"Ya, Mahen Corporation, perusahaan Revan Mahendra. Aku sudah berusaha menghubungi manager operasionalnya, tapi dia bilang bahwa ayah sendiri yang harus menghubungi Revan Mahendra."Raut wajah Herman semakin menegang mendengar ucapan Rio, sepertinya Revan sengaja melakukan ini untuk membuat mereka bicara empat mata, "Baiklah, Ayah akan segera kesana,"Setelah berkata seperti itu, Herman segera mematikan panggilan mereka lalu menyimpan ponselnya ke arah saku kembali. Ia menatap ke arah Valeria yang tertegun tidak paham, "Kita bicara lagi nanti, ayah harus pergi.""Tunggu, sebenarnya ada apa?" tanya Valeria, menahan langkah ayahnya yang tengah bergegas.Herman terlihat menghela nafasnya, ia sendiri belum tahu kenapa Revan sampai melakukan hal ini untuk bertemu dengannya. Entah apa tujuan Revan, Herman sendiri tidak mengerti."Kita bahas nanti, sekarang Ayah memiliki urusan di kantor."Melihat ayahnya yang sangat terburu-buru, Valeria akhirnya melepaskan tangan ayahnya. Ia membiarkan Herm
Read more