Semua Bab My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri): Bab 61 - Bab 70

183 Bab

Misi Penyelamatan

"Pak, kami menemukan lokasi terakhir ponsel Bu Gita." Rian memanggil Alan kurang dari lima menit kemudian. "Letaknya di sebuah gang sempit, sedikit jauh dari sini.""Periksa CCTV di sekitar sana," Alan memberi perintah yang tegas."Sudah di cek Pak, tapi tidak ada kamera yang menyorot langsung ke gang itu. Kamera di sekitarnya cukup buram, jadi kami sedikit kewalahan." Kali ini Marco yang menjawab. "Akan coba saya lihat lagi, Pak."Alan mengangguk pelan pada Marco. Dia harus bersyukur karena tim IT perusahaan mereka sangat mumpuni, walau hanya beranggotakan sepuluh orang, belum termasuk Jelita, Alan dan Gita, juga dua orang admin."Pak, saya sudah mengurai pesan di chat yang terhapus." Nia memberikan tablet miliknya pada Alan."Sepertinya seseorang mengirimkan pesan dari ponsel Pak Alan. Saya juga sudah melihat CCTV kantor sesuai permintaan Pak Alan."Alan mengangguk memandang tablet itu. Sesuai dugaannya memang Isabella yang mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Gita, memintany
Baca selengkapnya

Aku Ada di Sini

Alan mengetukkan jarinya pada kemudi mobil dengan tidak sabaran. Hari masih bisa dibilang pagi, tapi jalanan sudah macet. Padahal tinggal sedikit lagi dia sampai di tempat tujuannya.Sudah sejak sepuluh menit tadi Marco mengirim titik GPS dari jam tangan pintar Gita. Sudah selama itu pula Alan terjebak macet yang membuat dirinya mulai tidak sabaran. Umpatan demi umpatan sedari tadi keluar dari mulutnya. KAlau tahu akan macet begini, harusnya tadi Alan naik ojek online saja.Degupan jantung Alan makin kencang seiring berjalannya waktu. Dirinya makin gelisah memikirkan Gita yang sedang dalam bahaya seorang diri. Terutama karena Tony yang menjadi pelaku. Memikirkannya saja Alan sudah ingin meninju lelaki itu.“Woi, yang di depan cepatan.” Alan tak kuasa menahan diri dan memilih untuk meneriaki kendaraan di depannya.Walau penuh kekesalan, tapi ada satu hal yang setidaknya patut disyukuri. Selama terjebak macet, Alan jadi punya waktu untuk berpikir tentang perasaannya pada Gita. Pada aw
Baca selengkapnya

Kamu yang Ada di Masa Lalu

Gita melangkah ceria di koridor sekolahnya. Dirinya sedang mencari-cari sang kekasih, yang sudah dipacarinya selama lima bulan belakangan, karena mau memberitahu kabar gembira pada lelaki itu.Perempuan itu menemukan sang kekasih dan teman-temannya duduk di dekat gudang sekolah. Menghindari hingar bingar pensi yang sedang berlangsung di halaman utama."Jadi, bagaimana pacarmu itu? Bisa diajak main gak?" tanya salah seorang teman Zayn-pacar Gita."Boro-boro diajak main, dicium aja gak mau. Kalau bukan karena banyak duit, sudah kuputuskan dari dulu."Gita membeku mendengar percakapan dengan suara keras itu. Dia refleks bersembunyi di balik salah satu pohon, agar tidak terlihat oleh Zayn dan kawan-kawan."Makanya, kan udah kubilang percuma berhubungan sama si cupu itu." Itu suara yang dikenali Gita. Itu suara Reina, satu dari sekian orang yang dianggapnya sahabat."Hei, tapi bodinya Gita itu luar biasa tahu. Berisi depan belakang." Zayn yang lebih tua dua tahun itu kembali berbicara."Ta
Baca selengkapnya

Kamu yang Ada di Masa Lalu 2

Alan mendapat kabar kalau band favoritnya akan tampil di pensi sekolah sebelah. Lalu di sinilah dia bersama teman-temannya sekarang, ikut berjingkrak dan bernyanyi mengikuti irama musik yang mengalun.Alan menggoyangkan kepalanya dengan pelan dan mulai mengedarkan pandangan ke sekeliling. Pandangan matanya tiba-tiba terhenti pada sesosok perempuan yang menarik perhatiannya.Perempuan itu terlihat melamun dan tidak menikmati acara, berbeda dengan yang lainnya. Dia hanya berdiri dalam diam. Matanya juga terlihat sedikit bengkak, seperti habis menangis. Yang paling membuatnya terpana adalah paras perempuan itu terlihat cukup tegas, tapi juga cantik. Tidak, lebih tepatnya sangat menawan dengan rambut panjangnya yang terkuncir tinggi.Alan terpaku beberapa saat, memperhatikan perempuan itu dengan seksama. Perlahan senyum terbit di wajah rupawan Alan yang hari ini menggunakan softlens. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya sama sekali. Terlalu indah untuk di lewatkan, bahkan saat menghel
Baca selengkapnya

Bantal

Mata Gita tiba-tiba terbuka lebar dengan sorot ketakutan. Sudah sangat lama rasanya dia tidak memimpikan hal mengerikan itu lagi dan ketika mengalami lagi, dia langsung ketakutan. Untung saja perasaan itu segera hilang dan digantikan dengan ekspresi bingung.Begitu Gita membuka mata, yang dilihatnya bukan langit-langit kamar atau jendela kamarnya, maupun pemandangan lain yang familier baginya. Ketika bangun, pandangannya terhalangi sesuatu.Sadar kalau yang menghalangi pandangannya adalah tubuh sang suami, Gita langsung tersenyu. Perempuan itu merasa tenang, nyaman dan aman dalam pelukan. Gita mengingat semua kelakuannya kemarin yang tidak mau lepas dari Alan, bahkan kesialan yang dialaminya kemarin. Tapi kesialan itu tidak laggi terlalu dipikirkan, karena dia merasa sudah aman.Gita mendonggak, menatap wajah Alan yang masih terlelap sambil memeluknya. Lengan kiri kirinya bahkan terhimpit lengan kekar suaminya yang memeluknya erat, membuat Gita makin melebarkan senyum.“Pasti tubuhny
Baca selengkapnya

Gara-gara Alan

"Biar kuiingatkan sekali lagi Tuan dan Nyonya Alan Adipramana. Ini rumah sakit loh, tempat umum. Tempat untuk berobat, bukan untuk mesum."Alan kembali mengumpat dan melepaskan pelukannya dari Gita. Dia menurunkan pembatas ranjang yang menahannya agar tidak jatuh dan duduk di pinggiran ranjang, sementara sang pasien masih dengan posisi tidur dan wajah cemberut."Seriously? Kalian beneran mau ngapa-ngapain?" tanya Eza tidak percaya. "Wah, untung Mbak Perawat gak jadi masuk. Kalau nggak pasti sudah sakit mata." Perempuan itu berbalik ke sebelah kirinya untuk berbicara.Perawat yang memang sedari tiga puluh menit lalu batal masuk, melongokkan kepala dari balik pintu. Siapa juga yang mau masuk ketika pasiennya sedang bermesraan dengan suaminya? Ketika dua orang itu hanya tidur berpelukan saja, para perawat sudah malu-malu sendiri untuk melakukan pemeriksaan, apalagi kalau mereka tengah curhat sambil berpelukan. Mungkin hanya Eza yang cukup gila untuk melakukan itu."Loh, ngapain semua or
Baca selengkapnya

Ganti Rugi

"What the hell are you saying right now?" tanya Eza dengan mata membulat tidak percaya.Hanya perlu waktu beberapa menit untuk Gita dan Eza berbaikan. Julie juga lebih memilih berangkat ke kantor karena kesal dengan kelakuan putrinya, sementara Alan ke kantin rumah sakit untuk mencari makanan."Alan ternyata adalah orang yang menolongku dulu. Waktu kejadian di SMA dulu, sebelum kita pindah." Gita enggan mengatakan kejadian itu secara detail dan gamblang. Dia mungkin sudah terlihat baik-baik saja, tapi masih ada trauma yang tersisa."Serius? Kenapa aku tidak mengenalinya?" tanya Eza makin membulatkan mata."Jangankan kau, Za. Aku saja gak mengenalinya. Atau lebih tepatnya melupakan bagaimana tampangnya dulu.""Harusnya aku yang lebih bisa menyadarinya, Ta. Kondisimu saat itu lebih tidak memungkinkan untuk mengingat apa pun."Gita tersenyum tipis. "Sayangnya ingatanku sangat bagus, Za. Tapi, justru aku tidak terlalu mengingat orang yang sangat penting bagiku. Malah yang lain yang terin
Baca selengkapnya

Seranjang

Setelah perdebatan panjang dengan orang tuanya dan terutama Alex, Gita akhirnya bisa pulang keesokan paginya. Sesuai permintaan Gita, hanya ada Alan dan sopir yang menemaninya pulang."Ada apa? Kok belum turun?" Alan bertanya karena setelah dibukakan pintu, Gita hanya duduk di sana sambil melihat Alan membantu sang sopir menurunkan barang yang tidak seberapa."Aku mau digendong dong," gumam Gita manja, membuat sang suami terkekeh mendengarnya."Tumben banget nih tuan putri manja banget." Alan menyandarkan kedua tangannya pada kursi jok tempat Gita duduk, membuat mereka berdua saling berhadapan."Mumpung lagi dianggap pasien, jadi aku pengen manja maksimal. Lagian manjanya juga sama suami sendiri."Alan tersenyum tipis mendengar Gita menyebutnya sebagai 'suami'. Dia sudah mendengar ini berulang kali dari kemarin, tapi tetap saja membuat hatinya bahagia.Setelah dua hari lalu Alan dibuat ketakutan karena Gita diculik, dia jadi banyak berpikir. Hal yang membuat Alan tersadar kalau dia s
Baca selengkapnya

Tertunda

Seperti yang dijanjikan Gita, selama dua hari dia beristirahat di rumah. Lebih tepatnya bekerja dari rumah. Sebenarnya tidak terlalu banyak yang dikerjakan, tapi ada beberapa pekerjaan yang sudah hampir deadline.Lalu seperti yang dikatakan perempuan itu sebelumnya, Alan sekarang tidur bersamanya di ranjang. Benar-benar hanya tidur saja, tidak melakukan hal lain. Ingin melakukan hal lain pun tidak bisa karena Gita sedang tanggal merah. Selain itu, Alan juga tidak cukup tega melakukan apa-apa karena takut Gita masih trauma. Nanti saja, setelah sang istri merasa lebih baik.Karenanya hari ini rutinitas pagi dijalani seperti biasa, tapi dengan cara yang berbeda. Alan bangun lebih dulu seperti biasa dan membangunkan Gita, dengan cara diberi kecupan bertubi-tubi di pipi dan bibir. Hal itu membuat Gita sampai langsung tertawa begitu terbangun.Alan masih mandi duluan, tapi ketika keluar kamar mandi pakaian kerja Alan sudah tersedia di atas ranjang. Sementara Gita pergi menyiapkan sarapan p
Baca selengkapnya

Tamu Kehormatan

Isabella berjalan mondar-mandir di depan pintu masuk BG kantor pusat. Sudah seminggu berlalu, ketika dirinya yang sedang bekerja tiba-tiba diseret ke kantor HRD dan dipecat dengan tidak terhormat.Isabella berpikir dirinya selamat dari kasus penculikan Gita, tapi nyatanya tidak seperti itu. Sehari setelah kejadian dan ultimatum Erik, dia malah dipecat. Sekarang? Masuk ke BG saja tidak bisa, bagaimana mau minta tolong pada Alan?Setahu Isabella, Alan dan Gita biasanya turun di lobi. Jadi satu-satunya cara agar bisa bertemu Alan, hanyalah menunggu di depan pintu masuk."Mas Alan." Isabella langsung berteriak senang begitu melihat Alan turun dari mobil. Sayangnya senyuman itu segera hilang begitu dia melihat sang mantan mengulurkan tangan, membantu Gita turun dari mobil dengan penuh perhatian. Dengan sangat kesal dan marah, dia berlari kecil menghampiri pasangan itu dan mendorong Gita. Tidak menyadari kehadiran Isabella, Gita yang tidak siap hampir saja terjatuh. Untung saja Gita belum
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status