Semua Bab My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri): Bab 21 - Bab 30

183 Bab

Jatuh Cinta

Protes yang diajukan Gill sontak membuat seisi meja tertawa. Bahkan pelayan yang berdiri agak jauh pun ikut menahan tawa, sementara Alan yang canggung bertukar piring dengan Gita yang terlihat biasa saja. "Makanya cari pacar," Gita mengejek adiknya itu. Setelah adegan PDA yang tidak disengaja itu, suasana makan jadi lebih menyenangkan. Kegalauan hati Fika kini sudah sirna. Bisa dilihat keluarga kaya ini sangat baik. Terutama ketika mendengar Julie juga dari keluarga biasa saja, bahkan yatim piatu. Kegalauan satu pergi, kegalauan lain datang. Bagaimana kalau Gita meremehkan pendapatan Alan yang tidak lebih banyak darinya. Tapi hal itu juga segera diusir pergi oleh pasangan pengantin baru itu.Dua orang itu terlihat sangat mesra. Gita dan Alan saling melayani di meja makan. Duduk berdampingan dengan rapat di ruang keluarga. Setelah dilihat lagi, mereka berdua juga terlihat sangat serasi. Sudah hampir jam sepuluh
Baca selengkapnya

Bukan Anak

Alan mengetuk-ngetuk pinggiran laptopnya dengan jari. Matanya masih menatap ponsel yang barusan dia gunakan untuk menelepon. Pandangannya bergantian menatap pintu ruangan Gita dan ponsel. "Pak Alan." Suara genit Jelita terdengar menyebalkan di telinga Alan. Belakangan ini banyak karyawan wanita dengan suara seperti itu, membuatnya kesal setengah mati. "Ada apa?" tanya lelaki yang dipanggil sedatar mungkin. "Ada yang harus ditanda tangani Bu Gita, tapi saya takut masuk." Jelita tersenyum ramah pada lelaki di sebelahnya."Berikan saja padaku. Kebetulan saya mau menyampaikan hal penting."Jelita memberikan map dengan senang hati pada Alan. Saat lelaki itu mengambilnya, Jelita sengaja memajukan jemarinya agar bisa bersentuhan sedikit dengan tangan Alan. Alan tidak terlalu merasakan sentuhan itu, karena memang sangat halus. Dirinya segera beranjak dan mengetuk pintu ruangan Gita. Melihat tak ada reaksi dari lelaki itu, sang sekretaris berdecih kesal. "Bu Gita ada yang mau ditandatang
Baca selengkapnya

Tamu Pesta

BAB 23Helaan napas mengikuti langkah Gita yang baru keluar dari bilik toilet. Dipandangi dirinya di cermin dan menghela napas sekali lagi."Gak apa-apa Gita. Kau pasti bisa."Setelah meyakinkan dirinya, perempuan itu bergegas keluar dari area toilet. Langkah Gita terhenti ketika melihat sang suami berdiri berhadapan dengan Isabella. Dari posisinya sekarang, dia bisa melihat ekspresi kesal sang suami. Dari situ saja sudah bisa disimpulkan Isabella yang duluan menghampiri mungkin mulai merengek lagi.Walau bibir mungil nan seksi Gita berkata seperti itu, dia tetap merasa perlu membantu Alan. Terlebih dengan kemunculan Erik Susanto. Hal yang membuatnya menarik napas berat dan mulai melangkah pelan ke arah sang suami."Alan?" Lengan mungil Gita menyusup di lengan lelaki yang dia panggil, memeluknya dengan erat. "Kamu bicara sama siapa?"Tentu saja Alan akan terkejut dengan kehadiran istinya yang tiba-tiba. Apalagi dengan gerakan Gita barusan, tapi dia memilih untuk membiarkan saja.Isabe
Baca selengkapnya

Takut Kerumunan

Gita merasakan deruan napas di tengkuknya. Sedikit mengganggu, tapi terasa nyaman. Tidur perempuan itu juga terasa lebih nyaman dari biasanya, membuatnya menggeliat pelan memeluk gulingnya.Tunggu? Itu gulingnya kan? Yang dipeluk itu guling kan? Kenapa tekstrunya beda ya?Dengan gerakan pelan, Gita mengerjapkan matanya dengan malas. Pandangannya masih buram, tapi dia bisa melihat sesuatu menghalangi pandangannya. Perempuan itu kemudian mengucek matanya untuk mendapatkan penglihatan lebih baik dan ketika ia mendapatkannya, dia langsung mengumpat keras dan duduk dengan refleks."Apa yang kau lakukan di sini, Brengsek." Teriakan Gita disertai dengan tendangan, membuat Alan yang tertidur di sampingnyaa terguling jatuh dari ranjang"Aduh!." Tentu saja Alan mengeluh kesakitan. Lantai di kamar itu dilengkapi karpet tebal, membuatnya mendarat dengan baik, tapi sayang kepalanya sedikit terantuk ke nakas."Ada apa sih?" Alan bertanya, masih belum sadar sepenuhnya."Kau masih tanya kenapa?"Alan
Baca selengkapnya

Skinship

"Excuse me? Takut?" tanya Gita dengan mata melotot.Saking seramnya pelototan itu, pelayan yang baru tiba dengan pesanan wine sampai bergidik. Pelayan itu tentu mengenal Gita dan merasa heran bagaimana Alan bisa setenang itu menghadapinya. Wanita ini kan bar-bar sekali. "Kalau gitu biar saya rubah pertanyaannya. Sejak kapan anda tidak suka keramaian?" Alan kembali dengan cara bicara formalnya, karena tinggal mereka berdua saja di sana.Gita menatap lelaki di sebelahnya dengan tajam, tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Jujur saja, dia enggan berbicara soal hal ini pada siapa pun. Orang tuanya saja tidak tahu dan dia tidak berniat memberi tahu Alan.Gita menenggak wine miliknya dalam sekali teguk. Alan yang baru menyesap sedikit saja terkaget melihat cara sang istri meminum wine. Terlalu tergesa-gesa.“Aku gak merasa perlu memberi tahumu,” gumam Gita pelan.Dengan kedikan dagu Gita meminta sang suami mengisi kembali gelasnya. Alan melakukan tugasnya dengan helaan napas panjang, wa
Baca selengkapnya

Kecurigaan

BAB 26"Sangat memalukan." Alan bergumam sambil menutupi wajahnya.Lelaki itu akhirnya sudah berhasil mengingat apa yang dilakukannya semalam. Toleransi alkoholnya tidak terlalu tinggi dan biasanya Alan bisa mengontrol diri dengan baik. Entah kenapa kemarin dia tidak bisa melakukannya.Tiga botol wine dihabiskan berdua dengan Gita. Kadar alkoholnya memang cuma sekitar 15 persen, tapi kalau diminum sebotol lebih juga pasti akan mabuk.Mabuk dan tidak bisa mengontrol diri namun berakhir memalukan. Bisa-bisanya dia tertidur disaat seperti itu. Gita akan makin sering mengejeknya. Belum lagi dengan keadaan barusan. Alan makin merasa menyedihkannAlan bersusah payah menenangkan diri di bawah guyuran air dingin. Setelah dirasa cukup, barulah dia menutupi diri sebatas pinggul dengan handuk. kebetulan Alan tadi lupa mengambil bathrobe di lemari, membuat dirinya mengumpat pelan.Lalu ketika akhirnya bunyi pintu kamar mandi terdengar membuka, Gita memalingkan wajahnya melihat ke arah kamar mandi
Baca selengkapnya

Makin Curiga

"Kamu ngapain sih?"Jason menghampiri Alan yang sedang mengantri membeli kopi. Atau lebih tepatnya, menunggu pesanannya jadi. Di kantor mereka yang besar ini, kebetulan ada coffee shop. Tentu saja tempat itu dikelola sendiri oleh Bramantara Grup."Maksudnya?" Alan bertanya pada sahabatnya dengan raut wajah bingung."Pak Alex memintaku menyelidikimu loh. Sampai ke rekening bankmu." Jason berbisik pelan, agar tidak ada yang mendengar.Jason sebenarnya tidak boleh memberitahu hal ini. Tapi sebagai sahabat, dia tahu Alan itu lelaki yang baik. Jason tidak keberatan dimarahi atasannya karena membocorkan hal ini.Kini, raut wajah Alan jelas saja bertambah kaget. Seingatnya dia tidak melakukan hal yang aneh sama sekali. Alan bergidik memikirkan kalau dia dan Gita sudah ketahuan. Apa karena ini Gita tadi dipanggil?"Seingatku aku belum melakukan hal-hal aneh," jawab Alan pelan."Belum? Artinya kamu akan melakukan sesuatu yang jahat?" Jason terlihat sedikit kaget."Tidak maksudku. Aku tidak mel
Baca selengkapnya

Benci

"Loh, Gita? Tumben turun gunung ke dapur." Alex yang baru tiba di ruang makan untuk sarapan, langsung menegur sang putri yang jarang memakai apron seperti sekarang."Biasa Dad mau servis suami. Abis dapat uang jajan soalnya." Tentu saja Gita tidak segan memberi tahu.Alan langsung terbatuk mendengar dirinya dipuji. Alex juga berdehem keras salah tingkah mendnegar itu. Sementara Gwen yang masih liburan, hanya menatap iparnya dengan kagum. Untungnya Gill belum turun, kalau tidak pasti dia akan protes lagi."Ya, suami yang bertanggung jawab kan harus begitu." Julie memuji menantunya."Ehm... Dad mau minta tolong sama Alan bisa?" Alex berusaha tidak terlihat salah tingkah ketika mengatakan ini."Kalau saya sanggup, akan saya bantu kok. Dad mau minta tolong apa?""Ada kenalan Dad yang akan mulai masuk kerja hari ini. Kalau boleh, kamu ajarin dia ya." Walau terlihat sangat ragu-ragu, Alex pada akhirnya bicara juga."Gak boleh." Bukan Alan yang menjawab, tapi Gita. Semua orang di meja sampai
Baca selengkapnya

Tanda Ambigu

BAB 29Alan terlihat sangat gusar saat kembali dari ruangan ayah mertuanya. Makin gusar dan kesal, ketika Isabella menyambutnya dengan senyuman ceria. Saking kesalnya lelaki itu langsung masuk ke ruangan Gita tanpa mengetuk, bahkan membanting pintu. Dua orang yang ada di luar ruangan sampai tersentak.Lalu, entah Isabella gila atau memang nekat, dia menyusul Alan ke dalam ruangan Gita. Untungnya saja ruangan yang dimaksud sempat dikunci."Apa-apaan sih? Kok dikunci?" Isabella menggerakkan pegangan pintu berulang kali dengan wajah kesal."Kamu yang apa-apaan? Kamu itu karyawan jangan sok mau masuk ruangan bos kalau gak dipanggil." Tentu saja Jelita akan menegur."Kamu juga cuma karyawan, jangan sok negur." Bukannya mengiyakan, Isabella malah balas menegur.“Masuk lewat koneksi aja belagu,” balas Jelita tak gentar sama sekali.Belum sempat Isabella membalas, telepon di meja berdering. Karena mood bosnya sedang jelek, Jelita segera mengangkatnya pada dering pertama. Dia enggan kena marah
Baca selengkapnya

Salah Paham

"Apa Gita ada?" Suara Alex menyentak Jelita yang sibuk mengumpat dalam hati. Semua dilakukannya karena teman barunya yang gila.Isabella mondar-mandir di depan pintu ruangan atasanya, sesekali bahkan mengetuk pintu atau malah berusaha menekan gagang pintu yang kembali terkunci. Sudah ditegur, tapi perempuan itu tidak mau mendengar.Padahal tadi Gita dan Alan sempat bilang tidak ingin diganggu, tapi lihatlah cacing kepanasan aka Isabella. Dia tidak berhenti mengganggu."Oh, ada kok Pak. Tapi tadi Bu Gita bilang sedang tidak ingin diganggu."Alex mengangguk pelan dan berbalik melihat ke arah pintu. Keningnya mengkerut melihat Isabella terlihat sedang menguping di sana. Jelas saja itu membuat sang sekretaris langsung kalang kabut. Segera ditariknya Isabella untuk berdiri manis disebelahnya."Maaf, Pak. Ini anak baru masuk hari ini. Masih belum tahu tata krama." Mau tidak mau, Jelita mengucapkan kalimat itu.Isabella yang gila, tapi Jelita yang keringat dingin. Mana perempuan gila itu dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status