Home / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Kekasih Gelap Ceo Arogan: Chapter 181 - Chapter 190

204 Chapters

Bab 181. Keisengan Luis.

"Dari mana dan apa yang kau lakukan sepagi ini?" tegur Edward, pada Anton yang kini sudah berada di hadapannya. Anton berdehem pelan, membersihkan tenggorokannya. "Tuan Edward, Nyonya," sapanya dengan nada formal. "Maaf, telah membuat Anda berdua menjadi menungguku. Tadi ada beberapa hal yang perlu aku urus terlebih dahulu,” terang Anton. Lean merasakan keraguan dalam nada suara Anton. "Apa semuanya berjalan lancar?" tanyanya. "Sebab wajahmu tidak ...." Edward langsung meremas tangan Lean, memberi isyarat pada istrinya itu agar tidak meneruskan ucapannya. Setelah itu, ia pun mencoba mengalihkan pembicaraan meski ia merasa sangat curiga atas sikap Anton. "Sayang, bukankah kita datang ke sini untuk berbulan madu?" lontarnya pada Lean. "Lalu untuk apa kau membahas tentang pekerjaan sekarang?" lanjutnya. Mengerti akan isyarat Edward, Lean pun mengangguk pada suaminya itu. "Kau benar," sahutnya sambil tersenyum kecut. Anton memperhatikan sepasang suami istri itu dengan wajah bingu
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 182. Curiga.

Eve merasa jantungnya berdegup kencang. Pertanyaan Luis yang tiba-tiba memecah kesunyian membuatnya tidak tahu harus bersikap bagaimana. "Aku ... aku belum punya rencana," jawabnya gugup.Luis tersenyum penuh makna. "Bagaimana kalau kita makan malam bersama? Aku tahu tempat yang bagus di luar." Mata Eve terbelalak. Makan malam di Zurich dengan Luis— atasannya yang bukan hanya karismatik, tetapi juga dikenal tegas dan serius. Meski saat ini pria itu sudah berstatus sebagai kekasihnya, namun baru hanya ia dan Luis yang mengetahui tentang hubungan mereka. Setelah beberapa detik terdiam, Eve pun menjawab, "Kedengarannya menarik, tapi apakah itu tidak akan mengganggu pekerjaan Anda?""Sikap formalmu itu sangat menyebalkan, Eve," ujar Luis, mendengus sebal.Sementara Eve hanya bisa tersenyum kaku. Lagipula ia bisa apa? Ia dan Luis saat ini sedang berada di perusahaan cabang, jika ia terus berbicara dengan bahasa non formal pada atasannya itu, maka cepat atau lambat, hubungannya dengan pr
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Bab 183. Kulkas Punya Hati?

"Oh, Tuhan. Sudah pukul 12. Aku lupa kalau aku memiliki janji dengan Eve siang ini," tukas Lean sambil menatap arlojinya. Melihat tingkah istrinya itu, Edward hanya bisa geleng-geleng kepala. Setelahnya, ia segera memanggil Anton. Dengan tergesa-gesa Anton menghampiri Edward dan juga Lean. Lalu mengikuti sepasang suami istri itu yang mengajaknya untuk kembali ke mobil. "Lean akan bertemu dengan Eve siang ini," cetus Edward. Anton mengangguk mengerti. Setibanya di samping mobil, ia membukakan pintu bagian belakang mobil untuk Edward juga Lean. Setelah itu ia memutari mobil dan masuk ke bagian tempat pengemudi. Dalam hitungan menit, mobil pun mulai bergerak meninggalkan parkiran resto. "Anda akan bertemu dengan Eve di mana, Nyonya?" lontar Anton dari balik kemudi sambil melirik ke arah kaca spion mobil. Lean berpikir sejenak, mengingat ucapan Eve sebelum ia pergi meninggalkan kamar hotel. "Ada sebuah kafe pastri terkenal yang berada tak jauh dari perusahaan cabang, apa kau tahu t
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Bab 184. Hiburan Bagi Seorang Luis.

Sesuai janjinya pada Luis, pada jam pulang kantor— Eve menunggu atasan plus kekasihnya itu di lobby perusahaan cabang. Ia menggerakkan kakinya pelan-pelan saat melihat arlojinya. Suara detak jam yang seakan bertambah cepat, menciptakan irama ketegangan di dalam dadanya. Dengan jantung berdebar, ia mengalihkan perhatiannya dengan memeriksa ponselnya, memastikan tidak ada yang salah dari rencana mereka. Ketika pintu lift khusus terbuka, ia melihat sosok Luis melangkah keluar, mengenakan jas hitam yang semakin menegaskan aura dingin pria itu. Tak ada yang menyadari apa yang ia dan Luis rencanakan, semua orang hanya melihat seorang atasan dan asisten yang akan pulang bersama.Well, hal itu sering terjadi. “Eve,” panggil Luis dengan senyuman yang berhasil membuat wajah Eve sontak merona. “Aku tidak membuatmu menungguku terlalu lama, 'kan?”Eve menggelengkan kepalanya, "Tidak, Tuan Luis," sahutnya sambil merasakan betapa wajahnya terasa sedikit panas. Luis memperhatikan Eve dengan tatapa
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Babb 185. Keresahan Wilhelm.

"Tuan sebaiknya Anda jangan ke Zurich. Jangan lupa, saat ini Mr. Ernest masih mencari pria itu melalui Tuan Luis. Dan di sana juga ada Mr. Edward Gail." Dengan cemas asisten Brad mencoba menasehati atasannya.Brad menanggapi ucapan asistennya itu dengan menyugar rambutnya."Tentu saja aku tahu itu. Jika mereka sudah melakukan penyelidikan hingga ke Zurich— maka hanya ada dua orang yang patut dicurigai. Aku yang pernah bertengkar dengan Edward Gail, atau Leon Marquess. Tetapi Leon adalah Ayah Mertuanya, tidak mungkin pria itu akan mencoba untuk membunuh Edward. Jadi yang tersisa hanyalah diriku."Asisten Brad mengangguk kemudian menghela napas lega. Merasa tenang karena sang atasan tidak akan bertindak gegabah hanya demi seorang wanita."Oh ya, Tuan. Apa Tuan benar-benar ingin melupakan Nona Isla?" tanyanya takut-takut.Brad melirik asistennya itu dengan kening berkernyit, "Mengapa kau menanyakan hal itu?" lontarnya balik bertanya."Karena Nona Isla tahu terlalu banyak tentang rahasia
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 186. Eve Dilamar?

Eve hanya bisa terdiam, tatapan Luis yang tajam seakan menembus jiwanya. Jantungnya berdegup kencang, seakan ingin keluar dari dadanya. "M-melakukannya lagi?" ucap Eve terbata-bata, mencoba menelan kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri. Luis tersenyum lebar, senyuman yang membuatnya terlihat lebih menggoda daripada sebelumnya. "Ya, sekali lagi," jawabnya dengan suara dalam yang penuh permainan. Perlahan, dia menggeser tubuhnya semakin mendekat, membuat Eve semakin terdesak ke tepi ranjang. "Bagaimana? Apa kau ... tidak ingin melakukannya lagi?" Eve menggigit bibirnya, bingung antara ingin menolak dan mengikuti lelucon Luis. Beberapa jam sebelumnya terasa begitu menakjubkan, dan rasa malu masih merayapi benaknya. "Se-harusnya kita tidur, Luis," sahutnya, berusaha terdengar tegas meski setiap serat tubuhnya merasa sebaliknya. "Kau tahu, kita bisa tidur nanti," ujar Luis sambil mendekatkan wajahnya, membuat Eve merasakan kehangatan napasnya. "Tapi saat ini, aku ingin merasaka
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 187. Kehangatan Cinta.

Waktu di restoran tiba-tiba seolah terhenti. Suasana berubah menjadi hening, mengundang perhatian semua pengunjung yang berada di dekat meja mereka.Eve tak mampu lagi berbicara, hanya terdiam sejenak memandangi cincin di tangan Luis. Lalu, air mata kebahagiaan mulai mengalir di pipinya. “Oh, Tuhan. Ya, aku bersedia!” Senyum Luis seketika mengembang, terlihat sangat menawan. Membuat para pengunjung sontak terdiam. Dengan sikap gentle Luis mengenakan cincin yang ia bawa ke jari manis Eve. Mereka berpelukan dalam kebahagiaan, sementara Lean menatap penuh rasa haru. Edward merangkul pundak istrinya itu dan menariknya ke sisinya, “Kau baik-baik saja?” bisiknya. “Ya, aku hanya merasa sangat bahagia untuk mereka,” jawab Lean, namun dalam hati ada keraguan yang tak bisa ia hilangkan. Dia menatap casis cincin yang bersinar di jari Eve, seakan memantulkan keraguannya tentang masa depan sendiri.Setelah kebahagiaan itu agak mereda, mereka melanjutkan dengan makan bersama. Sebuah buket bunga
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 188. Bertemu Brad Di Kafe.

Saat matahari bersinar cerah di Kota L, Lean dan Edward baru saja mendarat di bandara setelah perjalanan bulan madu mereka.Hari itu, karena kelelahan, mereka pun hanya menghabiskan waktu di vila. Edward menghubungi kedua orang tuanya dan juga kakeknya bahwa ia telah kembali ke Kota L. Begitu pula Lean yang segera memberi kabar pada ayahnya. "Apa kau baik-baik saja, Lean?" tanya Leon melalui sambungan ponsel.Ada nada cemas dalam suara ayahnya yang tertangkap oleh indera pendengaran Lean. Membuat ia merasa sangat terharu atas perubahan ayahnya itu. Dan semua itu terjadi karena Edward. Diam-diam, Lean melirik ke arah suaminya yang sedang duduk di sofa dan tengah berbicara dengan kedua orang tuanya. Edward tersenyum lebar, membuat dua cerukan dalam yang ada di kedua pipinya semakin terlihat jelas. Oh, Tuhan. Lean tidak tahu kebaikan apa yang pernah ia lakukan hingga ia mendapatkan suami setampan dan sebaik Edward. Bahkan jika ini hanya mimpi, ia masih kesulitan untuk mempercayainya.
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 189. Permintaan Ernest.

Beberapa bulan telah berlalu sejak pertemuan canggung Lean dengan Brad di kafe. Lean bahkan pergi bersama Edward ke pernikahan Luis dan Eve di Zurich. Kini, kehamilannya telah mencapai usia enam bulan dan perutnya sudah mulai terlihat. Edward semakin mencemaskan dirinya dan berusaha melindungi Lean dengan cara yang lebih protektif. “Aku rasa sudah saatnya kau istirahat bekerja,” ujar Edward sambil memegang bahu Lean di dalam ruangan kantornya dan menatap istrinya itu dengan penuh kekhawatiran. “Aku baik-baik saja, Ed. Aku masih bisa bekerja,” balas Lean, meski ada ketidakpastian di dalam nada suaranya. Belakangan ini ia mudah sekali merasa lelah, dan demi menemani Edward— Lean terus mengacuhkannya. Edward menatap Lean dengan wajah serius. “Tolong mengertilah, kesehatan dan keselamatanmu serta bayi kita, adalah yang paling utama,” tegasnya. “Aku tidak ingin mengambil risiko.”Hal itulah yang membuat Edward memutuskan bahwa Lean harus beristirahat dari Gail Mart untuk fokus hanya pa
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Bab 190. Lean Cemburu?

Sore itu, suasana di halaman belakang vila sangat tenang, namun hati Lean tiba-tiba berdegup kencang. "Jadi, Paman Ernest akan pergi selama satu minggu? Apakah ini artinya kau tidak bisa bersamaku?" tanya Lean, hatinya bergemuruh. Takut jika Edward kembali dekat dengan Rosalia. Sebagai seorang istri, meski ia jarang menunjukkannya di hadapan orang lain, bukan berarti ia tidak merasa cemburu terhadap Rosalia. Edward meraih tangan Lean dan menggenggamnya dengan erat. "Sayang, aku akan selalu bersamamu setiap hari. Aku hanya perlu pergi ketika Rosi mengalami kontraksi dan akan segera melahirkan bayinya. Untuk memeriksa keadaannya setiap hari, Anton bisa menggantikan ku untuk melakukannya." Lean mendongak menatap Edward, memperhatikan apakah suaminya itu benar-benar serius dengan ucapannya. "Paman sudah membantuku dalam menyelesaikan kasus Bart. Sekarang, Paman hanya meminta agar aku menemani Rosi di saat dia benar-benar membutuhkannya." "Tapi aku juga membutuhkanmu." Lean teta
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more
PREV
1
...
161718192021
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status