Home / Romansa / Callista: Bukan Sugar Baby Biasa / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Callista: Bukan Sugar Baby Biasa: Chapter 101 - Chapter 110

181 Chapters

Tolong

"Harvie sialan." Marcus menghamburkan barang-barang yang ada di wastafel kamarnya dengan kesal. Baru saja pulang rumah setelah bekerja, dan dia langsung mendengarkan berita buruk. Berita yang sangat buruk. Besok pagi Star dan Harvie akan melangsungkan pernikahannya. Tapi bagaimana bisa? Seingat Marcus, terakhir kali berbicara dengan Harvie, sepertinya keluarga Star belum memberi restu. Tapi besok mereka akan menikah? Bagaimana bisa tidak ada orang yang tahu sama sekali? "Kalau begini caranya, aku harus memakai cara yang lebih ekstrim." Marcus mengangguk dengan seringai yang menyeramkan. *** "And here we go the bride." Star berbalik begitu mendengar suara pintu terbuka diiringi suara Clara, salah satu sepupu Harvie yang berprofesi sebagai youtuber. Star sudah berkenalan dengan Clara sebelum dirinya mulai di make up. Adik sepupu Harvie itu meminta izin untuk merekam momen pernikahan mereka yang tertutup untuk umum. Kini ketika Star sudah berpakaian lengkap, Clara datang lag
Read more

Kecelakaan

Semua terjadi begitu cepat. Star baru melangkah sebanyak satu kali dan Harvie baru saja menunduk mencari kunci mobil yang terjatuh. Di saat yang sama, seseorang membekap Star dari belakang. Jangan tanya lagi bagaimana terkejutnya Star saat itu. Star luar biasa panik dan ketakutan. Seumur-umur ini kali pertama Star merasakan ketakutan seperti ini. Tentu saja ketakutan berpisah dengan Harvie tidak bisa dibandingkan dengan saat ini. Sekuat tenaga Star mencoba melawan. Dirinya berusaha menggigit tangan orang yang membekapnya dan ternyata berhasil. Star tidak menyia-nyaiakan kesempatan dan segera berteriak. "Daddy. Tolong." Star hanya bisa meneriakkan itu karena mukutnya kembali di bekap. Tapi setidaknya Harvie sudah mendengarnya dan mengejar dirinya yang sedang dimasukkan ke dalam mobil secara paksa. "STAR." Sayangnya Harvie sedikit terlambat. Ketika dia berhasil mencapai mobil para penculik, pintu mobilnya baru saja menutup rapat dan mobil itu segera melaju. Dengan terg
Read more

Biang Kerok

Star tersentak ketika mendengar suara tembakan. Namun kesadarannya segera kembali dengan cepat begitu mengingat Harvie. Star segera mendongak mencari suaminya dan menjadi pucat melihat kaca mobil sport berwarna merah itu sudah rusak karena peluru. Ketika si penjahat yang disebelahnya kembali mengarahkan pistol pada mobil Harvie, Star menahan tangan pria itu. Tapi jelas usaha Star sia-sia, karena lelaki yang satunya menangkap Star dan menguncinya. "Daddy pergi. Jangan datang ke sini." Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Star ketika peluru demi peluru, menghantam bodi mobil sport itu adalah menangis dan berteriak. Teriakan itu makin menjadi ketika mobil Harvie menabrak pembatas di pinggir jalan, bermanuver, menabrak mobil yang ditumpanginya dan akhirnya terbalik. Mobil suv hitam itu terguncang cukup hebat. Dua penumpang di depan yang tidak menggunakan safety belt sudah bercucuran darah. Penumpang yang dibelakang pun sama saja. Di dalam mobil itu hanya Star saja yang masih sa
Read more

Orang Misterius

Entah apa yang ada dipikiran Derina saat ini, tapi dia memesan taksi dan kembali ke rumah sakit. Rasa bersalahnya makin besar pada Harvie dan Star. Mungkin itu yang membuatnya kembali ingin mengunjungi kamar Harvie. "Star ayo makan dulu, Nak." Derina bisa mendengar suara membujuk Helena. Derina yang berdiri di depan pintu mengintip dari celah pintu. Menyaksikan bagaimana Star makin kehilangan semangat hidupnya. Padahal Harvie baik-baik saja, hanya belum sadar. "Star, ayo dong. Kamu juga masih sakit, Nak. Kamu harus makan." Oke, sudah cukup. Derina tidak tahan lagi melihat Star yang tiba-tiba jadi lemah. Dia jauh lebih suka menghadapi Star yang kuat dan berani. Karena itu Derina melangkah masuk dan menarik bahu Star dengan kasar. "Derina." Helena memekik tertahan melihat sikap kurang ajar itu. "Dengar ya. Kamu sekarang istrinya Kak Harvie kan?" tanya Derina tidak peduli dengan tatapan tajam Helena. "Harusnya sebagai istri, kamu yang mengurusi Kak Harvie. Tapi kalau kamu mo
Read more

Calon Pelakor

Star tertidur sangat pulas sejak semalam. Mungkin tubuhnya memang sudah sangat lelah karena penculikan dan kecelakaan. Saking pulasnya Star tidak menyadari ada yang menjenguk di malam hari. Pengunjung itu tidak melakukan apa-apa dan hanya menatap dua orang yang tidur berdampingan itu. Setelah cukup puas dia segera pergi. Dan tidak ada yang menyadari kedatangannya, bahkan Irina pun tidak. *** Entah sudah berapa lama Star tertidur. Dia bahkan tidak mengingat kapan tertidur dan tidak tahu sudah jam berapa sekarang. Dirinya hanya bisa mendengar suara samar dan elusan di kepalanya. Penasaran dengan apa yang terjadi di sekitarnya, Star memaksa dirinya yang masih sedikit mengantuk untuk bangun. Mata Star baru terbuka sedikit ketika mendengar suara yang amat dirindukannya. "Duh, ini karena Mama sama Kakek nih. Star kebangun tuh." Mata Star langsung membuka seketika. Dirinya langsung terlonjak bangun dan melihat ke sisi ranjangnya, menemukan Harvie yang sudah terbangun. "Daddy?" Sta
Read more

Mengaku

Seminggu telah berlalu sejak Harvie dirawat. Kini dia sudah lebih baik dan telah diizinkan pulang oleh Star. Ya, oleh Star. Dokter sudah mengizinkannya pulang dua hari lalu, tapi Star memaksa tinggal dengan alasan Harvie perlu benar-benar sehat dulu. Alasannya tidak masuk akal karena jelas dokter telah mengatakan Harvie sudah sehat dan bisa pulang, tapi Harvie tetap tinggal sesuai permintaan Star. Ketika penyangga leher Harvie sudah dilepas, barulah Star mengizinkan Harvie pulang. "Babe, Daddymu ini habis sakit leher. Bukan pasien patah tulang kaki. Gak perlu dituntun gini juga kali," gerutu Harvie dengan suara kekehan tertahan. Harvie tidak marah sama sekali, justru sebenarnya dia senang dipeluk-peluk oleh Star seperti. Hanya saja, ini terlihat sangat memalukan. Dirinya baik-baik saja, tapi Star memaksa untuk memapahnya. Para perawat di rumah sakit sampai harus menahan tawa karena hal ini. tapi demi istri tercinta, Harvie memilih untuk memutus urat malunya. "Gak bisa Dadd
Read more

Rasanya Dikhianati

“Apa?” tanya Harvie tidak percaya, berharap dia salah dengar. “Kau mungkin sudah bisa menabak kalau aku suka pada Star.” Marcus menjelaskan asal muasal kenapa dirinya bisa jadi gila. “Aku merasa tidak rela melihatnya yang masih polos menikah denganmu yang playboy.” “Dan kau menculiknya?” tanya Harvie dengan suara melengking. Dia marah sekarang. “Ya. Lalu ternyata itu malah menyakiti kalian berdua,” jawab Marcus dengan nada datar. Marcus mengaku, tapi tidak ada lagi gunanya menyesal. Harvie tentu tidak akan mengampuninya lagi, apalagi Star. Mungkin Star malah akan membencinya setelah mengetahui ini. “Lalu? Apa yang kau inginkan setelah menculik Star?” tanya Harvie geram. “Memperkosanya?” Dugaan Harvie bisa dibilang sangat jahat, tapi itulah yang terlintas di kepalanya. Membuat Star hamil, adalah jalan pintas berpisah darinya kan? Yah, walau Harvie tidak berniat melepas istrinya apa pun tejadi. “Tidak. Aku tidak berniat melakukan hal seperti itu.” Marcus buru-buru menjawab.
Read more

Daddy Ajari

"Daddy mau cerita sesuatu?" Star akhirnya bertanya setelah mereka berbaring berdampingan. Saling berpelukan dengan nyaman. Selama sejam, Harvie hanya diam dan memeluk Star. Selama itu pula Star harus menahan pegal karena dipeluk terlalu erat. "Banyak." Harvie mendesah. Dirinya tiba-tiba saja merasa lelah. "Oke. Akan kudengarkan." Star memperbaiki posisinya sedikit agar bisa lebih nyaman lagi memeluk Harvie. "Marcus mengkhianatiku," bisik Harvie pelan. Star mendengar dengan baik dan menunggu kelanjutan ceritanya. "Dia yang mencelakai kita," bisik Harvie makin pelan. "Mencelakai kita? Maksud Daddy yang kejadian pas di hari pernikahan kita minggu lalu?" Harvie menjawab Star dengan anggukan kepala dan gumaman pelan. Itu membuat Star membulatkan mata dan mulutnya. Dia tidak percaya kalau ternyata Marcus segila itu. "Kalau orang lain yang melakulannya, rasanya masih masuk akal, tapi Marcus?" Harvie menggeleng pelan, masih tidak percaya pada kenyataan. "Aku tidak tahu harus
Read more

Gosip Menjijikkan

“Kamu kenapa sih, Vie? Masih ada yang sakit?” tanya Helena khawatir, ketika melihat putranya berwajah mendung. “Gak,” jawab Harvie datar. Jawaban datar itu membuat Star meringis. Sedikit banyak dia tahu apa yang membuat Harvie badmood. Salah satu alasannya karena dia sudah harus masuk kantor. Pekerjaannya tidak bisa ditinggal lagi. Hal lainnya adalah karena Star. Setelah ‘ditolak’ dua hari berturut-turut dengan alasan masih sakit, kini Harvie harus menunggu seminggu lagi. Tadi pagi Star berteriak dari kamar mandi, memberi informasi kalau dirinya sedang dapat tamu bulanan dan minta dipanggilkan Irina karena kehabisan pembalut. Setelah puasa berbulan-bulan dengan harapan bisa tersalurkan setelah menikah, tapi sekarang dia malah harus menunggu lagi. Sebenarnya bukan Harvie tidak mau menunggu atau apa. Dia bisa puasa berbulan-bulan, jadi tambahan seminggu lagi tentu tidak masalah. Yang jadi masalah adalah, Star selalu menempel seperti perangko padanya saat sedang tidur. Cobaan ya
Read more

Tidak Bahagia

“HERA.” Teriakan Zeus menggema nyaris di seluruh rumah istrinya itu. Ya. Rumah istrinya. Zeus dan Hera memang tinggal terpisah. Rumah bereka bersebelahan, tapi tetap terpisah oleh dinding tinggi. “Kau pikir jam berapa ini?” Hera menuruni tangga dengan gaun tidur yang tertutup kimono tidur juga. Hari masih subuh dan Hera masih terlelap ketika asisten rumah tangganya mengetuk pintu kamar Hera, memberitahu kedatangan Zeus. Selang semenit kemudian, suara pria yang dimaksud sudah terdengar menggema. “Apa kau gila?” tanya Zeus dengan suara melengking tinggi. Suara tingginya bahkan mungkin melebihi para penyanyi sopran. “Kau yang mendatangi rumah orang di pagi buta, tapi pemilik rumah yang dibilang gila? Gak salah?” tanya Hera kesal setengah mati. “Oh, atau selingkuhanmu yang tak terhitung jumlahnya itu tidak bisa memuaskanmu? Makanya kau datang buat keributan di sini? Maaf, tapi aku tidak bersedia melayanimu,” sambung Hera dengan mata melotot. “Jaga mulutmu. Memangnya kau tidak seper
Read more
PREV
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status