Home / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kekasih Gelap Ceo Arogan: Chapter 61 - Chapter 70

204 Chapters

Bab 61. Jangan Perlihatkan Kalau Kau Tertarik Padanya!

Tak lama kemudian, Rosalia telah terlibat pembicaraan seru dengan Lean, dari mulai bertanya pada Lean tentang masa sekolahnya juga apa yang selalu wanita itu lakukan sebelum Lean dipanggil ke Kota L. Awalnya, Lean sedikit ragu untuk terbuka pada Rosalia. Namun, sikap Rosalia yang ramah akhirnya berhasil membuatnya membuka dirinya pada wanita itu. Tetapi, hanya sebagian kecil dari kisah hidupnya yang ia ceritakan pada Rosalia, termasuk tentang penghianatan Brad. Di sela-sela percakapan mereka, Lean bahkan menyuguhkan jus jeruk dan beberapa cemilan untuk Rosalia. Bersama Lean, Rosalia berusaha menjadi pendengar yang baik. Terkadang, dekik kemarahan muncul di bawah matanya saat ia mendengar bahwa Lean telah dikhianati oleh tunangannya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Dan meski hal itu telah ia ketahui dari Edward, tapi ... mendengarnya secara langsung dari bibir Lean dan melihat ekspresi Lean yang tampak terluka, emosinya justru terpancing. "Pria itu tak pantas untukmu
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 62. Kau Sudah Tidak Takut Padaku?

"Baiklah, sudah saatnya kami pergi," celetuk Ernest, sambil melirik Edward dan juga Lean secara bergantian. Karena keponakan bungsunya dan wanita itu hanya saling tatap dan diam membisu. "Aku akan mengantar Anda dan Nyonya Rosi, Tuan Ernest," ujar Lean. Edward berdehem pelan, "Aku juga akan mengantar Paman dan Rosi." Diam-diam, ia melirik ke arah Lean yang telah berbicara terlebih dahulu, ingin melihat reaksi wanita itu atas ucapannya. Namun Lean tidak mengatakan apapun, selain memicingkan mata padanya sebagai isyarat protes. Ernest yang melihat tingkah Lean dan keponakan bungsunya hanya bisa geleng-geleng kepala. Sedangkan Rosalia, justru merapatkan bibirnya agar ia tidak tertawa. "Kalau begitu, kalian bisa mengantar kami bersama-sama." Ia lalu memijat keningnya. Seiring dengan itu, ia melirik ke arah Rosalia yang tampak berusaha keras untuk tidak tersenyum. Membuat Ernest menjadi curiga terhadap istrinya itu, takut jika Rosalia telah mengajarkan sesuatu yang buruk pada Lean. T
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

Bab 63. Mengapa Mereka Tampak Cemburu Padaku?

Lean meremas pinggiran gaun yang ia kenakan, "Jika itu terjadi, apa Anda akan membiarkan anak Anda terlahir tanpa seorang Ayah?" Edward sontak tertegun, tatapan matanya lurus ke wajah Lean, namun kedua tangannya mengepal erat. "Apa maksudmu?" lontarnya dengan wajah tak senang, menarik tubuhnya kembali lalu menyentuh setir. Kemudian mengalihkan pandangannya ke kaca depan sedan, mencoba menghindari tatapan serius Lean yang tengah tertuju padanya. "Jika aku menerima permintaan Anda untuk menjadi kekasih Anda, apa kelak Anda akan menikahiku?""Ckk!" Edward berdecak sebal, "Apa kau sedang mabuk, Lean Marquise? Mengapa sekarang kau membicarakan tentang pernikahan?" sungutnya, sembari menyalakan mesin sedan dan mulai menjalankan sedan perlahan meninggalkan parkiran gedung apartemen. "Tapi ... bukankah di depan resto Anda pernah berkata kalau Anda akan memikirkannya?" sosor Lean. Terus menatap Edward dengan tatapan menuntut. "Hmm." Edward berdehem pelan, melirik Lean sekilas, lalu kembal
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 64. Apa Yang Pernah Ernest Lakukan Pada Rosi?

"Bukankah tadi aku telah bertanya padamu apa kau telah siap untuk memasuki babak baru dari kehidupanmu?"Lean memicingkan matanya, "Apa ini yang Anda maksud dengan babak baru yang harus kulalui?" bisiknya pada Edward, dengan gigi yang mengatup rapat. Sehingga suaranya hanya terdengar bak desisan samar. Namun, Edward tentu saja mendengar ucapan Lean itu dengan sangat jelas. "Mari bicarakan ini nanti setelah kita kembali ke apartemen," usulnya. Setelah itu, ia pun memberi isyarat pada pelayan yang telah mengantar ia dan juga Lean ke sebuah meja. Dengan patuh sang pelayan menganggukkan kepalanya, kemudian menarikkan sebuah kursi untuk Lean. Di saat yang sama, Edward segera meminta Lean untuk duduk di kursi tersebut. Tapi, wajah Lean yang terlihat kurang nyaman dengan sekitarnya, membuat Edward sengaja menggeser tubuhnya untuk menutupi tubuh Lean dari tatapan para wanita yang terus menatap wanita cantik itu dengan wajah penuh permusuhan. Ketika Lean telah duduk di kursi yang telah dip
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 65. Apakah Dia Sedang Mempermainkanku Lagi?

Tak lama berselang, pesanan Lean dan Edward pun diantarkan ke meja mereka. Dan makan siang itu Lean lalui dengan tenang bersama Edward tanpa berbicara sama sekali. Ia, hanya sesekali melirik Edward, begitu pun sebaliknya, hingga makan siang bersama itu berakhir. Aksi diam tersebut terus berlanjut sampai mereka pulang ke apartemen. Tetapi, ketika Lean akan masuk ke dalam apartemennya, Edward dengan cepat membuka mulutnya. "Apa kita bisa melanjutkan percakapan tadi?" pintanya pada wanita itu, sambil menahan pintu apartemen Lean dengan tangannya agar tetap terbuka. Lean yang telah melupakan apa yang ingin Edward katakan sebelumnya, sontak berpikir sejenak. "Apakah maksud Anda, Anda ingin melanjutkan apa yang telah kita bahas di resto tadi, Tuan Edward?" tukasnya balik bertanya, seiring ia menunjuk ke arah Edward. Melihat apa yang Lean lakukan, Edward segera menangkap pergelangan tangan wanita itu. "Kau ... sangat tidak sopan, Lean Marquise," dengusnya, seraya mengangkat tangan Lean
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Bab 66. Bagaimana Dengan Tuan Edward?

"James?" Edward menghubungi mansion sang kakek setelah ia meninggalkan apartemen Lean dan kembali ke apartemennya. "Tuan Edward? Ada apa?" tanya suara seorang pria yang telah mengangkat panggilan dari Edward. "Di mana Kakek?" tanya Edward pada pria itu. Hening selama beberapa saat, hanya suara nafas teratur yang menyapa indera pendengaran Edward. Dan setelah cukup lama menunggu, pria yang berada di seberang panggilan akhirnya kembali berbicara. "Apakah ada sesuatu yang harus kusampaikan pada Tuan Besar, Tuan Edward?" tanyanya. Edward mendengus mendengar pertanyaan itu, merasa sebal pada pria yang tengah berbicara padanya yang bukannya memberikan telpon pada kakeknya— pria itu justru memintanya untuk menyampaikan apa yang ingin ia katakan pada kakeknya kepada pria tersebut. Sialnya, Edward tidak bisa melakukan apapun terhadap James. Dan sama halnya dengan Luis, James juga merupakan salah satu pria yang tidak ingin Edward hadapi. "Katakan pada Kakek kalau Kakek tidak perlu lagi m
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Bab 67. Apa Kau ... Sedang Merayuku?

"Apa maksud Kakak?" lontar Lean, mencoba mengelak dari pertanyaan Eve. "Oh, c’mon, Lean. Kita sedang berbicara tentang Edward Gail di sini." Eve terus mendesak sang adik agar mau berbicara jujur padanya. Ia, hanya takut jika Lean membutuhkan bantuannya untuk menangani seorang Edward Gail. "Dia baik," sahut Lean akhirnya. Lalu menghela nafas lelah setelahnya. "Hanya itu?" Lean memutar kedua bola matanya, "Hanya itu." Ia kemudian merutuk dalam hati tentang sifat Eve yang terkadang terlalu ingin tahu. "Dia … tidak bersikap dingin padamu?" "Oh, please, Kak!" "Lean?" "Baiklah." Lean kembali menghela nafas sebelum ia melanjutkan kalimatnya. "Awalnya dia memang sedikit … dingin dan juga angkuh. Tapi, setelah aku mengenalnya selama beberapa hari, Tuan Edward cukup manis." "Manis? Kau menyebut pria itu manis? Oh, Lean. Apa yang terjadi? Apakah aku harus segera ke Kota L hari ini juga?" Suara Eve kembali terdengar mengkhawatirkan dirinya, dan ini salah satu sifat Eve yang sangat Lean s
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Bab 68. Bertemu Dengan Leon Marquess.

"Aku tidak mengerti apa maksud An … maksudmu?" ralat Lean sambil menepis tangan Edward dan langsung memalingkan wajahnya, "Dan juga, siapa yang telah memintamu untuk mengikutiku sampai ke dalam kamarku?" sungutnya. Edward tersenyum miring, "Di dalam surat kontrak perjanjian kita tidak tertulis kalau aku tidak boleh masuk ke dalam kamarmu, jadi …." Tanpa merasa bersalah, ia mengangkat bahunya. "Aku pikir aku bisa melakukan apapun selama aku tidak memaksamu untuk melakukan sesuatu yang tidak kau inginkan? Bukankah begitu?" "Tidak tertulis bukan berarti kau bisa masuk seenaknya ke dalam kamarku!" protes Lean sambil menengadah, kali ini ia menatap Edward dengan berani. "Kau adalah Kekasihku sejak kau mengirimkan surat itu padaku." Edward kembali tersenyum. Saat Lean ingin kembali memprotesnya, ia segera menarik tangan wanita itu dan menggenggamnya dengan erat. "Jangan membuang waktu, Lean. Demi menemanimu aku bahkan belum makan malam," ujarnya seraya menyeret Lean untuk meninggalkan apa
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 69. Bantuanku Tidak Gratis!

Lean terpaku mendengar ucapan ayahnya itu. Bahkan, ia tidak berani menatap ayahnya setelah ayahnya mengurai pelukan mereka.Tingkah Lean itu tentu saja tidak lepas dari netra Edward, begitu pula dengan cara Leon menatap putri bungsunya. Sikap ayah dan anak itu membuat ia bertanya-tanya dalam hati, sejauh mana Leon telah memperlakukan Lean secara tidak adil?Saat Leon mengalihkan pandangan ke arahnya, Edward menatap pria itu dengan wajah datar. Membuat Leon yang menerima tatapan tersebut sontak menurunkan pandangannya."Anda sudah makan malam, PAMAN?" sindirnya dengan menekankan kata paman di akhir kalimatnya. Untuk memberitahu Leon bahwa Lean adalah miliknya, dan ia tidak ingin seorang pun menindas wanita itu di hadapannya, meski orang itu adalah ayah Lean sendiri."Be-lum, Tuan Edward," sahut Leon tergugu."Kalau begitu, mari!" Edward menyunggingkan senyum di bibirnya, namun bagi Leon senyum itu justru terlihat sedikit menakutkan. Selain itu, penampilan dan ucapan Edward yang terdeng
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 70. Siapa Dia?

Lean meremas celana bahannya, menutup matanya dan mendorong kepalanya ke depan hingga bibirnya menyentuh sesuatu yang terasa sedikit keras. Tidak selembut bibir Edward yang ada di dalam pikirannya. Membuat ia reflek membuka matanya dan menurunkan pandangannya pada satu jari panjang yang sedang menutup bibirnya. Melihat jari tersebut, Lean mengalihkan tatapan matanya ke wajah Edward yang hanya berjarak lima jari dari wajahnya. Ia, menatap sang atasan yang sedang tersenyum geli dengan pandangan penuh tanda tanya."Aku berubah pikiran, jika ciuman itu tidak tulus— maaf." Edward menggedikkan pundaknya, "Aku tidak bersedia menerimanya." Dengan jari telunjuk yang masih menempel di bibir Lean, ia mendorong wajah Lean perlahan agar menjauh darinya. Setelah Lean kembali berdiri tegak, Edward segera mengangkat jari telunjuknya dari depan bibir Lean. Lalu menempelkan bagian jari yang telah menempel di bibir Lean sebelumnya ke bibirnya sendiri."Aku sudah menerima bayaranku, sekarang kau tidak
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status