Home / Romansa / Callista: Bukan Sugar Baby Biasa / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Callista: Bukan Sugar Baby Biasa: Chapter 111 - Chapter 120

181 Chapters

Berteman Dengan Derina

"Aku minta maaf." Tere menundukkan kepala dalam-dalam dihadapan Star. "Sudahlah. Gak apa-apa kok. Aku yakin kau juga terdesak," balas Star lembut. "Gak bisa, Star. Biar bagaimanapun aku salah karena tidak mengkonfirmasi dulu beritanya. Tidak seharusnya aku asal percaya dan menghindarimu seperti itu karena takut ikutan dicap jelek." Tere menjelaskan sedetil mungkin. Tadinya Tere memang mau mengkonfirmasi berita yang tiba-tiba muncul di forum kampus. Tapi dirinya tiba-tiba ciut karena mendapat lirikan mencemooh dari orang-orang sefakultas. Bahkan orang-orang itu tidak segan mengatainya gatel hanya karena berteman dengan Star. Tapi seperti yang tadi dikatakan oleh Star, untuk apa marah kalau yang orang-orang katakan itu tidak benar? Membela diri itu boleh, tapi tidak dengan cara marah-marah. "Oke. Aku memaafkanmu." Star akhirnya mengangguk setuju. Bagi Star, selama orang itu benar-benar menyesal, maka dia pantas mendapat kesempatan kedua. Dan Tere terlihat benar-benar menyesal.
Read more

Menghancurkan

“Kenapa kamu bisa sama Derina?” Harvie perlu menunduk untuk berbisik tepat ditelinga istrinya. “Urusan perempuan Daddy.” Star balas berbisik. Dua orang ini tidak bisa bicara terlalu keras karena mereka sedang ada di rumah sakit. Kali ini untuk menjenguk Marcus yang baru saja mengalami kecelakaan. Sebenarnya Harvie enggan mengunjungi Marcus karena masih marah pada lelaki itu, tapi ibunya meminta dia datang untuk menjenguk dengan mengajak Star. Karena Harvie masih belum merasa perlu memberi tahu orang tuanya soal kelakuan Marcus, dia hanya bisa menurut saja. “Kakak ini gimana sih?” tegur Derina dengan suara keras. “Nyetir kok gak hati-hati banget.” “Derina. Kakakmu sedang sakit. Lembutlah sedikit.” Sarah menegur putri satu-satunya itu. “Kalau kelakuan Kak Mark segini banget, aku gak akan bisa lembut. Lagian kak Mark ini kena karma.” Derina masih menunjukkan ketidaksukaannya atas kelakuan kakaknya beberapa waktu lalu. Derina masih marah dengan kelakuan Marcus yang tidak punya hat
Read more

Ketahuan

"Astaga aku melupakan sesuatu." Tiba-tiba saja Star menggebrak meja kantin. Hampir setengah isi kantin berbalik ke arah meja Star. Memandang gadis yang sejak beberapa hari lalu menjadi bahan gosip dan kini gosip itu sudah mereda. Mereda karena ada beberapa orang yang mengenali Harvie di luar sana. Ketika lelaki itu dan Star menjenguk Marcus, orang-orang itu berhasil memotret kebersamaan mereka dan menyebarnya di media sosial. Yah, walau soal hamil diluar nikah itu belum hilang sepenuhnya. Foto mereka juga sedang berada di rumah sakit, membuat netizen kembali menghujat. Masih ada yang mau berpikiran positif sih, tapi lebih banyak yang nyinyir. "Apaan sih Star? Ngagetin saja." Hillary memprotes. "Aku tidak punya waktu untuk bersenang-senang di sini. Aku harus pergi." Star bergegas membereskan barang-barangnya dan segera angkat kaki dari kantin. Gerakannya begitu cepat, sampai dua sahabatnya tidak bisa memprotes. "Apanya yang bersenang-senang? Kita ini kan lagi kerja tugas,"
Read more

Pergi

"Mama, please. Jangan begini." Star berlutut dihadapan Helena. Sejak Peter 'menggrebek' Harvie dan Star, Helena sudah menunggu di rumah dengan perasaan kecewa dan marah. Karena tidak ingin menimbulkan keributan di kantor, Peter memang meminta Harvie dan Star untuk pulang ke rumah. Mereka akhirnya berbicara di ruang kerja Peter yang kedap suara. "Mama pikir kalian serius, tapi apa ini?" Helena mengacungkan kertas kontrak itu di depan Star. "Kamu ternyata gak sebaik yang Mama kira. Kamu benar-benar wanita panggilan dan hanya mengincar uang." "Ma, itu gak bener." Harvie berusaha untuk membujuk Star bangun. "Gak bener apanya Harvie? Di kertas itu tertulis dengan jelas kalau kamu membayarnya." Kini giliran Peter yang protes. "Star gak pernah pakai uangnya kok, Pa. Semua masih ada. Star... Star... balikin sekarang." Dengan tangan gemetar Star mengambil ponselnya. Hendak mentransfer uang yang pernah diambilnya dari Harvie melalui mobile banking. "Tidak perlu," hardik Helena m
Read more

Pulang?

“Pak, bisa tolong jangan memanfaatkan saya?” Brian menghela napas panjang. Lagi dan lagi, Brian harus makan siang di Seren. Bukan hanya sekedar makan siang, bahkan makan pagi dan makan malam juga. Harvie tidak mau menyianyiakan waktu kosong Brian sedikit pun. “Harusnya kamu bersyukur aku kasih makan gratis,” hardik Harvie kesal. “Tapi kalau sehari tiga kali selama seminggu, semua orang jug akan bosan.” Tentu Brian akan terus protes. “Berani kau ngomong gitu sama bos?” Harvie melotot pada Brian. “Saat ini kamu bukan bosku, Vie.” Brian memberanikan diri untuk bicara santai. Toh, mereka seumuran. “Wah, sudah berani ya panggil nama saja. Aku belum dikeluarkan dari kantor loh. Statusku cuma cuti kan?” Brian mengedikkan bahu dengan malas. Dia membaca buku menu yang sudah bosan dilihatnnya. Rasanya sudah semua menu dicoba oleh Brian. “Bagaimana perkembangannya?” tanya Harvie serius. “Masih sama.” Brian menutup buku menu dan menyebutkan pesanannya pada pelayan. “Ayahmu masih keras k
Read more

Syarat (Mature Content)

"Daddy." "Hm." Harvie bergumam sambil menghindu aroma habis mandi Star yang sangat harum. "Kenapa Daddy belum mau pulang? Mama lagi sakit loh." Bukannya menjawab, Harvie malah makin mengeratkan pelukannya pada Star. Menenggelamkan ujung hidungnya ke rambut kecokelatan Star. Mereka berbaring dengan nyaman di ranjang, di rumah baru mereka. Lebih tepatnya, rumah yang di dapatkan Star dari safe deposit box misterius. Mereka benar-benar memanfaatkan semua benda yang ada di sana. "Daddy gak mau kamu nantinya diperlakukan gak adil di sana. Lagian kita cuma gak balik ke sana lagi kok, besok kita tetap jenguk Mama." Harvie akhirnya menjawab. Star yang berbaring memunggungi Harvie, menggeliat untuk berbalik. Dia menatap sang suami dengan lekat. Mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi Harvie, yang kemudian tangan itu dikecup suaminya. "Aku gak apa-apa kok. Lagian aku yakin Papa dan Mama gak seperti itu." Star berusaha untuk membujuk. "Lalu bagaimana kalau ada kejadian seperti in
Read more

Mengadu Domba

"Good morning," suara Harvie terdengar sangat merdu di telinga Star keesokan harinya. "Good morning, Daddy." Star membalas dengan senyum yang sangat menyilaukan. "Bagaimana peraasaanmu?" Harvie mengelus lembut pipi Star. "Amazing?" gumam Star dengan nada bertanya, membuat Harvie tertawa renyah. "Masih sakit?" "Apanya yang sakit?" Kening Star berkerut mendengar pertanyaan Harvie. "Jangan bilang kamu melupakan malam panas yang kita lewatkan bersama?" tanya Harvie dengan mata membulat. "Semalam? Mema ...." Mulut Star terbuka lebar begitu dia mengingat apa yang terjadi semalam. Akhirnya mereka berdua melakukan malam pertama yang tertunda lama itu. "Kita melakukannya?" tanya Star tidak percaya. Harvie tertawa cukup keras mendengar pertanyaan Star. "Ya, Sayang. Kita melakukannya." "Oh, my God. Kok gak terlalu berasa ya?" Star menunjukkan wajah bingungnya. "Gak berasa?" Kini giliran Harvie yang bertanya, tidak percaya dengan kata-kata Star. Harga diri Harvie sebagai playboy pa
Read more

Syarat Tambahan

Harvie maju untuk ke hadapan Star, menggenggam tangan istrinya dengan lembut. Sayangnya Star menepis tangan itu dengan kasar dan melayangkan tamparan yang sangat keras. Irish begitu terkejut ketika merasakan pipinya tertampar keras. Saking kerasnya, Irish sampai terhuyung ke belakang. "Apa kau gila?" teriak Irish sambil memegang pipinya. "Aku tidak gila Irish. Kau yang gila," jawab Star dengan nada dingin yang menakutkan. "Kau yang gila karena merebut pacar orang," teriak Irish tidak terima. "Harusnya aku yang marah di sini, bukan kau." "Berhenti mengatakan hal yang tidak-tidak. Siapa yang pacarmu?" Harvie ikut-ikutan tersulut emosinya. Irish mendekati Harvie, masih dengan kemeja yang terbuka. Dia berusaha meraih tangan Harvie, tapi tentu Harvie tidak membiarkannya. Membuat Irish kesal setengah mati. "Daddy, udah deh. Gak usah akting seperti itu. Ngaku saja kenapa?" Irish masih terus berteriak. "Kau yang harusnya berhenti akting, Irish. Aku melihat seuanya," Star segera memba
Read more

Dibalik Seren

Seharian Star tidak mengajak Harvie bicara. Dia tahu kalau Harvie tidak melakukan kesalahan apa pun, tapi dirinya tidak bisa untuk tidak marah pada Harvie. Entah mengapa Star tiba-tiba saja merasa takut ditinggal seperti yang ada di novel yang dibacanya. Setelah bercinta sekali si perempuan langsung ditinggal oleh kekasihnya. Star takut mengalami hal yang sama. Apalagi masih banyak perempuan yang mengejar Harvie. "Babe. Untuk apa kamu minta dipasangin finger print dipintu kamar?" tanya Harvie dengan hati-hati. Semua orang terkejut mendengar permintaan Star untuk memasang sensor sidik jari di kamar lama mereka. Keinginan Star untuk tidak menerima Irish kembali di rumah Helena masih masuk akal. Tapi sensor sidik jari? Aneh, tapi tidak ada yang berani bertanya. Jangankan soal sensor itu, Helena bahkan tidak berani bertanya soal Irish. Dia juga bisa melihat mood Star yang tidak begitu baik. Bahkan sampai sekarang ketika Star dan Harvie sudah kembali ke kamar lama, Star masih melamun b
Read more

Tidak Ada Rotan Akar pun Jadi

"Brian, coba kau selidiki soal kecelakaan yang menimpa Marcus." Harvie sudah kembali ke kantor dan hal yang pertama dimintanya adalah itu. Brian menghela napas mendengarnya. Untung saja Brian sudah melakukan sedikit penyelidikan. "Sebenarnya saya sudah sedikit menyelidiki hal itu," jawab Brian sambil menggulir layar tabletnya. "Rem mobilnya blong." Brian menyerahkan tabletnya pada Harvie. "Lalu ada mobil pengangkut barang yang menabraknya dari sisi kanan." Harvie mengamati apa yang ada di layar tablet asistennya, sambil mendengar penjelasana Brian. Itu adalah foto saat kejadian. "Mobil Pak Marcus sempat terseret, tapi tidak ada luka lain selain pada kedua kaki. Airbag mobil mahal memang luar biasa, sayangnya tidak ada airbag dibagian kaki." Brian menambahkan. "Terjepit badan mobil?" tanya Harvie untuk lebih meyakinkan dan Brian menganggguk. "Kurasa rem mobil ini sengaja dirusak." Brian menambahkan. "Ya. Itu jelas sekali. Mobil Mark sebulan sekali akan menjalani perawatan di b
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
19
DMCA.com Protection Status