Semua Bab Suamiku seorang Mata-Mata: Bab 151 - Bab 160

210 Bab

Bab 151: Hartono menggebrak semuanya

Hartono duduk di ruang kerjanya, menatap layar laptop yang menampilkan berita penggerebekan besar-besaran di seluruh klub miliknya. Wajahnya merah padam, kemarahannya memuncak seiring dengan setiap kata yang ia baca. Polisi telah mengobrak-abrik semua tempat yang ia investasikan, merusak bisnis yang telah ia bangun dengan susah payah. Ia tak bisa menerima kenyataan ini. "Bagaimana bisa mereka melakukan ini padaku?!" Hartono menggebrak meja, suaranya menggema di ruangan yang sepi. Tak lama berselang, istrinya, Olivia, tergopoh-gopoh masuk ke dalam ruang kerja Hartono dengan cemas. Ia tahu suaminya bisa meledak kapan saja, tetapi berita ini benar-benar membuatnya kehilangan kendali. Olivia berusaha menenangkan dirinya sebelum mendekati pria itu. "Tenang, Hartono. Kita bisa mencari jalan keluarnya," kata Olivia dengan suara yang dipaksakan tenang. Hartono menatap Olivia dengan mata berapi-api. "Tenang? Kau minta aku tenang? Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 152: Anak-anak Liliana

Di tengah keheningan malam itu Olivia duduk sendirian di dekat balkon, mata yang biasanya menyorot tajam, kini dipenuhi oleh air mata. Hatinya terluka oleh rasa kecewa yang mendalam. Melihatnya dari kejauhan, seorang pria merasa tergerak hatinya untuk mendekat.Dengan langkah perlahan namun mantap, Pak Was mendekati Olivia. Dia duduk di sebelahnya tanpa berkata apa-apa, memberikan kesempatan bagi Olivia untuk menangis sepuasnya.Setelah beberapa saat, Olivia mengangkat wajahnya dan menatap Pak Was dengan tatapan yang penuh rasa syukur. "Terima kasih," ucapnya pelan.Pak Was tersenyum lembut. "Tidak perlu berterima kasih. Aku hanya ingin kau tahu bahwa kamu tidak sendirian."Mereka duduk bersama di bawah cahaya remang-remang bulan purnama, suasana sekitar menjadi lebih hangat meskipun udara malam begitu sejuk. Pak Was memutuskan untuk membuka percakapan lebih jauh. "Aku juga baru tahu kalau yang kita lawan adalah anak-anak Liliana."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

Bab 153: Anya bergerak

"Hoamm.."Anya memerjapkan matanya. Gadis itu tiba-tiba merasa mengantuk saat mengintai kamar ibunya diam-diam seharian. Entah kenapa, Olivia tidak terlihat di kamarnya saat malam. Karena kantuk tiba-tiba melanda, Anya meletakkan tabnya di meja di samping tempat tidur.Setelah mengumpulkan nyawa, gadis itu meraih tabnya. Awalnya, Anya merasa tidak ada yang aneh dari tangkapan layar yang ia lihat. Namun, matanya tiba-tiba terbelalak.Anya bangun dari tidurnya dengan perasaan aneh yang mengganjal di dadanya. Matanya langsung terpaku pada tab. Kini, kebingungannya berubah menjadi kejutan ketika ia melihat ibunya terlelap dalam pelukan sekretaris ayahnya yang juga berada di kamar tidur, di sisi tempat tidur ibunya.Anya menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk tidak terpancing oleh emosinya yang mendidih. Tapi kejadian itu terlalu mengguncangnya. Dengan perasaan campur aduk antara marah, bingung, dan kesakitan, Anya tidak bisa menahan diri.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

Bab 154: Terasing

Anya berdiri di tengah keramaian pesta keluarga besar Triadmodjo, sebuah acara yang diadakan untuk merayakan seratus tahun berdirinya klan tersebut. Meskipun suasana penuh keceriaan dan kehangatan keluarga berdatangan dari berbagai penjuru, Anya merasa terombang-ambing dalam gelombang emosinya yang bergejolak. Ia berusaha tersenyum ramah kepada kerabat dan tamu yang menghampirinya, tetapi pandangan matanya terasa kosong, terpaku pada bayangan yang menghantuinya sejak malam sebelumnya.Olivia, sosok yang selama ini menjadi teladan kesempurnaan baginya, tiba-tiba menjadi terlihat rapuh dan kotor. Anya masih teringat dengan jelas bagaimana ia menemukan ibunya terlelap dalam pelukan sekretaris ayahnya di kamar tidur mereka. Kekecewaan dan rasa terkhianati masih menggunung di hatinya, meskipun ia mencoba untuk menguburnya di balik senyuman palsu.Di tengah kebingungannya, sepupunya, Anne, mendekatinya dengan penuh semangat. Anne selalu menjadi sosok yang ceria dan energ
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

Bab 155: Tamu misterius

Anya duduk sendirian di tepi danau, air mata mengalir di pipinya tanpa henti. Sudah beberapa jam sejak malam yang menyedihkan itu, ketika ia mengetahui tentang pengkhianatan yang mendalam. Ia merasa terpukul oleh kenyataan bahwa ibunya, sosok yang selama ini menjadi teladan baginya, ternyata memiliki rahasia gelap yang tersembunyi.Keheningan malam hanya dipecahkan oleh suara gemuruh lembut dari air danau yang bergerak perlahan-lahan. Langit malam terhampar dengan indahnya, dipenuhi oleh gemintang yang bersinar terang. Namun, bagi Anya, keindahan alam ini tidak mampu menghilangkan beban berat yang ada dalam hatinya.Tiba-tiba, langkah halus terdengar. Anya menoleh ke arah suara itu dan terkejut melihat seorang pria yang berdiri di sampingnya. Pria itu tampak tenang dan bijaksana, dengan senyum hangat di wajahnya. Matanya yang cokelat, mengikat Anya. Ia tidak ingat punya sosok itu sebagai salah satu keluarganya."Pertama kalinya di sini?" tanya pria itu den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya

Bab 156: Kopi dan pernikahan

Sky dan Nala sibuk bekerja di depan laptop mereka. Tumpukan kertas, buku, dan kopi yang sudah hampir habis menjadi saksi bisu dari usaha mereka untuk mengurut dan menguraikan informasi yang sudah mereka dapatkan dari klub. Beberapa melibatkan pejabat tinggi dan sindikat kejahatan. Dengan tekad yang bulat, mereka melancarkan serangan melalui media cetak dan internet untuk membongkar kejahatan ini. Sky menatap layar laptopnya dengan serius. "Nala, kamu sudah cek data terbaru dari sumber kita di dalam? Kita harus pastikan semua nama yang kita punya benar-benar terlibat." Nala, yang sedang duduk di kursi sebelah sambil mengetik cepat, berhenti sejenak dan menatap Sky. "Iya, sudah aku cek tiga kali. Kalau ada yang salah, kita tinggal salahkan AI." Sky tertawa. "Kita ini bukan robot, Nala. Lagipula, ini bukan cuma soal benar atau salah, tapi juga tentang keadilan." Nala mengangguk. "Betul. Tapi serius, kita harus hati-hati. Sekal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-01
Baca selengkapnya

Bab 157: Wiski penyelamat

Nala duduk di depan perapian dengan segelas wiski di tangan. Nyala api yang menari-nari di perapian seolah menghibur kesepian hatinya. Di meja kecil di sampingnya, sebuah foto usang terpajang. Foto yang menampilkan dirinya yang berpose di antara kedua orang tua yang samar-samar diingatnya.Nala memandang foto itu dengan mata nanar. "Kenapa aku malah merindukan nenek?" gumamnya pelan, hampir seperti bisikan. Nala menyesap wiski di tangannya, merasakan kehangatan yang mengalir melalui tubuhnya. Setiap tegukan membawa kenangan masa kecil bersama neneknya, saat hidup masih sederhana dan penuh kebahagiaan.Di tengah keheningan malam, suara langkah kaki terdengar dari arah pintu. Sky baru saja menyelesaikan pekerjaannya membersihkan piring kotor sisa makan malam. Ia mendapati istrinya duduk di depan perapian, dengan botol wiski yang hampir habis di sampingnya."Sayang, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Sky dengan nada khawatir, sambil menghampiri N
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya

Bab 158: Kepulangan Tiger

Di pagi buta itu, suara ranting yang patah dan daun-daun kering yang terinjak terdengar samar-samar di tengah keheningan hutan. Tiger, dengan langkah hati-hati, mendekati pondok kayunya setelah sekian lama bersembunyi. Ia berhenti sejenak di depan pintu, menghirup udara dingin yang menyegarkan, sebelum akhirnya membuka pintu dan masuk.Hal pertama yang dilihatnya adalah ruang perapian yang berantakan. Botol wiski yang hanya tersisa separuh, gelas kosong, dan beberapa makanan ringan berserakan di lantai. Tiger mengernyit, tidak percaya dengan pemandangan yang dilihatnya.Saat ia sedang berdiri memandangi kekacauan itu, Sky keluar dari kamar dengan wajah terkejut. Pria itu hanya menyelimuti bagian bawah tubuhnya dengan handuk."Tiger?! Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Sky dengan nada tak percaya.Tiger merasa canggung. Ia langsung sadar kalau sudah datang di waktu yang salah. Pria itu mencoba untuk tetap tenang. "Halo, Sky. Aku... aku kembali.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-03
Baca selengkapnya

Bab 159: Turis asing

Di sebuah kafe yang ramai, Anya duduk sendirian di pojok dengan berkas-berkas medis tersebar di meja. Blue, yang menyamar sebagai turis domestik, mendekatinya dengan penuh kehati-hatian. Pria itu bertekad untuk menemani Anya di situasi yang mulai runyam."Permisi, apakah tempat ini sudah ditempati?" tanya Blue sambil tersenyum hangat.Anya tampak terkejut dan menoleh. Gadis itu tidak menyadari Blue adalah orang yang sama dengan pria yang ia temui dalam pesta besar keluarga beberapa hari yang lalu."Oh, tidak, silakan duduk.""Terima kasih!" Blue bersikap sopan dan duduk. "Hari yang indah, bukan? Lumayan tidak biasa untuk musim ini."Anya mengangguk "Iya. Cuaca belakangan ini memang tidak menentu."Blue menyeruput kopinya. "Jadi, apa yang membawamu ke sini? Kelihatan serius dengan berkas-berkas itu."Anya menghela napas panjang dan mulai menyingkirkan seluruh berkasnya ke samping. "Pekerjaan tidak pernah berhenti. Aku seo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-03
Baca selengkapnya

Bab 160: Gejolak hati Blue

Apartemen Rose terasa hening ketika Blue melangkah masuk dengan langkah yang berat. Udara di ruangan penuh dengan ketegangan yang terabaikan, dan Blue bisa merasakan beban yang sama beratnya di pundaknya seperti yang dirasakan Rose. Mereka saling bertatapan, membiarkan keheningan menjadi saksi dari keputusan-keputusan sulit yang telah mereka hadapi.Dengan nada serius, Blue berkata. "Rose, kita harus bicara."Rose menatap Blue dengan mata yang penuh dengan kelelahan. "Ya, Blue. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"Blue menempati kursi di sebelah Rose, mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasi yang mereka hadapi.Blue menghela nafas panjang. "Artikel-artikel yang Sky dan Blue tulis, bukti-bukti yang kita ungkapkan, semuanya seakan tidak cukup. Survei terbaru menunjukkan bahwa popularitas Hartono tetap stabil, bahkan menguat. Semua karena tidak adanya bukti keterkaitan Hartono dengan klub itu.Rose mengangguk, menat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status