Bab 24-A: Membalas Mertua dan Suamiku“Apa Ibu tahu jumlah komisinya berapa?” ulangku sekali lagi karena khawatir ibu mertua tidak mendengarnya tadi.Perempuan paruh baya itu langsung menyelesaikan makan siangnya. Beliau melirik diriku dengan tajam, kemudian Bang Agam yang juga tercengang. Jika Bang Agam tidak tahu apa-apa soal komisi, aku bisa maklum, tapi ibu mertua yang notabenenya berpihak pada Iqmal dan Sari? Ah, rasanya tidak mungkin. Bisa saja beliau sedang berakting, seperti biasanya.“Kak Ima, apa Kakak akan terus begini di rumah kami? Mending Kak Ima balik saja ke kota, semenjak Kak Ima datang ke sini, semuanya jadi rumit.” Sari menghantam diriku dengan satu kalimat ketus darinya.Perempuan itu juga mendorong piring yang digunakan untuk makan, wajahnya bengis, bibirnya meruncing ke satu sudut. Sedang Iqmal menundukkan muka, mengepal tangan di atas meja hingga bisa dilihat oleh semua orang.“Kamu minta aku balik ke kota sekarang, Sar? Boleh, kok!”“Ima, dari tadi kamu bicara
Huling Na-update : 2024-06-05 Magbasa pa