Home / Romansa / Gadis Pemuas Tuan Mahen / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Gadis Pemuas Tuan Mahen: Chapter 111 - Chapter 120

135 Chapters

Menguak Rahasia Dibawah Pohon Besar

Malam itu, rumah Mahen dan Arleta diselimuti keheningan yang mencekam. Setelah membawa Mahesa ke rumah sakit, mereka berdua duduk di ruang tunggu, menatap kosong ke arah pintu ruang perawatan. Tidak ada kabar pasti dari dokter selain bahwa Mahesa berada dalam kondisi koma. Tidak ada penjelasan medis yang memadai, seolah-olah tubuh kecilnya telah menyerah tanpa alasan yang jelas.Arleta menunduk, air mata jatuh tanpa henti. “Mahen, kenapa semua ini terjadi pada Mahesa? Apa yang sebenarnya terjadi di taman itu?”Mahen memeluk Arleta erat, mencoba menenangkan istrinya meskipun dirinya pun dipenuhi kegelisahan. “Aku nggak tahu, Leta. Tapi aku janji, kita akan menemukan jawabannya. Mahesa pasti kembali pada kita.”Namun, di dalam hatinya, Mahen tahu bahwa janji itu mungkin sulit ditepati. Surat yang ditemukan di bantal Mahesa terus mengganggu pikirannya. Apa maksud Mahesa akan kembali setelah membantu mereka? Siapa mereka? Dan mengapa semua petunjuk selalu berpusat pada pohon besar di
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Diantara dua dunia

Saat cahaya perlahan memudar, Mahen dan Arleta mendapati diri mereka berada di tengah-tengah sebuah padang hijau yang begitu luas. Langitnya berwarna ungu lembut dengan bintang-bintang yang bersinar terang, jauh lebih banyak daripada yang pernah mereka lihat di dunia nyata.Di sekeliling mereka, anak-anak bermain riang, tertawa, dan berlari-lari tanpa beban. Di antara mereka, Mahesa berdiri bersama Reza, tampak bahagia seperti tak ada yang salah.“Mahesa!” panggil Arleta dengan suara penuh kerinduan. Wanita itu berlari ke arah putranya, memeluk tubuh kecil itu dengan erat.Mahesa memeluk ibunya dengan senyuman. “Bunda, aku kangen. Tapi Bunda nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja di sini.”Mahen menyusul mereka dengan langkah cepat. “Apa yang terjadi di sini, Mahesa? Dimana kita? Dan siapa mereka semua?”Reza maju selangkah, wajahnya serius meskipun masih dihiasi senyuman ramah. “Kalian berada di dunia antara, tempat kami tinggal sejak panti asuhan kami terbakar bertahun-tahun lalu
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Mahesa anak pilihan di dari Masa depan

Malam itu, Mahen, Arleta, dan Mahesa duduk bersama di ruang keluarga. Mahesa tampak lelah setelah pengalaman aneh yang baru saja dialaminya, tetapi senyumnya menunjukkan bahwa dia merasa bahagia dan puas. "Mahesa, kamu tahu, Ayah sama Bunda bangga sekali sama kamu," kata Mahen sambil mengusap kepala putranya. "Tapi Ayah masih kepikiran tentang ukiran di pohon tadi. Apa maksudnya, ya?" Mahesa mengangkat bahu kecilnya. “Aku juga nggak tahu, Yah. Tapi aku rasa, pohon itu memang nggak biasa. Aku merasa kayak pohon itu tahu banyak tentang kita.” Arleta, yang sedang menuangkan teh hangat, berhenti sejenak. “Kamu yakin nggak ada yang kamu sembunyikan dari kami, Mahesa? Semua yang terjadi hari ini benar-benar di luar logika.” Mahesa menggeleng. “Aku nggak sembunyiin apa-apa, Bun. Tapi aku merasa ada sesuatu yang belum selesai. Kayak… aku masih harus kembali ke pohon itu suatu hari nanti.” Mahen dan Arleta saling berpandangan. Percakapan ini membuat mereka gelisah, tetapi keduan
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Awal perjalan Mahesa

Pagi itu, setelah malam yang penuh ketegangan, suasana rumah Mahen dan Arleta dipenuhi kebisuan. Pohon besar di taman belakang berdiri kokoh, tampak biasa saja, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Namun, di hati setiap anggota keluarga, mereka tahu sesuatu telah berubah.Mahesa, yang biasanya memulai hari dengan riang, kali ini duduk termenung di meja makan. Piring sarapannya hampir tak tersentuh. Arleta, yang memperhatikan putranya, merasa resah.“Mahesa, kamu baik-baik saja?” tanya Arleta dengan nada lembut.Mahesa mengangkat bahu kecilnya. “Aku cuma kepikiran. Tadi malam itu nyata, kan? Semua yang aku lihat, yang kita alami?”Mahen, yang sedang menuangkan kopi, menghentikan gerakannya. “Ya, Mahesa. Itu nyata. Dan Ayah nggak suka kamu harus terlibat dalam semua ini.”“Tapi aku merasa… aku harus melakukannya, Yah,” jawab Mahesa, suaranya pelan tetapi tegas.Mahen menatap putranya dengan sorot mata campuran antara bangga dan khawatir. “Kamu masih anak-anak, Nak. Beban ini terlalu ber
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Ujian awal sang pewaris

Hari-hari berlalu dengan cepat, namun Mahesa tidak lagi merasakan rutinitas yang biasa. Kehidupannya berubah sejak pohon besar di taman belakang memilihnya sebagai pewaris kekuatan yang tidak dia pahami sepenuhnya. Di satu sisi, dia merasa bangga telah mendapatkan tanggung jawab sebesar itu, tetapi disisi lain, dia menyadari bahwa beban ini bukan sesuatu yang mudah.Setiap pagi, Yudistira datang ke rumah untuk melatih Mahesa. Pelatihan itu melibatkan meditasi, pemahaman tentang energi alam, dan cara berkomunikasi dengan pohon kehidupan.“Mahesa, kekuatanmu bukan berasal dari fisik, melainkan dari keseimbangan batin dan keberanian. Pohon ini memberikan energi, tapi kamulah yang menentukan bagaimana cara menggunakannya,” ujar Yudistira suatu pagi.“Kenapa aku harus melakukannya? Kenapa bukan Ayah atau seseorang yang lebih dewasa?” Mahesa bertanya dengan nada frustasi.Yudistira tersenyum tipis. “Pohon tidak pernah salah memilih, Mahesa. Ada sesuatu dalam dirimu yang bahkan kamu belum m
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Pilihan Mahesa

Langit malam di atas taman belakang rumah Mahen dan Arleta berubah menjadi gelap gulita, seperti direnggut dari dunia oleh kehadiran sosok berjubah hitam. Pohon kehidupan, yang menjadi pelindung bagi Mahesa dan keluarganya, kini terbakar dengan api biru menyala, pertanda bahwa kekuatan jahat tengah menyerang.Mahesa berdiri mematung di depan sosok itu. Di satu sisi, dia merasa takut akan ancaman yang nyata. Disisi lain, dia sadar ini adalah saat untuk menunjukkan siapa dirinya sebenarnya."Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Mahesa dengan suara bergetar namun penuh keberanian.Sosok berjubah hitam mendekat, dan suara beratnya kembali terdengar, kali ini lebih dalam, seolah langsung menembus pikiran Mahesa. "Aku ingin kau menerima takdirmu, Mahesa. Kau adalah pewaris kegelapan. Kau bisa memiliki kekuatan yang tidak terbayangkan jika kau memilih untuk bersatu denganku. Mengapa kau memilih melawan sesuatu yang sudah tertulis dalam darahmu?"Mahen melangkah maju, berdiri di sisi putran
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Pertumbuhan Mahesa

Waktu berlalu, membawa Mahesa semakin jauh dari peristiwa mengerikan yang hampir merenggut keluarganya. Kini, dia telah beranjak remaja, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang ceria namun tetap menyimpan keteguhan hati yang lebih besar dibandingkan usianya. Kehidupan sehari-harinya tampak normal di luar, tetapi di dalam dirinya, Mahesa selalu sadar bahwa sesuatu yang besar menantinya, sesuatu yang mungkin tidak bisa dia hindari.Mahesa menjalani hidup dengan penuh rasa ingin tahu. Dia sering menghabiskan waktunya di taman belakang bersama Yudistira untuk belajar tentang sejarah keluarganya, terutama peran pohon kehidupan dalam menjaga keseimbangan dunia. Di waktu lain, dia lebih suka bermain bola dengan teman-temannya di lapangan desa, menikmati kebebasan masa kecil yang seringkali terasa terlalu singkat.Namun, tak semuanya berjalan semulus yang diharapkan. Bayang-bayang kejadian di masa lalu masih terus menghantui keluarganya. Pohon kehidupan, meskipun pulih perlahan, tida
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bayangan diantara cahaya

Malam itu tidak pernah benar-benar hening lagi. Di dalam rumah kecil mereka, keluarga Mahen terus berjuang untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi pada Mahesa. Tubuh anak itu kini terbaring lemah di tempat tidur, dengan sisa-sisa aura gelap yang samar-samar menyelimutinya. Arleta duduk di samping tempat tidur Mahesa, memegang tangan kecilnya dengan erat. Dia terus berdoa dalam hati, berharap anaknya bisa benar-benar pulih dari pengaruh kegelapan yang nyaris merenggutnya.Mahen berdiri tak jauh dari sana, menatap Yudistira dengan wajah penuh tanya. “Apa sebenarnya yang kita hadapi? Bagaimana mungkin seorang anak kecil seperti Mahesa bisa menjadi pusat dari sesuatu yang sebesar ini?”Yudistira menghela napas panjang, wajahnya menunjukkan kelelahan yang sama. “Aku sudah menduga sesuatu seperti ini sejak lama, Mahen. Pohon Kehidupan yang kalian temukan di hutan itu bukan hanya sekadar legenda atau tempat suci. Ada kekuatan besar yang tersembunyi di sana, dan Mahesa, tanpa dia sadari, m
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Kekuatan yang terbangun

Mahesa berdiri di tengah halaman rumah, tubuhnya masih dilingkupi cahaya emas yang memancar hangat, namun penuh kekuatan. Arleta berlari keluar rumah, memeluk Mahesa erat-erat, air matanya mengalir deras.“Mahesa, apa yang terjadi, Nak? Apa yang mereka lakukan padamu?” Arleta bertanya dengan suara bergetar.Mahesa memandang Bundanya dengan mata yang tenang namun penuh kesadaran baru. “Bunda, aku bisa merasakannya. Kekuatan itu... ia sudah ada di dalam diriku sejak lama. Mereka ingin mengambilnya.”Mahen yang perlahan bangkit dari tanah, terengah-engah, segera menghampiri mereka. Dia memeluk Arleta dan Mahesa sekaligus, memastikan bahwa keluarganya aman. Yudistira, yang berdiri sedikit menjauh, tampak terdiam, matanya memandang Mahesa dengan tatapan yang penuh kekhawatiran sekaligus kekaguman.“Apa yang baru saja terjadi, Yudistira?” Mahen bertanya, suaranya penuh tekanan.Yudistira menghela napas panjang. “Kekuatan yang ada dalam diri Mahesa telah sepenuhnya bangkit. Aku tidak menyang
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bangkitnya Mahesa

Mahesa berdiri diam, tubuhnya memancarkan cahaya emas yang semakin terang. Makhluk hitam besar di depannya bergerak maju dengan geraman yang memekakkan telinga. Di sekeliling mereka, suasana malam berubah mencekam, seolah-olah hutan itu ikut merasakan ketegangan yang sedang terjadi."Mahesa, jangan!" seru Arleta panik. Dia berusaha menarik putranya ke belakang, tetapi Nyai Sekar menahan lengannya.“Bunda, tenang,” ujar Mahesa dengan suara yang anehnya terdengar dewasa. “Aku bisa melakukannya.”Mahen memandang anaknya dengan tatapan penuh kekhawatiran. “Nyai Sekar, kau yakin ini aman? Dia hanya seorang anak!”Nyai Sekar tetap tenang, meski matanya menatap makhluk besar itu dengan penuh waspada. “Percayalah padanya. Pohon Kehidupan telah memilihnya. Apa pun yang terjadi malam ini, Mahesa akan menjadi lebih kuat.”Makhluk hitam itu menerjang ke arah Mahesa dengan kecepatan luar biasa, tetapi sebelum makhluk itu bisa mendekat, cahaya emas dari tubuh Mahesa menyebar seperti gelombang, mend
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status