Home / Romansa / Callista: Bukan Sugar Baby Biasa / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Callista: Bukan Sugar Baby Biasa: Chapter 121 - Chapter 130

181 Chapters

Mata-mata

"Bagaimana?" tanya Star pada Irina dengan perasaan cemas lewat panggilan telepon. "Ehm, Irish baru saja keluar dari gedung kantor Pak Harvie." Suara Irina terdengar sangat ragu-ragu saat mengatakannya. Irina sudah tahu konflik Star dan Irish dari ibunya. Sementara Karin memilih pergi untuk membujuk Irish, Irina tetap tinggal bersama Star untuk menjaganya. Dan karena Star masih insecure, dia meminta Irina mengawasi Harvie. Tidak masuk akal dan bisa mengundang pertengkaran lain, tapi Star benar-benar merasa tidak aman. Entah kenapa dia tiba-tiba menjadi lemah. "Berapa lama dia di sana dan apa saja yang dilakukannya?" tanya Star berusaha menahan emosi. "Mungkin sekitar lima belas menitan. Saya mencoba tanya pada resepsionis dan katanya dia hanya berbicara dengan Brian." "Itu saja?" tanya Star tidak sabaran. "Katanya Irish menitipkan sesuatu pada, Pak Brian." Sungguh Irina merasa dirinya berada diposisi yang sangat sulit. Star menghembuskan napas dengan keras. Sepert
Read more

Kata Maaf

"Nah, loh. Kok bengong lagi sih? Masih kepikiran yang kemarin atau ada yang lain?" Harvie yang hari ini lembur, menemukan istrinya melamun seperti kemarin ketika pulang. Dan Harvie segera duduk di pinggir ranjang untuk mencoba berdiskusi dengan Star. "Kamu kenapa lagi sih, Babe?" tanya Harvie lembut sambil merapikan anakan rambut Star. Star terdiam dan hanya menatap Harvie dengan bingung. Ingin rasanya Star mengatakan isi pikirannya, tapi Star takut jika dia dibilang posesif. Setahu Star, Harvie tidak suka perempuan posesif. "Aku gak apa-apa kok. Cuma lagi banyak pikiran," bisik Star dengan kepala tertunduk. Akhirnya Star memilih untuk tidak menyuarakan keresahannya, tidak seperti yang disarankan Bella. Itu justru membuat Harvie gelisah. "Babe." Harvie menjepit dagu istrinya dan menariknya. Membuat Star sedikit mendongak menatapnya. "Kalau kamu ada masalah, sebaiknya diceritakan. Gak baik dipendam sendiri loh. Kamu bisa stres dan Daddy gak mau kamu seperti itu. Stres itu membaw
Read more

Brian dan Irish

"Hey, bagaimana Harvie selama kau bekerja dengannya?" Irish yang berbaring telungkup sambil bertopang dagu dan hanya ditutupi selimut, bertanya pada Brian yang sedang merokok. Mereka berbaring dengan sama polosnya di atas ranjang. "Ya, gitu deh. Dia sebenarnya cukup baik, tapi suka marah-marah dan suka ngancam potong gaji." Brian mengembuskan asap rokoknya ke udara. "Gak lelah memangnya digituin terus?" tanya Irish lagi. "Lelah banget lah, tapi mau gimana lagi? Gaji di sana tinggi dan aku juga gak bisa keluar. Kalau keluar ya diancam." Brian berkata jujur. Ya. Harvie memang atasan yang cukup baik, makanya Brian juga bersikap baik. Tapi kalau terus-terusan diperlakukan seperti itu selama bertahun-tahun, siapa juga yang tahan? "Kalau gitu, gimana kalau kamu bantuin aku saja? Kita jebak Harvie biar dia balikan lagi sama aku." Irish berbisik manja di telinga Brian. Menggoda lelaki itu agar kembali bergairah. "Caranya?" tanya Brian bingung. "Sederhana saja, kita hanya perlu
Read more

Lebih Dari Satu Istri

"Apa yang kau lakukan di sini?" Star setengah berteriak. Suara Star membuat orang yang tengah menunggu di dalam ruangan berbalik. Irish langsung tersenyum begitu melihat Star yang terlihat marah. Liza mengeluh dalam hati. Mengutuk bosnya yang seenaknya saja meminta seorang wanita yang super seksi menunggu dalam kantornya. Istri manapun pasti akan salah paham. Dirinya sendiri saja sudah berpikir jelek soal bosnya, apalagi Star. "Anu, Mbak. Ini sepertinya rekan kerja Pak Harvie." Liza mencoba untuk menjelaskan. "Kamu gak usah repot menjelaskan seperti itu. Star tahu kok siapa aku." Irish menyela dengan santainya tanpa beranjak dari sofa. Liza yang mendengarnya, makin berpikiran jelek soal Harvie. Liza bahkan tidak segan mengutuk atasannya itu dalam hati. Kali ini peperangan tidak mungkin terhindari lagi. "Keluar dari ruangan suamiku." Star mendesis. Kali ini Star tidak akan mau kalah atau merasa tertekan lagi. Dia akan memperjuangkan suaminya, dari siapapun yang ingin
Read more

Gara-gara Gong Yoo

"Apa maksudmu dengan melenyapkan itu, Star?" tanya Harvie tidak percaya dengan telinganya. "Kenapa? Tidak mau? Atau tidak sanggup membunuh pacarmu?" tanya Star ketus. Padahal Star tidak benar-benar ingin melenyapkan dalam artian membunuh. Star hanya ingin menguji Harvie. Dan sekarang Star cukup kecewa karena Harvie tidak langsung mengiyakan. Walau sebenarnya wajar jika Harvie tidak mengiyakan. Star terbakar cemburu dan tidak mau tahu lagi. Segala cara akan dilakukannya. "Dia bukan pacarku, Star. Yang kamu minta itu 'melenyapkan''. Itu sama saja dengan membunuh, Star. Andaikata kamu meminta aku menendangnya sampai ke Antartika, akan kulakukan sekarang juga." Harvie terlihat syok. "Oh, Antartika. Pilihan yang bagus," jawab Star dengan kepala mengangguk. Harvie merasa lega karena sepertinya Star mau berubah pikiran, tapi kelegaan itu hanya bertahan sesaat. Kata-kata Star selanjutnya benar-benar membuat Harvie emosi. "Pas banget ya. Di sana dingin cocok banget untuk bikin ana
Read more

Orang Mencurigakan

Harvie tersenyum melihat Star pagi ini. Istrinya itu masih membuang muka, tapi jelas moodnya sudah jauh lebih baik. Buktinya, dia tidak keberatan ketika dikecup di sudut bibir. Kaget dan cemberut sih, tapi sama sekali tidak protes. "Giliran sudah baikan, langsung PDA di man-mana. Sadar tempat dong." Peter memprotes. "Harvie harus minta terima kasih sama Gong Yoo nih." Harvie terkekeh geli. Membuat Star melirik kesal ke arahnya. "Gong Yoo? Artis Korea?" tanya Helena bingung. Apa hubunganya artis Korea dan baikan? "Ada deh. Mama sama Papa gak perlu tahu." Star tersenyum setuju dengan kata-kata Harvie. "Jadi rencana yang kamu jalankan itu udah oke?" tanya Peter menyudahi rasa penasaran Helena. "Tapi tu nanti Brian yang atur. Toh dia yang akan menjalankan rencananya." Harvie menyendok smoothienya dengan santai. "Tenang saja, Babe. Nanti kalau sudh berhasil kukasih tahu kok." Harvie segera menjawab lirikan tajam dari Star. "Sekarang ini, Brian masih menjalankan misi rahasianya. Jan
Read more

Laki-laki Masa Lalu

Irish tersenyum semringah sambil memainkan ponselnya. Sama sekali tidak terlihat seperti orang yang habis kecelakaan. Tidak juga terlihat syok karena hamil diluar nikah. "Apa yang membuatmu tersenyum terus?" tanya Karin yang baru masuk ke dalam kamar rawat inap anaknya. "Aku senang karena hamil," jawab Irish santai. "Kamu senang karena hamil diluar nikah? Tidakah harusnya memalukan?" tanya Karin tidak percaya. "Untuk apa Mama mengkhawatirkanku sekarang?" tanya Irish ketus. "Lagipula aku yakin akan dinikahi kok, dan aku akan jadi kaya raya. Jadi Mama urus saja Star," lanjut Irish santai seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Kalau begitu minimal beri tahu Mama siapa ayah bayinya?" tanya Karin serius. "Mama akan tahu pada waktunya." Irish tersenyum penuh arti. Dia baru saja mengirim pesan untuk ayah sang bayi. *** Star menghela napas. Harusnya tadi dia memberi tahu Harvie ketika mau datang, sehingga dia tidak perlu menunggu seperti sekarang. Rasanya sia-sia Star bolo
Read more

Istri Kedua

“Daddy pernah tidur bareng Irish gak?” Hari ini jadinya Star menghabiskan waktu dengan Derina, sambil menunggu Harvie kembali dari luar. Begitu mereka tinggal berdua saja, Star bertanya dengan nada tenang. Seolah yang ditanya oleh Star bukanlah apa-apa. “Kamu masih gak mau percaya sama aku?” jawab Harvie berusaha menahan diri agar tidak marah. Rasanya lelah juga selalu dicurigai seperti ini. “Aku hanya bertanya, Daddy. Aku harus memastikan siapa ayah dari bayi Irish.” “Dia hamil diluar nikah?” tanya Harvie tidak terdengar terkejut. “Karin tadi pagi menelepon dan mengatakan seperti itu. Selain itu Irish juga kecelakaan. Apa itu kerjaan, Daddy?” Star kembali bertanya. “Yang mana yang kamu tanyakan?” “Dua-duanya,” jawab Star masih sangat tenang. Kali ini sudah memutuskan akan mempercayai Harvie. “Tidak. Keduanya bukan karena aku,” jawab Harvie terdengar sangat serius dan tatapan mata lurus. Harvie dan Star saling beradu tatap. Star adalah yang pertama memutuskan acara saling men
Read more

Tabungan Bayi

Kata-kata Zeus seperti petir disiang bolong bagi Irish. Irish sebenarnya sudah bisa menyangka akan ada penolakan dari tetua Arwen, tapi tidak pernah menyangka Zeus akan mengatakan hal seperti itu. Selama ini Zeus terlihat sangat bergantung pada Irish untuk urusan ranjang, jadi Irish pikir dia pasti akan dibela. “Apa maksudmu?” desis Irish menahan kesalnya pada Zeus. Zeus mendengkus kesal. Kenapa hari ini semua orang bertanya dua kali padanya? Apa kata-kata yang dia ucapkan tidak cukup jelas. “Kau akan jadi istri kedua Irish. Kurasa kata-kataku tadi sudah cukup jelas.” Zeus ikut mendesis marah. “Aku hamil anakmu loh,” desis Irish tidak terima. “So? Memangnya Callista bukan anakku?” Zeus bertanya. “Lagi pula kita belum tes DNA.” Baik Star maupun Hera mengangkat kedua alisnya. Hanya sebentar saja, tapi Harvie bisa melihat gestur Star dari sudut mata dan melihat Hera ketika tidak sengaja melirik ibu mertuanya. “Tes DNA?” tanya Irish tidak percaya. “Kenapa harus sekaget itu?” Hera
Read more

Ngidam

“Mana Star?” Helena bertanya ketika melihat menantunya melewatkan sarapan pagi. “Masih tidur,” jawab Harvie santai. Tidak peduli sama sekali dengan pandangan menuduh ibunya. “Kamu tuh ya. Istrinya jangan suka disiksa seperti itu,” protes Helena. “Emang aku ngapain dia?” tanya Harvie mengangkat kepala dari ponselnya dengan tampang tak bersalah. Harvie memang tidak punya salah apa-apa, selain membuat Star kelelahan. “Kamu tuh ya. Dibilangin baik-baik, malah balik ngejek.” “Ya. Demi kejar setoran, Ma. Aku gak mau kalah dong dari papa mertuaku. Dia udah mau tambah anak, masa aku gak?” Peter yang sedang menyeruput kopi sambil menonton berita disabtu pagi ini langsung menoleh ke arah anaknya. Peter dan Helena memandang Harvie dengan tatapan bertanya. “Apa maksud kata-katamu itu?” Helena yang bersuara. “Mama ingat Irish?” “Pelayan Star itu kan?” “Dia hamil adiknya Star. Katanya bakal jadi istri kedua Papa Zeus,” balas Harvie kembali menkuri ponselnya. “APA?” Peter dan Helena sere
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
19
DMCA.com Protection Status