Nancy tersenyum tipis, Logan benar-benar terlalu antusias.Logan berada di sana sampai Yohano pulang, ketika diajak makan malam bersama, Logan langsung setuju dan pergi setelah selesai makan.Yohano melihat dia dengan ekspresi puas.Sepertinya Nancy akhirnya bisa membuka mata untuk melihat dunia!"Logan itu lumayan, tapi kamu belum cukup mengenal dia. Pelan-pelan saja."Otot pipi Nancy pegal karena tertawa."Ayah, kami baru saja berkenalan, kami hanya berteman ...."Berapa kali Logan mengatakan dia menyukai Nancy, apa Nancy akan memercayainya?Yohano tersenyum tanpa mengatakan apa pun lalu naik ke atas untuk melaporkan masalah tersebut kepada istrinya!Setelah beristirahat di rumah selama beberapa hari, cedera kaki Nancy berangsur pulih.Yessa meneleponnya dari waktu ke waktu untuk bergosip.Dini hari.Dia menerima panggilan telepon dari Yessa pagi-pagi sekali, dia menjawab dengan mengantuk."Nona Yessa, apa kamu bangun pagi-pagi sekali?"Yessa terkekeh, dia sedikit tidak sabar."Biar
Orang yang duduk di kursi pengemudi melintas di depan Nancy.Nancy tidak bisa melihat seluruh wajahnya dengan jelas, tapi rambut hitam keriting dan tahi lalat di pipinya sangat mencolok.Wajah Nancy menjadi sangat pucat sehingga dia tidak punya waktu untuk ragu dan berlari dengan panik."Kakek, Nenek ...."Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi nomor darurat dengan suara gemetar, lalu menelepon polisi dengan suara yang tenang dan jelas.Namun, dia bisa merasakan telapak tangannya berkeringat, kepanikan menyebar ke sekujur tubuhnya, membuat dia tidak bisa mengendalikan kesedihan yang tiba-tiba itu.Lalu, dia menelepon Josan.Namun, tidak ada yang menjawab.Dia langsung menggunakan koneksi Keluarga Lington untuk mencari dokter terbaik dan mengikuti mereka ke ruang gawat darurat.Dia sedikit gemetar, menelepon Josan lagi dan akhirnya terjawab.Namun, yang menjawab bukanlah Josan.Suara Winda menawan dan genit."Nona Nancy, kamu begitu nggak tahu malu, kenapa masih mengganggu Josan? Kalia
Mereka berada di rumah sakit yang sama.Josan sedang tidak berminat untuk mengurus Winda.Dia pergi ke ruang gawat darurat dengan ekspresi khusyuk dan gugup.Bulu mata Nancy yang tebal terkulai di depan pintu dan wajahnya pucat, tapi dia tetap berdiri dan mendengarkan dengan cermat rencana perawatan dokter.Josan mendekat dengan wajah berwibawa dan aura dingin."Bagaimana kondisinya?"Nancy melirik dia, dia tentu saja juga melihat Winda di belakang Josan, dia tidak mengatakan apa pun.Dokter menjelaskan situasinya secara rinci."Kondisi pasien sangat kritis, terutama Pak Harto. Dia sudah tua, tulangnya rapuh, banyak tulang yang patah dan terjadi pendarahan dalam. Luka dia lebih serius.""Kondisi Bu Nasmi lebih mendingan, tapi kepalanya terhantam dan masih dalam keadaan koma dan lagi dioperasi."Wajah Josan gelap dan muram, pupil matanya menyusut, bibir tipisnya mengerucut dingin, dia langsung memanggil direktur rumah sakit."Cari dokter terbaik untuk operasi ...."Dokter di depannya me
"Josan, aku merasa nggak enak badan. Kepalaku sakit ...."Suaranya manja dan sedih.Josan mengerutkan kening lalu tanpa sadar menatap Nancy di sebelahnya.Ada cahaya jernih di mata Nancy, dengan sedikit aura dingin seperti lagi menonton pertunjukan bagus, tanpa kemarahan atau kecemburuan.Hati Josan agak panik, dia langsung mendorong Winda menjauh dan berkata dengan nada tidak sabar."Kembalilah kalau kamu merasa nggak enak badan, nggak ada yang suruh kamu tunggu di sini."Winda menitikkan air mata, menunduk dan menggigit bibir, seolah-olah dia sudah dianiaya dengan parah.Polisi melihat kejadian ini dengan heran.Dia menanyakan beberapa pertanyaan lagi kepada Nancy, Nancy menjawab dengan jujur.Nancy bertanya, "Apa di jalan itu ada kamera pemantauan?""Mobil sudah kami temukan, itu mobil berpelat palsu, seharusnya sudah lama dibuang.""Kamera pemantau di pintu rusak. Saat kami melihat kamera pemantau di persimpangan, dia memakai topi dan masker, jadi kami nggak bisa melihat wajahnya d
Detik berikutnya.Merasakan suhu yang asing, Nancy menegakkan tubuh, menyeka air mata dan menghindari tangan besar itu.Dia menjaga jarak.Wajah Josan muram.Dokter mendorong pasien ke unit perawatan intensif, tapi operasi Harto belum selesai.Namun, menurut dokter, operasinya sukses, tinggal lihat kondisi selanjutnya.Nancy menghela napas lega.Hatinya akhirnya sedikit rileks.Kalau terjadi sesuatu pada Nasmi dan Harto, dia tidak akan bisa memaafkan dirinya.Sebelum pulang, dia pergi ke kamar mandi.Dia mendengar suara Yaniti di telepon yang lagi mengeluh."Wanita tua itu akhirnya sekarat, dia masih di unit perawatan intensif. Kuharap dia nggak bisa bertahan sampai besok.""Aku belum lupa bagaimana dia mengkritik dan meremehkanku ketika aku baru saja menikah. Sekarang dia selalu bilang aku nggak sebaik Lania dalam segala hal. Kenapa dia nggak mati dalam kecelakaan mobil ini? Aku rasanya mau cabut langsung selangnya ...."Mata Nancy menjadi suram, hatinya tiba-tiba terasa dingin.Dia p
Di bangsal.Winda menelepon dengan panik beberapa kali sebelum seseorang menjawab."Putriku sayang, aku sudah bereskan urusanmu. Persis di seberang PT Elang Terbang. Ibu menguntit beberapa hari sebelum menemukan kesempatan untuk menyingkirkan kedua orang tua itu. Jangan lupa transfer uang pada Ibu!"Ketika Winda mendengar ini, pandangannya menjadi gelap, dia kehilangan semua harapan. Dia menggertakkan giginya dengan marah."Mereka adalah kakek dan neneknya Josan, pendiri Grup Clinton! Habislah kamu ...."Dia tidak pernah menyangka wanita tua yang berpakaian biasa-biasa saja dan berpenampilan seperti perawat pribadi itu ternyata adalah nenek Josan.Dia benar-benar gila saat itu!Wanita itu terdiam beberapa saat, lalu nadanya menjadi tajam."Kita yang melakukannya bersama-sama. Kamu hanya memberiku selembar foto, kamu nggak bilang identitas dia. Kalau kamu nggak memberiku uang, aku akan menyerahkan diri, kamu juga nggak bisa melarikan diri!"Winda sedikit ketakutan saat mendengarnya, jad
Winda tersenyum bahagia, lalu mengeluarkan selembar cek dari tasnya dan menyodorkannya ke hadapan Nancy.Kemudian dia menunjukkan ekspresi jijik dan memandang Nancy dengan arogan."Aku tahu kamu butuh uang, ambil dua miliar ini dan pergi dari sini.""Kuharap kamu bisa menghilang seperti mati dan nggak pernah muncul lagi. Kamu hanyalah karyawan kecil yang berstatus sosial rendah. Dalam berapa kehidupanmu, baru kamu bisa menghasilkan dua miliar?"Nancy mengerutkan bibir dan memandang Winda dengan acuh tak acuh, dia menahan emosinya dengan kuat, wajahnya sangat sengit."Ini uang pemberian Josan? Beraninya kamu menggunakan dua miliar untuk mempermalukan dirimu? Kamu benar-benar belum pernah melihat dunia."Dia melirik cek itu lalu berdiri dengan sikap merendahkan. Dia perlahan-lahan merobek cek itu dan melemparkannya ke wajah Winda. Suaranya sangat dingin."Winda, menjauhlah dariku, aku takut aku nggak tahan diri dan membunuhmu!"Winda tertegun lalu berdiri dengan marah, wajahnya pucat dan
Air matanya mengalir deras, dia berpura-pura ingin melompat dari balkon.Detik berikutnya.Seorang pria segera mendekat, memegang lengannya dan menariknya dengan kasar."Winda jangan berpikiran pendek, kamu masih punya Kak Josan dan Yoshi ...."Winda menangis tersedu-sedu dan jatuh ke pelukan Ranio.Ranio memandang luka Winda dengan prihatin dan menatap Nancy dengan tegas."Kamu wanita yang kejam. Winda begitu baik hati, jadi kamu menindasnya seperti ini? Apa kamu nggak tahu malu?"Nancy mendongak dan mencibir."Aku kejam? Apa Pak Ranio sudah menyelesaikan masalah sendiri jadi datang ikut campur urusan orang? Kalau orang nggak tahu, dia akan mengira Winda adalah kekasih gelapmu!"Wajah Ranio menjadi pucat karena marah, dia menatapnya dengan gigi terkatup."Kamu wanita yang kejam. Aku melihatmu menyakiti orang. Aku akan panggil polisi!"Dia berkata lalu mengeluarkan ponselnya.Nancy menatapnya dengan acuh tak acuh.Tidak ada sepatah kata pun yang terucap.Tiba-tiba terdengar langkah kak
Anne putus asa dan berkali-kali mendatangi Yaniti, tapi ditolak.Terakhir kali dia meminta bantuan Yaniti, dia merasa tidak senang karena Yaniti menolak.Dia sepertinya ditinggalkan.Dengan enggan Anne langsung pergi ke Grup Clinton.Namun, asisten Josan menghentikannya di luar, dia menunggu sepanjang pagi tapi tidak bertemu Josan.Linda tidak ada pekerjaan, jadi dia pergi ke perusahaan untuk belajar dan menghabiskan waktu.Dia terkejut ketika melihat Anne."Nona Anne?"Anne tersenyum bahagia saat melihat Linda."Linda, aku dengar kamu bekerja di perusahaan, aku tahu kamu memang cakap."Linda tersenyum, "Aku ingin membuktikan bahwa aku nggak lebih buruk dari orang lain."Logan menyukai Nancy, bukankah karena menyukai kemandiriannya?Linda juga bisa melakukannya!Anne menunduk dan menghela napas."Aku sangat iri padamu. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Keluarga kami hampir sengsara karena menyinggung Nancy ...."Mata Linda membelalak kaget.Setelah mendengar perkataan Anne, di
Dia bahkan tidak memikirkannya, dengan situasi Keluarga Tisman saat ini, Keluarga Tisman tidak bisa menahan badai apa pun.Begitu bangkrut, Anne tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk Keluarga Clinton. Dia benar-benar berpikir dia bisa membuat Nancy mati keki?Hehe ....Nancy membungkuk dan masuk ke dalam mobil, dia mengabaikan Anne di luar.Yosua mendengus dari samping."Apakah ini wanita yang disukai mantan suamimu?"Nancy mengangkat alis dan menatapnya tapi tidak berkata apa-apa.Yosua terlihat sangat pengertian dan mau tidak mau berkata."Siapa yang nggak tahu tentang kalian? Tapi, aku selalu mendukungmu. Gadis barusan itu nggak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Betapa butanya seorang pria kalau memilih dia!"Nancy yang duduk di belakang berkata dengan nada ringan dan tidak ada emosi yang terdengar."Saat kita bertemu Bu Jesny, belum terlambat bagi kamu untuk bermulut manis."Yosua, "...."Baiklah, wanita ini benar-benar berpikiran jernih.Jesny, direktur Grup Jelita, juga meru
Anne terpaksa datang mencari Nancy, biarpun sangat enggan.Nancy melirik jam tanpa fluktuasi emosi."Aku sedang terburu-buru, lain kali saja."Dia berkata dan berjalan keluar.Yosua maju selangkah sambil mengedipkan mata dan memblokir Anne untuk dia.Ekspresi Anne berubah dan dia menjadi sedikit marah.Kenapa Nancy begitu mengabaikan dia?Dia mendorong Yosua menjauh dengan kasar.Yosua terhuyung ke depan dan hampir menabrak Nancy. Dia berbalik dan membelalak kaget.Nancy memapah Yosua.Dia melirik Anne dengan ekspresi suam-suam kuku, lalu berkata pada Yosua."Kamu masuk ke mobil dulu."Yosua tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, dia mengepalkan tangan dan menelan emosinya.Dia langsung masuk ke dalam mobil.Lupakan saja, demi Bu Nancy, bersabar saja!Nancy menoleh dan berbicara dengan nada acuh tak acuh."Nona Anne, aku sudah mendengar sedikit tentang urusan keluargamu, tapi aku minta maaf karena kerja sama kita nggak bisa dilanjutkan lagi. Menurutku ini juga keinginanmu dan i
Dia adalah idola unik di industri hiburan.Dia tidak berpakaian dan berbicara sesuai dengan kebutuhan penggemar, dia bahkan memiliki mentalitas memberontak.Nancy curiga latar belakang keluarganya baik, tapi Nancy tidak menyelidikinya.Karena Nancy tidak tertarik.Yosua mengikutinya ke dalam lift, dia melihat buket besar mawar di kantor Nancy dan menyipitkan mata."Pak Logan juga bagus, tapi menurutku semuanya nggak cocok untukmu!"Nancy mengangkat alisnya, "Oh?""Akulah yang paling cocok untukmu. Saat ini, lagi populer wanita berpacaran dengan cowok yang lebih muda."Yosua tersenyum dan menepuk dadanya sebelum merekomendasikan dirinya.Nancy meliriknya tanpa daya."Keluar dan tutup pintunya.""Oh."Yosua bersikap lugas, dia langsung pergi.Aroma bunga mawar yang harum benar-benar membuat suasana hati orang menjadi baik.Tidak butuh waktu lama.Yason mengetuk pintu dan masuk."Anne datang, dia ingin bertemu denganmu!"Nancy mengerucutkan bibirnya sambil memegang cangkir kopi dan terkek
Suasana hening selama beberapa detik.Dia terkekeh pelan, matanya tampak diwarnai lapisan kabut di malam yang gelap, sedikit lembut dan nakal."Bukannya aku berhati lembut. Dia melakukan ini padaku karena kamu, kamu nggak bisa terlepas dari tanggung jawab!"Logan menatapnya dalam-dalam dan tersenyum tanpa daya, seolah-olah dia menuruti Nancy yang bersikap tidak masuk akal."Apa ini salahku juga?"Keduanya saling memandang dan tersenyum, Nancy dengan santai merapikan rambut yang berjatuhan di sekitar telinganya.Logan berdiri, mengeluarkan empat lembar uang merah dari dompetnya, menaruhnya di atas meja dan berkata dengan suara lembut."Bos, jangan masak lagi, aku tinggalkan uangnya di sini, tutup saja kedainya!"Karakter dia tidak memungkinkan dia untuk bersikap perhitungan setelah membuang-buang waktu orang lain.Bosnya tertegun dan berkata, "Hei, makanannya belum siap. Kamu nggak jadi makan?""Nggak, ambil saja, aku sudah menunda waktu pulangmu."Dia tersenyum, mengambil tas untuk Nan
Sopir membuka pintu dan menunggu.Saat penyelenggara melambaikan tangan.Sebelum Linda sempat masuk ke dalam mobil, air dingin tiba-tiba disiramkan ke kepalanya, dia melompat sambil berteriak.Yaniti juga terciprat banyak.Kondisi ibu dan anak perempuannya itu cukup menyedihkan.Linda kaget dan wajahnya pucat. Dia melihat sekeliling dan melihat kedua orang yang sedang berbicara dan tertawa di sudut jalan.Seketika, tubuhnya sedikit gemetar dan matanya sedikit ketakutan.Yaniti dengan marah memaki."Apa yang terjadi, apa-apaan ini?"Penyelenggara meminta maaf sebesar-besarnya dan mengatakan dia tidak tahu apa yang terjadi.Segera, orang yang bertanggung jawab berlari keluar dan meminta maaf."Bu Yaniti, Nona Linda, aku benar-benar minta maaf. Pipa air di lantai atas pecah dan jendela terbuka, sehingga mengalir keluar. Kami akan memberikan kompensasi atas semua kerugian yang kamu alami. Aku minta maaf!"Yaniti sangat marah hingga tidak bisa berhenti memaki-makinya.Penyelenggara memintan
Suasana malam memang sangat menarik, apalagi kalau hanya berduaan.Namun, suasana tiba-tiba terganggu.Tidak tahu siapa yang ada di atas dan menuangkan sebaskom air dari atas.Logan segera berlari dan melindungi Nancy dalam pelukannya.Airnya benar-benar membasahi Logan, tapi Nancy hanya terciprat sedikit di lengannya.Segera, Logan melepaskannya dan menatapnya dengan serius."Apa kamu baik-baik saja?"Nancy menggelengkan kepalanya, lalu segera berdiri, mendongak dan melihat tidak ada orang di atas.Tidak tahu siapa yang melakukannya.Dia melihat ke arah Logan yang basah dan berkata, "Buka kamar untuk mandi saja. Biar kuhubungi asistenmu dan minta dia kirimkan satu set pakaian untukmu?"Logan mengangguk dan berkata sambil tersenyum."Aku termasuk berhasil menyelamatkan wanita cantik."Baskom air tadi diarahkan ke Nancy.Nancy tersenyum dan berkata, "Aku akan periksa kamera pengawasannya."Logan mengangguk lalu mereka berdua masuk.Ekspresi pihak penyelenggara berubah saat melihat penam
"Kudengar Pak Josan sudah punya tunangan? Kapan pernikahannya dilangsungkan?"Jejak rasa malu melintas di wajah Yaniti."Belum ada, masih dalam jajakan, anakku masih lajang!"Dibanding putri Shara dan Yohano, apa artinya Anne?Shara tersenyum penuh arti dan memanggil Nancy yang sedang makan makanan ringan tidak jauh dari mereka."Sayang, ayo sapa Bu Yaniti dan Nona Linda?"Nancy tertegun dan berjalan mendekat. Dia hanya mengangguk dengan sopan dan menjaga jarak."Bu Yaniti, Nona Linda."Wajah Yaniti menjadi muram saat melihatnya."Aku nggak menyangka Bu Shara begitu akrab dengan orang ini, jangan tertipu oleh penampilannya yang polos!"Shara memandangnya sambil tersenyum samar."Bu Yaniti terlalu khawatir, Nancy adalah kesayanganku!"Saat dia berbicara, seorang pria berjas rapi berjalan menghampiri mereka."Bibi, kalau aku tahu Bibi datang dengan Nancy, aku pasti akan pergi jemput kalian!"Logan tersenyum lembut dan menatap Nancy.Nancy juga tersenyum dan mengangguk pelan sebagai salam
Pembawa acara di tengah panggung berkata."'Spring' ini adalah harta karun yang diwariskan dari keluarga kerajaan Autili. Silakan manfaatkan kesempatan ini. Harga awalnya adalah 10 miliar."Harga ini tidak rendah.Namun, tak lama kemudian orang-orang menawar satu demi satu.Harga pun mencapai 20 miliar.Wanita di depan mereka sepertinya lebih menginginkannya dan terus mengacungkan tanda.Lambat laun tidak ada yang berani bersaing dengannya."24 miliar ...."Shara mengangkat tandanya dan memberi isyarat sambil tersenyum.Orang di depan, "28 miliar.""32 miliar," kata Shara tanpa tekanan apa pun."36 miliar."Pihak lain agak ragu-ragu.Shara mengangkat tanda lagi, "48 miliar."Harga ini membuat semua orang menoleh.Wanita yang menawar di depan akhirnya menoleh ke belakang dengan wajah dingin.Saat dia berbalik, Nancy pun menyadari bahwa itu adalah Yaniti.Orang yang duduk di sebelahnya adalah Linda.Yaniti juga sedikit kaget saat melihat Shara."48 miliar sekali ....""48 miliar dua kali