Semua Bab Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku: Bab 101 - Bab 110

134 Bab

Bab 101 Jarak Yang Memisahkan

“Bagaimana aku tidak berpikir untuk menjauh, Ray?”“Kau meminta aku untuk menunggumu, namun perlakuan kamu mendorong aku untuk menjauh. Sebenarnya, apa yang kamu inginkan, Ray?”Tania menatap Ray dan Dewi. Sudah sejak tadi mereka berdua tampak asik berduaan, seolah tidak ada orang lain di sekitar mereka. Apakah mereka menganggap Tania dan Raka hanya sebagai pajangan?Padahal, baru beberapa hari yang lalu Ray memeluk Tania erat, seolah tidak ingin kehilangan Tania. Namun, sekarang Ray sudah kembali berubah. Sangat berbeda saat hanya berdua dengan Tania.“Kakak ipar, apa yang sedang kamu pikirkan,” tegur Raka. “Aku berbicara dengan Kakak ipar sejak tadi.”“Hah? Ada apa, Raka?” tanya Tania yang kebingungan, sedari tadi ia melamun sehingga tidak mendengar apa yang dikatakan Raka.“Kakak ipar, tidak usah memikirkan mereka,” tegur Raka.Raka yang menyadari arah pandangan Tania, melihat Ray yang tidak keberatan dengan Dewi yang bersandar mesra di dadanya. Hal yang tidak biasanya ia lakukan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-24
Baca selengkapnya

Bab 102 Keinginan Tania

“Bawa Rose kembali padaku, aku ingin putriku,” ucap Tania yakin.“Itu yang aku inginkan, Raka. Aku tidak ingin yang lainnya. Aku hanya ingin putriku kembali ke pelukan aku.”Tania melepas Rose jauh darinya, karena keputusan Ray yang tidak bisa dibantah. Sekarang, Tania ingin Rose kembali. Tania tidak ingin serakah. Ia yakin kalau Ray tidak akan melepaskannya begitu saja. Karena itulah, Tania tidak ingin mengajukan permintaan itu pada Raka.Selain karena Tania tidak ingin membuat Raka harus berseteru dengan Ray. Tania juga tidak mungkin meninggalkan Rose di sini, bersama Ray.Jika Tania meninggalkan Ray sekarang, maka Rose pasti tidak akan ikut dengannya. Rose sedang mengikuti akademik yang dibiayai oleh Ray. Selain itu, Rose juga terdaftar sebagai anak mereka dalam kartu keluarga. Tania tidak lagi bebas membawa Rose pergi.“Dia bisa saja menggunakan Rose untuk mengancam aku. Dia sangat tahu kelemahan aku, sangat licik! Pria kejam yang tidak punya hati!” geram Tania dalam hati.Sebelu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-24
Baca selengkapnya

Bab 103 Kembali Ke Rumah

Keadaan yang sudah membaik, membuat keluarga Nugraha bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Namun, mereka masih tidak bebas untuk tampil di depan banyak orang dan menimbulkan berita baru.“Tania, jadi kamu sudah memiliki seorang anak?” tanya Dewi saat Tania berpamitan pada seluruh keluarga, Tania sudah akan kembali ke rumah yang dulu. Itu adalah cara Ray untuk memisahkan Tania dan Raka.“Benar, sayang. Dia memang tidak tahu malu, mencoba mendekat pada keluarga Nugraha dengan membawa serta anaknya. Sangat-sangat tidak tahu malu!” Nyonya Besar turut menyahut, ia menatap Tania jijik, seolah Tania adalah sampah yang tidak seharusnya berada di antara mereka.“Bunda!” tegur Ray dan Raka secara bersamaan.Nyonya Besar hanya memutar bola matanya malas. Ia seolah sudah tahu kalau Ray dan Raka akan selalu membela Tania.“Raka, kamu benar-benar baik. Kamu mau menerima Tania meskipun dia sudah memiliki putri,” sahut Dewi.“Memangnya ada yang salah dengan itu? Kalau boleh jujur, aku lebih mau me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-24
Baca selengkapnya

Bab 104 Kemarahan Ayah

Karena mengikuti permintaan Tania, Rose tidak lagi melanjutkan akademik di luar negeri. Namun, Ray tetap membuat Rose mengikuti pelajaran di rumah. Sehingga, Rose lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama Tania.“Mama, mengapa Ayah selalu bersama Bibi itu?” Tunjuk Rose pada layar televisi yang menampilkan Ray dan Dewi. “Rose tidak menyukainya,” ujar Rose merengek.Tania tidak menjawab, ia hanya mengusap rambut Rose pelan.“Mama, bagaimana jika Bibi itu merebut Ayah?” “Rose tidak mau kehilangan Ayah, Mama,” rengek Rose, ia menarik-narik baju Tania dengan mata yang berkaca-kaca.“Maafkan Mama, Rose. Tapi, dia bukan Ayah Rose, jadi Rose harus selalu siap untuk kehilangannya,” batin Tania dalam hati.Tania menatap Rose, ia merasa iba pada putrinya itu, namun Tania juga tidak bisa mengabulkan keinginan Rose tentang kehadiran Ray.Ray hanya menemui mereka pekan lalu, saat ia mengantar Tania dan Rose kembali ke rumah. Setelah itu, mereka tidak pernah lagi bertemu. Tania hanya bisa me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 105 Permintaan Ayah

“Ayah!” Rasanya Tania ingin menangis karena terharu dengan kepedulian Ayahnya. Namun, Tania juga harus menegur Ayahnya agar berhati-hati membicarakan tentang Ray. Apalagi dengan kehadiran Ma Cee yang mengawasi mereka.“Kenapa, Tania? Ayah tidak berbicara sembarangan, tidak ada seorang Ayah yang rela melihat anak perempuannya dipermainkan oleh laki-laki.”“Ayah akan menyuruh Ray untuk mengumumkan pernikahan kalian. Jika perlu, dia seharunya mengadakan pesta.”Tania sontak melotot menatap Ayahnya. Tentu saja itu akan melanggar perjanjian mereka. “Ayah!” tegur Tania, “jangan mengatakan apa pun pada Ray. Dia sedang sibuk, tidak usah berpikiran negatif dan mempercayai semua yang ditampilkan di televisi. Tidak semua yang diberitakan terbukti benar.”“Berhenti membela suamimu. Jika berita itu tidak benar, seharusnya dia menyangkal dan membuat klarifikasi. Dia bahkan bisa menghancurkan stasiun berita yang menyebarkan berita miring tentangnya.”“Tapi buktinya, kamu bisa melihat sendiri apa ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 106 Siapa Yang Menjadi Orang Ketiga

Tania mendengus kesal saat seorang asisten rumah tiba-tiba berlari menghampiri Tania, memberitahukan perihal tamu yang berdiri di depan rumah dan hendak menemuinya. "Mengapa Ayah masih kembali, seharunya dia menyelesaikan masalahnya sekarang,” gumam Tania. "Uang yang aku berikan seharunya sudah cukup membantu, walaupun tidak banyak.” Tania terpaksa memberikan uang tabungannya pada sang Ayah, karena Ayahnya terus meminta dan memaksa akan menemui Ray jika Tania tidak memberikan uang padanya. Tania lalu berjalan ke luar, untuk menemui orang yang ia yakini adalah ayahnya. Namun, saat Tania sudah sampai di luar, ternyata bukan ayahnya yang kembali, melainkan orang lain yang datang bertamu dan sudah menunggunya. “De-” Tania baru akan menyapa Dewi, namun sebuah tamparan keras melayang ke wajahnya, membuat Tania bungkam seketika. Sontak para pengawal yang tadi menahan Dewi langsung melerai, melindungi Tania. "Ada apa, Dewi?” tanya Tania, ia memegang pipinya, bekas tamparan Dewi. “H
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 107 Hukuman Untuk Yang Melanggar

Tania diam, apa yang dikatakan Dewi telah menamparnya jauh lebih keras daripada tamparan tangan Dewi. “Kenapa kau diam? Merasa malu atas fakta yang aku katakan?” Dewi kembali tertawa, merasa senang karena berhasil membungkam Tania. “Kasih sekali kau Tania, hanya dijadikan mainan. Meskipun Ray menikahi kamu, namun dia tetap memprioritaskan aku. Semua orang bahkan merestui hubungan kami, tidak seperti kau!” Dewi memegang dagu Tania, menggerakkannya ke kanan dan ke kiri. “Aku turut prihatin melihatmu. Sebentar lagi kau juga akan dibuang, Ray tidak lagi butuh mainan murahan sepertimu!” Tania menepis tangan Dewi dari dagunya. Tania bahkan tidak bisa membantah lagi perkataan Dewi. "Bagaimana rasanya diperebutkan, Ray?” tanya Juan yang berdiri di dekat Ray. Sedari tadi Ray sudah datang dan menyaksikan pertengkaran Tania dan Dewi. "Ray,” panggil Dewi manja, ia langsung berlari ke arah Ray dan melingkarkan tangannya di lengan Ray. Sedangkan Tania, ia sedikit pun tidak menoleh untuk seke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 108 Ingin Berpisah

“Sejak awal hubungan kita tidaklah benar, Ray.” “Kau hanya datang sebagai pria pengganti, tanpa ada restu dari keluargamu.” “Kau seharusnya tidak membantu aku hari itu. Seharusnya kau membiarkan aku duduk di pelaminan sendiri, biarkan aku menanggung malu sendiri, Ray!” “Mengapa kau justru datang menyelamatkan aku? Mengapa kau harus menikahi aku Ray? Menikahi aku yang tidak kau kenal, mengapa? Mengapa kau membuat aku harus mengalami semua ini.” Tania menangis histeris, ia memukul dada Ray yang berusaha memeluknya. Tania terus menangis hingga suaranya tidak lagi keluar, namun air matanya tidak berhenti mengalir. Sedangkan Ray, ia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. Ray hanya memeluk Tania erat, berusaha menenangkannya. Air mata Ray turut menetes, ia tidak bisa mengelak, sejak awal semua ini memang salahnya. “Maafkan aku, Tania. Maaf,” ujar Ray lirih. “Kau terus membuat aku berada dalam kebingungan Ray, apa yang sebenarnya kau inginkan?” lirih Tania. “Kau membuat aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

Bab 109 Tanggung Jawab

“Ray, mengapa kau sangat lama?” Dewi berlari menghampiri Ray saat Ray baru saja keluar dari lift yang khusus dibuat untuk menuju ruangannya. “Kau tahu, para pengawal itu sangat mengesalkan Ray. Mereka melarang aku masuk ke ruangan kamu dan menyuruhku menunggu di ruang tunggu. Ray, berikan mereka hukuman,” rengek Dewi. “Untuk apa menghukum orang yang sudah melakukan pekerjaannya dengan baik.” Ray berjalan masuk ke ruangannya, tanpa mempedulikan rengekan Dewi. Dewi dengan kesal lalu mengikuti Ray, ia menghentakkan kakinya ke lantai karena kesal mendengar jawaban Ray. Padahal Dewi berharap Ray akan menghukum pengawalnya sama seperti yang dilakukan Ray di rumah. “Ray, kamu sadar tidak sih. Kamu membuat aku menunggu, lalu pengawal kamu itu juga menahan aku. Memperlakukan aku seperti orang lain, kau masih berpikir kalau mereka melakukan pekerjaannya dengan baik?” “Dewi,” tegur Ray. “Aku hanya mengikuti saranmu untuk menutupi kasus Ali yang merupakan adik aku. Bukan berarti kita aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

Bab 110 Saran

“Dia sudah tidak marah ‘kan? Dia tidak akan membunuh aku ‘kan?” “Diamlah, kau sangat berisik!” ujar Juan sedikit kesal. “Dia yang memanggilmu, meminta kita untuk berkumpul. Itu artinya dia sudah tidak marah lagi.” “Kau serius ‘kan? Aku sedang takut ini, jangan sampai dia mencekik leherku. Aku bisa mati mendadak, sedangkan aku belum menikah, aku masih belum mau mati.” Juan memutar bolah matanya, malas meladeni Satria yang sedari tadi terus berbicara. Rasanya Juan ingin menjahit mulut Satria agar dia diam. “Aku merasa jantungku akan keluar dari tempatnya,” ujar Satria saat mereka sudah berdiri di depan pintu. “Rasanya lebih mendebarkan daripada bertemu dengan calon mertua.” “Memangnya kau sudah punya calon mertua?” “Belum,” jawab Satria disertai senyum lebar yang memperlihatkan giginya, membuat Juan hanya bisa mendengus. Hari ini Ray meminta mereka berkumpul di rumah yang memang sudah menjadi tempat berkumpul mereka. Saat mereka membuka pintu, Ray sudah ada di dalam, men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status