Home / Romansa / Terjebak Hasrat Mafia Bengis / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Terjebak Hasrat Mafia Bengis: Chapter 81 - Chapter 90

291 Chapters

81. Ponsel dan Kebohongan

“Habiskan sarapan-mu! Jangan bermain ponsel melulu, ” tegur Ella sambil memasukkan piring kotor ke dalam mesin pencuci piring. Kedua kayak beradik itu sedang sarapan bersama dan bersiap-siap untuk melakukan kegiatan mereka masing-masing. Rupanya Aurora tidak mendengar ucapan Ella, gadis belia itu terus saja bermain ponsel. Bunyi pesan yang masuk dalam inbox-nya memenuhi ruang tamu itu. “Kamu mau ponsel itu aku sita?” ancam Ella yang sudah kesal melihat adiknya yang bersikap acuh tak acuh terhadap sekitarnya. “Hah? Eeeeee.... Jangan, Kak! Iya, iya. Aku makan sekarang. Sorry.” Aurora langsung memasukkan ponselnya ke dalam kantong tasnya dan bergegas melanjutkan sarapan yang tertunda. Rupanya dia sibuk membalas chatting-an dari William. “Yaudah, aku pergi kerja dulu,” pamit Ella sambil mencium puncak kepala Aurora. Lalu dia menyambar tas kerja dan kunci mobilnya. “Bye! Hati-hati di jalan,” seru Aurora sambil kembali fokus menghabiskan makanannya. “I do!” balas Ella yang sedang te
last updateLast Updated : 2024-04-29
Read more

82. Di Ruang Interogasi

Chloe memasuki kompleks bangunan besar di depannya. Dan tepat di bagian paling atas gedung besar itu tertulis ‘Kantor Polisi Oslo’. Ia sudah pernah ke sana beberapa kali untuk menemani sahabatnya, Freya. Tapi dia sendiri belum pernah berbuat hal yang sampai menyeretnya ke kantor polisi. Kehidupannya yang teratur membuat Chloe selalu menghindari hal-hal yang bisa merugikan dirinya sendiri. “Aku masih punya waktu tiga puluh menit lagi,” gumam Chloe sambil memperhatikan orang yang berjalan lalu-lalang di hadapannya. Dia tidak ingin menunggu lama di dalam gedung. Lebih baik dia menikmati udara dingin di luar, dari pada menunggu di dalam gedung dengan penuh ketegangan. “Aha, mungkin aku bisa membuat draft untuk undangan pesta Sabtu nanti, sebelum aku masuk dan melapor diri,” gumam Chloe. Dia duduk di bangku yang tersedia di luar gedung. Matahari siang itu sama sekali tidak menampakkan diri. Langit terlihat gelap dan mendung, serta ditutupi oleh awan kelabu tebal. Chloe membuka sebua
last updateLast Updated : 2024-04-29
Read more

83. Masih di Ruang Interogasi

Chloe duduk dengan gelisah, dia ingin sekali menjawab pertanyaan itu dengan sejujur-jujurnya. Namun, kalau dia menyeret dan menyebut nama Mateo dalam kasus ini, maka kemungkinan besar, pria itu akan dijebloskan ke dalam penjara. Walaupun kemarin dia sudah mengijinkan pria itu untuk menggunakan dirinya sebagai alibinya, tapi tetap saja dia harus berhati-hati. Apalagi dia telah mengetahui bahwa pria itu adalah seorang mafia yang sedang diincar polisi. “Nona Chloe, apa yang terjadi saat Nona hendak toilet?” “Saat aku hendak ke toilet, aku meminta salah satu dari sahabatku untuk mengantarkan aku.” “Lalu?” “Tapi karena sakit kepala menyerangku, aku memutuskan untuk ke kamar saja dan beristirahat.” “Apakah gadis dalam foto ini yang telah mengantarkan Nona Chloe ke kamar?” Magnus menyodorkan selembar foto kepada Chloe. Terlihat foto dia dan Emma yang sedang memapahnya di sepanjang koridor kamar-kamar hotel. Dalam foto itu menampakkan kalau Chloe seperti tidak sadar dengan situasi di
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

84. Hilde Menemukan Bukti Baru

Beberapa jam yang lalu sebelum Chloe diinterogasi. Hilde merapikan semua peralatan make-up miliknya yang berserakan di atas meja. Dia menyusun semuanya dengan rapi dan sempurna. “Di mana lip balm kesukaanku?” gerutu Hilde sambil mencari-cari di antara tumpukan make-up yang lain. “Aha, itu kan ada dalam saku jaket yang aku pakai waktu malam pesta lajang si Chloe.” Dengan tergesa-gesa, dia mencari lip balm tersebut. Dia merogoh ke dalam kantong jaket jeans dan mengerutkan keningnya ketika jemari-nya menyentuh sebuah benda yang dingin dan keras. “Apa ini?” celetuknya penasaran. Dengan cepat dia menggenggam benda itu dan menariknya keluar. Dia memicingkan matanya untuk melihat benda yang ada dalam genggaman tangannya dengan lebih jelas. “Botol apa ini?” ucapnya sambil berusaha untuk membaca tulisan yang terdapat pada botol kecil itu. “Obat perangsang? Hah? Kenapa obat ini bisa ada dalam kantong jaketku?” Hilde mencoba membuka tutup botol tersebut, tapi karena masih tersegel, dia l
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

85. Mulai Menghindar?

Kembali ke beberapa jam yang lalu setelah Chloe selesai diinterogasi. Chloe terburu-buru keluar dari ruangan itu begitu Magnus dan detektif Rodriquez mengucapkan kata perpisahan. Kalau dia punya sayap, mungkin dia sudah terbang dari tadi. Saat membuka pintu dan menuju ke ruang tunggu.... “Chloe?” seru Camilie dan Hilde hampir bersamaan. Sahabat-sahabatnya ternyata mempunyai jadwal interogasi di hari yang sama dengannya. Mereka segera menghampiri Chloe dan memeluk gadis itu. Chloe memeluk mereka dengan singkat. Dia mencurigai semua teman-temannya sekarang. Dia penasaran, siapa di antara mereka yang telah mengkhianatinya malam itu. “How are you, babe?” ucap Camilie sambil memeluk Chloe berulang-ulang kali. Chloe tidak tahu apakah itu pelukan tulus seorang sahabat atau pelukan yang penuh dengan kepalsuan. “Just fine,” jawab Chloe dengan nada sewajar mungkin. Dia harus berhati-hati dalam berhubungan dengan siapa pun saat ini. Semua orang patut ia curigai. "Bagaimana kabar kalian?"
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

86. Mateo yang Mulai Usil

“Kau kira, aku takut berurusan dengan polisi?” teriak Mateo galak. Dia merasa sangat tertantang setiap kali sifat keras kepala Chloe muncul. Hal itu benar-benar mengganggunya. Chloe menghentikan langkah kakinya dan menatap pria itu dengan kesal. Jujur saja, dia tidak mau berhubungan dengan pria itu lagi. Apalagi setelah mengetahui identitasnya. Chloe tidak ingin menambah masalah dalam hidupnya. Hatinya masih terguncang begitu mengetahui bahwa Mateo adalah Mafia yang sedang diincar pihak berwajib. Ternyata hidupnya benar-benar apes, tepat seperti pepatah yang berbunyi' terlepas dari mulut harimau, jatuh ke mulut buaya.' 'Albert dan Mateo sama-sama brengsek,' pikir Chloe. Entah kenapa, hatinya seperti teriris-iris saat memikirkan hal itu. Luka dan kepahitan karena pengkhianatan Albert, membuat dada Chloe terasa sesak. Tanpa berpikir dua kali, Chloe berbalik dan bergegas ke kantor polisi lagi. Lebih baik dia mati tegang di dalam sana dari pada harus satu mobil dengan seorang mafia be
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

87. Freya yang Malang

Chloe tidak menjawab ucapan perpisahan dari Mateo. Sebaliknya, dia langsung menyeret Hilde untuk pergi dari sana. “What makes you so hurry?” protes Hilde yang harus berlari kecil-kecil untuk mengikuti langkah kaki Chloe. “Nope! Aku kelaparan dan ingin makan sesuatu,” gumam Chloe sambil mencoba bertahan untuk tidak menoleh ke belakang. Kalau saja Freya dan Samuel tidak menginap tempatnya hari ini, mungkin lebih baik dia menginap di rumah orang tuanya. 'Mateo seperti ada di mana-mana sekarang. Bahkan dia bisa tiba-tiba muncul di depanku hari ini. Besok-besok, dia bakal ikuti aku ke mana lagi coba?' “Aku parkir mobilku di sana. Kamu tunggu di sini saja.” “Tidak! Lebih baik aku ikut,” putus Chloe yang mengekori Hillde ke tempat parkir ruang bawah tanah. Begitu mereka berdua berada dalam mobil, Hilde langsung mengeluarkan unek-uneknya. “Who’s the hell that hottest man in the world who was with you earlier?” “Bukankah dia sudah memperkenalkan dirinya tadi?” sahut Chloe dengan santai
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

88. Aku Seorang Model

Audrey duduk dengan gelisah di kursi ruang tunggu kantor kepolisian. Dia sudah menunggu semalam sepuluh menit, tapi baginya itu seperti sudah berjam-jam saja rasanya. “Aku harus memikirkan jawaban apa yang akan aku berikan kepada mereka nanti,” gumam Audrey bermonolog. Dia menggoyang-goyangkan kaki karena gugup dan gelisah. 'Kalau saja lelaki bayaranku tidak mampus, hidupku aman-aman saja.' “Ms. Audrey, silahkan masuk!” seru seorang petugas. Audrey langsung melompat dari kursi yang didudukinya dan segera memasuki ruangan interogasi. Ada rasa dag-dig-dug di hatinya saat melihat Magnus dan seorang pria lain di dalam ruangan itu. “Selamat datang dan silahkan duduk, Nona Audrey.” “Terima kasih.” “How are you today?” “I am good,” jawab Audrey sambil melayangkan pandangannya dan menyisiri setiap sudut ruangan untuk mengurangi rasa gugup yang ada. Dia sama sekali tidak ingin berada di dalam ruangan ini. “Nona Audrey, kami akan segera mengajukan beberapa pertanyaan saat Nona sudah
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

89. Firasat Samuel

“Kenapa mommy belum pulang juga, Auntie?” tanya Samuel begitu mereka sampai di apartment Chloe. “Mungkin mommy kamu masih dalam perjalanan pulang, sayang. Kita tunggu sebentar lagi, ya.” “Aku boleh pinjam ponsel Auntie, tidak?" "Untuk apa? Kamu mau menelpon mommy?" "Iya, Auntie. Aku mau menelpon mommy.” Chloe yang menyadari kecemasan Samuel akan mommy-nya, bergegas mengambil ponsel dari tas kerjanya. Gadis itu segera mencari nama Freya di daftar kontaknya. Setelah Chloe dan Samuel mencoba untuk menghubungi Freya berkali-kali, gadis itu sama sekali tidak mengangkat panggilan telepon itu. ‘Ada apa dengan Freya?' batin Chloe was-was. “Mommy selalu mengangkat telepon, apalagi telepon dari Auntie Chloe,” celetuk Samuel yang mengagetkan Chloe dari lamunan singkatnya. “Mungkin mommy kamu dalam perjalanan sehingga dia tidak mendengarkan dering ponselnya,” ucap Chloe menenangkan Samuel. “Aku kangen mommy, Auntie.” Samuel melompat ke atas sofa. Dia duduk sambil mengusap-usap kedua bol
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

90. Digantung itu Tidak Enak

Albert memeriksa pesan dari Chloe yang sebenarnya sudah masuk dalam inboxnya sejak tadi siang. Tapi berhubung dia sangat sibuk dengan casting model-model baru, Albert tidak men-cek hapenya selama berjam-jam. “Hmm, ternyata Chloe sudah menyebar undangan pesta tersebut. Aku akan meng-forward isi pesan ini kepada partner-partner bisnisku.” Albert tersenyum gembira. Dia sudah membayangkan uang milyaran dollar yang akan masuk ke dalam rekening perusahaannya sebentar lagi.“Semoga banyak yang datang pada acara pesta besok. Aku sudah tidak sabar lagi untuk memamerkan calon istriku yang cantik di depan semua klien dan teman-teman seprofesiku.” Albert meng-forward pesan itu kepada kurang lebih dua puluh lima orang.Selain rekan bisnisnya, Albert juga meng-forward pesan tersebut kepada klien-klien barunya. Dia berharap agar klien-kliennya belum memberikan jawaban mereka nanti. Atau mungkin langsung menandatangani kontrak perjanjian dengan perusahaan miliknya.Beberapa dari mereka sudah berja
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more
PREV
1
...
7891011
...
30
DMCA.com Protection Status