Home / Romansa / Gadis Pemuas Tuan Mahen / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Gadis Pemuas Tuan Mahen: Chapter 91 - Chapter 100

111 Chapters

Perang di balik bayang-bayang.

Ketika Mahen keluar dari ruang pertemuan, udara terasa menyesakkan. Pembicaraan dengan Alexander tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Pria itu bukan sekadar musuh, melainkan cerminan dari segala kekuasaan gelap yang siap menelan siapa pun yang berani menentangnya. Mahen tahu, semakin dia menggali lebih dalam, semakin berbahaya posisinya. Alexander bukan sekadar lawan yang bisa dia kalahkan dengan cara biasa, pria itu adalah monster yang siap melahap seluruh hidup Mahen dan keluarganya.Bas menunggu di dekat mobil, wajahnya menampakkan kekhawatiran. "Bagaimana, Tuan?" tanyanya pelan ketika Mahen mendekat.Mahen menarik napas panjang, membiarkan udara mengisi paru-parunya sebelum berbicara. "Alexander tidak akan menyerah begitu saja. Dia tahu apa yang kita lakukan. Tapi kita berhasil mengguncangnya. Dia tahu kita punya bukti."Bas mengangguk, meskipun matanya tetap waspada. "Itu kabar baik, tapi saya rasa kita harus lebih hati-hati sekarang. Alexander punya sumber daya yang sa
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bayangan di tengah bahaya.

Ketika malam mulai menyelimuti kota, Mahen duduk di ruang kerjanya, memandangi berkas-berkas yang berserakan di atas meja. Di balik dokumen itu, ada kenyataan yang semakin terang, seiring dengan ancaman yang semakin membayang. Alexander, Ganesha Corporation, Aditya. Semuanya terhubung dalam jaringan yang rumit, dan Mahen tahu, langkah berikutnya akan menentukan segalanya. Di satu sisi, ada keluarganya, terutama Arleta, yang kini sedang mengandung. Di sisi lain, perang ini menuntut lebih banyak pengorbanan.Namun, di tengah ketegangan itu, kabar baik tetap datang. Arleta masuk ke ruang kerja, senyumnya yang menenangkan langsung membuat suasana berubah. Perutnya semakin membesar, tanda bahwa bayi mereka tumbuh sehat. Ada keajaiban dalam kehadirannya, meski bayang-bayang ketakutan terus mengepung mereka."Apa kamu baik-baik saja?" tanya Arleta sambil mendekat, merasakan kelelahan yang tak bisa disembunyikan dari wajah suaminya.Mahen tersenyum, meskipun lelah. "Ada banyak yang harus
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Akhir dari peperangan.

Pagi itu, matahari bersinar terang, seakan memberi pertanda baik setelah malam penuh ketegangan yang Mahen dan Bas lalui. Di dalam kantor polisi, Mahen duduk bersama Inspektur Raka dan Bas, di depan mereka terbentang dokumen-dokumen penting.Bukti yang selama ini mereka kejar untuk menghancurkan Ganesha Corporation dan Alexander.Mahen menghela napas dalam, mengingat peristiwa di apartemen Sandi. Meskipun mereka lolos dari cengkeraman anak buah Alexander, rasa gentar tidak sepenuhnya hilang. Waktu semakin sempit, dan mereka harus bergerak cepat sebelum Ganesha melakukan langkah besar untuk menutup mulut mereka.“Kita punya semuanya di sini,” ujar Inspektur Raka, membuka pembicaraan dengan nada penuh keyakinan. “Bukti bahwa Ganesha Corporation tidak hanya terlibat dalam kebakaran bisnis kamu, Mahen, tapi juga dalam jaringan kejahatan terorganisir yang lebih luas. Uang gelap, penyuapan pejabat, dan perdagangan ilegal. Semuanya terhubung melalui berbagai perusahaan cangkang, dan Alexa
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Lahirnya Mahen junior.

Matahari terbenam dengan indah di cakrawala, memberikan cahaya keemasan yang menyejukkan. Di tengah kota yang sebelumnya dilanda ketegangan, kini terhampar suasana harapan dan kebahagiaan. Mahen berdiri di balkon rumahnya, mengamati langit yang berubah warna, merasakan damai yang telah lama ditunggu. Setelah berbulan-bulan berjuang melawan Ganesha Corporation dan para anteknya, kini semua itu telah berakhir.Kabar penangkapan Alexander dan seluruh jaringan kejahatan Ganesha Corporation menyebar cepat. Media melaporkan detail demi detail tentang bagaimana bukti yang mereka kumpulkan akhirnya membawa keadilan bagi semua korban. Mahen dan Bas, bersama dengan Inspektur Raka, telah bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa semua yang terlibat dibawa ke pengadilan.Kini, dengan kasus yang hampir sepenuhnya terpecahkan, Mahen merasakan beban yang selama ini menggelayuti pundaknya perlahan-lahan sirna. Dia tidak hanya merasa lega, tetapi juga bersyukur. Dalam kekacauan yang telah mengha
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Kebahagian sebagai orang tua baru

Hari-hari awal bersama Mahesa dipenuhi dengan keajaiban dan kekacauan. Mahen dan Arleta, sebagai orang tua baru, merasakan cinta dan kebahagiaan yang tak terlukiskan saat mereka menyaksikan tumbuh kembang bayi mereka. Setiap pagi, suara tangisan Mahesa menjadi alarm alami yang menyentak mereka dari tidur. Meskipun terkadang membuat mereka kelelahan, suara itu selalu diiringi dengan senyuman dan rasa syukur. Mahen sering bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan bagi Arleta, sementara Arleta bersiap untuk menyusui Mahesa. "Selamat pagi, bintang kecil kita," Mahen sering menyapa Mahesa dengan lembut saat mengganti popoknya. Mahesa, dengan matanya yang besar dan ceria, seolah memahami setiap kata yang diucapkan ayahnya. Arleta tidak pernah lelah mengagumi betapa cepatnya Mahesa tumbuh. "Lihat, Mahen! Dia sudah mulai tersenyum!" serunya suatu pagi saat Mahesa mengeluarkan senyum pertamanya. "Mungkin dia merasakan cinta kita," jawab Mahen sambil tertawa. Melihat Mahesa tersenyum ad
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Hari-hari yang penuh kebahagaian dan tantangan

Pagi itu, matahari menembus jendela kamar tidur Mahen dan Arleta, menyapa lembut dengan sinarnya yang hangat. Suara burung berkicau di luar terdengar seperti nyanyian kebahagiaan, seolah-olah ikut merayakan kehidupan baru yang sedang mereka bangun. Mahen membuka matanya perlahan, lalu tersenyum saat melihat sosok Arleta yang sedang duduk di tepi ranjang, dengan Mahesa di pangkuannya."Sudah bangun, sayang?" tanya Arleta lembut, sambil membelai rambut Mahesa yang lembut.Mahen tersenyum dan meregangkan tubuhnya. "Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa bangun lebih pagi dari aku setiap hari," ujarnya sambil bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah mereka.Arleta tertawa kecil. "Mungkin karena insting seorang ibu? Atau mungkin juga karena Mahesa suka membangunkanku setiap pagi," ujarnya sambil memandang bayi mereka dengan penuh kasih.Mahesa menatap Mahen dengan mata beningnya yang penuh rasa ingin tahu. Tangannya yang mungil terangkat, seolah-olah meminta ayahnya untuk mendekat. Me
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Ujian kecil.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Mahesa tumbuh semakin besar dan mulai menunjukkan perkembangannya yang mengagumkan. Bagi Mahen dan Arleta, setiap senyum kecil dan suara tawanya adalah keajaiban yang tidak pernah mereka bosan saksikan. Meski bahagia, keduanya mulai merasakan tantangan-tantangan baru sebagai orang tua.Suatu pagi, Mahen duduk di ruang tamu sambil memeriksa beberapa dokumen pekerjaan di laptopnya. Dia sedang bersiap menghadiri rapat penting di kantornya siang nanti. Sementara itu, Arleta sibuk di dapur menyiapkan sarapan sambil sesekali mencuri pandang ke arah Mahesa, yang duduk di kursi bayi dengan mainan di tangannya.Tiba-tiba, suara tangisan keras terdengar dari Mahesa. Arleta buru-buru menghampiri, meninggalkan panci yang masih di atas kompor. Mahen juga langsung menutup laptopnya dan mendekat.“Ada apa, sayang? Kamu kenapa?” Arleta memeriksa Mahesa, yang tampak kesakitan sambil memegangi telinga mungilnya.Mahen menatap Arleta dengan wajah khawatir. “Ini perta
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Pergi berlibur.

Pagi itu, suasana di rumah Mahen dan Arleta terasa lebih cerah dari biasanya. Mahesa tampak lebih aktif dan ceria setelah seminggu mengalami infeksi telinga. Senyumnya kembali menghiasi ruangan, membuat segala kepenatan yang sempat dirasakan Mahen dan Arleta seolah lenyap dalam sekejap. Arleta, yang kini mulai bisa kembali menikmati rutinitas paginya, duduk di ruang tamu sambil memangku Mahesa.“Kamu hari ini lebih segar, Nak. Sudah siap bermain sama Mama?” bisik Arleta dengan nada lembut, membuat Mahesa tertawa kecil sambil meraih wajah ibunya.Mahen yang baru keluar dari kamar tidur melihat pemandangan itu dan tersenyum. “Kalian berdua ini benar-benar pasangan yang serasi. Aku jadi cemburu.”Arleta tertawa kecil. “Yah, mungkin karena Mahesa tahu siapa yang lebih sabar di antara kita.”Mahen pura-pura memasang wajah kecewa, kemudian berjalan mendekat dan mencium kepala Mahesa. “Hei, Mahesa, kamu harus tahu bahwa Papa juga jago bermain, loh. Jangan lupa kasih perhatian ke Papa ya
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bayang-bayang masa lalu.

Liburan singkat di Puncak telah menjadi momen menyegarkan bagi Mahen, Arleta, dan Mahesa. Namun, kejutan lain menanti mereka sesampainya di rumah. Setelah menyusun kembali barang-barang, Arleta menemukan sebuah kotak kecil di meja ruang tamu yang sebelumnya tidak ada. Kotak itu terbungkus rapi dengan pita biru dan secarik kartu kecil."Mahen, kamu ada pesan paket?" tanya Arleta sambil mengangkat kotak itu.Mahen, yang sedang bermain dengan Mahesa, mengernyit bingung. "Aku tidak pesan apa-apa. Mungkin dari orang kantor?"Arleta membuka kotak itu perlahan. Di dalamnya terdapat sebuah kotak musik kayu antik dengan ukiran indah, bersama sebuah surat kecil bertuliskan.“Untuk keluarga kecil yang bahagia, semoga terus tersenyum di tengah badai. Jangan lupa untuk menghargai setiap langkah perjalanan kalian.”Surat itu tidak menyebutkan pengirimnya. Arleta dan Mahen saling menatap, bingung namun juga penasaran.“Ini aneh,” ujar Arleta pelan. “Siapa yang mengirim ini?”Mahen menggeleng samb
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bertemu Ana

Hari-hari berlalu setelah kejadian itu, namun kotak musik dan pesan dari Ana masih terus membayangi pikiran Arleta. Meski Mahen telah berulang kali meyakinkannya bahwa masa lalu itu tidak penting, ada sesuatu yang membuat Arleta sulit sepenuhnya tenang. Perasaan bahwa masa lalu Mahen seolah kembali hadir di tengah kehidupan mereka membuatnya gelisah.Pada suatu malam, setelah Mahesa tertidur lelap, Arleta memutuskan untuk membuka percakapan lagi. Kali ini, dia ingin benar-benar mendalami apa yang terjadi di antara Mahen dan Ana di masa lalu.“Mahen,” panggil Arleta pelan, membangunkan Mahen yang setengah tertidur di sofa.“Hm?” Mahen mengusap wajahnya, mencoba fokus. “Ada apa, Sayang?”“Aku ingin tahu lebih banyak tentang Ana,” kata Arleta tanpa basa-basi.Mahen menghela nafas panjang. Pria itu tahu pembicaraan ini belum selesai, dan mungkin tidak akan selesai sampai semua pertanyaan Arleta terjawab.“Apa yang mau kamu tahu?” tanyanya, kali ini dengan nada lebih serius.Arleta men
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status