All Chapters of Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa: Chapter 101 - Chapter 110

196 Chapters

Chapter 101

Pagi hari—Giselle tidak mendapati seseroang di sampingnya. Sekuat tenaga ia bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. setelah itu keluar—tidak ada satupun orang di dalam Villa. Akhirnya ia berjalan di belakang Villa. Tepatnya di sebuah pantai—di sanalah ia menihat Kevin sedang bercanda ria dengan Ariel. Giselle mengerucutkan bibirnya—semudah itu ia dilupakan. Jika benar hubungan mereka gampang berakhir karena berawal dari sebuah hubungan ranjang, maka Giselle tidak lebih hanya sebuah jalang bagi Kevin. Giselle diam. memilih untuk tidak menyusul mereka dan berdiri di tempatnya. “Kau terlihat tidak begitu senang pagi ini.” Ariel mendongak—ia merapikan rambutnya sendiri. “Kau bertengkar dengan Giselle?” “Hm.” Kevin mengangguk. “Dia membuatku kesal berkali-kali. Aku masih mencoba sabar, tapi dia malah melakukan kesalahan yang begitu fatal.” “Kevin kau masih ingat 5 tahun lalu sebelum aku berangkat ke luar negeri?” tanya Ariel. “Ketika dulu kau menyatakan perasaanmu.”
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Chapter 102

“Mau ke mana kamu?” tanya Kevin ketika kembali ke Villa dan mendapati Giselle sudah siap dengan koper. “Mau pulang.” Giselle melengos—tidak sedikitpun melirik Ariel yang yang berada di samping Kevin. Ia menyeret kopernya sampai Kevin menahannya. “Jangan seperti ini Giselle!” bentak Kevin. “Kenapa kau selalu kekanak-kanakan?” Giselle sudah sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh—namun mendengar bentakan Kevin membuat tangisnya akhirnya pecah juga. Giselle mengepalkan tangan—tenggorokannya terasa kering dan ia tidak bisa membalas perkataan Kevin. Yang dilakukannya hanyalah menyeret kopernya. Namun Kevin tetap menghalanginya. “Kau tidak bisa pergi,” ucap Kevin merebut koper Giselle. “Biarkan aku pergi sialan,” desis Giselle. “Aku akan membiarkan kalian di sini dan bermesraan sesuka hati kalian. Biarkan aku pergi.” Giselle merebut kopernya kembali. “Giselle aku sudah menjelaskannya padamu tadi malam. Apa kau belum mengerti juga?” “TIDAK. AKU MEMANG TIDAK BISA MENGERTI. M
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Chapter 103

Giselle menoleh lalu menggeleng. “Jordan itu gila dan rumit. Kau tidak akan paham dengan jalan pikirannya. Tapi untungnya aku bisa lepas darinya.” Aland mengangguk. “Memang apa yang dilihat dan apa yang terjadi tidak selalu benar.” Aland menghela nafas. “Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau menangis?”“Aku ingin pergi,” lirih Giselle. “Ke mana?” “Ke manapun, di tempat di mana tidak ada yang menemukanku.” Giselle menatap jendela samping. Ada pemandangan langit yang indah. “Apa kau punya rekomendasi tempat seperti itu?” Aland berpikir sebentar. “Sepertinya aku punya.” “Di mana?” Giselle menoleh. “Aku akan ke sana.” “Kau tidak bisa ke sana tanpa bantuanku. Jika kau butuh bantuanku, kau bisa datang padaku.” Aland memberikan nomor ponselnya pada Giselle. “Jangan ragu hubungi aku. Dulu aku ingin berteman denganmu tapi kehalang oleh suamimu.” ~~Giselle kembali ke rumah. Bukan rumahnya tapi Rumah Kevin. Giselle menghela nafas dalam sebelum masuk ke dalam kamar. Ia duduk di tepi ranja
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Chapter 104

“Bagaimana kabarmu? Aku dengar kau baru saja naik pangkat. Kau menyelesaikan misi yang begitu besar.” Gerald mengusap pelan bahu Kevin. “Aku bangga denganmu.” Satu-satunya keluarga dari pihak ayahnya yang menerima Kevin adalah Gerald. Gerald lebih tua 3 tahun. Berprofesi sebagai pengacara yang tinggal di luar negeri. Mereka jarang sekali bertemu. Dan ini adalah pertemuan mereka semenjak bertahun-tahun tidak pernah bertemu. “Biasa,” balas Kevin dengan sombong. “Kurang ajar.” Gerald merangkul bahu Kevin. “Kau menjadi sombong sekarang.” pandangan Gerald berhenti pada seorang wanita yang menggunakan dress berwarna hitam. “Kau berkencan dengannya?” “Tidak.” Kevin menggeleng. Melepaskan rangkulan Gerald. Ia kembali meneguk minumannya. Alkohol itu membuat ketagihan, sekali meminum maka ingin terus meminum. “Aku punya kekasih,” balas Kevin lagi. “Lalu di mana kekasihmu? Aku tidak percaya. Bukannya datang dengan kekasihmu, kau malah datang dengan sahabat yang dulu kau cintai.” Gerald men
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Chapter 105

Ting!Giselle terbangun dari tidurnya. Entah sudah berapa lama ia tertidur. Ia mengambil ponselnya yang berbunyi. Sebuah nomor yang tidak dikenal mengirimnya sebuah pesan. Giselle membukannya meskipun ragu. 4 PictureGiselle mengepalkan kedua tangannya. foto itu menampilkkan Ariel dan Kevin yang sedang bermesraan. Bahkan Kevin memangku Ariel, memeluk pinggang wanita itu dengan bibir mereka yang saling bertaut. “Sialan!” teriak Giselle. “Kau akan menyesal melakukan ini padaku Kevin!” Giselle mengusap air matanya. Kedua tangannya mengepal kuat. Ia beranjak dari kasurnya. PRAANG! Giselle menghancurkan beberapa perabotan di dalam kamar mereka. guci dan beberapa pajangan hancur di bawah. Giselle menatap tangannya yang sedikit terluka dan mengeluarkan darah. Tidak ada niatan untuk mengobati lukanya tersebut. Giselle terduduk lemas dengan air mata yang mengucur deras. Menepuk dadanya berkali-kali. Semuanya terasa menyakitkan dan begitu sesak. “Mama..” lirih Giselle. “Mama Giselle sakit…
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Chapter 106

“Maksudmu?” Hanya dengan mendapat tatapan tajam dari Giselle, Aland langsung mengerti. ia segera menggeleng. “Tidak. Sama sekali tidak. Aku tidak menyesal ingin membantumu. Aku benar-benar-benar ingin membantumu.” Aland mengajak Giselle masuk ke dalam Apartemennya. Giselle berkacak pinggang. ia menatap lurus dengan mata yang terpejam. “Giselle aku akan membantumu. Aku tidak akan berbohong. Santailah dulu.” “Aku tidak punya waktu, Aland.” Giselle mengacak rambutnya kasar. “Aku harus pergi secepatnya sebelum dia menemukanku.” Aland mengernyit. “Dia siapa?” Aland mendekati Giselle. “Sebenarnya kau menghindari siapa? Beritahu aku Giselle.” “Seseorang.” Giselle menghela nafas. “Dia polisi.”“Apa?” Aland melotot dengan heran. “Polisi? Kau melakukan kejahatan?” “Bukan.” Giselle menggeleng. “Dia kekasihku.” “Oh jadi—” Aland kehabisan kata-kata. “Jadi yang diberita itu memang benar. Kau menjalin hubungan dengan bodyguardmu dan bodygurdmu itu ternyata polisi?” “Ya.” Aland menggeleng p
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

Chapter 107

“Kenapa kau tiba-tiba menangis?” tanya Aland yang bingung dengan Giselle. “Sebentar lagi pesawatmu akan berangkat. Jangan menangis.” Mengeluarkan sapu tangannya dan mengusap pipi Giselle yang basah akibat air mata. Giselle masih menangis. gambar yang dilihatnya benar-benar membuatnya begitu sakit. Kevin menghianatinya. Kevin memilih wanita itu daripada dirinya. “Sudah-sudah…” Aland menepuk pelan bahu Giselle. Giselle merebut sapu tangan itu dari tangan Aland. Mengusap ingus hidungnya dengan sapu tangan itu. “Kenapa begitu sakit…” lirihnya. “Kenapa?” “Dia berselingkuh.” Giselle mendongak. Namun sialnya air matanya tidak berhenti keluar. Giselle tidak berhenti mengumpat dengan posisi yang terus menangis. akhirnya ia merasakan usapan lembut di bahunya. “Sabar..” lirih Aland. Ya, hanya itu yang bisa dikatakan oleh pria itu. Aland bukan pria yang pintar menghibur. Mungkin posisinya sebagai teman Giselle hanya itu yang bisa dilakukan untuk menghibur wanita itu. Sampai akhirnya pesawa
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

Chapter 108

2 jam sebelum keberangkatan Giselle, Aland menyiapkan semuanya. Menyuruh manajernya untuk mengatur kepergian Giselle tanpa ada yang bisa melacaknya. Aland membuat Giselle seolah-olah hilang ditelan bumi tanpa jejak sama sekali. “Aku inginn tahu kenapa kau membantuku?” tanya Giselle saat perjalanan ke Bandara. “Menyiapkan kepergianku pasti membutuhkan biaya yang besar. Tapi kau tidak mau aku bayar. Jadi apa yang membuatmu membantuku?” “Hanya ingin.” Aland mengedikkan bahu. “Jawabanmu seperti anak yang baru pubertas. Jika kau laki-laki dewasa, kau akan menjelaskan alasanmu,” sarkas Giselle. Aland menghela nafas. “Aku tidak tahu. Tapi aku memang suka hal-hal ekstrem seperti ini. kau bilang kekasihmu polisi, rasanya senang bisa menang dari polisi.” Giselle menyipitkan mata menatap Aland. Dari wajah pria itu tidak ada raut keseriusan. Itulah kenapa Giselle selalu ragu dengan apa yang diucapkan Aland. “Aku akan mengganti uangmu yang kau keluarkan untuk kepergianku.” “Tidak perlu. Uan
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

Chapter 109

“Saya akan menunjuk beberapa dari kalian untuk melakukan misi penyelamatan warga ini.” Pemimpin itu menatap bawahannya. Kevin dipercaya sebagai ketua dalam misi penyelamatan warga. Ia sudah mengenakan seragamnya berwarna sergap hitam lengkap dengan rompi anti peluru. Mengambil sebuah senjata api laras panjang. Setelah semuanya siap, mereka menaiki sebuah pesawat yang hanya digunakan oleh pasukan khusus. Kevin bersandar—untuk sejenak ia akan melupakan masalah pribadinya dan fokus dengan tugasnya. ~~Sudah 10 hari semenjak Giselle datang ke sini, rasa mualnya tidak kunjung sembuh. Ia sudah meminum beberapa obat masuk angin sampai flu. Giselle sering terbangun di tengah malam hanya karena haus. Karena persediaan air di kamarnya sudah habis, mau tidak mau ia harus ke dapur untuk mengisi air. Di saat ia baru saja membasahi tenggorokannya dengan air, ia mendengar sebuah derap langkah aneh. Giselle pergi keluar. Alangkah terkejutnya saat ia membuka pintu—ada beberapa warga yang tengah d
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

Chapter 110

Akhirnya bocah itu diam. Giselle memejamkan mata pelan. ia hanya berharap kondisi tubuhnya tidak menyusahkannya. Ia berharap tubuhnya bisa diajak kerja sama dalam kondisi seperti ini. “Diam saja. Kita pasti bisa keluar,” ucap Giselle pada bocah itu. “Tapi aku ingin pulang..” bocah itu merengek. “Sabar. Tunggu pasti kita semua selamat dan bisa pulang.” Giselle menganggukkan kepalanya. Mencoba meyakinkan bocah itu. ~~Kevin beserta pasukan khusus sudah berada di kawasan penjarah beraksi. Di sana, warga berbondong-bondong melapor kehilangan anak dan suami. Ada salah satu ibu-ibu yang datang menemuinya. Ia melaporkan kehilangan anak perempuannya. “Pak polisi tolong selamatkan anak saya.” Ibu itu memohon pada Kevin. “Anak saya baru saja datang dari jauh. Dia baru tinggal sebentar. Tolong pak polisi.” “Kami akan menyelamatkan warga,” balas Kevin. Setelah menyuruh anak buahnya untuk berbaris dengan rapi. Kevin memberikan mereka instruksi. “Pertama, tidak ada yang boleh meninggalkan ru
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status