Bab 20-A: Membalas Mertua dan Suamiku Aku pulang ke rumah sebelum matahari meninggi. Masih cukup pagi, setengah sembilan tepatnya. Satu tangan menenteng bahan makanan, seekor ayam dan bumbu masakan. Perasaanku berdebar, gemuruh tidak tertahankan memporak-porandakan kewarasan. Kuremas tangan, abai dengan kenyataan jika hadirku kini mengusik tenang Bang Agam yang baru saja keluar dari kamar. Kami saling berpandangan, lalu kubuang dengan sengaja hingga pria itu terluka. Bang Agam berseru, memanggil diriku, “Dek, kenapa lagi?” Acuh, aku berlalu ke arah dapur. Sekarang aku ingin menangis, menumpahkan segalanya sendirian. “Dek, kamu kenapa? Ak
Last Updated : 2024-10-29 Read more