Siang itu, ruang kerja Hartono tampak kacau. Beberapa koleksi guci kesayangannya, dibiarkan pecah dan berserakan di lantai. Karpetnya pun basah karena teko kopi yang ia lemparkan begitu saja pagi ini belum sempat dibereskan. Tak ada yang berani memasuki ruangan itu untuk membersihkannya. Wajah Hartono memerah. Ia benar-benar naik pitam. Saat hendak mengecek proposal, tiba-tiba ia mendapatkan kabar bahwa videonya bersama Bu Anggi tersebar di dunia maya. Beberapa koleganya menelpon, memastikan agar bisnis mereka tidak ikut terancam akibat video asusila itu. Padahal, citra yang sedang dibangun Hartono, bukan hanya untuk menjaring sesama pengusaha dan penanam modal. Ia juga sedang bersiap untuk ambisi yang lebih besar. Saat itu, Pak Was muncul dari balik pintu. Tanpa takut, pria yang tampaknya memang lebih tua dari Hartono itu mendekat. Hartono sontak balik badan. “Apa maksud semua ini?” bentaknya sambil menunjuk hidung pak Was dengan jari telunjuk. “Kenapa kau sampai kecolongan!” “Ka
Terakhir Diperbarui : 2024-06-05 Baca selengkapnya