Home / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Kekasih Gelap Ceo Arogan: Chapter 151 - Chapter 160

204 Chapters

Bab 151. Dia Sudah Tahu.

Di parkiran rumah sakit tempat Lean dan Edward dirawat, seorang pria tampak tergesa-gesa memarkir sepeda motornya. Setelah itu, pria itu pun berlari memasuki lobby rumah sakit. "Nona, aku ingin menemui Mr. Edward Gail. Aku dengar dari keluarganya dia dirawat di sini."Perawat yang berjaga di bagian lobby menatap pria itu dengan wajah curiga, "Nama Anda?" tanyanya kepada pria yang baru saja bertanya padanya, sembari memainkan bolpoint di tangannya. "Wilhelm, aku dan Edward bersahabat baik. Keluarga kami bahkan saling mengenal."Sang perawat memicingkan matanya, "Jika kalian saling mengenal, mengapa Anda tidak menanyakan langsung tentang kamarnya pada kedua orang tua Tuan Edward?" selidiknya. Wilhelm meringis mendengar ucapan perawat itu, "Tadi ... aku sedang tergesa-gesa dan langsung ke sini tanpa bertanya tentang ruangannya terlebih dahulu," terangnya, mencoba menjelaskan. "Maaf, Tuan. Bukannya aku tidak ingin membantu Anda, tetapi Tuan Edward Gail berada di rumah sakit ini karena
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more

Bab 152. Sebaiknya Pesta Pernikahan Mereka Ditunda.

"Jadi mereka akan segera memiliki bayi tetapi Edward justru terluka dan belum juga tersadar hingga sekarang?" desis Wilhelm."Benar, Tuan Wilhelm." Anton menganggukkan kepalanya.Wilhelm mendengus mendengar jawaban dari Anton itu."Aku ingin melihatnya." Dengan wajah gemas, ia melangkah mendahului Anton. Dan Anton, pria ini menyusul Wilhelm dengan mengikutinya di belakang.Masuk ke dalam ruang penanganan khusus, Wilhelm menemukan dua wanita beda usia tampak sedang berdiri di antara ranjang Edward dan juga ranjang Lean. Ia mengenal salah satu dari mereka yang merupakan Charlotte, ibu Edward sendiri. Sementara wanita lainnya, rasanya ia pernah melihatnya di suatu tempat. Tetapi entah di mana, ia sedikit lupa saat ini. Hanya saja, ekspresi dingin yang terukir di wajah wanita itu membuat ia merasa tertarik untuk mengenal wanita itu lebih dekat lagi."Wilhelm?"Kala Charlotte menyadari kehadirannya dan menegur dirinya, Wilhelm pun bergegas mendekati wanita paruh baya itu."Bibi Charlotte?
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more

Bab 153. Kau Menyukai Kekasih Sahabatmu Sendiri?

"Baiklah, Bibi akan keluar sebentar. Kau ... masih akan di sini, bukan?" celetuk Charlotte sambil menatap Wilhelm."Aku baru saja datang, Bibi. Jadi ya ... aku akan tinggal sebentar lagi." Wilhelm menyunggingkan senyum tipis di bibirnya kepada Charlotte yang langsung menganggukkan kepala untuk menanggapi ucapannya itu."Bagus, kalau begitu kau bisa menemani Rosi sebentar sebelum Ernest kembali."'Rosi? Apakah namanya Rosi? Tetapi apa hubungannya dengan Tuan Ernest?' bisik hati Wilhelm bingung seiring ia mengangguk pada Charlotte.Tak lama, Charlotte pun meninggalkan Wilhelm dan Rosalia yang mengiringi kepergiannya dengan tatapan sayu. Setelah kepergian Charlotte, Wilhelm dengan cepat berpaling ke arah Rosalia. Namun sebelum ia sempat membuka mulutnya, wanita bertubuh mungil itu segera memberi isyarat padanya dengan menempatkan jari telunjuk di depan bibirnya.Setelahnya, Rosalia memalingkan wajahnya dan menggerakkan dagunya. Menunjuk ke arah sofa tunggu yang terletak di dalam ruangan
last updateLast Updated : 2024-08-28
Read more

Bab 154. Wilhelm Resah.

Pukul 5 sore, Brad menghubungi pria yang telah menghubunginya beberapa saat yang lalu melalui asistennya. "Periksa email Anda! Tuan Brad telah mengirimkan tiket penerbangan sekali jalan ke Zurich. Nanti malam akan ada seseorang yang akan menjemput Anda, tetapi untuk sementara waktu— usahakan jangan sampai Anda tertangkap oleh pihak keluarga Gail."Dengan wajah muram, Brad terus memperhatikan sang asisten saat pria itu menghubungi pria yang telah mengancam dirinya sebelumnya. Sejujurnya, ia bisa saja menghabisi pria itu, namun tentunya ia tidak bisa melakukannya di Kota L. Karena hal itu akan memancing kecurigaan dari pihak keluarga Gail, yang kemungkinan akan menghubungkan tentang apa yang terjadi pada Edward kepada dirinya jika ia sampai tertangkap. Jadi, Brad pun memutuskan untuk membantu pria itu meninggalkan Kota L demi menghukum pria tersebut yang telah berani memanfaatkan dirinya atas ambisi pribadi pria itu sendiri. "Bagaimana?" tanya Brad ketika sang asisten telah menutup
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more

Bab 155. Ada Apa Dengan Anton?

Keluar dari hotelnya yang kumuh, pria ini berusaha berjalan dengan wajar bersama pria yang telah menjemputnya. "Bagaimana keadaan di luar sana?" tanyanya pada pria di sampingnya dengan suara sangat pelan. Pria yang ditanya itu melirik pada pria yang bertanya padanya sekilas, kemudian kembali menatap ke arah parkiran. Pada sedan berwarna metalik yang telah ia kendarai untuk mencapai hotel kumuh ini. "Sangat buruk, Mr. Ernest Gail memperketat pencarian ke segala arah bahkan ke bandara. Sangat sulit untukku tadinya untuk mencapai tempat ini, tapi setelah aku menunjukkan pasportku yang menandakan aku baru tiba di Kota L hari ini, mereka lalu melepasku." Pria brewok itu manggut-manggut menanggapi ucapan dari lawan bicaranya. "Dan kau ... bagaimana caranya hingga kau bisa tidak ditemukan oleh mereka? Maksudku para pengawal pribadi Mr. Ernest Gail?" pria yang berjalan bersama si pria brewok balik bertanya. "Sejujurnya itu tidak mudah," sahut pria brewok dengan tatapan waspada ke segala
last updateLast Updated : 2024-08-30
Read more

Bab 156. Biarkan Aku Terus Berada Di Sampingnya.

Pukul 8.30, di rumah sakit. Charlotte, Rosalia, Oliver, tampak sedang mencemaskan keadaan Lean.Benjamin masuk bersama seorang perawat ke dalam ruangan demi menenangkan Lean, namun sepasang mata Lean yang sayu terus tertuju pada Edward. Bibirnya yang mungil tak henti-hentinya berbisik lirih.Melihat kondisi Lean yang semakin memprihatinkan, Benjamin pun mengusulkan pada Charlotte agar kembali memberi Lean obat penenang supaya Lean tidak stres hingga membahayakan kondisi janin yang berada di dalam kandungannya."Di mana Anton?" tanya Charlotte, pada Rosalia setelah ia memberi ijin pada Benjamin."Lima menit yang lalu aku sudah menghubunginya, dia sedang dalam perjalanan ke sini bersama Ernest dan Ben," jawab Rosalia. Ia melepaskan lengan Lean saat perawat yang datang bersama Benjamin menghampiri Lean."Sebaiknya Tuan dan Nyonya-Nyonya keluar dulu, biar aku dan Dokter Benjamin yang akan menangani Nyonya Lean."Meski tak ingin meninggalkan Lean, Rosalia dan Charlotte terpaksa menyerahkan
last updateLast Updated : 2024-08-31
Read more

Bab 157. Bagaimana Jika Kita Memancingnya?

"Apa? Dia sudah ditemukan?" Anton tiba-tiba dihubungi oleh salah seorang Bodyguard yang sedang mengejar Bart, hanya berselang beberapa menit setelah kepergian Oliver. "Dia tewas?"Ben dan Ernest yang berada di sekitar Anton, menatap Anton dengan wajah serius.Sementara Rosalia berada di dalam ruangan demi menemani Lean yang telah mulai terpengaruh obat penenang yang telah diberikan padanya.Usai memutuskan sambungan telepon, Anton pun menoleh ke arah Ernest. "Mereka telah menemukan Bart, Tuan. Tetapi pria itu tewas ketika mencoba melarikan diri di sekitar bandara."Ernest mendengus gusar, merasa tidak puas atas kinerja para Bodyguardnya. Padahal, ia telah memerintahkan kepada mereka agar membawa Bart hidup-hidup ke hadapannya. Cukup patahkan saja kakinya, lalu seret pria itu. Sisanya, ia yang akan mengurusnya nanti."Mereka benar-benar tidak becus!" sungut Ernest. Ia lalu diam sejenak sambil menatap Anton, "Sekarang, ke mana mereka membawa mayat bajingan itu?" lontarnya kemudian.Anto
last updateLast Updated : 2024-09-01
Read more

Bab 158. Rencana Aneh Rosalia.

Pukul 10 malam di gudang kosong yang terletak di belakang Gail Group, Ernest yang baru saja tiba bersama Ben sontak memasang wajah muram saat ia melihat sesosok mayat tergeletak di lantai gudang. "Apakah dia benar-benar sendiri ketika kalian menemukannya?" lontarnya kepada para Bodyguardnya, sembari menendang mayat itu dengan ujung sepatunya. Salah seorang Bodyguard maju ke depan, kemudian berbicara. "Kami tidak menemukan seorang pun ada bersamanya ketika dia terlihat di sekitar bandara, Tuan. Bahkan di saat pria ini melarikan diri, dia hanya hanya sendiri, dan kami telah memintanya untuk berhenti. Salah seorang dari kami mencoba memberikan tembakan peringatan ke arah kakinya, tetapi tembakan itu justru mengenai atas lambung pria ini dan membuatnya langsung ambruk di tempat," lapornya. Ernest mengernyit heran, merasa ada sesuatu yang terasa janggal dari laporan Bodyguardnya itu. Semua Bodyguard yang bekerja di bawah pimpinannya, mereka semua minimal telah bekerja padanya lebih dari
last updateLast Updated : 2024-09-02
Read more

Bab 159. Sandiwara Untuk Edward.

Di dalam ruangan itu waktu seolah berhenti, dua pasang mata terus menatap Rosalia dengan harap cemas. Sementara Ernest tampak tengah berpikir keras. "Bagaimana jika kupukul saja dia?" usul Ernest. Rosalia langsung melotot pada suaminya itu, "Sepertinya kau bukan ingin membuatnya terbangun, tetapi justru ingin mengantarnya ke alam baka," sungutnya gemas. "Hmm, kau yang memintaku untuk balas dendam padanya." Ernest mendengus sebal, sembari melemparkan pandangannya ke arah Edward yang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang putih, seolah dunia di sekelilingnya terbatas hanya pada suara detak jam dan desah napas orang di sekitarnya. Di samping ranjang keponakan bungsunya itu, Rosalia berdiri harap-harap cemas menunggu keputusannya. “Ernest?!” desak Rosalia, suaranya bergetar geram, “Apa kau ingin melihatnya terus seperti ini?” Ernest memijat pelipisnya, entah mengapa ia tiba-tiba didera rasa pusing dan mual. Dengar! Ia sama sekali tidak takut terhadap Edward, oke? Namun bela
last updateLast Updated : 2024-09-03
Read more

Bab 160. Cepatlah Pulih!

"Uhuk ... uhuk ...." Edward kembali terbatuk setelahnya, cahaya terang lampu di dalam ruang penanganan khusus bahkan terasa menyilaukan matanya yang telah terpejam selama berhari-hari. Kepalanya berdenyut, dan rasa sakit di bagian bekas ia terkena tembakan membangkitkan kesadarannya bahwa ada seseorang yang menginginkan kematiannya. Namun, pikiran itu seketika teralihkan ketika ia mengingat tentang Lean, kekasihnya yang sempat terlibat pertengkaran kecil dengannya sebelum penembakan itu terjadi. "Apa yang telah terjadi padanya?" Edward menoleh, melihat ke arah sang paman sambil menunjuk pada Lean. "Mengapa ... dia ada di sini?" tanyanya seraya berusaha untuk bangkit, tetapi saat bagian dadanya berdenyut nyeri— dengan terpaksa Edward kembali menyandarkan punggungnya ke bantal."Tenang, Edward!" Rosalia bergegas menghampiri dan menepuk lembut punggung tangan Edward. "Kau baru saja terbangun setelah dua hari. Jika kau ingin segera pulih, kau harus beristirahat," nasehatnya. "Apa yang
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status