Mahen meninggalkan kantor polisi dengan Bas di sisinya, langkah-langkah mereka bergema di koridor yang sepi. Pikirannya terpusat pada satu nama, Alexander. Setiap kali nama itu terlintas, perasaan marah dan dendam menggelegak di dadanya. Bukan hanya soal bisnis yang dihancurkan atau kebakaran yang direncanakan, tapi ini lebih dalam. Alexander tidak hanya mencoba menghancurkan Mahen secara finansial, dia ingin menghancurkan hidupnya, mengambil apa yang paling penting dalam hidup Mahen, keluarganya."Alexander adalah kuncinya," kata Bas, suara berat pria itu mengusik keheningan. “Kita sudah punya titik terang, Tuan Mahen. Tapi, langkah selanjutnya akan sangat berbahaya. Dia tahu kita sedang memburu jejaknya."Mahen mendesah pelan, memijit pelipisnya yang berdenyut. "Aku tahu, Bas. Dan itu yang membuatku semakin yakin. Kita sudah terlalu jauh untuk mundur. Kita tidak punya pilihan lain selain terus maju."Bas mengangguk, tak ada keraguan di wajahnya. Sejak awal, dia adalah orang yang
Terakhir Diperbarui : 2024-10-19 Baca selengkapnya