Home / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kekasih Gelap Ceo Arogan: Chapter 31 - Chapter 40

204 Chapters

Bab 31. Sebaiknya Kau Menjauhi Lean Marquise!

"Tolong pikirkan ucapanku tadi!" pesan Oliver, sambil melambaikan tangannya pada adiknya. Saat ia dan Edward berpisah di depan resto Les Jardins. Edward membalas lambaian tangan saudara lelakinya itu dengan wajah acuh tak acuh. Tanpa ingin menanggapinya sama sekali. Usai melakukan hal itu, ia pun mengajak Anton untuk kembali ke Gail Mart. Dalam perjalanan pulang, ia terus menutup rapat mulutnya di kursi penumpang sambil memikirkan pembicaraannya bersama Oliver satu jam yang lalu. "Sebaiknya jangan menggodanya jika kau tidak menyukainya, Ed. Dan jangan juga memperlakukannya dengan kasar, cukup jaga jarak saja darinya kalau kau benar-benar tidak ingin menikah dengannya. Biarkan kelak dia yang memilih pergi meninggalkanmu, dengan begitu— Kakek tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk memaksamu menikahi Lean Marquise!"Ucapan Oliver itu terus terngiang di telinga Edward. Dan tanpa sepengetahuan saudara lelakinya itu, sebenarnya Edward sudah memutuskan untuk tidak terlalu sering berint
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 32. Bagaimana Besok?

"Dia ... baru pulang?' dari ruang tamu unitnya, samar-samar Lean mendengar suara pintu unit Edward yang ditutup dengan sedikit keras. Seolah Edward hanya membuka pintu unitnya, masuk ke dalam apartemennya lalu membiarkan pintu itu bergerak menutup sendiri. 'Apa yang terjadi? Mengapa dia ... tidak lagi ke sini seperti tadi pagi?' Lean ingat, pagi ini Edward sangat bersikeras ingin masuk ke dalam apartemennya untuk menemui dirinya. Pria itu bahkan menggendongnya dan meletakkannya ke atas ranjangnya saat rasa pusing menyerang titik syarafnya dan ia jatuh menubruk tubuh Edward. Alih-alih marah padanya saat hal itu terjadi, Edward justru terdengar sangat mencemaskan keadaannya. Edward juga memanggil seorang Dokter untuk memeriksa dirinya. Dan, ketika ia bangun siang tadi, tiba-tiba ia menemukan dua orang pelayan wanita ada di dalam apartemennya. Kedua pelayan itu membantunya, memasak untuknya, dan memberikan obat padanya. Salah seorang dari kedua pelayan itu bahkan berkata ... "Ob
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 33. Mundur Atau Maju?

"Apakah agenda Tuan Edward masih ada padamu?" lontar Lean pada Anton, setibanya ia dan rekannya itu di parkiran Gail Mart. "Ada, di ruanganku, kenapa?" Anton balik bertanya, menoleh pada Lean yang tengah melangkah bersamanya di sisinya menuju lobby Gail Mart. "Oh, kalau begitu aku akan mampir ke ruanganmu dan mengambilnya terlebih dahulu sebelum aku menemui Tuan Edward."Mendengar ucapan Lean, Anton sontak menghentikan langkahnya. "Ehem, Lean!" panggilnya, membuat Lean yang baru menyadari bahwa dirinya saat ini tengah melangkah sendiri— reflek berhenti dan membalikkan tubuhnya. Wanita itu menatap Anton dengan kening berkernyit, seolah bingung mengapa ia tiba-tiba berhenti dan justru hanya menatap lurus pada Lean. "Ada apa?" tanya Lean penasaran, kala melihat raut serius yang Anton tampilkan di wajahnya. Anton hanya diam selama beberapa saat, tak mengerti bagaimana harus menyampaikan pada Lean bahwa hari ini Edward, sang Bos. Tidak ingin Lean datang ke ruangannya. "Karena kau mas
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Bab 34. Mencoba Bertahan Sekali Lagi.

"James, ada apa? Tumben kau menghubungiku?" lontar Anton pada seorang pria yang sedang berbicara dengannya melalui sambungan ponsel.Sambil menjepit ponselnya dengan pundaknya, ia yang tengah memeriksa beberapa berkas yang telah ia bawa dari ruangan Edward, hanya diam mendengarkan jawaban dari lawan bicaranya."Tuan Besar telah mendengar kabar bahwa hari ini Tuan Edward akan pergi ke bandara untuk menjemput Tuan Ernest dan Nyonya Rosi, apa itu benar?" tanya suara di seberang sana. "Benar, tapi bukankah Tuan Oliver juga akan pergi?" celetuk Anton, sembari mengangkat salah satu alisnya, bingung mengapa James terlalu mencemaskan Bosnya."Itu berbeda, Anton. Kau tahu itu. Tuan Oliver harus pergi karena Tuan Oliver harus menyambut Tuan Ernest. Dan juga, Tuan Oliver sudah menikah. Kau pasti mengerti, 'kan maksud Tuan Besar?""Ya," sahut Anton singkat, dan langsung memutar kedua bola matanya setelahnya. Sebenarnya, ia mengerti apa yang ingin James katakan padanya, bahwa pria itu dan juga T
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Bab 35. Lean Marquise, Wanita Yang Mengerikan.

"Mengapa kau membawanya ke sini?!" lontar Edward sinis dengan satu alis yang terangkat naik, pada Anton yang masuk ke dalam ruangannya dengan membawa Lean bersamanya.Padahal, pagi ini ia telah memperingatkan Asistennya itu kalau ia sudah tidak ingin lagi bertemu dengan Lean. Tapi pria keras kepala ini tiba-tiba muncul bersama wanita yang tidak ingin ia temui. Entah apa yang sedang dipikirkan si bodoh itu hingga Asistennya itu berani melanggar perintah yang telah ia berikan."James baru saja menghubungi ku, Tuan Edward." Anton melangkahkan kakinya ke arah meja sang Bos, setelah terlebih dahulu memberi isyarat pada Lean agar wanita itu tetap diam dan tidak mengikutinya.Lean menanggapi isyarat yang Anton berikan dengan mengangguk pelan, ia juga membiarkan Anton untuk berbicara dengan Edward tanpa ingin menyelanya sama sekali. Lagipula, Edward juga tampak tidak senang melihat kehadiran dirinya. Berbeda dengan ia yang begitu bersemangat ingin bertemu dengan atasannya itu.Tadinya, ia ing
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Bab 36. Jangan Memaksaku!

"Nona Lean? Senang melihatmu sudah sembuh." Oliver beranjak dari kursi yang baru ia duduki selama lima menit ketika ia melihat Edward datang bersama Lean Marquise. Ia juga mengulurkan tangannya pada wanita yang baru ia tegur itu dan menjabat erat tangan Lean yang menyambut uluran tangannya."Terima kasih, Tuan Oliver. Aku juga senang bisa melihat Anda kembali," ujar Lean kaku, seiring ia menarik kembali tangannya yang telah dilepaskan oleh Oliver ke sisi tubuhnya."Aku harap aku bisa lebih sering melihatmu," celetuk Oliver. Tersenyum pada Lean bersamaan dengan ia menurunkan bokongnya untuk duduk di atas kursi, "Dan dengan kehadiranmu, itu jauh lebih baik daripada melihatnya ...." Oliver menunjuk ke arah Edward dengan menggunakan dagunya, "Selalu pergi berdua saja bersama Anton, itu bukan hal yang bagus jika tiba-tiba sebuah gosip tak benar beredar tentang hubungan mereka berdua.""Anton bukan typeku!" timpal Edward. Lean hanya mengulum senyum melihat pertikaian kedua kakak beradik da
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Bab 37. Kau, Tidak Ingin Menegurnya?

"Sudah pukul 1, aku harus pergi." Edward melirik arloji mewah yang melingkar di pergelangan tangan kirinya sesaat, kemudian mengangkat wajahnya dan mengarahkan pandangannya ke arah saudara lelakinya. "Bukankah sudah saatnya kita ke Bandara untuk menyambut Paman, apa kau ikut denganku?"Oliver menggelengkan kepalanya, "Kau pergilah bersama Lean. Aku akan menyusul dengan Leo nanti, kurasa saat ini dia sedang ...." Ia lalu menjeda kalimatnya sejenak dan mulai mengedarkan pandangannya, menyapu seluruh ruangan resto yang tidak terlalu ramai seperti biasanya. Siang ini, hanya beberapa meja yang terisi, dan rata-rata yang mengisi meja-meja itu berasal dari keluarga Bangsawan. Sementara untuk para penduduk dari kelas menengah dan menengah atas, mereka hanya akan datang ke resto ini di akhir pekan saja."Ah, dia ada di sana!" tunjuk Oliver pada seorang pria bertubuh tegap dan berpakaian rapi yang tengah berdiri di depan meja kasir. "Leo sedang menyelesaikan pembayaran, jadi ...." Seiring ia m
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 38. Aku Tidak Bisa Meninggalkannya!

"Apa maksud Anda, Tuan Oliver?" Lean memicingkan matanya pada Oliver. Sementara pria itu justru terkekeh pelan. "Aku sudah tahu mengapa kau dipanggil ke Kota ini, Nona Lean. Tidak hanya aku, kedua orang tuaku juga sudah menganggapmu sebagai calon menantu mereka. Apa kau masih tidak mengerti?" sindir Oliver. Setelah berbicara pada Lean, Oliver melewati wanita itu untuk menghampiri adiknya. Sebelum Edward bertengkar dengan pamannya. Sedangkan Lean hanya termangu di tempatnya berdiri, hingga Anton menegurnya dan memintanya untuk ikut bersamanya menyambut Ernest Gail dan juga Rosalia. Dengan pikiran kalut, Lean melangkahkan kakinya mengikuti pria itu. Dan baru menghentikan langkahnya ketika Anton berhenti tepat di belakang Oliver. "Paman, aku hanya ingin melihatnya!" suara protes Edward kembali terdengar. "Lakukan saja dari sana!" titah Ernest dingin sambil menunjuk ke arah keponakannya itu. Meminta pada Edward agar tetap diam di tempat. Di belakang Ernest, mengintip dari samping l
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Bab 39. Edward Pingsan?

Dalam perjalanan pulang ke Gail Mart, Edward sama sekali tidak berbicara. Hanya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sedan sambil menutup wajahnya dengan lengannya. Lean tidak mengerti harus berbicara apa pada atasannya itu untuk menghibur pria itu. Akhirnya, ia hanya memperhatikan Edward secara diam-diam. Meskipun, ia menyesalkan sikap Edward hari ini saat berada di bandara, namun Lean juga tidak ingin terlalu menyalahkan pria itu secara sepihak. Karena sikap Rosalia terhadap Oliver dan Edward menunjukkan bahwa dulu kemungkinan mereka bertiga bersahabat sangat akrab. Type sahabat yang tidak pernah ia miliki sebelumnya. "Lean?" Anton langsung menarik tangan Lean ketika wanita itu tiba di Gail Group dan sedang mengikuti Edward dari belakang. "Apa yang terjadi?" tanyanya, sembari melirik ke arah sang Bos yang terus melangkah menuju ruangannya. Dengan wajah lesu, Lean menggelengkan kepalanya, dan menghela nafas setelahnya. Tatapan matanya yang sayu terus memperhatikan pung
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Bab 40. Apakah Aku Sudah Bersikap Bodoh?

"Tuan Edward?" Lean mengulurkan tangannya, menyentuh pelan pipi Edward dengan jari telunjuknya. Merasakan sentuhan Lean, Edward sontak menangkap pergelangan tangan wanita itu lalu membuka matanya. Dengan kelopak mata yang sayu ia menatap Lean, "Kemarilah!" Edward kemudian menarik tangan wanita itu. Membuat Lean terhuyung ke depan menabrak tubuhnya. Meringis sesaat, dan langsung memeluk tubuh Lean yang jatuh ke atas pangkuannya. Apa yang telah Edward lakukan padanya, membuat Lean sontak membeku. Dan rasa dingin yang semula ia rasakan, tiba-tiba berganti dengan kehangatan yang berasal dari tubuh Edward. Kehangatan yang menembus beberapa lapis kain yang membatasi kulit mereka dan berhasil menghangatkan tubuhnya. "T-Tuan Edward, aku bukan Nyonya Rosi." Lean mencoba mendorong dada Edward, namun pria itu semakin erat memeluknya. "Ssh! Diamlah! Aku tahu siapa kau, Lean Marquise," desis Edward. Hangat hembusan nafas Edward terasa di pucuk kepala Lean, apalagi kini jarak kepalanya dengan
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more
PREV
123456
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status