Semua Bab Kekasih Gelap Ceo Arogan: Bab 51 - Bab 60

204 Bab

Bab 51. Jangan Ganggu Dia!

Plakk ...! Edward sangat terkejut ketika tangannya ditepis secara tiba-tiba oleh Lean, dan lebih terkejut lagi ketika wanita itu menoleh padanya dengan mata berkaca-kaca. "Tuan Edward, Anda ... sudah sangat keterlaluan!" Lean mendorong Edward dengan sekuat tenaga, membuat punggung sang atasan menabrak rak cemilan yang berada di belakangnya. Dan, tanpa mengacuhkan tatapan bingung Edward, ia lalu pergi meninggalkan atasannya itu tanpa membawa kereta belanjanya. Edward hanya termangu menatap punggung Lean yang bergerak menjauh. Selain itu, baru kali ini ia melihat Lean seolah ingin menangis gara-gara ulahnya. Padahal, ia dan Lean pernah menghabiskan malam bersama. Lalu, mengapa hanya gara-gara satu ciuman saja, wanita itu menjadi sangat marah padanya? "Lean tidak menyukai Anda, Mr. Jadi bagaimana jika ...." Brad ingin menepuk pundak Edward kembali. Namun ia sontak mengurungkan niatnya itu saat pria itu tiba-tiba menoleh dan mendelikkan mata padanya. 'Pria yang sangat mengerikan, da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

Bab 52. Untuk Apa Bocah Sialan Itu Ke Sini?

"Kau sudah meninggalkan semua barangmu," balas pria itu yang tak lain adalah Edward, sembari memberikan semua bungkusan yang ia bawa pada Lean. "Oh, ya. Aku juga membelikanmu makan siang, supaya kau tak perlu masak siang ini." Edward menambahkan satu paper back yang dipenuhi aroma makanan, hingga genggaman tangan Lean yang mungil penuh dengan bungkusan. Di hadapan Edward, Lean hanya termangu menerima semua pemberian pria itu padanya. Tidak menduga bahwa sang atasan akan berbaik hati untuk membayar dan membawa pulang semua yang telah ia pilih di Wallmart. Usai memberi semua barang bawaannya, Edward pun mengangkat tangannya. Mengusap pucuk kepala Lean dengan lembut. "Maafkan aku." Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya, dan saat Edward menyadarinya— ia langsung mengumpat dalam hati. Bersamaan dengan itu, perasaan malu menyergap sanubarinya. Membuat wajahnya seketika bersemu merah. "Shit!" rutuknya dengan suara pelan, seiring ia menarik kembali tangannya ke sisi tubuhnya saa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

Bab 53. Aku Sudah Memiliki Seorang Kekasih.

"Apa yang kau lakukan di sini, Ed?" tegur Ernest, sembari melewati pintu pembatas menuju ke area kolam renang. Tatapan matanya yang tajam lurus menatap sang keponakan yang tengah menikmati whisky dari gelasnya. "Bill tidak memperbolehkanku datang ke Klubnya setelah aku menyeretnya dari ranjang," sahut Edward. Kemudian tersenyum kecut pada sang Paman yang telah berdiri di hadapannya. Ernest memperhatikan keponakannya itu dengan netranya, "Jadi ... kau ke sini bukan untuk bertemu Rosi?" selidiknya. "Apa dia baik-baik saja?" sosor Edward balik bertanya. "Hmm, tadi dia sangat baik sebelum mengetahui kau datang." Edward terkekeh pelan, "Apa Paman pikir Rosi merindukanku?" selorohnya. Ernest hampir melayangkan satu pukulan ke wajah Edward, namun ia menahan diri dengan mengepalkan kedua tangannya yang berada di kedua sisi tubuhnya dengan keras. Mengingat bahwa Rosalia tidak suka jika ia bertengkar dengan Edward. Lagipula istri kecilnya itu telah bersumpah padanya, bahwa Rosalia hanya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

Bab 54. Keraguan Ernest.

"Apa yang terjadi pada Edward, Ernest? Apakah dia masih berada di sekitar kolam renang?" sosor Rosalia cepat, pada Ernest yang masuk ke dalam ruang kerjanya. Di mana ia saat ini sedang mempelajari beberapa materi perkuliahan yang akan ia ambil nanti setelah ia melahirkan. Sambil melangkahkan kakinya ke arah sang istri yang tengah duduk di kursi kerjanya, Ernest pun berkata. "Dia sudah pergi, datang hanya untuk minum, sama sekali tidak bermaksud untuk mengganggumu," ujarnya. Ernest lalu menghentikan langkahnya setibanya ia di samping kursi yang sedang diduduki oleh Rosalia, membalas tatapan sang istri yang tengah menengadah dan menatapnya dengan wajah penasaran. "Hmm, sepertinya aku terlalu paranoid padanya," tambahnya. Kemudian mengangkat tangannya untuk mengusap pucuk kepala Rosalia. "Bagaimana menurutmu?" "Bagaimana, apa?" Rosalia mengerutkan keningnya. "Tentang sikapku pada Edward." Ernest pun memberi Rosalia tatapan yang seolah ingin berkata, "Apakah aku sudah bersikap keterla
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

Bab 55. Polos Atau Naif.

"Apa maksud Anda, Tuan Edward?" lontar Lean bingung. Tak mengerti mengapa Edward ingin datang lagi ke apartemennya. Padahal, sebelumnya Edward tidak pernah seperti ini padanya. "Aku ... ingin bicara padamu, Lean Marquise. Sangat tidak enak rasanya berbicara dari balik dinding seperti yang sedang kita lakukan sekarang." Lean berpikir sejenak, kemudian melirik ke arah jam dinding. Menyadari bahwa hari masih di awal malam, ia pun kembali membuka mulutnya. "Apakah Anda ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting hingga tidak bisa menundanya sampai besok pagi?" Tiba-tiba suasana berubah hening, hanya suara detik jam dinding yang mengisi kesunyian di ruang tamu apartemen Lean. Dan setelah beberapa menit berlalu ... "Selamat malam, Lean Marquise." Suara Edward kembali terdengar, namun atasannya itu hanya mengucapkan selamat malam pada Lean. Seolah Edward ingin mengakhiri percakapan mereka. "Selamat malam, Tuan Edward," balas Lean, dengan tatapan mata lurus ke arah dinding yang ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-11
Baca selengkapnya

Bab 56. Kepolosan Seorang Lean Marquise.

"Sebenarnya apa saja yang kau lakukan selama ini, Lean Marquise?" tukas Edward gusar. Sejujurnya, ia sangat yakin bahwa Lean adalah seorang wanita yang cerdas, tapi jika kecerdasan itu sendiri tidak didukung dengan sosialisasi yang benar, maka akan lahirlah seorang wanita yang terlalu polos yang mudah dimanipulasi oleh orang lain. "Tidak banyak. Aku lebih banyak menghabiskan waktuku di rumah," jawab Lean. Edward mengerutkan keningnya, menurunkan tangannya dan kembali menatap Lean. Memperhatikan wanita itu yang ia tahu bahwa Lean sama sekali tidak sedang berbohong padanya. "Bagaimana sebelumnya? Di saat kau kuliah misalnya. Apa kau sama sekali tidak memiliki seorang Sahabat? Dan, apakah kau juga tidak pernah berhubungan dengan seorang pria?" tanyanya lagi. Lean berpikir sejenak, "Aku punya dua teman wanita. Salah seorang dari mereka tidak melanjutkan kuliahnya karena hamil dan harus menikah dengan Kekasihnya. Dan teman wanitaku yang lain adalah Isla Meadow, dia mencuri Brad da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-12
Baca selengkapnya

Bab 57. Apa Dia Benar-Benar Adik Eve?

Kembali ke apartemennya, Edward bergegas mencari ponsel miliknya. Ketika ia menemukannya, ia pun langsung menghubungi Ernest. "Paman? Apa Paman dan Rosi saat ini sedang berada di mansion?" tanyanya, saat suara Ernest terdengar di seberang panggilan. "Hmm, ada apa, Ed?" Suara bernada bariton menyapa indera pendengaran Edward. Namun Edward mencoba untuk mengacuhkannya, bahkan kembali berbicara. "Paman, ada sesuatu yang harus aku bicarakan pada Rosi. Em, tapi Paman jangan salah paham! Paman juga boleh menemani Rosi ketika aku berbicara padanya." Edward lalu diam sejenak, kemudian melanjutkan. "Ini tentang Lean, Paman," ujarnya dengan suara pelan. Takut jika suaranya sampai terdengar hingga ke apartemen Lean. "Tentang calon istrimu?" "Ah, jika itu membuat Paman merasa tenang, anggap saja begitu. Apa aku boleh ke mansion Paman? Nanti akan kujelaskan di sana. Aku ... membutuhkan sedikit bantuan dari Rosi, Paman. Arrghh! Sebaiknya kukatakan saja nanti setelah kita bertemu. Hari ini,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-13
Baca selengkapnya

Bab 58. Aku Ingin Menjadi Sahabat Lean, Ernest.

"Dia hanya memiliki dua sahabat, Rosi," celetuk Edward, sembari menatap Rosalia yang reflek melemparkan pandangan ke arah dirinya. "Salah seorang dari sahabatnya telah menipunya, membuat Lean Marquise semakin terkurung di dalam pikiran polosnya. Dan salah seorangnya lagi telah merebut tunangannya. Eve terlalu sibuk, sementara ayahnya ... aku menduga jika Leon Marquess mungkin selalu menekan Lean. Dengan kata lain, tidak ada seorang pun yang pernah mengajarinya tentang cara bersosialisasi dengan baik." Kemudian Edward melanjutkan lagi dengan melontarkan sebuah pertanyaan pada Rosalia, "Bukankah menurutmu apa yang terjadi pada Lean sekarang hampir mirip dengan keadaanmu dulu? Yang membedakanmu dengannya hanyalah, kau mampu menghadapi setiap tekanan." Mendengar semua penjelasan Edward tentang Lean, Rosalia tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya dengan keras. Tentu saja ia tahu bagaimana rasanya berada di posisi Lean. Karena ia sendiri pernah mengalami ketidak adilan dari ayahnya yang s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-14
Baca selengkapnya

Bab 59. Panggil Saja Aku, Rosi.

Berselang 30 menit ... Di dalam kamarnya, Ernest mendengus melihat penampilannya melalui kaca cermin, di mana selembar kemeja branded dan celana bahan rapi membalut sekujur tubuhnya yang kekar. "Terlalu rapi," protesnya pada Rosalia yang sedang memperhatikan dirinya. "Oh?" Rosalia mengangkat salah satu alisnya, kemudian menambahkan. "Apa kau ingin aku membawakan dasi dan jasmu juga?" sindirnya. Ernest menyipitkan matanya pada istrinya itu, "Ini hari libur, Baby. Aku ingin berpakaian santai hari ini," sungutnya sebal. "Pakaian santai? Apa maksudmu piyama tidur? Yang selalu kau kenakan di saat weekend? Kau bahkan juga memakainya di Dubai ketika mengajakku makan di restoran!"Mendengar ucapan istrinya itu, Ernest sontak terkekeh pelan. Merasa geli melihat Rosalia yang memajukan bibirnya dua senti ke depan sambil marah-marah padanya. Tapi, ia bisa apa? Ini sudah menjadi kebiasaannya bahkan sebelum ia memimpin Gail Group. Namun, sejak ia mengenal Rosalia, ia sudah sering kali mendapat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-15
Baca selengkapnya

Bab 60. Apa Rencana Edward?

"Sepertinya itu kurang sopan, Nyonya Rosi." Lean menggelengkan kepalanya, merasa ragu untuk mengikuti apa yang Rosalia minta darinya. "Kemarilah!" tanpa aba-aba, Rosalia menarik tangan Lean. Membawa wanita itu ke arah sofa. Membuat Lean yang tidak pernah diperlakukan secara akrab sebelumnya, terpaksa menurut sambil mengernyitkan keningnya. Setibanya di depan sofa, Rosalia meminta Lean untuk duduk. Ia turut duduk di samping Lean setelah ia melihat Lean menempatkan bokongnya di atas sofa. "Begini." Rosalia menarik nafas sejenak, baru melanjutkan apa yang ingin ia katakan pada Lean. "Kau dan aku, kita ...." Ia lalu menunjuk ke arah Lean kemudian dirinya, "Sebentar lagi akan menjadi keluarga, jadi ... mengapa kita tidak memulainya dari sekarang? Maksudku, dari segi umur ... aku bisa menjadi Adikmu meski aku menikahi Ernest. Karena itu, mari hapus formalitas itu, oke?" pintanya dengan wajah berdekik sebal. "Keluarga?""Oh, Tuhan." Rosalia memutar bola matanya, "Kau tidak mungkin, 'kan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status