All Chapters of My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri): Chapter 51 - Chapter 60

183 Chapters

Tanda Merah

Seharian ini Eza merasa gelisah. Sejak pamit berangkat ke sekolah tadi pagi, entah mengapa hatinya tidak tenang. Tidak. Bahkan sejak semalam tidurnya sudah gelisah. Sungguh tak ada yang bisa dilakukannya dengan benar sedari pagi.Pagi tadi tidak sengaja Eza memecahkan piring. Dalam perjalanan ke sekolah, dia juga nyaris saja ditabrak motor karena jalan sambil melamun. Selama jam pelajaran Eza juga tidak fokus, bahkan sampai ditegur berkali-kali oleh guru.Satu-satunya yang menghibur Eza adalah pesan singkat yang dikirim oleh Dina. Saudarinya menyatakan bahwa ayah dan ibu Tony sangat baik. Dina bahkan dibawa menemui keluarga yang lain. Lagi-lagi, Dina membicarakan soal pernikahan, juga meminta Eza untuk berbahagia. Eza tersenyum saja melihat pesan yang dikirimkan saudaranya. Dirinya ikut bersyukur dan bahagia untuk kembarannya.Dina dan Eza sedari kecil memang diperlakukan berbeda. Karena Eza lebih tomboy dan aktif, dia akan lebih banyak kena masalah dan selalu dimarahi. Sementara Din
Read more

Belum Pernah

"Ada apa denganmu?" Gita bertanya begitu melihat sahabatnya muncul di kantornya pagi ini.Pagi ini Eza mengenakan kaos turtle neck lengan panjang dan celana panjang. Bahkan leher kaosnya menutupi keseluruhan leher perempuan itu. Jujur saja, Gita merasa heran dengan pakaian sahabatnya yang luar biasa tertutup itu. Tidak seperti biasanya dan membuat dirinya yakin ada sesuatu yang terjadi dengan sang sahabat.Sayangnya, Eza tidak langsung menjawab pertanyaan Gita dan memilih duduk di hadapan sahabatnya, bukannya di sofa seperti biasanya. Tapi karena yang empunya ruangan agak sibuk, ada jeda beberapa saat sebelum ada yang bersuara."Jadi kau kenapa?" tanya Gita sambil kembali mendongak sebentar, untuk melihat ekspresi sahabatnya."Kau sungguh ingin tahu?" tanya Eza sok penting."Kalau kau tidak mau menjawab ya sudah. Paling kau sedang demam saja." Gita menjawab dengan santai, bahkan dia sudah kembali sibuk."Coba kau lihat ini." Eza berdiri dari kursi dan mengangkat kaosnya, memamerkan b
Read more

Jebakan

Eza menatap penampilannya di cermin. Memastikan tidak ada bekas kemerahan dua hari lalu terlihat di tubuhnya. Dia memakai dress lengan panjang selutut dengan bahan melekat sempurna di tubuhnya"Ok. You can do this, Za." Eza bergumam pelan dan menatap dirinya di cermin untuk terakhir kalinya.Perempuan itu mengendarai ferari merahnya menembus jalan kota Jakarta yang selalu macet. Hari ini, Eza sengaja keluar lebih cepat agar bisa sampai tujuan ke Heaven tepat pada waktunya, salah satu klub malam terbaik.Eza menghembuskan napas dengan pelan, dia sudah menyusun rencana. Walaupun dia cukup yakin dengan rencananya, dia masih ragu-ragu. Ada begitu banyak celah dalam rencananya dan dia bisa saja gagal.Eza sengaja duduk di tempat yang mudah terlihat, seperti di depan bartender. Kebetulan saja bartender itu mau berkompromi dengan Eza. Tentu dengan bayaran yang cukup mahal.Minuman yang dipesan Eza sudah ada dihadapannya. Hanya segelas wine saja, tapi dia belum mau menyentuhnya. Selain karena
Read more

Berita Besar

Gita mengerjap pelan mendengar suara ponselnya yang berdering nyaring. Dengan malas dirabanya nakas terdekat dengannya untuk mematikan ponselnya. Sayang sekali bunyi yang dia kira alarm ternyata merupakan panggilan masuk. Dengan kesal, Gita terpaksa menggeser tombol hijau."Halo," seru perempuan yang masih setengah sadar itu dengan suara parau."Jam segini kau masih tidur, Ta? Main berapa ronde sih semalam?" suara pelan Eza terdengar di telinga Gita."Aku akan membunuhmu kalau kau menelpon untuk urusan yang tidak penting," jawab Gita galak meski belum sepenuhnya sadar."Apa kau mau menjemputku di kantor polisi?""Kenapa harus aku ya .... " Kata-kata Gita terhenti, mencoba mencerna apa yang dia dengar dan langsung bangkit dari posisi tidur telentangnya menjadi duduk bersila. "Bagaimana bisa kau ada di kantor polisi?""It's a long story. Nanti saja kujelaskan. Sekarang pergilah mandi dan jemput aku," jawab Eza dengan tidak bersemangat. "Oh, tapi tolong jangan sampai kau dan Alan main di
Read more

Balas Dendam Terbaik

"Kau gila?" Gita menghardik sahabatnya. "Bagaimana bisa kau menggunakan dirimu sendiri untuk membawanya ke penjara?"Eza hanya mengangguk pelan sembari menyesap hot vanilla latte dan menggigit croffle originalnya. Tadi Alan juga menyempatkan diri memesan menu brunch untuk mereka semua, karena lelaki itu masih belum cukup hanya sarapan susu kemasan berukuran mini.Saat ini Eza juga sudah duduk cantik di depan meja makan, di dalam kamar suitenya di rumah sakit. Memang ada beberapa luka lebam yang terlihat di tubuh Eza, sehingga tidak mengherankan bagi publik jika dia terlihat rawat inap di rumah sakit.Selain luka lebam di pergelangan tangan kanan, ada juga bekas cekikan di leher. Bahkan di daerah pribadi Eza juga mengalami luka lecet yang cukup parah, sehingga membuatnya kesulitan berjalan. Sepertinya obat yang diberikan Eza terlalu mujarab."Apa kau tidak ada otak? Menurutmu kalau kau terlihat bergairah di CCTV klub, netizen akan membelamu?""Masalahnya itu tidak terjadi, Ta. Menurutm
Read more

Seandainya

Walau tadi pamit ke kantin, Gita nyatanya hanya duduk di barisan kursi panjang dengan bantalan empuk di luar kamar Eza. Masih banyak yang ingin ditanyakan pada sahabatnya, tapi dia perlu memberi sang sahabat waktu untuk berbicara dengan kedua orang tuanya. Karena Gita merasa dia belum boleh meninggalkan rumah sakit. Jadinya dia menunggu bersama Alan di luar.Perempuan itu menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka. Dia cukup terkejut karena orang tua Eza tidak lama berada di dalam. Tidak sampai setengah jam malah. Makin kaget ketika tiba-tiba Shanti-ibu dari sang sahabat terduduk di lantai dan menangis tersedu-sedu. Bahkan Attha juga terlihat sedih ketika berusaha menenangkan istrinya.Alan dan Gita refleks berdiri dan mendekati kedua orang itu, ikut berjongkok dan berusaha membujuk Shanti untuk pindah ke kursi panjang terdekat dan membiarkannya melanjutkan tangisnya."Saya bisa minta tolong pada kamu?" tiba-tiba saja Attha bertanya pada Gita setelah diam nyaris sepuluh menit. Sela
Read more

Perasaan Apa?

Demi apa pun juga. Alan sudah mengumpat puluhan kali di dalam hati. Entah sudah berapa kali dirinya mencuri pandang ke arah Gita yang duduk tepat di sampingnya pagi ini. Yang paling parahnya, Julie yang ikut sarapan bersama menyadarinya."Kamu kenapa, Al? Kok melirik ke arah Gita terus?" tanya Julie dengan senyum mengembang."Hah?" seru Alan canggung. "Gak kok Mom. Cuma perasaan Mom aja kali." Alan segera mengambil gelasnya dan menandaskan isinya dalam sekejap, akibat terlalu canggung.Alan yang tidak sengaja berbalik dan bertatapan dengan Gita. Sialnya wanita itu sedang menatapnya penuh tanya. Dengan terpaksa, lelaki itu hanya memberikan senyum seadanya, sebelum kembali fokus pada sarapan paginya.Alan berpikir mungkin dirinya hanya sekedar terdistraksi akibat pertanyaan dan kelakuan Gita kemarin. Oleh karena itu, Alan berusaha mati-matian melupakannya. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya.Setiap mendengar nama Gita disebut, Alan langsung teringat lagi. Apalagi kalau sampai bertemu l
Read more

Pindah Ranjang

Alan terkejut melihat Gita sudah tidak ada di kamar ketika dirinya terbangun. Ini adalah hal yang sangat langka, mengingat perempuan itu tidak pernah bangun kalau bukan Alan yang membangunkan. Dia makin terkejut ketika melihat Gita sedang menata meja makan dalam keadaan sudah rapi."Sudah bangun?" tanya Gita dengan senyum sangat samar. "Aku memasak nasi goreng ikan asin kesukaanmu. Pakai jagung dan kacang polong, sesuai pesananmu." Gita menambahkan sebelum Alan menjawab pertanyaannya."Sorry?" tanya Alan sedikit bingung, sambil menarik kursi dan duduk di tempatnya yang biasa."Aku memasak sarapan pagi sesuai permintaanmu kemarin, Alan," jawab sang istri, terdengar sedikit kesal.Masalahnya adalah Alan tidak ingat dia meminta dimasakkan nasi goreng ikan asin pakai jagung dan kacang polong. Alan memang ingat Gita menanyakan makanan favoritnya, tapi Alan yakin tidak meminta sang istri untuk membuatnya."Rasanya aku tidak minta dibuatkan," Alan menyuarakan pikirannya dan membuat Gita makin
Read more

Menghilang

Setelah kelakuan manis Gita sepanjang pagi sampai siang hari ini, Alan merasa intensitasnya melirik ke arah sang istri makin tinggi. Bahkan kadang-kadang dia menatap kosong ke arah pintu ruangan Gita.Bukan hanya sekedar menatap saja dan melirik saja. Alan juga sudah mulai punya pemikiran aneh, seperti masuk ke ruangan Gita dan bekerja berdua di dalam. Lelaki itu menggeleng cepat dan mengerjap beberapa kali, merasa ngeri dengan pikirannya sendiri.Alan mulai mengatur nafas dan menenangkan dirinya sendiri. Berusaha meyakinkan diri bahwa dia hanya sedang halu karena kelelahan. Mungkin karena sikap Gita yang tiba-tiba jadi baik."Kau hanya terpengaruh dengan sikap manis Gita, Alan. Gak lebih gak kurang," Alan bergumam pelan dan langsung mengumpat pelan. Dia barusan mengatakan Gita manis? Yang benar saja? Sepertinya Alan harus mulai fokus dengan pekerjaannya dan melupakan semua pikiran gilanya.Tadinya Alan pikir dia sudah kembali waras. Dia juga berpikir Gita akan kembali normal, tapi k
Read more

Penculikan

Gita menatap jalanan sepi di depannya, kemudian kembali menatap layar ponselnya. Memeriksa kalau saja dirinya melakukan kesalahan."Udah sesuai map kok. Masa Alan salah titik sih?" Gita bergumam pelan sambil kembali menatap ponselnya.Sekitar dua puluh menit lalu, tak lama setelah Alan pamit untuk mengunjungi tim PR, Gita menerima chat dari sang asisten. Lelaki itu memintanya untuk pergi ke suatu tempat dan meminta Gita menunggu di sana.Karena Alan yang mengiriminya pesan, Gita tidak menaruh curiga dan merasa senang akan diajak kencan. Dia pun segera bergegas, ketika Alan sudah mngirimkan lokasinya. Gita bahkan rela naik ojek online agar bisa lebih cepat sampai.Lalu di sinilah dia berada. Di depan sebuah gang sempit yang sepi. Bahkan setelah melihat lokasi ini, Gita masih mempercayai Alan."Mungkin maps-nya bermasalah. Biar kutelepon saja dia."Baru Gita mau menekan tombol telepon di aplikasi chatnya yang terbuka, seseorang merebut benda pipih itu dengan cepat. Membuat Gita refleks
Read more
PREV
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status