Pagi itu, perjalanan mereka menuju Pohon Kehidupan terasa semakin berat. Mahen, Arleta, Mahesa, dan Yudistira berjalan menembus hutan lebat, ditemani oleh kesunyian yang mencekam. Pohon Kehidupan tampak di kejauhan, tetapi cahaya yang biasanya terpancar darinya kini benar-benar padam. Langit di atas mereka kelam, seakan menjadi pertanda bahwa sesuatu yang besar sedang menunggu.Arleta menoleh ke Mahesa, yang berjalan di sampingnya. “Kau lelah, Nak?” tanyanya lembut, menyembunyikan kekhawatirannya.Mahesa menggeleng meski napasnya mulai memburu. “Aku baik-baik saja, Bunda. Kita hampir sampai, kan?”Mahen memandang ke depan dengan serius. “Hampir, tapi kita harus tetap waspada. Sesuatu di sini terasa... salah.”Yudistira berhenti mendadak, tangannya terangkat memberi isyarat agar semua berhenti. “Tunggu.”Mereka semua berdiri diam, mendengarkan. Awalnya hanya kesunyian yang terdengar, tetapi perlahan, suara langkah berat menggema dari arah depan. Suara itu mendekat dengan cepat, dan mer
Last Updated : 2024-12-31 Read more