Semua Bab Suamiku seorang Mata-Mata: Bab 91 - Bab 100

210 Bab

Bab 91: Amukan Hartono

Siang itu, ruang kerja Hartono tampak kacau. Beberapa koleksi guci kesayangannya, dibiarkan pecah dan berserakan di lantai. Karpetnya pun basah karena teko kopi yang ia lemparkan begitu saja pagi ini belum sempat dibereskan. Tak ada yang berani memasuki ruangan itu untuk membersihkannya. Wajah Hartono memerah. Ia benar-benar naik pitam. Saat hendak mengecek proposal, tiba-tiba ia mendapatkan kabar bahwa videonya bersama Bu Anggi tersebar di dunia maya. Beberapa koleganya menelpon, memastikan agar bisnis mereka tidak ikut terancam akibat video asusila itu. Padahal, citra yang sedang dibangun Hartono, bukan hanya untuk menjaring sesama pengusaha dan penanam modal. Ia juga sedang bersiap untuk ambisi yang lebih besar. Saat itu, Pak Was muncul dari balik pintu. Tanpa takut, pria yang tampaknya memang lebih tua dari Hartono itu mendekat. Hartono sontak balik badan. “Apa maksud semua ini?” bentaknya sambil menunjuk hidung pak Was dengan jari telunjuk. “Kenapa kau sampai kecolongan!” “Ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-05
Baca selengkapnya

Bab 92: Topeng sekretaris

Olivia meletakkan cangkir tehnya dengan anggun ke atas meja dan mulai mengambil secuil roti panggang yang hangat. Matanya lurus menatap jendela kamar tidur, memperhatikan riak yang bergejolak di kolam. Ia bisa saja duduk leha-leha di teras balkon. Namun, karena cuaca sedang panas dan terik, ia memilih berteduh di dalam. Tangannya yang lain menggenggam sebuah tablet, menampakkan halaman katalog tas yang ia peroleh dari surel toko eksklusif langganannya. Setelah memastikan tak ada yang aneh di taman, matanya kembali beralih memilih tas paling bagus yang hendak ia gunakan untuk arisan minggu depan. Meskipun bulan lalu ia sudah membeli tas baru, namun itu tak cukup. Kalau sudah dua kali dipakai, itu tandanya, tasnya sudah usang. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu kamar membuyarkan pikiran Olivia. Ia tak melanjutkan aktivitasnya dan memilih menghabiskan perhatiannya pada sosok di balik pintu kamar. “Masuk.” Tak l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-06
Baca selengkapnya

Bab 93: Pesta terakhir Anya

“Selamat!!” seru beberapa orang. Suara kompak mereka mengalahkan pengeras suara yang melantunkan lagu enerjik. Suasana tampak meriah. Malam itu, Anya sedang menghadiri pesta lajang salah satu sepupunya. Ia, bersama saudara-saudaranya yang lain yang sebaya, tertawa riang dan tersenyum lebar. Mereka mengucapkan selamat kepada seorang wanita yang tengah mengenakan bando bertulisan “nyonya rumah” berwarna emas. Di sudut lain, berjejer meja-meja yang dipenuhi hidangan lezat. Gelas-gelas kristal berisi sampanye mengeluarkan bunyi ‘cling’ saat dibuka. Seorang bartender tampak sibuk meracik koktail di hadapan tiga gadis mabuk yang menyoraki pertunjukan itu. Lusinan pasangan tampak menyebar di sofa yang disediakan. Beberapa di antara mereka sedang bercengkrama, dan ada yang sudah cukup mabuk melakukan hal yang tidak-tidak. Seseorang bahkan merekam pacarnya yang dalam keadaan mabuk mencumbui wanita lain dan menyiapkan kuda-kuda untuk menendang kedu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 94: Hartono tersudut

Pagi itu, ruang rapat di lantai 20 gedung pencakar langit yang megah di pusat kota terasa begitu tegang. Jendela-jendela besar yang biasanya memamerkan pemandangan kota yang indah kini seolah hanya menjadi bingkai bagi langit yang kelabu, mencerminkan suasana hati para dewan pengawas dan para pemegang saham Elang Group yang berkumpul. Berita mengejutkan telah mengguncang mereka semua kemarin. Pertemuan mendadak ini segera dicetuskan demi menyelamatkan citra perusahaan yang sudah susah payah dibangun. Skandal menjijikkan yang baru sekali ini terjadi sepanjang sejarah berdirinya Elang Group dan seluruh lini bisnis keluarga Triadmodjo, seolah sedang mempersiapkan badai yang mengancam reputasi mereka. Sebelum video itu terkuak, bisa dipastikan Elang Group adalah salah satu perusahaan yang menopang perekonomian negara, dan dianggap sebagai penyelamat anak-anak bangsa yang kesulitan bersekolah. Direktur mereka, yang secara tidak disangka malah menjadi penghan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

Bab 95: Keep menelepon

Senja telah berlalu, suara angin berhembus pelan melalui pepohonan daan sesekali bunyi burung hantu memecah keheningan. Di dalam pondok kayu, Nala dan Sky duduk mengelilingi meja bundar berisi tumpukan dokumen dan buku yang isinya sudah dicoret-coret. Meskipun tampak sedang bersantai, pikiran mereka sibuk dengan segala hal. Sky memikirkan cara cepat membereskan Elang Group tanpa huru-hara dan kegemparan yang berarti, sedangkan Nala membayangkan keluarganya yang sedang menjalani hari-hari yang normal seolah semua yang terjadi hanyalah mimpi buruk akibat ketiduran saat menonton film aksi. Suasana yang tenang itu segera berubah ketika alat komunikasi mereka mengeluarkan suara. Telpon satelit. “Sky, kau di sana?” suara seorang pria muda terdengar ke segala penjuru ruangan. Nala terperanjat kaget. “Siapa?” tanya wanita itu pada suaminya. Sky memperhatikan Nala, sambil mendengarkan telpon. “Keep, ada apa?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

Bab 96: Bayu agaknya muak menjadi buronan

Bayu duduk di dekat jendela, memandang keluar. Dari apartemen Rose, bocah itu bisa mengintip sedikit lautan kendaraan yang lalu lalang di jalan tol. Sebagian otaknya memikirkan hal lain. Membersihkan kandang kelinci tak pernah seasyik seperti yang dibayangkan. Bayu baru tahu kalau pekerjaan itu adalah yang paling menyenangkan dalam hidupnya setelah terkurung selama seminggu penuh di ruang sempit dan jauh dari mana-mana. Lingkungan tempat tinggalnya juga berisik dengan alat berat. Entah pembangunan apa yang sedang dikerjakan. Setiap saat anak itu ingin mengerjakan soal dari buku yang dipinjamkan Rose, suara riuh dan mengguncang tanah selalu mengganggu. Tak ada yang bisa ia lakukan selain memakai penyumpal telinga sambil sesekali berteriak mengikuti jalan pikirannya yang kacau. Tapi, tentu saja di depan paman dan pacar pamannya itu, Bayu tidak pernah sedikitpun memperlihatkan rasa sedih atau gundahnya terang-terangan. Ia hanya sesekali me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

Bab 97: Momen canggung Tiger dan Nala

Nala meregangkan kedua tangannya. Hari sudah sore, dan ia baru bangun. Sementara suaminya masih tidur nyenyak setelah semalaman menyelesaikan pekerjaannya menganalisa laporan keuangan yang baru diberikan Tiger kemarin. Saat itu, Nala mengutuk atasan suaminya itu dalam hati. Kenapa selalu datang sambil membawa dokumen tebal? Bantal yang ia tiduri saja tidak setebal itu. Nala dengan hati-hati turun dari ranjang setelah mengecup pipi Sky dua kali. Ketika pria itu melenguh merasa sesuatu mengganggu mimpi indahnya, Nala memutuskan buru-buru pergi. Bau daging mulai menusuk hidungnya, saat ia keluar dari kamar. Setelah menaiki tangga, Nala melihat sosok Tiger sedang sibuk di depan kompor. Ia tampak memanggang sepotong daging tebal yang sepertinya sudah dibumbui. Begitu menangkap baunya yang sedap, liur Nala nyaris menetes. Tiger menyadari kehadiran seseorang yang sedang memperhatikan dirinya. Sontak, pria itu menoleh dan mendapati Nala menatapny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

Bab 98: Rapat darurat kakak beradik

Blue menarik pemantiknya dan menyalakan sebatang rokok. Ia tak pernah benar-benar menyukai aktivitas merokok sejak dulu. Namun, ia seringkali penasaran bagaimana mungkin Rose tak bisa hidup tanpa menyulut rokok setidaknya dua kali sehari. Padahal, rokok sendiri sering meninggalkan jejak bagi pemiliknya. Cukup berbahaya bagi para agen. Dalam sekali tarikan nafas, Blue terbatuk-batuk. Dengan panik, ia mematikan rokoknya. Pria itu seketika mengetahui kalau kelemahan terbesarnya adalah harus berakting menjadi perokok. “Maaf, membuatmu menunggu.” Sky bergabung dengan Blue. Wajahnya tampak segar seperti baru saja cuci muka. Ia mengenakan jaket dan sepatu lari dan dadanya dibasahi keringat. “Kau lari? Ada ratusan transportasi yang siap mengantarkanmu sampai ke tujuan, tapi kau memilih lari?” Sky tersenyum sinis. “Aku memakai mobil Tiger, kok. Aku hanya ingin lari kecil saja sambil menunggumu. Aku datang dua jam lebi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-11
Baca selengkapnya

Bab 99: Tamparan pertama Anya

Anya masih gemetaran. George berada di samping gadis itu sambil sesekali membelai rambutnya lembut. Mereka dalam perjalanan menuju rumah Anya. “Kau yakin sudah siap pulang?” George, dengan logat dan pelafalannya yang masih belum sempurna, membuyarkan lamunan Anya. Anya memperhatikan sorot mata tunangannya yang tampak khawatir. Gadis itu menggeleng pelan, berusaha meyakinkan. “Aku harus pulang, George. Kalau belum mengamuk, aku pasti akan terpuruk terus-terusan.” Senyum tipis George mengembang. “Kau memang spesialis marah-marah, ya.” Anya mengangguk mantap. “Aku harus mengamuk dan memarahi papa. Apa yang dia lakukan benar-benar menjijikkan dan memalukan. Aku sudah tidak bisa lagi mentolerir apa yang sudah ia perbuat. Aku muak, George.” “Tapi kau sudah tahu sejak lama kalau papamu selingkuh, kan? Kenapa kau semarah ini?” “Itu karena aku benar-benar melihatnya. Dari dulu aku memang menduga papa ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-12
Baca selengkapnya

Bab 100: Rencana licik Olivia

Olivia memangkas dengan hati-hati ranting tanamannya yang kering. Sarung tangannya tampak kotor, bernoda tanah. Sesekali ia mengambil sekop kecil dan menggali tanah dengan kasar. Pikirannya kacau. Karena terlalu bersemangat menggali, sebagian tanah mengenai wajah dan matanya membuatnya terkesiap dan berteriak kecil. Sontak seseorang menghampirinya dengan sigap. “Kau tidak apa-apa?” Olivia menggeleng pelan. Ia menggenggam lengan pria itu, begitu menyadari kalau yang menghampirinya adalah Pak Was. Pak Was membantu meniup mata Olivia dengan hati-hati. Setelah beberapa kali berkedip, Olivia bisa membuka matanya dengan normal. Meskipun bola matanya memerah. “Hentikan aktivitasmu. Biar aku yang menata kebun.” Wanita itu menolak tawaran sekretaris suaminya itu dan kembali berjongkok di depan tanaman. Kali ini, ia cukup berhati-hati menggali. “Semua tanaman itu sensitif, Was. Mereka past
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status