Home / Romansa / Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku: Chapter 121 - Chapter 130

134 Chapters

Bab 121 Pergi Sejauh Mungkin

“Ayah setuju karena Ayah tahu, dia orang yang baik, sebagaimana Ayah mengenalnya. Dia memiliki kepribadian yang begitu baik, meskipun itu tersembunyi dari tatapan tajam dan juga wajah datarnya.” “Dia mungkin terlihat dingin, namun dia sangat penyayang. Dia selalu ingin melindungi keluarganya.” “Ayah sangat yakin, dia bisa menjadi suami yang bisa melindungi kamu dan juga Ayah yang selalu bisa menjaga Rose. Maka dari itu, Ayah melepas kamu untuk bersamanya. Karena Ayah percaya padanya, dan Ayah yakin kalau Ray tidak akan pernah mengecewakan Ayah.” Tania memejamkan matanya, ada banyak hal yang dibicarakan Ayahnya tentang Ray. Tetapi, Tania tetap memilih untuk pergi. Pergi sejauh mungkin dari segalanya. Tania telah mengambil keputusan itu, maka ia akan menjalaninya. Ayahnya tidaklah salah jika menilai Ray seperti itu. Tania belum benar-benar mengenal Ray, namun ia tidak dapat menutup mata dengan bagaimana Ray selalu berusaha menjaganya dan juga Rose. Terlepas dari surat perjanjian dan
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Bab 122 Menunggumu Kembali

“Rose, tidak perlu membawa banyak barang. Kita tidak akan lama di sana.”Suara teriakan yang menggema di seisi rumah, membuat orang yang ditegur langsung menghela napas. Ia menatap Tania yang tersenyum menatapnya.“Mama, Rose sudah sering mengatakannya. Jangan berteriak-teriak, Rose tidak suka jika teman-teman Rose membicarakan itu saat bermain,” ujar Rose, ia memasang wajah murung sembari menatap Tania.“Maaf, sayang. Mama lupa dengan itu.” Tania mengecup puncak kepala Rose, mengangkat kedua bahunya bersamaan dengan alisnya. Ia tersenyum tanda sengaja. Ia memang sering menjahili Rose.Menghabiskan waktu hampir lima bulan lamanya, hanya berdua dengan Rose, Tania menutup komunikasi dengan siapa pun dari kota tempatnya dulu. Termasuk Ayahnya. Maka dari itu, untuk melepas rasa rindu, Ayahnya harus datang tiap pekan untuk menemui Tania dan juga cucunya Rose.Sekarang Rose sudah lebih pandai dari sebelumnya. Ia jadi lebih dekat dengan Tania, membuat Tania mengetahui banyak hal baru tentang
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Bab 123 Berpisah? Tidak!

“Apa maksudmu, Ray.” Tania berusaha melepas diri, namun Ray merangkul pinggangnya semakin erat.Ray tidak banyak bicara, ia membawa Tania dan Rose menuju mobilnya. Meskipun harus dengan paksaan, agar Tania mau masuk ke dalam mobil.“Apa yang terjadi? Mengapa jadi seperti ini?” batin Tania bertanya-tanya.“Apakah aku sedang mimpi?”Tania tidak tahu apa yang terjadi, mengapa Ray tiba-tiba ada di bandara dan menjemputnya. Bukankah seharusnya mereka sudah berpisah? Tania yakin, Ray sudah mengurus surat cerai mereka.Akan tetapi, apa yang terjadi sekarang justru membuat Tania berada dalam kebingungan. Mengapa Ray bersikap seolah tidak terjadi apa-apa diantara mereka.“Selamat ulang tahun, Rose,” teriak semua orang yang langsung menyambut Rose saat turun dari mobil.Tania yang masih bertengkar dengan pikirannya, hanya menatap bingung orang-orang yang begitu ramai menyambut mereka.“Mengapa kita di sini?” Tania bahkan tidak menyadari selama di perjalanan, bahwa mereka tidaklah menuju rumah
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Bab 124 Rintangan Yang Menghalangi

“Aku yang tidak mencintaimu, Ray.”“Aku tidak lagi memiliki perasaan untukmu!”Tania mengakui itu, ia memang telah kehilangan perasaan itu, meskipun belum benar-benar hilang. Namun, usaha Tania selama hampir lima bulan ini, membuat Tania secara perlahan menyadari perasaannya yang terus memudar setiap harinya.“Maka beri aku kesempatan untuk membuatmu jatuh cinta padaku.”“Tidak, Ray.” Tania menghela napas. Ia merasa bingung dengan semua ini.“Lebih baik kita berpisah. Ada banyak rintangan yang menghalangi kita untuk bersama. Aku tidak sanggup.”Ray turut menghela napas. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya dipikirkan Tania, namun Ray tidak akan pernah melepasnya. Ray tidak ingin kehilangan Tania.“Apa itu? Katakan padaku, aku akan menyingkirkan segala rintangan yang menghalangi kita.”Tania menatap Ray. Ia merasa ragu, namun Ray terus mendesaknya. Bukankah lebih baik jika Tania mengatakan segala keresahannya? Tania tidak bisa terus memendam segalanya, membuat pikirannya penuh, hingga ke
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Bab 125 Memulai Kembali?

Ray masih berusaha meyakinkan Tania, hingga suara ketukan pada pintu kamar membuat mereka serentak menoleh. “Iya, sebentar,” jawab Ray. Masih banyak yang perlu mereka bahas, sehingga Ray dan Tania masih butuh waktu berdua.“Ray, Tania. Lebih baik kalian keluar dulu, Rose tidak ingin meniup lilinnya tanpa kalian,” ujar Juan yang mengetuk pintu kamar.Tanpa mengatakan sepatah katapun, Tania segera berjalan melewati Ray dan membuka pintu kamar. Sedangkan Ray, ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti Tania.Ini demi Rose, mereka harus mendahulukan Rose sebelum kembali membahas masalah di antara mereka. “Selamat ulang tahun, Rose. Ini hadiah dari Ayah.” Ray memberikan sebuah sertifikat kepemilikan saham di salah satu anak perusahaan miliknya.“Wow.”“Benar-benar menakjubkan!” Semua orang yang berada di sana menatap takjub Ray dan Rose, mereka benar-benar tidak menyangka bahwa Rose akan mendapatkan kado ulang tahun yang begitu besar.“Ray!” tegur Tania. “Rose tidak membutuhkan ini! L
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more

Bab 126 Kesempatan

Tania duduk termenung, mendengar semua perkataan Raka membuat Tania semakin bimbang. Apakah keputusannya untuk berpisah sudah benar atau tidak.Tania menatap kosong ke depan, ia tidak menyangka kalau Ray akan seserius ini. “Ayah, apakah Rose sudah tidur?” tanya Tania. Ia menelpon Ayahnya, berharap bisa mendapatkan solusi setelah berbicara dengan Ayahnya.“Dia sudah tidur sejak tadi, sepertinya dia kelelahan.” “Bagaimana denganmu, Nak? Apakah kau akan menginap di sana?”Tania diam. Sekarang sudah pukul sembilan malam. Hanya Tania sendirian di sini. Raka dan Ali sudah pergi. Ma Cee dan para asisten rumah sudah berisitirahat sembari menunggu Ray kembali.“Ayah, bagaimana ini?” “Nak, tetapkan pilihanmu. Ayah akan selalu mendukung kamu apa pun pilihan yang kamu putuskan. Namun, kamu harus ingat. Terkadang kita terlalu sering mencari kesalahan pasangan kita, hingga kita tidak menyadari segala kebaikannya.”“Meskipun Ayah mengatakan kalau Ayah mendukung kamu apa pun itu keputusan kamu, na
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more

Bab 127 Keluarga

“Ray,” panggil Tania.“Hm,” jawab Ray.“Aku benar-benar tidak terbiasa dengan semua ini. Bisa lepaskan aku?”Tania berusaha melepaskan lilitan tangan Ray di tubuhnya. Ia masih tidak terbiasa dengan perubahan secepat ini. Sekarang mereka akan benar-benar menjalani kehidupan sebagai pasangan suami istri. Bukankah itu melegakan. Tania tidak perlu lagi merasa takut dengan segala kemungkinan yang tidak pasti.“Aku merindukanmu, Tania,” bisik Ray lirih. Suaranya begitu pelan hingga membuat Tania merinding mendengarnya.“Tapi, ini sudah siang, Ray. Kita harus menjemput Rose, dia pasti sudah mencari aku.”Ray tidak menjawab, ia masih nyaman dalam posisinya. Mencari kehangatan dari tubuh Tania. Terus merapatkan tubuhnya, membuat kulit mereka saling menempel tanpa penghalang.“Ray. Kau tidak lupa dengan Rose ‘kan?”“Tidak, sayang.” Ray segera bangun. “Dia putri aku, bagaimana bisa aku melupakannya.”Ray segera bangun, ia harus membersihkan diri sekarang. Ini kali pertama ia bangun telat. Sekar
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

Bab 128 Keluarga 2

“Ray, apa yang kamu lakukan? Aku tidak membutuhkan semua ini.” Tania menatap Ray yang seolah tidak merasa bersalah. Padahal Ray sudah benar-benar kelewatan. Bagaimana tidak, Ray membeli semua barang yang di sentuh Tania.Bukan hanya barang yang disentuhnya, Ray bahkan membeli setiap barang yang dilirim Tania. “Kamu tidak akan membeli seluruh isi mall ini ‘kan?”“Mall ini milik aku. Kamu ingin memilikinya? Aku bisa menggunakan namamu sebagai pemilik mall ini, juga menggunakan namamu sebagai nama baru mall ini.”“Sepertinya mall ini memang perlu pembaruan.”Tania sampai terdiam mendengar apa yang dikatakan Ray. Yang benar saja. Bagaimana bisa Ray dengan mudahnya mengatakan itu.“Apalagi yang kamu inginkan?” tanya Ray, sedangkan Tania masih bungkam dan hanya menatap Ray dengan kedua matanya yang berkedip-kedip.“Seharusnya Rose ikut bersama kita. Dia pasti ingin membeli banyak mainan,” ujar Ray lagi.Rose memang tidak ikut bersama mereka. Ia pulang dengan asistennya setelah Rose tertid
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

Bab 129 Perlindungan

“Apakah kamu ingin ikut ke kantor?” tanya Ray. Tania yang baru bangun dibuat terkejut dengan pertanyaan Ray. Yang benar saja, bagaimana mungkin Tania tiba-tiba muncul di kantor setelah semua yang terjadi. “Tidak, aku di rumah saja,” jawab Tania cepat.“Aku takut jika kau akan bosan di rumah,” ujar Ray, berjalan mendekati Tania yang masih duduk di tempat tidur.“Sudah tidak ada Rose yang akan mengganggumu,” ujar Ray lagi, mengusap wajah Tania yang memerah.Rose kembali ke luar negeri untuk melanjutkan akademik. Sebelumnya Rose memang tidak dikeluarkan, sehingga ia masih terdaftar sebagai siswa di sana. Meskipun berat, Tania tidak punya pilihan lain selain melepas Rose. Lagipula itu juga permintaan Rose yang ingin kembali belajar dan bermain bersama teman-temanya.“Aku bisa pergi ke pantai yang di depan rumah, apakah boleh?” tanya Tania.“Boleh, pergilah bersama asisten rumah dan beberapa pengawal.”“Ray,” ujar Tania memelas. Tania tahu, hubungannya dengan Ray sudah berubah, bukan l
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Bab 130 Terluka

Rapat sedang berlangsung saat telepon Juan terus berdering, sehingga ia terpaksa meninggalkan rapat.Juan mulai curiga saat melihat banyak panggilan tidak terjawab dari telepon rumah, pengawal dan sekarang telpon dari Ma Cee menggunakan nomor pribadinya. Biasanya Ma Cee tidak menggunakan nomor pribadinya untuk menelpon.“Ada apa Ma Cee?” tanya Juan.“Nona Tania … Nona Tania tidak sadarkan diri, Nona Tania terluka, kakinya terluka dan mengeluarkan banyak darah.”Jantung Juan terasa berhenti berdetak mendengar suara ketakutan Ma Cee. Dalam keadaan darurat apa pun itu, Ma Cee biasanya selalu tenang. Namun, sekarang terdengar jelas suara Ma Cee yang bergetar disertai napasnya yang memburu, menunjukkan dengan jelas betapa takut dan khawatirnya Ma Cee.Juan memutar tubuhnya menatap pintu ruang rapat. Jika ia memberitahukan pada Ray sekarang, maka rapat akan terhenti dan semuanya harus ia susun kembali dari awal. Namun jika Juan tidak memberitahukan pada Ray sekarang, maka Juan tidak bisa me
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status