Share

Cinta Ayah

Penulis: Baby Yangfa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-20 20:31:10

"Ya, Mahen Corporation, perusahaan Revan Mahendra. Aku sudah berusaha menghubungi manager operasionalnya, tapi dia bilang bahwa ayah sendiri yang harus menghubungi Revan Mahendra."

Raut wajah Herman semakin menegang mendengar ucapan Rio, sepertinya Revan sengaja melakukan ini untuk membuat mereka bicara empat mata, "Baiklah, Ayah akan segera kesana,"

Setelah berkata seperti itu, Herman segera mematikan panggilan mereka lalu menyimpan ponselnya ke arah saku kembali. Ia menatap ke arah Valeria yang tertegun tidak paham, "Kita bicara lagi nanti, ayah harus pergi."

"Tunggu, sebenarnya ada apa?" tanya Valeria, menahan langkah ayahnya yang tengah bergegas.

Herman terlihat menghela nafasnya, ia sendiri belum tahu kenapa Revan sampai melakukan hal ini untuk bertemu dengannya. Entah apa tujuan Revan, Herman sendiri tidak mengerti.

"Kita bahas nanti, sekarang Ayah memiliki urusan di kantor."

Melihat ayahnya yang sangat terburu-buru, Valeria akhirnya melepaskan tangan ayahnya. Ia membiarkan Herm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Cinta Seorang Ayah

    Raut wajah Herman seketika berubah mendengar ucapan Revan. Sejak tadi Revan Mahendra terlihat menyinggung sikapnya yang selama ini tidak terlalu baik pada Valeria."Tentu saja aku akan memilih puteriku, apa kau harus mempertanyakannya?" balas Herman dengan nada sinis. Meski selama ini ia tidak memperhatikan Valeria, namun kali ini Herman pastikan bahwa segalanya harus berubah. Ia akan lebih mementingkan kebahagiaan puterinya dibandingkan dengan perusahaannya sendiri. Sebesar itulah Herman menyayangi Valeria, sebesar rasa bersalahnya karena sudah menyia-nyiakan puterinya selama ini."Ah begitu? Saya sungguh tidak menduganya.""Perlu kau ketahui, cinta seorang ayah tidak akan terkalahkan oleh cinta pria manapun kepada puterinya. Apa kau paham?"Revan mengulas senyumannya mendengar ucapan Herman. Meski saat ini perasaannya terasa tidak nyaman, namun ia harus memberikan kesan pada pria paruh baya itu bahwa ia sama sekali tidak goyah. Tekadnya untuk mempertahankan Valeria sama sekali tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Penyerahan

    Rio membawa Valeria menjauh dari ruangan ayahnya. Mereka berdiam diri di depan sebuah taman rumah sakit. Sebuah minuman kaleng Rio ulurkan kepada Valeria yang masih mematung di tempat."Kau baik-baik saja? Ini minumlah."Valeria mengambil minuman dari Rio lalu meneguknya perlahan."Apa yang ku dengar dari Mama Kalina benar? Apa kejadian yang menimpa ayah ada hubungannya dengan Revan?""Tenanglah dulu Val, jangan terburu-buru. Kau pasti masih terkejut dengan kabar ayahmu yang sakit hari ini."Meski Rio sudah mengatakan hal itu, Valeria menarik kerah baju Rio dengan emosional, "Katakan saja padaku dengan jujur, apa benar semua ini adalah ulah dari Revan?"Rio mengangkat sebelah tangannya melihat Valeria yang sama sekali tidak bisa diajak bicara, "Baiklah, aku akan bicara. Tapi sebaiknya turunkan dulu tanganmu ini."Dengan lemah Valeria menurunkan tangannya, namun tatapannya masih tetap terarah pada Rionandra."Ya, Revan yang melakukan semua ini. Sepertinya dia memang sedang menantang ay

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Mari Kita Menikah

    Revan terlihat mengerjapkan matanya mendengar ucapan Valeria. Apa ia tidak salah dengar? Akhirnya setelah sekian lama usaha yang ia lakukan kata-kata itu terucap juga dari mulut Valeria."Kamu yakin?""Asal itu bisa membuat perusahaan ayah kembali, baiklah mari kita menikah."Revan mengulas senyumnya mendengar ucapan Valeria. Ia mengusap kepala Valeria dengan lembut, "Bagus, bagus sekali. Saya senang mendengarnya."Namun rupanya meski Valeria sudah berkata akan menikah dengannya, wanita itu sama sekali tidak senang seperti dirinya. Valeria tetap memberikan wajah datarnya ke arah Revan."Tapi ingat Pak Revan, walau saya setuju menikah dengan Anda, bukan berarti saya akan menyerahkan diri saya begitu saja pada Anda. Ini hanya sebagai bakti saya kepada ayah saya saja, bukan semata-mata karena keinginan saya sendiri."Revan terlihat menghela nafas, sepertinya mengambil hati Valeria masih tidak semudah itu. Hatinya masih diselimuti amarah akibat kejadian tempo lalu. Bisa dimaklumi, kesalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   kami akan menikah

    Lucia segera meninggalkan Valeria dan juga Rionandra. Ia tidak ingin semakin menjatuhkan harga dirinya yang telah runtuh karena telah dipergoki menangis oleh Valeria.Sementara Valeria terlihat menatap tajam ke arah Rio, seolah meminta penjelasan."Apa kalian bertengkar karena aku lagi?""Astaga, tidak. Dia hanya sedang bersedih karena keadaan ayah kalian." Kilah Rio cepatMeski masih tidak percaya dengan ucapan Rio, Valeria memilih untuk mengabaikannya. Ia bergerak menuju ruangan ayahnya membuat Rio kembali bertanya, "Kau mau kemana?""Aku harus menemui Papa."Sebelum membuka pintu, Valeria kembali bertanya, "Apa Mama Kalina masih ada di sini?""Tidak, tadi Lucia memintanya untuk pulang dan beristirahat karena dia terlihat sangat shock.""Baguslah, jadi aku bisa menemui Papa dengan leluasa."Valeria segera membuka pintu, ia terenyuh melihat ayahnya yang terbaring di ranjang rumah sakit. Valeria mengangkat tangan ayahnya lalu mengusapnya dengan lembut, "Maafkan Valeria, Pa."Tepat saa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Ancaman

    "Kau seharusnya meninggalkannya, Revan. Bukan malah memberi kabar bahwa kalian akan menikah, apa kau sudah tidak waras?""Maaf, tapi aku tidak bisa meninggalkannya, Ayah. Ada alasan yang cukup masuk akal agar aku tidak meninggalkannya.""Memangnya kenapa kamu tidak bisa meninggalkannya?" Teriak Agung mulai dengan nada meninggi, sungguh ucapan Revan membuat ia sangat murka."Karena Valeria mengandung anakku."Praang!Cangkir yang sedang dipegang Barbara seketika jatuh mendengar perkataan Revan. Tatapan semua orang seketika beralih padanya, Barbara segera tergeragap melihat perhatian semua orang beralih kepada dirinya. Sungguh, pernyataan Revan tadi sangat membuat ia shock. Valeria sedang mengandung putera Revan? Sejak kapan? Bagaimana bisa Revan melupakannya dan malah memiliki anak dari wanita lain? Hatinya terasa sangat panas dan seluruh tubuhnya menjadi gemetar."Maaf, tangan Mama licin."Barbara segera berjongkok memunguti pecahan kaca, melihat hal itu Agung segera mendekat ke arahn

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Hari Pernikahan

    Hari pernikahan pun tiba, Valeria menatap bayangan dirinya di depan cermin dengan perasaan bimbang. Apa keputusannya untuk menikah dengan Revan adalah benar? Setelah mengetahui hubungan antara Revan dan Barbara, Valeria menjadi sangat ragu dengan keputusannya. Ia jadi merasa jijik karena harus bersanding dengan penipu seperti Revan."Kamu baik-baik saja, Nak?"Valeria mengalihkan tatapannya dari cermin ke arah sumber suara. Ayahnya, Herman terlihat menatap Valeria dengan raut wajah yang kuyu. Seolah menunjukkan bahwa ia merasa sangat bersalah karena sudah membuat Valeria menceburkan dirinya ke dalam situasi seperti ini."Aku baik-baik saja Pa, tenanglah.""Tapi, Papa sangat khawatir, maafkan Papa karena kamu harus menanggung ketidakberdayaan Papa menghadapi keluarga Mahendra."Valeria hanya mengulas senyuman tipis mendengar ucapan Herman, "Tidak usah dikhawatirkan, Valeria bisa menjaga diri dengan baik. Papa hanya perlu mendukung Valeria, yang terpenting perusahaan Papa tidak mendapat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Hampir Kehilangan Nyawa

    Valeria mencoba mengambil nafasnya saat ia masuk ke dalam kolam renang. Sebenernya apa yang terjadi? Ia bahkan belum mabuk sama sekali, tapi bagaimana ia bisa tiba-tiba masuk ke dalam sini? Ya Tuhan... Ia bahkan tidak bisa berenang.Valeria berusaha meronta mengulurkan tangannya meminta pertolongan kepada semua orang di sana, namun tidak ada satupun yang sadar akan kesulitannya. Mereka malah sibuk menertawakan Valeria. Valeria mulai kelelahan, ia merasa kedinginan dan nafasnya mulai terasa sesak. Sial, ini adalah hari pernikahannya, namun ia malah terjebak dalam situasi menyedihkan ini. Mata Valeria mulai terasa gelap, apa begini akhirnya? Apa dia hanya akan mati konyol di tempat yang ia sendiri terasa asing? Valeria mulai mengerjap-mengerjap, air matanya mulai berderai. Dalam hati ia sungguh menyesali semua ini."Maafkan Mama Nak, Mama tidak bisa melindungi kamu."Tepat saat Valeria hendak menyerah sosok seorang pria dengan setelan putih menghampirinya. Valeria mengerjapkan matanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Siapa dalangnya?

    "Bagaimana keadaanmu?"Setelah melakukan beberapa proses pemeriksaan oleh dokter yang bertugas, Valeria akhirnya bisa kembali menemukan kendali dirinya. Tadi, ia sungguh benar-benar shock, ia tidak menduga jika hampir tenggelam dengan konyol di hari pernikahannya."Ya, saya baik-baik saja,""Syukurlah, bayi kita juga baik-baik saja. Dokter sudah memeriksa keadaannya tadi."Valeria terlihat mengerjapkan mata, ia menurunkan pandangannya ke arah pakaiannya yang kini sudah terganti."Anda yang mengganti pakaian saya?" Tanya Valeria dengan nada tidak percaya."Memangnya siapa lagi?" Melihat bahwa wajah Valeria berubah tidak senang, Revan kembali melanjutkan, "Kenapa wajahmu seperti itu? Sekarang aku adalah suamimu, wajar saja jika aku melihat tubuhmu."Valeria segera menutup tubuh dengan kedua tangannya mendengar ucapan Revan, "Jangan mengulangi perbuatan Anda atau saya akan melaporkan hal ini sebagai pelecehan."Revan terlihat mendengus mendengar ucapan Valeria. Astaga, memangnya sejak ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04

Bab terbaru

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Tingkah Barbara

    "Apa maksud?"Melihat Barbara yang menatapnya dengan raut wajah tidak mengerti membuat Revan seketika mendengus, "Rupanya kau benar-benar tidak tahu. Baiklah akan ku beritahu yang sebenarnya terjadi akhir-akhir ini karena kekacauan yang kita buat. Aku dipecat oleh ayahku."Barbara tersentak mendengar ucapan Revan, "Apa?""Ya aku baru saja dipecat secara tidak hormat oleh ayahku kemarin. Semua pemilik saham mengambil keputusan agar aku dikeluarkan dari perusahan. Jadi ya sekarang, aku tidak memiliki apa-apa. Aku bahkan berniat menjual apartemen ini nanti,"Mata Barbara seketika melebar, ia mundur beberapa langkah dari pegangan Revan. Kata-kata Revan sekarang seolah tidak bisa dipercaya, "Kau bercanda, bukan?""Astaga, untuk apa aku bercanda? Jadi kau benar-benar ingin bersamaku. Kalau begitu pertama kita jual tas mewahmu ini!"Revan seketika bergerak ke arah Barbara hendak merampas tasnya. Melihat tindakan Revan, Barbara semakin terkejut ia menepis tangan Revan dengan panik, "Apa yang

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Pelukan Terakhir

    Melihat Revan yang masih saja terdiam saat ia mengulurkan berkas perceraian itu, Valeria seketika menghela nafas. Ia segera menyimpan berkas itu di atas meja lalu berkata, "Jika Anda masih tidak mau menerimanya terserah. Saya akan menyimpan berkas itu di sini. Anda harus menandatanganinya segera.""Lalu bagaimana dengan anak kita?" Tanya Revan lirih. Penyesalan yang ia rasakan semakin dalam. Ia sudah hancur lebur saat ini dan kehancurannya semakin terasa menyakitkan karena harus berpisah dengan Valeria."Saya yang akan merawatnya sendirian.""Tapi aku ayahnya, Valeria. Tidak bisakah kau memberiku kesempatan lagi? Setidaknya untuk anak kita?""Saya yang akan mengurusnya, Anda tidak perlu khawatir. Anda bisa melakukan apapun yang Anda mau tanpa harus terbebani dengan janin yang sedang saya kandung ini."Satu air mata seketika jatuh dari kelopak mata Revan. Merasa sangat terpukul karena ia sama sekali tidak berdaya. Kesalahannya terhadap wanita yang dicintainya ini memang sungguh tidak b

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Konsekuensi

    "Ada pengumuman mendadak yang diselenggarakan oleh Pak Agung dan seluruh pemilik anggota saham hari ini, Pak. Anda harus datang,"Revan menghela nafasnya panjang setelah mendapat pesan dari Erik beberapa menit yang lalu. Sudah ia duga ayahnya tidak akan menunggu lama untuk menyelesaikan masalah mereka. Tepat setelah hubungan masa lalu dirinya dan juga Barbara terbongkar, ayahnya segera bertindak.Revan segera masuk ke dalam ruang meeting yang sudah diisi oleh anggota pemilik saham dan juga ayahnya sendiri. Masalahnya dengan Barbara pasti akan ayahnya gunakan untuk menyingkirkannya dari perusahaan ini."Rupanya kamu masih punya muka untuk datang ke perusahaan,"Revan hanya terdiam mendengar sindiran sang ayah sebelum rapat berlangsung. Kali ini ia memilih untuk tidak mendebat pria paruh baya yang sedarah dengannya itu. Ia yakin setelah mengetahui sifat Barbara, ayahnya sama terlukanya dengan dirinya."Rasakan sendiri akibat dari perbuatanmu, Revan. Aku akan mendepakmu dari perusahaan k

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Kehancuran Barbara

    Melihat Barbara yang hanya terdiam, penjaga keamanan itu kembali mengulurkan tangannya, "Bu? Tolong kuncinya...""Yang benar saja, kamu lupa siapa saya?""Berikan kunci itu Barbara, mobil itu merupakan pemberianku!"Barbara berdecak saat Agung rupanya sudah menyusulnya keluar, dengan kesal ia mengembalikan kunci kepada penjaga keamanan itu, "Aku sama sekali tidak butuh mobil ini!" ujarnya dengan nada angkuh sambil melirik ke arah Agung.Setelah berkata seperti itu, Barbara segera menyetop taksi lalu masuk ke dalamnya. Ia sangat kesal dengan tindakan Agung yang seenaknya, seharusnya sejak dulu ia meninggalkan Agung agar ia tidak perlu bersusah payah seperti ini. Barbara segera meminta supir taksi untuk bergerak menuju ke alamat Revan. Ia harus segera kembali bersama Revan agar tua bangka itu tau rasa.Setelah sampai Barbara mengetuk pintu Revan dengan kuat."Revan buka! Tolong buka pintunya Revan!"Revan segera membuka pintu lalu terhenyak melihat Barbara di sana, "Barbara? Kenapa kau

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Pak Tua dan Wanita Gila

    "Revan!"Revan memutar matanya dengan jengah saat melihat Barbara ada di depan apartemennya. Setelah membuat dirinya dan Valeria bertengkar, bagaimana bisa Barbara masih memiliki muka untuk menemuinya?Revan memilih mengabaikan wanita itu lalu berjalan maju meninggalkannya."Revan, aku sedang bicara! Aku bahkan sudah jauh-jauh datang kemari, kenapa kamu malah mengabaikan ku?"Revan berdecak saat Barbara menarik lengannya dengan kuat. Ia menatap Barbara dengan raut wajah kesal, "Tidak ada yang menyuruhmu untuk datang kemari, Barbara. Ada apa? Apa yang kau inginkan lagi sekarang?""Kenapa kau selalu bersikap dingin padaku Revan? Aku kemari tentu saja untuk menemuimu."Revan menghela nafasnya panjang mendengar ucapan Barbara, "Sebenarnya apa lagi yang kau inginkan dariku? Kau sudah berhasil membuat Valeria keluar dari rumah ini sekarang. Keinginanmu sudah terpenuhi, jadi tolong berhenti menggangguku."Sepertinya Barbara sama sekali tidak mendengarkan nada bahasa Revan yang sama sekali ti

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Terungkap

    Agung Mahendra tidak menyangka jika Valeria akan mengajaknya bertemu hari ini. Meski entah apa yang sebenarnya ingin wanita muda itu katakan hingga menyebutkan nama Barbara dan Revan hanya agar ia tidak menolak pertemuan mereka.Agung mengepalkan sebelah tangannya, lihat saja jika wanita rendahan itu berkata hal yang konyol, ia sungguh tidak akan diam saja kali ini.Agung merapihkan jasnya sebelum ia menghampiri Valeria. Tatapannya angkuh menatap tajam ke arah Valeria yang sudah datang terlebih dulu di tempat pertemuan mereka."Akhirnya Anda datang," ujar Valeria dengan senyuman tipis.Agung sama sekali tidak menunjukkan keramahtamahannya, "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan? Hubungan kita bukanlah sebagai mertua dan menantu yang baik hingga bisa berbincang seperti ini.""Bukankah Anda datang kemari karena penasaran dengan apa yang hendak saya katakan? Silahkan duduk terlebih dulu," ujar Valeria sambil mengulurkan tangannya meminta Revan untuk duduk di hadapannya.Agung berdeham se

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Hancurkan Aku

    Tadinya Revan hanya ingin mengikuti Valeria diam-diam tanpa diketahui oleh wanita itu. Setelah meninggalkan kediaman mereka semalam, Valeria sama sekali tidak mau mengangkat panggilannya. Wanita itu terus saja menghindar seolah ingin menjauh darinya setelah semua yang terjadi. Baru semalam Valeria meninggalkan rumah, tapi sungguh Revan sudah teramat kehilangannya. Jadi di sinilah ia sekarang menguntit wanita itu diam-diam demi untuk mengetahui kabarnya. Namun, siapa yang menyangka, Rionandra tiba-tiba muncul di sana memaksa Valeria entah untuk apa. Apa pria itu sengaja melakukan itu demi mendekati Valeria lagi?Revan segera mengambil langkah, tatapannya tajam mengarah ke arah tangan Valeria yang dicekal oleh Rionandra."Lepaskan dia, Pak Rionandra Mahendra."Mau tak mau Rio melepaskan pegangan tangannya, keduanya saling menatap tajam seolah sama-sama saling menantang."Sedang ada urusan apa Anda dengan istri saya?" tanya Revan dengan nada dominan.Rio terlihat mendengus, "Astaga, apa

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Rionandra Sudah Gila?

    Hari ini Rio sengaja mengajukan cuti demi bertemu Valeria. Ia berdiri di depan rumah mertuanya dengan bingung. Ia datang kemari tanpa pemberitahuan terlebih dulu, alasan apa yang bisa ia berikan kepada mertuanya agar tidak menimbulkan rasa curiga. Ah sudahlah, ia bisa berpura-pura menanyakan masalah pekerjaan sambil menemui Valeria.Rio segera menekan bel pintu, asisten rumah tangga Yanuar yang sudah mengenalnya segera mempersilahkan dirinya untuk masuk.Setelah meminta menunggu sebentar, Kalina datang menyambutnya."Rio, kenapa datang kemari mendadak begini? Kamu sendirian?"Rio mengangguk kecil, "Ya, Rio sendiri, Ma. Kata Lucia, kalian juga akan bertemu nanti sore.""Ah ya Mama mau pergi dengan Lucia, sudah lama sekali Mama tidak jalan-jalan dengan anak Mama."Rio hanya tersenyum, ia melemparkan pandangannya ke seluruh rumah, mencari keberadaan Valeria. Melihat gerak gerik Rio, Kalina menjadi curiga, "Kamu kenapa datang kemari?"Mendapat teguran dari Kalina, Rio menyentuh tengkuknya

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Kabar

    "Aku akan berpisah dari Revan Mahendra,"Perkataan Valeria sontak membuat Herman tertegun di tempat, ia menatap ke arah puterinya mencoba mencari keraguan dalam nada bicara yang penuh dengan keyakinan itu, namun Valeria tetap menatapnya dengan tatapan tajam seolah sudah yakin dan memutuskan semuanya dengan tepat."Berpisah? Tapi bukankah pernikahan kalian baru berusia seumur jagung?""Pernikahan kami hanyalah sebuah kesepakatan untuk saling membantu, cepat atau lambat pernikahan ini akan berakhir, jadi aku hanya mempercepatnya.""Kau yakin?"Ada jeda sejenak untuk kemudian Valeria mengangguk, "Ya, jadi ayah tidak perlu bertanya bagaimana sikap dirinya padaku. Ku rasa tidak ada kewajiban dia harus berbuat baik padaku di pernikahan ini, benar bukan?"Meski merasa kesal dengan fakta yang diberikan oleh Valeria, Herman terlihat menghela nafas. Ya, pernikahan puterinya memang bukanlah pernikahan yang bisa dikatakan normal, jadi bagaimana bisa mereka menuntut keluarga Mahendra untuk bersika

DMCA.com Protection Status