Home / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Kekasih Gelap Ceo Arogan: Chapter 71 - Chapter 80

204 Chapters

Bab 71. Bertemu Rose.

Alih-alih menjawab, Edward justru memikirkan ucapan Bill. Baru menyadari jika belakangan ini ia sudah tidak lagi terlalu memikirkan Rosalia. Pikirannya bahkan telah teralihkan pada sesosok makhluk cantik yang bernama Lean Marquise. Tapi … sejak kapan hal itu terjadi?Di seberang Edward, Bill semakin penasaran saat ia melihat ekspresi yang Edward tampilkan di wajahnya saat ini. Ia, ingin tahu siapa wanita yang telah berhasil menarik perhatian keponakan sahabatnya itu. "Jadi ….""Aku akan pulang sekarang." Edward tiba-tiba beranjak dari sofa. Membuat Bill yang menyaksikan reaksinya itu menjadi sangat terkejut. Selain itu, ia memang tidak pernah menghabiskan hanya satu botol whisky saja di Klub Malam Bill. "Masukkan saja semua tagihannya ke dalam tagihanku!" titahnya pada Bill yang sedang melotot padanya."Hei, aku belum selesai," sungut Bill geram. Tahu jika Edward sedang berusaha menghindar dari pertanyaannya."Aku sudah selesai, Bill." Edward meraih jas miliknya yang berada di sandar
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more

Bab 72. Lean Marquise, Kau Minta Dihukum!

Pukul 10 pagi, di Gail Mart. Di dalam ruangannya, Edward sesekali melirik ke arah ponselnya yang sengaja ia letakkan ke atas meja kerjanya. Sejak terakhir kali ia saling berbalas chat dengan Lean pagi ini, hingga sekarang wanita itu belum juga membalas chat darinya setelah ia memanggil Lean sebagai wanitanya."Hmm, apakah dia sedang marah padaku?" Edward memperhatikan layar ponselnya dengan sebal, namun tampilan layar itu tetap berwarna hitam kelam. Gusar menunggu balasan dari Lean, ia pun memanggil Anton agar datang ke ruangannya dengan menggunakan interkom telepon ruangannya yang berada tak jauh dari ponselnya.Tak lama kemudian, suara ketukan terdengar dari arah pintu ruangannya yang sedang tertutup rapat, disusul oleh suara Anton setelahnya."Tuan Edward?""Masuklah!" titah Edward setengah berteriak, pada Anton yang berada di balik pintu. Berselang beberapa detik, pintu langsung terbuka. Anton masuk dengan wajah serius, melangkah menghampiri meja kerja sang Bos setelah menutup pi
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Bab 73. Parfum?

Lean sontak membalikkan tubuhnya saat ia mendengar suara itu yang sangat familiar baginya. "Brad?" iamengerutkan keningnya kala ia menemukan Brad telah berdiri tak jauh darinya. Seperti biasa, mantan tunangannya itu selalu mengenakan setelan mewah dan rapi di tubuhnya. Rambut Brad juga tersisir klimis ke belakang, menunjukkan kesan angkuh yang selalu melekat di kepribadian mantan tunangannya itu. "Kau … apa kau datang ke Kota L demi menghadiri acara pelelangan yang akan diadakan oleh Gail Group?" lontarnya tak percaya. Brad menggedikkan pundaknya, "Begitulah," tukasnya. Ia, lalu memperhatikan Lean. Sedikit suprise saat melihat Lean tampak sangat cantik hari ini, entah sejak kapan mantan tunangannya ini belajar merias dirinya. Tapi ia menebak kalau Lean mungkin belum lama mempelajarinya, sebab dulu— Lean tidak pernah menggunakan make up di wajahnya saat mereka masih bersama. "Apa kau yang telah ditugaskan untuk mengurus acara lelang nanti?" tanyanya kemudian, sambil menatap wajah
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Bab 74. Mengapa Wanitamu Menggoda Pria Lain?

Edward memicingkan matanya pada Lean, sama sekali tidak menyadari kehadiran Oliver yang telah berdiri di belakangnya."Apa yang kau lakukan, Ed?"Teguran bernada dingin itu sontak mengejutkannya, sementara Lean— langsung menunduk pada Oliver saat Edward membalikkan tubuhnya."Berhentilah menggangguku, Kak!" protes Edward pada saudara lelakinya."Apa kau tidak sadar kalau kau lah yang telah menghalangi jalanku?" balas Oliver dengan wajah dingin. Sesaat setelahnya, ekspresinya seketika berubah kala Oliver melemparkan pandangannya ke arah Rosalia. Senyuman lembut bahkan terukir di bibirnya. "Bagaimana kabarmu, Rosi? Maaf tadi pagi aku telah berangkat bekerja ketika kau datang untuk menjemput Rose. Oh ya, di mana dia?" Oliver lalu mengedarkan pandangannya. Mencari sosok sang istri yang seharusnya juga berada di hall saat ini."Aku baik, Oliver." Rosalia balas tersenyum pada pria itu, tanpa mengacuhkan tatapan Edward yang tampak cemburu ketika ia berbicara dengan saudara pria itu. "Apa ka
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 75. Kau Yakin Ingin Melihatnya Makan Bersama Mantan Tunangannya?

Mendengar ucapan Rose yang bernada menyindir, Edward reflek melemparkan pandangan kesal pada wanita itu. Mengacuhkan Oliver yang sedang berdiri di samping istrinya itu dan tengah menatap ke arahnya."Sebaiknya, urus wanitamu, Kak!" tukasnya pada Oliver tanpa melihat sama sekali pada saudara lelakinya itu.Usai berbicara, Edward pergi begitu saja meninggalkan aula. Di sisi lain, Oliver langsung menegur Rose atas ulah istrinya itu."Apa kau tidak tahu betapa sulitnya membujuk Edward agar dia mau menyetujui perjodohannya dengan Lean Marquise?" cetusnya, "Sekarang, kau semakin memperburuk situasi," tambahnya lagi.Meski memarahi sang istri, Oliver sengaja berbicara dengan suara yang sangat pelan pada Rose. Cukup hanya untuk didengar olehnya juga Rose saja. Selain itu, ia melakukannya untuk menghindarkan Rose dari rasa malu.Sedangkan Rose, hanya bisa menatap suaminya dengan wajah sebal. Tanpa ingin membalas ucapan Oliver sama sekali. Lagipula, ia sudah mulai mencintai Oliver sejak suamin
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 76. Apa Aku Telah Membuat Kesalahan?

Degg!Edward tertegun menatap Rosalia. "Pergilah, Ed! Jangan sampai kau kehilangan wanitamu," tukas Rosalia lagi."Rosi!""Edward!" balas Rosalia dingin, dengan tatapan mata yang sangat serius. "Kalau kau tidak pergi sekarang, kau pasti akan menyesali keputusanmu ini."Edward menyugar rambutnya dengan gusar. Setelahnya, ia mengumpat sangat keras, "Sial!" teriaknya geram. Lalu pergi meninggalkan Rosalia.Rosalia hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah keponakan suaminya itu. Tapi ia senang karena akhirnya ia berhasil membujuk seorang Edward yang sangat keras kepala."Huft! Semoga saja dia tidak membuat keributan di aula," cicitnya, sembari melangkahkan kakinya untuk menyusul Edward.Lima menit kemudian, Edward yang telah tiba di aula langsung menghampiri Lean yang tengah makan berseberangan dengan Brad. Wanita itu makan dengan tenang, sementara Brad tampak terus memperhatikan Lean. Ia bisa melihatnya dari posisi kepala Brad yang tegak lurus, meski pria itu duduk dengan posisi membe
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 77. Aku Berubah Pikiran.

"Nanti malam, aku ingin bicara padamu," bisik Edward pada Lean, seiring ia menarik sebuah kursi kosong yang berada di sebelah kursi yang terletak tepat di samping Rosalia. Dengan wajah bingung, Lean memperhatikan Edward. Lalu mengucapkan terima kasih pada atasannya itu saat Edward memintanya untuk duduk. Setelah Lean duduk dengan nyaman, Edward pun menjatuhkan bokongnya tepat di samping Rosalia. Ia memiringkan tubuhnya ke arah wanita itu dan mengatakan sesuatu pada Rosalia tanpa menyadari jika Lean tengah menyaksikan apa yang sedang ia lakukan. "Kau salah, Rosi," bisiknya. Rosalia yang ingin menyendokkan makanan ke dalam mulutnya sontak tersentak ketika ia mendengar ucapan Edward yang diucapkan oleh keponakan semuanya itu padanya sambil berbisik di telinganya. Dan kelopak matanya semakin melebar setelah Edward melanjutkan kata-katanya. "Sampai kapanpun, aku akan terus menunggumu," lanjut Edward. Tidak percaya pada apa yang baru ia dengar, Rosalia reflek menoleh. Menatap Edward d
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Bab 78. Para Pria Di Keluarga Gail Adalah Seekor Singa!

"Lean Marquise, kau ...." Gemas melihat raut polos yang Lean tampilkan di wajahnya, Edward segera memalingkan wajahnya. Huft, setelah merasakan resah selama hampir dua jam, ia akhirnya baru menyadari perasaannya terhadap Lean. Keinginannya untuk menyentuh wanita itu bukan hanya sekedar gairah yang harus ia puaskan. Tidak! Ia, benar-benar menyukai Lean. Tanpa ia sadari, ia telah jatuh cinta pada wanita ini. Meski ia tidak tahu sejak kapan hal itu terjadi. "Maaf, karena aku telah menyentuhmu tanpa seijinmu. Aku hanya ... ingin memastikan sesuatu." Diam-diam Edward melirik Lean, memperhatikan pakaian wanita itu yang tampak berantakan karena ulahnya. "Sebaiknya rapikan pakaianmu terlebih dahulu, kemudian temuilah Rosi. Mungkin dia sedang mencarimu sekarang," titahnya pada wanita itu. Namun Lean hanya bergeming dan terus menatapnya. Melihat tingkah wanita itu, Edward lantas melanjutkan. "Tentang permintaanku tadi, akan kita bicarakan nanti malam. Dan satu lagi, jangan pernah melakukan s
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Bab 79. Apa Dia ... Melamarku?

"Singa?" Lean mengerjapkan matanya, menatap Rosalia dengan wajah penasaran."Psst." Rosalia memberi isyarat pada Lean dengan meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. Setelah itu, ia mendekati Lean kemudian berbisik. "Anak dan cucu Tuan Besar adalah sekumpulan pria mesum. Jika mereka menyukaimu, mereka akan selalu menggodamu. Itu berlaku untuk Ernest dan Edward, tapi tidak pada Oliver. Pria itu adalah seorang Pangeran yang terjebak di sekitar singa lapar. Sayangnya, kau juga, Lean Marquise."Lean menunduk lesu setelah ia mendengar penjelasan dari Rosalia. Ia pikir, tadinya Edward merupakan pria yang cukup sopan. Sebab semalam Edward bersedia mematuhi semua syarat yang telah ia tuliskan di dalam surat perjanjian mereka. Tetapi, mengingat apa yang telah atasannya itu lakukan beberapa saat yang lalu padanya, meski ia tidak tahu untuk apa Edward melakukan hal itu, kini ia tentu saja percaya pada Rosalia.Melihat Lean tampak lemas, mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan oleh wani
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Bab 80. Apa Yang Kau Inginkan, Lean Marquise?!

Dengan wajah ragu, Lean mengulurkan tangannya. Meletakkan telapak tangannya di atas telapak tangan Edward yang terbuka. Ketika tangannya menyentuh telapak pria itu, Edward langsung menggenggamnya. Ada kehangatan yang Lean rasakan lewat genggaman tangan Edward yang lembut, seolah pria itu tidak ingin menyakitinya."Terima kasih, Lean Marquise. Mulai hari ini, ijinkan aku menjagamu." Edward menarik tangan Lean ke depan bibirnya, kemudian mengecup punggung telapak tangan Lean sambil melirik wajah wanita cantik itu. Wajah Lean tampak bersemu di hadapannya. Melihat hal itu, ia pun tersenyum smirk.Edward tahu, masih ada banyak hal yang membingungkan baginya saat ini. Tapi di sisi lain, ia juga sadar bahwa ia tidak ingin kehilangan Lean. Ia akui Rosalia benar saat wanita yang pernah mengisi hatinya itu mengatakan padanya jika ia telah jatuh cinta pada Lean. Hanya saja, saat itu ia belum sepenuhnya mengerti tentang apa yang ia rasakan terhadap wanita ini.Tidak, hingga Lean mengangkat tangan
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more
PREV
1
...
678910
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status