Home / Romansa / Anak Kembar Milik Sang Presdir / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Anak Kembar Milik Sang Presdir: Chapter 1 - Chapter 10

35 Chapters

Mencari Wanita Itu

Malam yang larut di kamar itu, suara desahan dua manusia terdengar panjang setelah mendapatkan pelepasan. Wanita cantik bertubuh mungil di atas ranjang itu tampak kelelahan dengan tubuh gemetar setelah sang pria yang tak lain adalah cucu sah keluarga Stepson, mengambil kesuciannya malam ini dengan paksa karena dia mabuk.Padahal tadinya, dia hanya membantu pria ini yang pulang kemalaman dari rapat bersama dengan rekan bisnis keluarga Stepson, hanya saja dia tak menduga kalau semuanya berakhir seperti ini karena Rachel membawanya ke kamar."Kak ..." panggilnya gemetar, saat pria itu bangkit dan bergerak linglung memakai pakaiannya.Hal yang membuat pria itu menatapnya dengan tatapan tak fokus, sambil memakai kemejanya yang awalnya teronggok di bawah lantai, sisi kiri tempat tidur. Wanita yang di atas ranjang yang di belakanginya itu terlihat menahan semua yang baru dia dapatkan tadi. Di tatapnya pria yang tengah memakai kemeja itu, bahkan saat berbalik dan tersenyum padanya."Kau sanga
Read more

Kehidupan Baru

Beberapa tahun setelahnya, seorang wanita muda terlihat menenteng tasnya dan terlihat kelelahan setelah dia kembali dari universitas dan juga tempat kerja par time yang digelutinya. Dia mendekati sebuah rumah yang sudah dia tempati selama beberapa tahun ini. Jauh dari kemewahan seperti saat dia belum kuliah di luar kediaman keluarga terpandang yang pernah mengadopsinya sebagai anak angkat. Hanya saja setelah dia keluar dari sana maka semua kemewahan itu sama dengan sirna."Bahkan pria tak bertanggungjawab itu tak pernah datang." Wanita itu menghela napas dalam-dalam. "Mana mungkin dia mau mencarimu, Rachel. Kau bahkan hanya seorang anak angkat, tidak ada harga sama sekali dimatanya. Karena dia tak pernah mencarimu sama sekali." Rachel terlihat menarik napasnya pelan. Dia berdiri di depan sebuah rumah dan tak langsung masuk ke dalam. Wajahnya dia buat sebaik mungkin lebih dulu dan mengusapnya dengan tissue basah, dia tidak boleh menunjukkan kondisi wajahnya pada orang rumah.Setelahny
Read more

Rencana Akhir Tahun

Rachel memakan puding bersama dua anak kembarnya dan juga Bibi Vee, seorang wanita yang dia pekerjakan untuk menjaga anaknya kalau dia sedang bekerja. Sebenarnya biaya untuk menyewa seorang babysitter bukanlah murah, tapi Bibi Vee hanyalah wanita tua yang membutuhkan pekerjaan karena tak lagi ada keluarga yang bisa dia tumpangi.Wanita yang sudah lebih setengah abad itu memutuskan untuk bergabung dengan mereka, tidak meminta gaji tapi hanya hidup bersama dengan Rachel dan menjaga anaknya ketika Rachel bekerja. Dan Rachel hanya akan memberikan makan dan beberapa biaya kecil untuk Bibi Vee yang juga tak mau banyak meminta apapun padanya sebab dia diterima di rumah ini saja sudah cukup bagus. "Nona, apakah pekerjaan membuatmu lelah? Kau memiliki kantung mata, beberapa hari ini kau tidak tidur dengan baik. Sebaiknya malam ini tidak usah melakukan apapun lagi dan langsung istirahat saja." Ketika kedua anaknya sedang menonton televisi, Bibi Vee mendekatinya sambil membawa segelas jus. Rach
Read more

Merahasiakan Sampai Mati

"Sama sekali saya tidak menemukan jejak wanita itu dalam lima tahun terakhir, Tuan. Sementara Nona Rachel juga tidak ada yang aneh darinya. Dia hanya berkuliah sambil bekerja paruh waktu di toko roti. Tuan Besar Stepson memberikan sebuah rumah dengan pagar dan tidak begitu besar untuknya. Saya pernah meminta agar anak buah mengawasi rumah itu dan tidak pernah terjadi hal yang aneh disana."Hillen berdiri membelakangi Vicky dan menatap pemandangan kota yang bisa dilihat dari jendela gedung perusahaannya. Wajahnya yang tampan itu terlihat datar, guratan tegas terlihat disana menyertai tubuhnya yang tinggi tegap. Vicky sendiri menyadari kalau aura majikannya ini semakin berubah pekat setelah tragedi malam itu. Dia bukan lagi seorang pria yang bisa diajak berbasa-basi, terlebih lagi setelah semua tanggung jawab dan beban perusahaan menjadi urusan dan juga hal yang harus dia pikul. Sebagai seorang pria kaya raya, Putra sah dari keluarga Stepson, Hillen termasuk seorang pria yang sangat jau
Read more

Pertemuan Di Toilet Mall

"Mommy sudah pulang!""Yeay! Mommy benar-benar pulang sangat cepat! Apakah kita jadi pergi ke mall? Mommy mengatakan kita akan membeli pakaian untuk tahun baru, apakah jadi perginya, Mommy?"Raysan dan Raysen menyerbunya dan mengikutinya masuk ke dalam rumah setelah dia pulang bekerja. Kedua Putra kembarnya yang tampan dan mewarisi gen ayahnya itu terlihat begitu antusias berceloteh. Membuat Rachel melepaskan tas yang disandangnya lalu berjongkok dan mendapatkan ciuman di masing-masing pipinya dari dua putranya itu."Tentu saja jadi! Mommy sudah berjanji jadi tidak mungkin Mommy akan mengingkarinya. Kita akan pergi ke mall untuk membeli pakaian dan ini adalah pertama kalinya untuk Raysan dan Raysen, bukan?" ujarnya lembut membuat kedua pria kecil berwajah kembar itu mengangguk-angguk."Ini pertama kalinya, Mom! Raysen benar-benar tidak sabar dan ingin segera datang ke sana. Selama ini kami hanya di rumah dan kalaupun bermain hanya di halaman rumah bersama dengan Nenek. Karena Nenek men
Read more

Melarikan Diri

Suasana terasa membeku begitu Hillen dan Rachel bersitatap di dalam ruangan itu. Keduanya menatap wajah satu sama lain dengan tatapan kaget, bahkan tatapan Hillen yang terlihat menegang dan tangan mengepal erat. Dia masih tercengang karena melihat wajah kedua anak kembar yang sudah kembali merunduk ke dalam leher ibunya."Nona ... Anda ... Tuan ..." Vicky bahkan kehilangan kata-katanya melihat itu, tapi Hillen seperti tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Ketiganya sempat membeku saat itu, tapi berbeda dengan Rachel, dia terlihat menunduk setelah tersadar, dipeluknya tubuh anaknya dengan erat lalu membungkuk."Maaf, Tuan. Silakan, anak saya sudah selesai menggunakan kamar mandi ini." Dengan sopan Rachel berkata, walaupun dia akhirnya mengutuk kebodohannya.Bagaimana bisa dia mengatakan kata-kata itu? Sebagai seorang pria yang cerdas, Hillen pasti bisa menemukan sebuah kejanggalan dan kebenaran dari ucapannya. Tetapi dia tidak bisa lama-lama di sini, dia harus segera pergi atau nanti
Read more

Menyewa Sebuah Flat?

"Pergilah, bawa masuk pakaian yang sudah Mommy belikan pada kalian. Sekarang pergi ke kamar, jangan keluar kecuali Mommy panggil, oke?"Raysan dan Raysen mengangguk sebelum akhirnya membawa paper bag berisi pakaian mereka, masuk ke dalam kamar dengan bahagia dan antusias. Rachel merasa senang karena anak-anaknya tidak ada bertanya sama sekali kenapa dia harus melakukan itu. Sementara setelahnya, Rachel langsung duduk di sofa dan diam dengan wajahnya yang kaku. Bibi Vee tahu pasti ada sesuatu yang sudah terjadi makanya tadi Rachel sengaja mengajak mereka pulang lebih cepat dan bahkan berlari-lari menggunakan jalan tikus sampai hampir tersesat.Dia pergi ke dapur lalu membuat teh sebelum membawanya ke depan dan duduk di hadapan Rachel yang sedang berusaha menghilangkan kekhawatiran di wajahnya. "Nona ... apakah ada sesuatu yang baru terjadi? Kenapa Anda seperti mengalami sesuatu yang berat dan mengkhawatirkan?" tanyanya sopan membuat Rachel menggeleng.Selama beberapa tahun ini Rachel
Read more

Memperkuat Diri Sendiri

Rachel belum berani menuju ke arah pintu mendengar suara ketukan itu. Dia takut itu adalah Hillen, bagaimana dia akan menyembunyikan diri? Bagaimana dia akan menyembunyikan anak-anaknya? Hillen Stepson adalah pria yang kejam, dia sudah pasti akan tiba di sini dan melakukan semuanya, mungkin untuk membalaskan rasa kesal atau tidak sukanya karena Rachel diam-diam sudah berani melahirkan anaknya. Pertemuan mereka saat di mall tadi pasti membuat Hillen curiga dengan anak-anak yang di bawanya, bukan? Hillen adalah seorang pria cerdas dan segala macam pemikirannya pasti sudah sampai di tahap, anak-anak kembar itu pastilah anaknya."Mommy ..."Pintu kamarnya terbuka dan menampilkan putra sulungnya, Raysan, yang berjalan ke arahnya dengan wajah heran karena melihat ibunya yang sedang duduk melamun di atas ranjang."Ada apa, Raysan? Dimana adikmu?" tanya Rachel, berusaha untuk tetap baik-baik saja karena ada anaknya di sini.Raysan naik ke atas tempat tidur ibunya, lalu menatap wajah ibunya i
Read more

Melayani Seorang Tamu

"Nona, saya sudah mengetuk pintunya dari tadi. Kenapa Nona tidak juga membukanya? Saya panik sekali kalau Nona ternyata tidak menerima saya lagi." Rachel membuang napasnya panjang ketika melihat kalau yang ada di balik pintu adalah Bibi Vee. Suara pintu yang terus diketuk membuatnya memberanikan diri untuk membukanya, dia sudah bersiap dengan apa yang akan dia lihat dan siapa yang akan dia hadapi, tapi ternyata yang datang adalah Bibi Vee dan itu cukup membuatnya lega."Maaf, masuklah, Bi. Sebaiknya mulai sekarang kita jangan terlalu sering keluar, mereka bisa melihat pergerakan kita dan itu bisa membuat mereka curiga." Rachel berkata seraya menarik tangan Bibi Vee masuk dan kembali menutup pintu rumahnya.Bibi Vee tahu kalau Rachel sedang dalam keadaan takut saat ini, bahkan bisa dikatakan ini adalah ketakutan terbesar yang dialami Rachel yang pernah dia lihat selama mereka tinggal bersama. Bibi Vee tak tahu apa sebabnya, tapi dia juga tak mau mencari tahu sebab itu adalah hal yang
Read more

Akhirnya Disini

Rachel membeku melihat siapa yang ada dihadapannya, dia kaget karena tak menduga kalau yang ada di hadapannya adalah pria yang sudah membuatnya kehilangan kesuciannya lima tahun lalu.Rachel sungguh tidak menduga kalau tamu VIP yang dikatakan oleh majikannya adalah dia. Rachel mengira kalau mungkin orang lain, karena memang biasanya toko roti mereka membuka layanan seperti ini. Beberapa tahun terakhir, ada banyak sekali kejadian bunuh diri di negara ini makanya pemilik toko berinisiatif untuk menyediakan jasa curhat jika seandainya ada yang ingin menyampaikan isi hatinya. Rachel juga beberapa kali mendapatkan job yang sama, hanya saja karena ada karyawan khusus yang akan mengurus itu, dia jarang berada di depan sini untuk melayani pelanggan sebab tugasnya ada di bagian dapur."Rachel Gracilia," ucap Hillen seraya menatapnya dalam. "Kemari."Rachel tak mau menggerakkan kakinya dan hanya diam saja di sana seperti tak mendengar apa-apa. Dia tidak menduga kalau pria ini yang ada di dalam
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status