Satu tamparan keras mendarat dipipi kananku. Semua itu disebabkan oleh note dalam gadget yang tidak sengaja terbaca oleh kakek.Aku memiliki trauma mendalam sejak umur sepuluh tahun. Diakibatkan melihat baku tembak yang terjadi di rumah.Dalam ingatan, suara desing peluru beradu serta darah yang menggenang hampir melumuri lantai putih. Selebihnya aku tidak ingat apa yang terjadi kemudian.Kami pindah rumah ke wilayah ini untuk meneruskan hidup dengan tenang, berbagai macam rangkaian terapi rutin aku lakukan untuk menghilangkan trauma. Salah satunya dengan menulis kegiatan keseharianku, cukup ampuh mengurangi pikiran cemas yang berlebih serta menstabilkan emosi yang mudah meluap."Apa kamu pantas memiliki perasaan itu!?"Kakek membentak didepan kedua orangtuaku, tapi tidak ada satupun dari mereka merespon untuk membela. Keduanya malah terdiam sambil melayangkan tatapan menghakimi.Beruntung Thea tidak melihat semua ini, dia sedang pergi les piano. Jika saat ini dia ada, apa pandang
Read more