Home / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Kekasih Gelap Ceo Arogan: Chapter 81 - Chapter 90

204 Chapters

Bab 81. Wanita Mana Yang Tidak Beruntung Itu?

Sore hari, bunyi tanda sebuah email telah masuk ke dalam ponselnya mengejutkan Lean yang tengah sibuk merapikan beberapa brosur yang akan ia dan Rosalia edarkan di hari rabu nanti. Rose tidak ingin terlibat dalam hal itu, karena wanita itu lebih menyukai kerjanya yang tetap mengurus bagian catering. Tugas termudah yang tidak terlalu memakan banyak waktu sebanyak yang ia lakukan bersama Rosalia.Lean melirik jam di layar ponselnya terlebih dahulu sebelum ia membuka email yang baru saja ia terima, waktu telah menunjukkan pukul 4.45 sore saat email tersebut masuk ke dalam ponselnya yang disusul oleh chat dari Edward setelahnya. Edward membatalkan janji mereka untuk berbicara malam ini di apartemennya. Pria itu juga mengirimkan kembali surat perjanjian mereka sebelumnya yang pernah ia kirim kepada Edward. Terdapat tulisan ditolak yang besar dan melintang di setiap halaman dari surat itu.Edward, membatalkan perjanjian mereka. Perjanjian yang mengikat dirinya sebagai wanita simpanan pria i
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Bab 82. Rayu Dia.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun Lean masih termangu di ruang tamu apartemennya. Sejak ia menyelesaikan makan malamnya ia terus memasang telinganya untuk mendengar suara dari apartemen Edward. Tapi hingga saat ini pria itu masih belum juga kembali ke apartemennya, membuat Lean mengingat lagi tentang chat yang telah Edward kirimkan padanya."Huft!" ia menghela nafas lelah, merasa bingung dengan situasi yang sedang ia hadapi saat ini.Sebenarnya, Lean bukan tidak ingin jika hubungannya dengan Edward diketahui oleh semua penduduk di Kota L. Hanya saja, ia memiliki terlalu banyak pertimbangan mengingat betapa banyaknya wanita yang tampak tertarik pada atasannya itu. Tidak hanya di Gail Mart, Lean juga mendapat cibiran dari para wanita yang melihatnya makan di restoran bersama Edward terakhir kali. Lean, merasa jengah menerima semua tatapan itu, tatapan yang seolah berkata. "Siapa wanita tidak tahu diri ini? Apakah dia menjual tubuhnya demi mendapatkan simpati dari seorang Ed
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Bab 83. Berikan Saja Satu Ciuman Padanya!

Keesokan paginya, pukul 6 pagi. Kesibukan tampak di dalam apartemen Lean. Pagi ini Lean terlambat bangun karena ia tidur sedikit larut semalam. Bahkan, lingkaran hitam tampak di bawah matanya hingga Lean terpaksa menutupinya dengan make up.Di tengah kesibukannya mempersiapkan dirinya, tiba-tiba bel apartemennya berbunyi. Dengan tergesa-gesa Lean segera meraih tas kerjanya serta setumpuk brosur yang harus ia bawa ke hall hari ini. Kemudian bergegas meninggalkan kamarnya dan berlari kecil menuju pintu apartemennya. Ia, membuka pintu tersebut tanpa mengintip ke lubang pintu terlebih dahulu. Sebab ia yakin kalau orang yang berada di depan sana adalah Rosalia yang baru saja menghubunginya ke ponselnya.Namun, Lean sontak membeku kala pintunya telah terbuka lebar dan ia menemukan Edward sedang berdiri di hadapannya bersama Anton."Rosi baru saja menghubungiku, dia memintaku untuk pergi bersamamu ke hall karena pamanku ingin dia segera ke sana," cetus Edward. Ia, memperhatikan Lean. Wajah w
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Bab 84. Apa Hubungan Mereka?

Pukul 9, dari sebuah ruangan di mana progres miniatur dari proyek yang tengah dikerjakan oleh Oliver tampak dipajang. Dengan suara lantang Leo terlihat sedang menjelaskan tentang perkembangan proyek tersebut sambil menunjuk pada gambar-gambar yang ditampilkan oleh sebuah proyektor ke dinding yang ada di hadapannya.Sementara sang empunya proyek saat ini tengah duduk berjejer dengan Ernest dan Edward. Di seberang mereka, para rekan bisnis dari Gail Group yang tertarik untuk mengambil alih pengerjaan proyek itu, mengamati penjelasan Leo dengan wajah serius.Semua yang berada di ruangan itu terlihat fokus, kecuali Brad yang sesekali mencuri pandang ke arah Edward. Dan juga Edward yang seluruh pikirannya tersita untuk menaklukan seorang Lean Marquise. Meski, tatapan matanya tertuju ke arah Leo, namun pikiran Edward saat ini berada di tempat lain. Apa yang terjadi pada sang adik, tak luput dari netra Oliver. Awalnya, ia sempat mengira bahwa Edward sudah mulai menyukai Lean Marquise. Sekar
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Bab 85. Kemarahan Brad.

Pukul 12 siang, saat acara penjelasan tentang proyek Oliver berakhir, seperti kemarin— Brad kembali mencari Lean. Ia, ingin mendapatkan mantan tunangannya itu lagi bahkan bersedia mengakhiri kisah cintanya bersama Isla Meadow.Di tengah pencariannya … "Mengapa dia menyeret Edward Gail? Ke mana dia akan membawa pria itu?" gumam Brad ketika ia melihat Lean menyeret Edward. Entahlah, rasanya itu tidak mungkin jika seorang wanita sepolos Lean berani menyeret seorang pria. Ia pasti telah salah lihat. Itu pasti Edward! Edward lah yang telah menyeret mantan tunangannya itu ke sebuah ruangan kosong yang sedang tidak dipergunakan. Di dalam ruangan itu, Lean tampak berbicara serius dengan pria itu. Mungkinkah Edward telah mengancamnya? Mengapa raut wajah Lean terlihat cemas ketika mantan tunangannya itu berbicara dengan cucu bungsu dari Tuan Besar Gail itu.Dengan mengendap-endap, Brad berusaha mencari tempat terdekat agar ia bisa mendengar apa yang sedang Lean dan Edward bicarakan saat ini,
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Bab 86. Aku Hanya Ingin Menyapanya.

"Lean!" panggil Brad setelah ia keluar dari ruangan yang telah membuatnya terasa sesak selama beberapa saat tadi. Ia, cukup beruntung ketika meninggalkan ruangan di mana Edward masih berada di sana dan sedang berbincang dengan para rekan bisnis Gail Group, ia justru bertemu Lean di luar. Saat ini, Lean tengah berdiri dengan dua orang wanita kembar. Ia mengenal mereka. Salah satu dari wanita itu adalah istri Oliver, pria itu memperkenalkan istrinya kemarin sebelum mereka makan siang bersama di aula. Dan wanita yang satu lagi, tentu saja Nyonya Gail. Tidak sulit untuk membedakan mereka meski wajah mereka sangat mirip. Karena Nyonya Gail selalu berpakaian layaknya seorang eksekutif muda. Sedangkan Mrs. Oliver, hampir setiap hari mengenakan dress mewah yang menunjukkan statusnya sebagai wanita bangsawan. Sedikit berlari kecil, Brad menghampiri Lean. Menunduk sesaat pada kedua wanita yang sedang berdiri bersama mantan tunangannya itu saat ia tiba di hadapan mereka. Rose tampak ramah pa
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Bab 87. Bagaimana Dengan Nanti Malam?

"Ada apa?" tanya Edward, sambil memperhatikan wajah Lean di dalam mobil sedan yang sedang melaju kencang menuju apartemen mereka. Sejak ia berbicara pada Brad beberapa saat yang lalu, hingga ia menyeret Lean untuk meninggalkan pria itu yang tiba-tiba berubah menjadi patung batu setelah ia mengatakan pada Brad bahwa Lean adalah wanitanya— sejak itu pula Lean memasang wajah datar padanya. "Bukankah kau sudah berjanji bahwa kau akan merahasiakan hubungan kita dari semua orang jika aku bersedia melayani mu?" protes Lean. Edward berdehem singkat, "Aku sudah mematuhinya, kecuali terhadap keluarga juga para sahabat. Dan karena pria itu berkata kalau dia adalah sahabatmu, aku pikir Brad tentu saja harus tahu tentang hubungan kita," sahutnya, membela diri. "Tapi ....""Atau kau benar-benar tidak rela jika dia mengetahuinya? Apa kau masih menyukai pria itu, Lean Marquise?" sosor Edward cepat, menatap Lean ke iris mata wanita itu. Mencoba mencari kejujuran di sana tentang apa yang Lean rasak
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Bab 88. Hanya Rumor.

Pukul 7 malam, di dalam kamar apartemennya, Lean termangu sambil mematut dirinya di depan cermin. Sudah 10 menit ia berdiri di sana, gugup dan juga resah. Bingung bagaimana harus menghadapi Edward nanti.Padahal, semua telah kekasihnya itu persiapkan. Dari tempat yang akan mereka kunjungi untuk menghabiskan malam bersama serta reservasi untuk dinner di sebuah resto, semua sudah diselesaikan oleh Edward. Tugasnya hanyalah, ia hanya harus melayani kekasihnya itu nanti. Seharusnya, itu tidak sulit. Mengingat bagaimana selama ini Edward selalu bisa membuatnya luluh kepada pria itu hanya dengan sentuhannya saja. Namun, ia tetap merasa sangat gugup sekarang. Bahkan, suara bel apartemennya yang tiba-tiba berbunyi, berhasil membuat ia terlonjak. Sambil menggigit bibirnya, Lean menyambar tas tangannya. Kemudian pergi untuk membukakan pintu bagi Edward. Yah, kekasih plus atasannya itu telah menghubunginya beberapa menit yang lalu bahwa Edward akan menjemputnya. "Hmm." Suara deheman pelan l
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Bab 89. Apa Kau Menginginkan Anak-anak Dariku?

Seakan menyadari kesalahannya, Wilhelm pun mengulurkan tangannya pada Lean. "Senang bisa bertemu denganmu, Nona Marquise," ucapnya sopan. Sembari tersenyum kaku, Lean menyambut uluran tangan pria itu. "Senang mengenalmu juga, Mr. Wil," tukasnya. "Ah." Wilhelm terkekeh pelan, "Panggil saja aku, Wil! Jangan terlalu formal!" ia lalu mengajak Edward dan Lean untuk masuk ke dalam resto milik keluarganya. Aroma daging panggang yang lezat langsung menyapa indera penciuman Lean saat seorang pelayan resto lewat tak jauh darinya. Membuat ia hampir meneteskan liur. Reaksi Lean yang terus menatap ke arah seorang pelayan yang baru saja melewati mereka, membuat Edward menyunggingkan senyum tipis di sudut bibirnya. Tanpa wanita itu sadari, sebenarnya Edward terkadang memperhatikan apa yang Lean makan. Ada beberapa sayuran yang tidak wanita ini sukai, tapi daging panggang— Lean tampak sangat menyukainya. Dari Lean, Edward kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh area dalam restoran. Hampir
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Bab 90. Dia Akan Tidur Bersamaku!

"Makan malam Anda telah siap Tuan dan Nona!" bersama tiga pelayan yang mengikutinya dari belakang, Wilhelm menegur Edward dan Lean yang sedang saling tatap. Edward segera menegakkan tubuhnya setelah sahabatnya itu mendengar teguran darinya, sedangkan Lean langsung memalingkan wajahnya. Dari samping meja yang ditempati oleh sepasang kekasih itu, Wilhelm mengulum senyum melihat reaksi Lean. Wanita cantik itu terlihat malu. Berbeda dengan sahabatnya yang justru sangat santai. "Letakkan makanannya di hadapan Tuan Edward dan Nona Lean!" titah Wilhelm pada ketiga pelayan yang mengikuti dirinya. Ketiga pelayan itu mengangguk patuh dan bergegas melaksanakan perintah tersebut. Asap mengepul dari dua piring yang ada di hadapan Edward dan Lean, aroma daging panggang yang lezat ikut menguar ke udara. Perut Lean bergemuruh saat aroma lezat itu menyapa indera penciumannya. Membuat ia mengumpat dalam hati karena suara tersebut terdengar oleh Edward dan Wilhelm yang sontak terkekeh pelan.
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more
PREV
1
...
7891011
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status