?"Keduanya saling memandang dan tersenyum, Nancy dengan santai merapikan rambut yang berjatuhan di sekitar telinganya.Logan berdiri, mengeluarkan empat lembar uang merah dari dompetnya, menaruhnya di atas meja dan berkata dengan suara lembut."Bos, jangan masak lagi, aku tinggalkan uangnya di sini, tutup saja kedainya!"Karakter dia tidak memungkinkan dia untuk bersikap perhitungan setelah membuang-buang waktu orang lain.Bosnya tertegun dan berkata, "Hei, makanannya belum siap. Kamu nggak jadi makan?""Nggak, ambil saja, aku sudah menunda waktu pulangmu."Dia tersenyum, mengambil tas untuk Nan
Sopir membuka pintu dan menunggu.Saat penyelenggara melambaikan tangan.Sebelum Linda sempat masuk ke dalam mobil, air dingin tiba-tiba disiramkan ke kepalanya, dia melompat sambil berteriak.Yaniti juga terciprat banyak.Kondisi ibu dan anak perempuannya itu cukup menyedihkan.Linda kaget dan wajahnya pucat. Dia melihat sekeliling dan melihat kedua orang yang sedang berbicara dan tertawa di sudut jalan.Seketika, tubuhnya sedikit gemetar dan matanya sedikit ketakutan.Yaniti dengan marah memaki."Apa yang terjadi, apa-apaan ini?"Penyelenggara meminta maaf sebesar-besarnya dan mengatakan dia tidak tahu apa yang terjadi.Segera, orang yang bertanggung jawab berlari keluar dan meminta maaf."Bu Yaniti, Nona Linda, aku benar-benar minta maaf. Pipa air di lantai atas pecah dan jendela terbuka, sehingga mengalir keluar. Kami akan memberikan kompensasi atas semua kerugian yang kamu alami. Aku minta maaf!"Yaniti sangat marah hingga tidak bisa berhenti memaki-makinya.Penyelenggara memintan
Suasana malam memang sangat menarik, apalagi kalau hanya berduaan.Namun, suasana tiba-tiba terganggu.Tidak tahu siapa yang ada di atas dan menuangkan sebaskom air dari atas.Logan segera berlari dan melindungi Nancy dalam pelukannya.Airnya benar-benar membasahi Logan, tapi Nancy hanya terciprat sedikit di lengannya.Segera, Logan melepaskannya dan menatapnya dengan serius."Apa kamu baik-baik saja?"Nancy menggelengkan kepalanya, lalu segera berdiri, mendongak dan melihat tidak ada orang di atas.Tidak tahu siapa yang melakukannya.Dia melihat ke arah Logan yang basah dan berkata, "Buka kamar untuk mandi saja. Biar kuhubungi asistenmu dan minta dia kirimkan satu set pakaian untukmu?"Logan mengangguk dan berkata sambil tersenyum."Aku termasuk berhasil menyelamatkan wanita cantik."Baskom air tadi diarahkan ke Nancy.Nancy tersenyum dan berkata, "Aku akan periksa kamera pengawasannya."Logan mengangguk lalu mereka berdua masuk.Ekspresi pihak penyelenggara berubah saat melihat penam
"Kudengar Pak Josan sudah punya tunangan? Kapan pernikahannya dilangsungkan?"Jejak rasa malu melintas di wajah Yaniti."Belum ada, masih dalam jajakan, anakku masih lajang!"Dibanding putri Shara dan Yohano, apa artinya Anne?Shara tersenyum penuh arti dan memanggil Nancy yang sedang makan makanan ringan tidak jauh dari mereka."Sayang, ayo sapa Bu Yaniti dan Nona Linda?"Nancy tertegun dan berjalan mendekat. Dia hanya mengangguk dengan sopan dan menjaga jarak."Bu Yaniti, Nona Linda."Wajah Yaniti menjadi muram saat melihatnya."Aku nggak menyangka Bu Shara begitu akrab dengan orang ini, jangan tertipu oleh penampilannya yang polos!"Shara memandangnya sambil tersenyum samar."Bu Yaniti terlalu khawatir, Nancy adalah kesayanganku!"Saat dia berbicara, seorang pria berjas rapi berjalan menghampiri mereka."Bibi, kalau aku tahu Bibi datang dengan Nancy, aku pasti akan pergi jemput kalian!"Logan tersenyum lembut dan menatap Nancy.Nancy juga tersenyum dan mengangguk pelan sebagai salam
Pembawa acara di tengah panggung berkata."'Spring' ini adalah harta karun yang diwariskan dari keluarga kerajaan Autili. Silakan manfaatkan kesempatan ini. Harga awalnya adalah 10 miliar."Harga ini tidak rendah.Namun, tak lama kemudian orang-orang menawar satu demi satu.Harga pun mencapai 20 miliar.Wanita di depan mereka sepertinya lebih menginginkannya dan terus mengacungkan tanda.Lambat laun tidak ada yang berani bersaing dengannya."24 miliar ...."Shara mengangkat tandanya dan memberi isyarat sambil tersenyum.Orang di depan, "28 miliar.""32 miliar," kata Shara tanpa tekanan apa pun."36 miliar."Pihak lain agak ragu-ragu.Shara mengangkat tanda lagi, "48 miliar."Harga ini membuat semua orang menoleh.Wanita yang menawar di depan akhirnya menoleh ke belakang dengan wajah dingin.Saat dia berbalik, Nancy pun menyadari bahwa itu adalah Yaniti.Orang yang duduk di sebelahnya adalah Linda.Yaniti juga sedikit kaget saat melihat Shara."48 miliar sekali ....""48 miliar dua kali