All Chapters of Mantan Istri Jadi Konglomerat: Chapter 11 - Chapter 20

230 Chapters

Bab 11

Orang-orang dari klub bergegas keluar, tempat itu benar-benar padat.Ambulans segera datang.Yessa menyerahkan Nancy pada dokter, lalu berdiri, bergegas menuju mobil, mengambil batu bata di sebelahnya dan menghantam kaca mobil Winda dengan keras.Winda tampak panik, seluruh tubuhnya gemetar karena terkejut.Kaca mobil pecah, Yessa langsung membuka pintu mobil dari dalam, menyeret Winda keluar mobil dengan menjambak rambut Winda, menendang Winda dan menampar wajah Winda."Plok!" Tamparan itu keras, nyaring dan menggetarkan.Yessa menjambak rambut Winda sambil menggertakkan gigi dengan kebencian yang luar biasa."Apa kamu tahu siapa Nancy? Kamu berani menyentuh Nancy ...."Wajah Winda menjadi pucat dan dia sadar kembali, lalu mendorong Yessa menjauh dengan kasar dan menyerbu ke pelukan Josan yang berjalan menghampiri mereka.Winda gemetar dan melemparkan diri ke pelukan Josan sambil menangis ngeri."Aku nggak sengaja, Josan. Ini terlalu gelap, aku nggak tahu ada orang di sana ...."Josan
Read more

Bab 12

"Mau bernegosiasi? Tanya Josan, Winda membunuh Nancy dan anaknya, bagaimana menyelesaikan masalah ini?"Milian buru-buru mengambil lembar laporan dan ekspresinya berubah drastis.Dia tidak berkata apa-apa, hanya berbalik dan keluar untuk melaporkan kejadian tersebut.Nancy sedang hamil, tapi mereka tidak tahu!Orang yang ditabrak Winda adalah Nancy dan janin itu keguguran, masalah ini makin sulit!Namun, ketika dia menelepon, tidak ada yang menjawab panggilan telepon.Hanya ada satu kata di benaknya, yaitu gawat!Josan menemani Yoshi tidur jadi dia mematikan suara ponsel.Begitu Winda kembali, dia menangis tersedu-sedu dalam waktu yang lama, Josan tidak bisa langsung pergi, dia pergi saat fajar.Ketika Milian berhasil menghubungi Josan, itu sudah keesokan siangnya.Suara Josan terdengar lelah dan serak, juga agak kesal."Apa masalah sudah selesai?"Milian menjawab, "Pihak lain nggak terlihat, nggak bisa menegosiasikan kompensasi.""Bagaimana orangnya? Apa lukanya serius? Bayar lebih ba
Read more

Bab 13

Yessa mendengus lalu pergi.Pengacara berkata, "Aku pengacara Nona Nancy. Kalau ada pertanyaan, boleh hubungi aku."Dia bertukar kartu nama dengan pengacara Josan sebelum pergi bersama Yessa.Pengacara Josan melihat sekilas kartu nama itu dan tercengang."Ini adalah pengacara terkenal dari firma hukum terkemuka. Dia nggak pernah kalah dalam tuntutan hukum."Josan berdiri dengan kaku dan berkata pada Milian, "Cari dia, cari di mana Nancy berada."Dia ingin segera bertemu Nancy.Kalau Nancy tahu bahwa dia sedang membantu Winda yang menyakiti Nancy, bukankah Nancy akan membencinya setengah mati?Milian mengangguk.Tak lama setelah Josan kembali ke perusahaan, Winda pun masuk kerja.Winda dengan lembut membuat kopi untuk dia, dia menatap tanpa menyentuhnya.Selera kopinya sudah lama berubah, kopi buatan Nancy lebih cocok untuknya.Saat ini, pikirannya dipenuhi dengan wanita itu.Winda tampak pucat dan memandangnya dengan hati-hati."Ada apa, Josan, apa kamu nggak enak badan?"Wajah Josan t
Read more

Bab 14

Tak ada perasaan lagi di sana, Nancy menyadari bahwa kehidupan kecil yang tinggal sebentar di sana telah pergi.Air mata pun bergulir, hati Nancy terasa sakit tak tertahankan.Kenapa dia melakukan ini pada Nancy?Nancy sudah menyerahkan Josan, kenapa Winda harus membunuh anak Nancy?Nancy meringkuk dan menangis tertahan.Segera.Ada ketukan di pintu.Nancy menenangkan pikirannya dan berkata, "Silakan masuk."Ayahnya Nancy, Yohano Lington, berjalan masuk dan memandang Nancy sambil menghela napas prihatin.Nancy mengotot menikahi Josan, dia yang tidak pernah menderita telah tertindas selama tiga tahun dan mengalami berbagai macam penderitaan.Bukan hanya itu, kini kondisinya mengenaskan dan hampir kehilangan nyawa.Dia sangat cemas saat mendengar apa yang terjadi pada Nancy, sehingga dia ingin membunuh Josan dan perempuan jalang itu.Dia berjalan mendekat dan mengelus wajah putrinya dengan prihatin, lalu membujuk Nancy dengan lembut."Jangan takut, nggak ada lagi yang berani menindas put
Read more

Bab 15

Melihat wajah Nancy yang kuyu, Yessa pun menyalahkan diri sendiri dan merasa sedih."Kenapa kamu nggak bilang kamu hamil? Seandainya aku nggak mengajakmu bermain, maafkan aku ...."Nancy tertegun, matanya memanas, dia tersenyum getir."Apa hubungannya denganmu? Winda sengaja mencelakaiku. Kalau kali ini nggak berhasil, akan diulang lain kali. Bukan kamu yang harus kubenci."Mata Nancy menjadi sedikit lebih keruh.Rasa sakit seperti itu masih membekas di hatinya, Nancy akan membuat Winda merasakan konsekuensinya.Yessa menarik napas dalam-dalam."Video siaran langsung dan foto malam itu telah beredar, orang-orang di dunia maya memarahi mereka.""Josan mencarimu ke mana-mana. Dia mungkin ingin menyelesaikan secepatnya. Nancy, kamu nggak boleh berhati lembut!"Mata Nancy berkedip, "Jangan khawatir, aku nggak terjerat dengan cinta seperti dulu lagi."Dia ingin Nancy bekerja sama dengannya dalam membereskan kekacauan seperti sebelumnya, tapi maaf saja, Nancy hanya akan memperburuk keadaan.
Read more

Bab 16

Nancy tidak berbicara hal yang tidak perlu.Josan menatap Nancy lekat-lekat sambil mengerucutkan bibir tipisnya erat-erat, dia tampak ragu sebelum memilih untuk berbicara."Peraturan mengemudi di dalam dan luar negeri berbeda. Kalau penglihatan terhalang di malam hari, dia mungkin nggak melihatmu ...."Nancy tahu siapa yang dia maksud.Nancy tiba-tiba melempar cangkir kopi ke atas meja, lalu berdiri dan berbicara dengan marah."Kamu seharusnya tahu kalau dia membuatku keguguran 'kan? Anakmu yang meninggal, apa aku harus memaafkan dia?"Wajah Josan tegang dan kaku, matanya terlihat kelam dan resah.Dia tertegun, menahan rasa sakit di dadanya dan melembutkan suaranya tapi tetap terdengar dingin dan kaku."Kita akan punya anak lagi. Nancy, aku akan mengirim dia pergi ...."Dalam beberapa hari terakhir sejak Nancy menghilang, dia merasa tidak berdaya untuk pertama kalinya.Dia memang terlalu kejam pada Nancy.Selama ini, dia sepertinya sangat mengabaikan perasaan Nancy.Dia juga akan meras
Read more

Bab 17

Perasaan Nancy berkecamuk.Lihat itu, ternyata dia juga bisa cemas.Dia hanya cemas untuk anak Winda.Dia dengan tegas menyetujui perceraian tanpa penundaan atau nostalgia.Mungkin dia juga tidak tahan lagi dengan Nancy.Jadi sepertinya kematian anaknya bukan hal yang buruk baginya.Wajah Josan dingin, kekhawatiran terpampang di wajahnya.Saat keduanya sampai di Biro Urusan Sipil, tidak ada orang, sehingga tidak perlu mengantre.Namun, beberapa orang masuk setelah mereka.Nancy menandatangani dengan tegas dan melihat Josan memegang pena dengan ragu-ragu.Nancy menoleh ke belakang dan mengedipkan mata.Dua orang di belakangnya tiba-tiba melangkah maju.Satu orang menekan bahu Josan agar dia tidak bergerak dan orang lainnya memegang tangan Josan dan memaksanya untuk menandatanganinya.Tulisan tangannya sangat kuat hingga hampir menggores kertas.Josan tiba-tiba berdiri untuk melawan, dia melempar penanya, urat di dahinya melonjak, dia menggertakkan gigi dengan marah seperti macan tutul g
Read more

Bab 18

"Kak, kenapa perjalanan bisnismu lama sekali?"Jefri tak berdaya dicekik lehernya dan diguncang-guncang oleh Nancy. Dia benar-benar tidak berdaya.Setelah pergi selama tiga tahun, Nancy masih sama ketika kembali."Urusan di luar negeri sangat ribet jadi tertunda selama beberapa hari. Aku beli hadiah untukmu!"Jefri hanya punya satu adik perempuan, jadi tentu saja dia memanjakannya sejak kecil.Biarpun Nancy tidak ada di rumah selama tiga tahun, hadiah tetap disimpan di kamar Nancy seperti biasa.Nancy memperhatikan dia mengeluarkan dua tas bermodel sama tapi berwarna berbeda dan menyerahkannya."Masing-masing satu!"Tas pesanan khusus edisi terbatas yang bernilai puluhan miliar itu dia pesan dua sekaligus.Satu untuk ibunya dan satu lagi untuk adiknya.Shara menerimanya sambil tersenyum."Aku punya banyak tas seperti ini, yang ini kebetulan bisa digunakan untuk membeli sayur, terima kasih!"Nancy dan Jefri terdiam.Sebelum makan, Nancy mengeluarkan akta cerai yang baru saja diterimanya
Read more

Bab 19

Yaniti merasa tidak senang saat melihat Nancy."Kamu masih berani datang ke sini. Aku meneleponmu berkali-kali sebelumnya tapi nggak dijawab. Kupikir kamu bertekad untuk meninggalkan keluarga kami!""Kamu menimbulkan begitu banyak masalah untuk keluarga dan membuat Josan dicerca semua pihak. Apa kamu nggak malu datang kemari?"Begitu dia berbicara, semua orang tidak berani berkata apa-apa dan siap menonton pertunjukan yang bagus.Nancy mengerutkan bibirnya dan tersenyum."Nenek yang memintaku datang. Aku akan pergi setelah melihat dia sebentar."Nancy langsung berjalan menuju kamar Nasmi di lantai atas.Yaniti berdiri dengan marah karena merasa diabaikan, dia terbiasa marah pada Nancy di depan umum dan tidak akan mempertimbangkan hal lain."Berhenti, kamu bahkan nggak menyapa, kamu sangat nggak berpendidikan, aku sudah bilang keluarga kedua pihak harus setara kalau ingin menikah, kenapa Keluarga Clinton begitu sial memiliki menantu sepertimu!"Nancy memalingkan wajahnya untuk melihat Y
Read more

Bab 20

Namun, Nancy tidak pernah mengeluh sepatah kata pun selama tiga tahun ini, dia juga tidak pernah mengatakan hal buruk tentang Yaniti.Josan tidak berani berpikir, apa yang dia abaikan selama tiga tahun ini?Nancy tersenyum tipis dan memandang Yaniti dengan acuh tak acuh."Pakaian atau tasku ini bukan pemberian putramu. Putramu nggak pernah membelanjakan sepeser pun untukku. Kenapa aku harus berterima kasih kepada Keluarga Clinton?"Nancy menoleh, menatap Josan tanpa ekspresi dan bertanya sambil mencibir."Pak Josan, tolong beri tahu ibumu, apa aku pernah menggunakan uangmu?"Saat berbicara, wajah Nancy sangat tenang. Tanpa menunggu jawaban Josan, dia menambahkan kalimat yang paling krusial."Selain itu, Josan dan aku sudah bercerai. Kamu nggak perlu mengusirku. Aku meninggalkan keluarga ini tanpa membawa apa pun."Kata-kata Nancy seperti ledakan yang menggelegar.Semua orang berbisik-bisik dengan kaget.Yaniti kaget, bercerai?Nancy bersedia bercerai?Setelah selesai berbicara, Nancy l
Read more
PREV
123456
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status