All Chapters of Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku: Chapter 21 - Chapter 30

134 Chapters

Bab 21 Penawaran

Tidak seperti dugaan Tania, ternyata ia hanya ketakutan sendiri. Pikirannya yang terlalu jauh, padahal Ray juga memiliki hati untuk rasa kasihan bukan, meskipun hatinya beku setidaknya dia memilikinya.“Apa kau merasa bosan di rumah?” tanya Ray.Tania tidak berani menjawab, ia hanya takut jika jawabannya tidak diterima oleh Ray.“Kau tidak punya mulut untuk menjawab?”“Maaf. Iya, saya merasa bosan,” ucap Tania jujur.Ray memundurkan kursi kerjanya, sebelum ia berdiri. Ray mengambil map coklat dari laci meja, lalu berjalan ke arah sofa.Tania yang melihat itu merasa dejavu. Teringat akan map coklat yang berisi perjanjian. Perjanjian yang pada akhirnya mengikat Tania, membuatnya harus berada dalam kehati-hatian setiap saat.Tania tidak ingin lagi.“Apa lagi yang dia rencanakan,” batin Tania dalam hati.“Jika dia benar-benar ingin membunuhku, mengapa tidak langsung membunuhku saja, jika memang itu yang dia inginkan.”Tania teringat perkataan Ray yang selalu mengingatkannya akan kematian.
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Bab 22 Melanggar Perjanjian

“Apa!”“Kau akan mengirim Rose ke akademik luar negeri?”“Kau gila!” teriak Tania, marah.Tania bahkan tidak terima saat ayahnya menahan Rose untuk tinggal, ia tidak ingin berpisah dengan putrinya. Namun, orang gila dihadapannya ini justru ingin memisahkan Tania dengan Rose sejauh mungkin.Apakah ini memang tujuannya Ray menikah Tania, karena Rose. Apa yang dia harapkan dari anak kecil seperti Rose.“Apa yang sebenarnya kau inginkan? Mengapa harus putriku?”“Kau sudah merencanakan ini sejak awal ‘kan?”“Seharusnya aku tidak mempercayaimu! Kau penjahat! Kau manusia kejam yang tidak punya hati!” teriak Tania, ia tidak akan menahan diri lagi.Tania menangis sesenggukan, merobek map coklat itu hingga berserakan di lantai. Merasa belum puas, Tania bahkan tidak segan menyakiti dirinya sendiri.Semua ini salah Tania. Karena dia yang memiliki nasib buruk, maka orang-orang disekitarnya harus ikut terdampak.Lelah menyakiti dirinya sendiri, Tania akhirnya luruh ke lantai. Dirinya sudah benar-be
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Bab 23 Menerima Semuanya

Tania bersyukur, ucapan terakhir Ray hanya sebuah candaan. Meski itu sempat membuat jantungnya seolah berhenti berdetak. Namun semuanya sudah selesai, ia tidak perlu lagi mengkhawatirkan ayahnya. Tentu saja tidak mudah membujuk Ray, Tania bahkan harus kembali berlutut dan memohon. Hingga ayahnya menelpon kalau semuanya baik-baik saja, barulah Tania bisa bernapas lega.Dan sialnya, ternyata Ray benar-benar mempermainkannya. Ayah Tania hanya mengalami pemeriksaan biasa, karena terdapat kasus penyelundupan barang terlarang, dan kebetuan ayah Tania baru saja menerima barang-barang untuk bahan jualan di tokonya. Sehingga Ayah Tania harus diperiksa.Tapi tetap saja, Tania sangat yakin. Semua itu tidak lepas dari campur tangan Ray.“Rose akan berangkat besok.”“Dia akan tinggal dengan anak perempuan Ma Cee di sana, aku juga sudah mengirim sepuluh orang asisten. Juga lima pengawal yang akan menemaninya selama di sana.”Tania hanya diam. Ia tidak mungkin bisa menghentikan Ray. Entah apa yan
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Bab 24 Ayah?

Tania menggenggam erat tangan ayahnya, menatap pesawat pribadi yang baru saja lepas landas, membawa Rose jauh ke negeri orang. Meninggalkan Mama dan Kakeknya.Tania masih merasakan hangat pelukan Rose di tubuhnya. Rose berpamitan dengan begitu senang hingga senyuman terus terukir di wajahnya. Namun, Tania malah sebaliknya. Ia mati-matian menahan air mata, agar tidak menangis di hadapan Rose.“Rose akan baik-baik saja, dia akan kembali dan menjadi anak yang sangat pintar.” Ayah Tania mengusap rambut Tania. Ia mengerti perasaan putrinya.“Ayah, aku masih belum bisa jauh dari Rose, sehari saja aku tidak melihatnya, hatiku terasa sakit. Bagaimana sekarang?” lirih Tania berucap, ia memeluk erat Ayahnya. Akhirnya air mata yang sedari tadi berusaha ia tahan, mulai keluar dari pelupuk matanya.“Bagaimana aku menjalani hari-hariku tanpa Rose, Ayah? Apa aku bisa?”Permintaan Rose pada Ray tidak terkabul. Rose tidak bisa pergi bersama Tania. Alasannya karena Ray membutuhkan Tania. Tidak salah,
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Bab 25 Rumah Impian

“Tidak mungkin! Itu hanya rencananya saja.”“Dasar licik.”“Dia pasti bersikap baik pada Ayah agar Ayah berpikir kalau dia memperlakukan aku dengan baik.”Tania menatap Ray yang tengah sibuk dengan sarapannya. Rasanya Tania sudah jengah menatap wajah datar Ray, namun ia tidak punya pilihan lain. Mereka tinggal di bawah atap yang sama.Tania menghela napas, ia telah memutuskan untuk menerima semuanya. Maka Tania hanya perlu diam dan mengikuti perkataan Ray, itu akan jauh lebih baik. Lagipula Rose sudah tidak ada di rumah, Tania jadi tidak ingin memikirkan banyak hal lagi. Ia hanya akan mengikuti alur yang memang telah tergaris untuknya.“Kau akan berangkat dengan sopir.” Ray mengusap bibirnya setelah menyelesaikan sarapannya.“Kau akan tetap di posisimu sebelumnya. Jadi bekerjalah seperti dulu.”“Ingat posisimu. Jangan sampai ada berita miring yang tersebar tentangku.”Tania mengangguk mengerti. Tania memutuskan untuk menerima tawaran Ray untuk kembali bekerja, daripada ia hanya terku
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Bab 26 Kantor Yang Menyenangkan

Tania merasa senang, ia bahkan terus tersenyum saat berjalan di kooridor kantor. Hatinya serasa hangat saat membayangkan ia akan bertemu dengan teman-temannya.“Aroma kantor yang menyegarkan, aku menyukainya.” Tania menghirup udara sebanyak mungkin, merasa sangat bahagia. “Tania!"Tania berbalik, saat mendengar namanya dipanggil dengan suara lantang. Seorang perempuan berlari ke arahnya, memeluk Tania erat.“Aku merindukanmu,” ucapnya, masih memeluk Tania. Ia bahkan mengecup pipi Tania berkali-kali.“Maudy, hentikan.” Tania berusaha melepaskan diri dari sahabatnya itu.“Orang-orang melihat kita.”Maudy hanya tertawa, ia kembali memeluk Tania dalam waktu yang cukup lama. Menyalurkan kerinduannya yang sudah lama ia pendam.“Aku benar-benar merindukanmu,” lirih Maudy berucap.“Kau baik-baik saja ‘kan?” Maudy memegang kedua pipi Tania, memastikan bahwa sahabatnya itu hidup dengan baik.“Alam, laki-laki brengsek itu. Aku akan membunuhnya jika aku melihatnya.”Tania hanya tertawa, melihat
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Bab 27 Sambutan Untuk Tania

Tania melupakan hal itu, padahal orang-orang di kantor mengetahui kalau Ray memiliki istri. Lalu bagaimana dengan Tania? Mereka memiliki surat nikah dan terdaftar sebagai pasangan suami istri yang sah.“Tania,” panggil Maudy.“Hei, kau baik-baik saja?”“Mengapa kau terus melamun, padahal kita merayakan acara ini sebagai sambutan untukmu yang baru kembali. Jadi, ayo bersenang-senang,” tegur Maudy.Saat ini mereka sedang dalam rangka mengadakan acara kecil-kecilan atas kembalinya Tania. Untung saja, Ma Cee menghubungi Tania dan memberitahu kalau Ray akan pulang ke rumah utama, jadi tidak masalah jika Tania pulang telat.Akan tetapi, Tania jadi kepikiran. Mengapa Ray ke rumah utama? Tania jadi mengingat apa yang siang tadi diceritakan Maudy, tentang istri Ray.“Apa dia menemui istrinya?” pikir Tania, “itu adalah hal yang bagus jika memang benar demikian.”“Tapi, kenapa dia baru menemui istrinya, bukankah sudah cukup lama sejak istrinya kembali dari luar negeri?”Tania jadi pusing memiki
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Bab 28 Khawatir

“Sudah puas bermain bersama teman-temanmu?”Tania menelan ludahnya dengan susah payah, pintu rumah baru saja terbuka dan ia langsung disambut oleh Ray, di belakangnya berjejer para asisten rumah yang langsung membungkuk, memberi salam hormat pada Tania.“Maaf.” Hanya itu yang bisa diucapkan Tania, napasnya masih tidak beraturan karena terburu-buru, ia bahkan meninggalkan Maudy tanpa penjelasan.“Maaf, Tuan Ray. Saya yang memberi kabar pada Nona Tania, bahwa Anda sedang berada di rumah utama, jadi tidak masalah jika Nona Tania pulang telat,” sahut Ma Cee, berusaha membela Tania.“Jadi jangan salahkan Nona Tania, Tuan. Semua ini salah saya.”Ray tidak menyahut, ia hanya terus menatap Tania yang tampak ketakutan. Tania terus menunduk, tangannya yang gemetaran memegang kuat tali tasnya.“Tetap saja, seharusnya kau tahu waktu.”“Meskipun aku tidak ada, kau tetap harus pulang cepat, dan jangan menyuruh sopir meninggalkanmu."“Kau mau pulang denga berjalan kaki? Tidak ada kendaraan lain yang
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Bab 29 Ada Apa Dengan Ray?

Tania mengembuskan napas pelan, rasanya seluruh organ tubuhnya baru berfungsi sekarang, setelah Ray keluar dari bathtub. Tania masih berendam, ia menunggu Ray selesai membilas tubuhnya di bawah shower. Rasanya Tania masih gemetaran dan malu saat harus memperlihatkan tubuhnya pada orang lain, meskipun status Ray adalah suaminya, yang artinya mereka bisa lebih dari sekedar melepas pakaian dan berendam bersama.“Jangan berendam terlalu lama, airnya tidak lagi hangat,” ucap Ray.Tania menutup matanya saat Ray lewat di hadapannya. “Dia benar-benar tidak punya rasa malu,” gumam Tania.Bagaimana bisa dia berjalan dengan santai di depan Tania dalam keadaan seperti itu. Justru Tania yang merasa malu melihatnya.“Aku tahu kau tidak menyukaiku, dan tidak mungkin menyentuhku.” Tania menatap punggung Ray yang perlahan menghilang dari pandangannya, “tapi bisakah kau tidak mengotori mataku, dasar laki-laki gila.”Setelah memastikan bahwa Ray tidak lagi bisa melihatnya, Tania dengan cepat keluar dar
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Bab 30 Menyukainya?

“Ada apa dengan dia?” gumam Tania, menatap Ray yang meninggalkan meja makan saat Tania datang untuk sarapan.“Tuan Ray sudah selesai sarapan, Nona. Jadi, mereka sudah aka berangkat,” jelas Ma Cee yang mendengar Tania bergumam. “Nona Tania, silahkan nikmati sarapannya. Sopir Anda juga sudah menunggu.”“Ah, iya. Terima kasih, Ma Cee.”Tania mulai menyantap sarapannya, namun pikirannya tetap pada Ray. Dia seolah menghindari Tania.“Apa yang sebenarnya terjadi semalam?” batin Tania. Saat Tania bangun, ia sudah tidur di sofa. Ia tidak tahu kapan ia pindah dari tempat tidur. “Apakah Ray yang memindahkan aku?” Tapi, rasanya itu tidak mungkin. Atau bisa saja Tania berjalan sendiri, walaupun itu terdengar jauh lebih tidak mungkin.Tania penasaran, tapi ia tidak mengingat apa pun yang terjadi. Ia juga tidak mungkin menanyakan tentang itu pada Ray. Tidak ingin banyak berpikir, Tania lanjut menghabiskan sarapannya.Setelah selesai sarapan, Tania buru-buru berangkat. Ia sudah terlambat karena te
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status