Semua Bab Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa: Bab 121 - Bab 130

196 Bab

Chapter 121

“Aku juga mencintaimu, sayangku Kevin,” tegas Giselle. “Puas?” Kevin tertawa pelan. kemudian memandang Giselle lebih lama. Hanya dengan menatap wajah istrinya ini, Kevin begitu bahagia. Tidak pernah menyangka jika wanita yang pernah menjadi nyonya mudanya ini menjadi istrinya. “Kevin…” lirih Giselle. Ia mendekat dan mencium Kevin lebih dahulu. Mengalunkan kedua tangannya di leher Kevin. “Aku mencintaimu,” bisik Giselle disela-sela ciuman mereka. Kevin tersenyum tipis. Ciuman lembut mereka berubah menjadi panas. Suhu udara yang seakan memanas dan membuat tubuh mereka ingin saling memuaskan. Kevin menyatukan miliknya dengan milik Giselle. Bergerak perlahan hingga miliknya sepenuhnya memenuhi milik Giselle. “Sayang aku mencintaimu..” lirih Kevin menarik salah satu tangan Giselle. Dengan tangan lain yang menarik kaki Giselle sehingga membuatnya lebih leluasa memasukkan miliknya. Kenikmatan itu mereka rasakan bersama. Kevin menunduk—mengecup perut Giselle beberapa kali. Sampai akhirny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-22
Baca selengkapnya

Chapter 122

Di bawah sana, tangan Giselle sudah mengepal. Kevin menoleh ke samping—kemudian tangannya turun dan menggenggam tangan Giselle. “Coba katakan lagi,” balas Kevin. “Aku hamil anakmu Kevin!” Kevin berdecih pelan. “Sebenarnya aku tidak ingin mengungkapkan hal ini. Aku masih megnhargaimu sebagai temanku, tapi kau memang menyebalkan. Kau berusaha menghancurkan kehidupanku bersama istriku.” Kevin melempar beberapa foto di atas meja. “Pria itu adalah ayah dari anakmu. Kau kembali ke Indonesia karena kau hamil dan tidak tahu harus meminta pertanggung jawaban siapa. kau mencoba mendekatiku lagi, untuk menutupi kehamilanmu itu.” Ariel terbelalak melihat foto-foto dirinya bersama seorang pria di klub dan kemesraan mereka diberbagai tempat. lalu ada bukti tes kehamilan di sebuah rumah sakit US. “Aku tidak pernah tidur denganmu,” ucap Kevin. “Setelah kejadian itu, aku menjalani tes dan kita tidak pernah menjalani hubungan intim.” Kevin melempar bukti tesnya di atas meja lagi. “Cukup sampai d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya

Chapter 123

Kevin berkacak pinggang. Kekesalannya menghilang saat melihat wajah Giselle yang memelas seperti menahan tangis. Akhirnya ia setuju untuk mengajari istrinya itu menembak. Ia mengambil Pistol dari tangan Radit. Giselle memegang pistol itu dengan bantuan Kevin yang berada di belakangnya. Giselle menatap papan yang menjadi targetnya. Dengan bantuan Kevin ia berhasil melepaskan tembakan pertamanya. “Waah!” Giselle meloncat dengan senang. Seketika lupa kalau dia sedang hamil. “Aku melakukannya. Tembakannya sempurna—” namun perutnya terasa seperti keram. “Akh!” ringis Giselle menyentuh perutnya. “Kenapa?” tanya Kevin yang panik. “Sakit..” lirih Giselle. Kevin menjadi semakin panik saat terlihat tetesan seperti air keluar dari pangkal paha Giselle. semua orang yang berada di sana juga ikut panik melihat Giselle yang tiba-tiba kesakitan. “Tolong siapkan mobil,” ucap Kevin pada salah satu juniornya. Radit mendekat. Akhirnya ia membantu Kevin memegangi Giselle dari belakang. “Langsung g
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya

Chapter 124

12 tahun kemudian. Seorang anak laki-laki baru saja memasuki sebuah sekolah menggunakan motor harley-nya. Semua orang pun tahu dia siapa. Devian Pradana, anak dari seorang Polisi berpangkat tinggi sekaligus cucu dari pemilik perusahaan properti terbesar di seluruh negeri. Jangan heran jika seluruh tubuhnya dihiasi oleh barang bermerek. Namun, semua itu bukanlah dari orang tuanya, melainkan dari kakeknya. Dari dulu, Devian selalu dimanja oleh kakeknya. Bahkan ia mendapatkan motor harley sebagai hadiah ulang tahun yang ke-17. “Motor baru nih.” Royce mendekati Devian yang baru saja memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Devian menyugar rambutnya ketika helmnya terlepas. “Hadiah bro.” Devian menoleh—sudah biasa menjadi pusat perhatian pada siswi di sekolahnya. Mereka yang senantiasa memuji parasnya. Devian sih, suka. Siapa yang tidak suka dipuji tampan orang lain.“Gila ini kakek lo royal parah.” Royce menggeleng pelan. Ia memegang motor baru Devian dengan takjub. “Terus lo dapat a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-23
Baca selengkapnya

Chapter 125

“Gak ada. Sekarang.” Irene mengeluarkan ponselnya. “Gak ada uang receh bisa transfer ke-Qris gue. Ke rekening gue juga bisa. Nanti gue—” Irene mengeluarkan uang recehan dari saku. “Gue ganti nih pake uang gue.” Irene menatap mereka bertiga. “Jadi gak ada alasan buat gak bayar kas.” Royce menggeleng pelan. Akhirnya ia mengeluarkan ponselnya—memilih membayar kas dengan transfer. “Lo boleh pergi.” Irene mengusir Royce. Randi menepuk dadanya. “Istigfar Rin, Istigfar. Muka lo galak bener.” “Gaada istigfar, gue Kristen!” Irene mengadahkan tangannya. “Bayar kas cepet.” Randi mengeluarkan uangnya. Uang satu lembar berwarna merah. Kas kelas mereka adalah 10 ribu setiap hari senin. Randi menerima uang kembalian dari Irene dengan bibir yang manyun 10 cm. “Receh nih uang gue.” “Receh lah. Nanti juga lo beliin jajan dapat kembalian. Sok-sokan ngeluh receh!” Irene mengibaskan tangannya. “Lo boleh pergi.” Sampai pada seorang laki-laki yang duduk dengan santai. Irene mulai kesal dengan Devia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-24
Baca selengkapnya

Chapter 126

“Kayaknya gue ke US. Soalnya, ortu gue ambis banget supaya gue jadi pengacara kayak mereka,” balas Royce sambil membuang putung rokoknya yang sudah habis. “Gue di sini aja deh. Sambil belajar nerusin usaha ortu gue,” balas Randi. “Gimana lo?” tanyanya pada Devian. “Gue suka hal menantang. Gue pengen coba masuk akademi polisi dan gabung di unit pasukan khusus kayak bokap,” balas Devian. “Tapi kakek gue pernah nawarin mau kuliahin gue ke US. Kakek gue bahkan pernah bilang, kalau gue ngambil bisnis gue bakal di ajarin mimpin perusahaan.” “Udah gue duga sih.” Royce mengangguk. “Secara kakek lo sayang banget sama lo. Udah pasti lo mau dikasih perusahaan.” “Tapi gue gak terlalu minat ngelola bisnis. Gue pengen coba Polisi.” Devian mengedikkan bahu. “Walaupun katanya sulit buat masuk. Tapi justru itu yang bikin gue makin pengen coba.” Devian menerawang ke atas. Menatap langit biru yang cerah. Ia menghembuskan asap rokoknya. Orang tuanya tidak pernah mengarahkannya ataupun memaksanya unt
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-24
Baca selengkapnya

Chapter 127

“Iya, terima kasih,” balas Irene. Bukannya kembali. Devian justru berdiri—tak lama mengambil duduk di hadapan Irene. “Lo gak capek belajar mulu?” “Capek.” Irene bertopang dagu. “Tapi gue gak mau disalip sama orang di hadapan gue ini.” Irene dan Devian adalah musuh. Tidak hanya musuh dalam uang per-kas an. Tapi juga dalam rangking di sekolah. Devian dan Irene saling mengejar untuk menjadi yang pertama. Oh bukan, lebih tepatnya hanya Irene yang berusaha menjadi yang pertama dalam ranking paralel. Kalau Devian sih, santai saja. Devian berdecih. “Segitunya lo.” “Kakek pandu itu beneran kakek lo?” tanya Irene. Devian mengangguk. “Kakek dari nyokap gue.” Irene mengangguk. “Oh..” hening. Devian tidak ada niat untuk melanjutkan pembicaraan mereka. “Gue baru aja pindah di sekitar sini. Itu kenapa gue suka jajan di sini.” “Udah ketebak. Muka-muka introvert kayak lo ini gak akan keluar jauh dari rumah.” Irene mengibaskan tangannya. “Udah sana lo, gue mau belajar.” Devian menggeleng pel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-24
Baca selengkapnya

Chapter 128

Tidak biasanya pelanggan kakeknya berdatangan saat malam. Apa mungkin efek ada Devian yang sering menjaga toko ya. Devian sendiri tidak tahu tapi kebanyakan memang perempuan yang datang. Namun perempuan yang ditunggunya tidak kunjung datang. Devian sampai lelah sendiri melihat setiap orang yang membuka pintu. “Udah jam 8 dia gak datang?” lirihnya. “Devian, satu jam lagi kakek tutup ya. Kamu hubungi aja Irene. Siapa tahu dia lagi dijalan,” ucap Kakek sebelum kembali masuk ke dalam. Devian mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya—tapi Irene sama sekali tidak menghubunginya. Pintu berbunyi—ia segera mengangkat kepalanya. Benar saja, gadis yang ditunggu baru saja datang. “Devian sorry gue baru datang.” Irene mengerucutkan bibirnya. Ia merasa bersalah karena mematok jam dan dia malah terlambat. “Gak papa. Mau roti apa?” “Sebenarnya gak pengen makan roti. Cokelat panas aja deh,” balas Irene. Lama mereka berduaan dan mengobrol. Satu jam tidak akan cukup namun, Devian harus membantu kake
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-25
Baca selengkapnya

Chpater 129

“Iya, Dad. Kemarin malam itu Devian mencoba menyelematkan Irene dari orang-orang yang mau membawanya. Tapi Devian malah terjatuh dan Irene dibawa oleh orang-orang itu.” Kevin terdiam sebentar. “Dad sudah cari tahu siapa perempuan itu. Irene Skylar. Putri pebisnis bernama Duke. Duke adalah seorang pebisnis tambang yang sangat misterius. Tidak ada yang tahu seluk buluk kuluarganya apalagi kekayaannya. Orang-orang yang mengejar perempuan itu adalah bodyguardnya sendiri.” “Dad hanya bisa menyarankan kamu, jauhi dulu Irene itu. Keluarganya terlalu beresiko. Apalagi kalian masih sangat muda,” tambah Kevin. Devian mengepalkan tangan. “Devian gak bisa biarin Irene gitu aja Dad. Bagaimana jika dia disiksa oleh keluarganya sendiri?” “Dad tidak bisa melakukan apapun, Dev. Tidak ada misi untuk menyelidiki keluarga itu. Dad juga tidak bisa membiarkan kamu berurusan dengan mereka.” Devian menghela nafas frustasi. Giselle mengambil tangan Devian. “Devian, Mom mohon, dengarkan apa kata Daddy kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-25
Baca selengkapnya

Chapter 130

10 tahun berlalu. Seorang pria memasuki sebuah perusahaan. Langkahnya yang begitu tegap membuatnya menjadi pusat perhatian. Devian Pradana, pria yang saat ini berusia 27 tahun itu adalah kandidat utama sebagai pemimpin perusahaan selanjutnya. Devian adalah satu-satunya cucu kesayangan Gamatra karena selain cerdas juga pintar mengatur strategi terbaik untuk perusahaan. Berbeda dengan anak pertamanya yaitu Ronald yang menjalankan perusahaan cabang saja tidak bisa. “Apa jadwalku yang pertama?” tanya Devian pada sekretarisnya, Siska. “Ada rapat bulanan bersama para manajer Sir,” ucap Siska. Saat ini mereka berada di sebuah lift. Devian menatap Siska dari atas hingga bawah. Pakaian sekretarisnya itu begitu minim. Ia tahu sekali, sekretarisnya itu memang sengaja ingin menggodanya. Devian berdehem pelan. “Pakaianmu cantik,” ucap Devian. Siska menoleh. Ia tersenyum cerah. Ia sengaja menggunakan kemeja ketat yang tidak bisa menyembunyikan buah dadanya yang begitu sintal. Begitupun dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status