All Chapters of Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa: Chapter 81 - Chapter 90

196 Chapters

Chapter 81

“Iyaaa…” balas Giselle. “Kamu setuju?” Giselle mengangguk. “Kamu lebih dewasa. Pemikiran kamu lebih dewasa dariku.” “Hm. Termasuk dalam urusan di atas ranjang.” Kevin tertawa pelan. Sedangkan Giselle malah bergidik ngeri. Ngeri karena perkataan Kevin memang benar. Pria itu benar-benar ganas saat berada di atas ranjang. tidak memberi ampun pada Giselle. Selalu membuat Giselle pasrah dan berakhir terkulai lemah di atas kasur. “Kamu akan menikahiku?” tanya Giselle. “Maksudku, aku tidak tahu kita akan menikah secepat ini. aku sedikit terkejut kamu langsung meminta ijin Papa.” “Ya. Aku ingin menikahi kamu. Secepatnya. Setelah kamu resmi bercerai kita akan langsung menikah.” Giselle terdiam sebentar. “Sayang, sebenarnya aku—” Giselle berhenti. Ia bingung menjelaskannya. Kevin menoleh sebentar sebelum menepikan mobilnya di pinggir jalan. “Bilang ada apa. Bilang apa yang ada dipikiran kamu. Kamu ragu?” Giselle mengangguk. “Iya aku ragu. Aku baru saja bercerai dari pernikahanku. Bagai
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Chapter 82

Tidak terasa perceraian Giselle dengan Jordan sudah selesai. Giselle merasa dirinya benar-benar bebas. Tidak ada ketakutan yang ia rasakan. Tidak ada tekanan yang setiap hari yang harus ia pendam sendirian. Giselle memejamkan mata. kedua tangannya berpegang pada pembatas balkon. Menyenangkan menjadi manusia biasa. Ia tersenyum ketika mendapatkan pelukan hangat dari belakang. Giselle membuka mata. “Sudah pulang?” tanya Giselle pada Kevin. Kevin mengangguk. menaruh wajahnya di ceruk leher Giselle. menghirup aroma kesukaannya dari sana. Kevin mengeratkan pelukannya di perut Giselle. “Aku sudah mengambil cuti.” Kevin terdiam sebentar. “Orang tuaku ingin bertemu denganmu.” Giselle membuka matanya lebar. Ia mematung sejenak—bertemu dengan orang tua Kevin? Ia berpikir itu terlalu terburu-buru. Giselle memutar tubuhnya. “Bukankah ini terlalu cepat?” tanya Giselle mendongak. Jujur ia takut sekali orang tua Kevin tidak menerimanya. Giselle mendongak—menatap dua bola mata Kevin yang semaki
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Chapter 83

“Dad.” Kevin menatap ayahnya. “Hentikan. Tanpa restu kalian pun, Kevin akan tetap bersama Giselle.” “Lagipula siapa yang tidka memberikan kalian restu? Dad hanya minta kalian jangan terburu-buru. Hubungan kalian masih terlalu awal, nikmati saja dulu kebersamaan kalian.” Gamantra memberikan sinyal pada pegawai untuk menyajikan makanan. “Dad!” Kevin hendak berbicara lagi, namun Giselle menghentikannya. Giselle mengusap punggung tangan kekasihnya itu pelan. ia tersenyum dan mengangguk pelan. Memberikan pengertian bahwa dirinya baik-baik saja dengan semua ini. “Makan dulu.” Gamantra acuh. Tidak ingin memperpanjang perdebatan ini karena menurutnya ucapannya sudah begitu jelas. Dan ucapannya mutlak untuk dipatuhi oleh mereka yang berada di bawah kuasanya.Akhirnya makan berjalan dengan tenang. Meskipun tidak ada percakapan di antara mereka. Hanya sesekali ayah Kevin bertanya mengenai pekerjaan anaknya. Di sisi lain, Giselle berperang dengan pikirannya. Ia sudah menduga dari awal semua in
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Chapter 84

Gerakan Kevin yang semakin cepat membuatnya gelisah. Puncak kenikmatan ini akan segera datang. Giselle memejamkan mata—membiaran milik Kevin memenuhi miliknya berkali-kali. Sampai akhirnya milik Kevin tenggelam di dalamnya. Menyemburkan benih yang seharusnya tidak berada di sana.Namun Kevin tetaplah Kevin, pria itu membenamkan miliknya hingga memenuhi milik Giselle. Sengaja menanamkan benihnya di sana. Berharap jika salah satu benihnya bisa berkemban di dalam janin Giselle. “Ayo menikah,” bisik Kevin sembari menggendong Giselle. Giselle tentu saja mendengar ajakan kekasihnya itu. namun lagi-lagi ia tidak bisa menjawab. Kata pernikahan untuknya masih terlalu berat. Apalagi masih terlalu awal untuk membangun kehidupan pernikahan setelah semuanya selesai. ~~ “Untuk apa kau peduli dengan anak itu? bukankah sejak lama kau membuangnya tapi sekarang kau mendadak peduli. Apa yang sedang kau rencanakan?” cecar Valencia pada sang suami setibanya mereka di rumah. Gamantra terdiam. Menatap
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Chapter 85

Kevin tertawa. “Aku sudah terbiasa memasak sendiri. Aku tidak keberatan setiap pagi memasak untuk kita berdua.” Kevin mengusap puncak kepala Giselle. “Kau kelelahan karena aku selalu menyiksamu setiap malam. aku mengerti—jangan pikirkan hal ini lagi dan besok jangan bangun pagi.” Giselle mengerucutkan bibirnya. “Jadi kau tidak senang jika aku memasakkanmu pagi-pagi?” “Bukannya tidak senang, tapi aku tidak ingin melihatmu kelelahan.” Kevin mengusap pipi Giselle. “Aku sangat senang melihatmu masak pagi-pagi. Apalagi seperti sekarang—” Kevin menatap Giselle dari atas hingga bawah. Giselle yang hanya menggunakan kaos kebesaran miliknya terlihat jauh lebih seksi. Apalagi rambut Giselle yang sengaja digelung ke atas menampilkan leher jenjang wanita itu. “Kamu sangat cantik sayang.” Kevin tersenyum. “Tapi sungguh, aku tidak ingin menutut kamu apapun. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan. Jika ingin bangun siang maka lakukanlah, jika tidak ingin melakukan apapun maka lakukanlah.”
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Chapter 86

Kevin tidak tahu apa niat ibu tirinya itu hingga menyuruhnya pulang. Apalagi Valencia yang rela meminta maaf padanya. kevin tidak akan membawa Giselle bersamanya. Ia tidak ingin Giselle disakiti lagi oleh orang tuanya sendiri. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun tidak menginjakkan kaki di rumah yang luas ini. Kevin berjalan masuk ke dalam rumah. ada beberapa pelayan lama yang menyambutnya dengan begitu senang. “Tuan muda. Akhirnya anda pulang.” Pelayan yang lumayan tua itu menyambut Kevin dengan begitu gembira. Kevin tersenyum. “Di mana nyonya, Bi?” “Di belakang. Nyonya menunggu tuan di pinggir kolam.” “Terima kasih, Bi.” Kevin bergerak mendekat dan memeluk bibi itu dengan hangat. “Terima kasih ya Bi sudah menyambut Kevin dengan begitu gembira.”Setelah berpamitan dengan Bibi, Kevin berjalan ke belakang, tempat di mana kolam renang berada. Di sanalah duduk seorang wanita anggun. Menyesap teh yang pasti harganya tidak main-main. “Kenapa nyonya memanggilku ke mari?” tanya
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Chapter 87

“Stop it!” kevin meraih koper Ariel. “Sungguh. Tubuhmu begitu kekar sekarang.” menyentuh lengan Kevin yang berotot. “Waaah… Kevin.” Ariel itu ceria. Tipe perempuan yang benar-benar cerah dan membawa kegembiraan di suasana apapun. “Aku bukan anak kecil lagi.” kevin menjauhkan dirinya dari Ariel. Ariel berdecak pelan. “Memangnya aku tidak tahu tubuhmu dulu begitu kurus. Hei jangan lupakan dulu aku yang mengantarmu pendidikan polisi. Tubuhmu yang tinggi namun begitu kurus. Aku sampai sedih melihatmu seperti itu.” Ariel menggeleng pelan. “Aku juga sering menjengukmu pendidikan. Dulu kulitmu juga tidak sebagus ini.” mencolek pipi Kevin. “Kulitmu ini yang disukai para bule di US.” “Aku tidak suka US,” acuh Kevin sembari memasukkan koper Ariel ke dalam mobilnya. “Sejak kapan kau mewarnai rambutmu? Kau seperti tomat yang berjalan.” Setelah mengatakan itu—kevin buru-buru masuk mobil. Antisipasi diamuk oleh Ariel. “Kurang ajar!” Ariel buru-buru masuk mobil. “This is tred, Kev! Semua orang
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Chapter 88

Bukannya bangun. Ariel malah memeluk lengan Kevin. Bibirnya bergumam. Kevin mengernyit—meskipun sangat pelan ia masih bisa mendengar gumaman Ariel. “Aku rindu kalian..” lirih Ariel. Kevin menghela nafas. Untuk sejenak ia membiarkan lengannya di peluk. Menunduk dan menatap wajah Ariel yang damai dengan tidurnya. Tangan Kevin terangkat menepuk pelan puncak kepala wanita itu. ~~Berkali-kali Giselle menghubungi Kevin namun sama sekali tidak dijawab. Ia sudah memesan makanan untuk dimakan berdua. Namun ia menanti Kevin sampai malam pun tak kunjung pulang. Giselle menatap layar TV dengan hampa. Sampai akhirnya ia menoleh ketika suara pintu berbunyi. Ia segera berjalan dan menyambut Kevin. Memeluk pria itu dengan hangat. “Dari mana saja? Kenapa tidak mengangkat panggilanku?” tanya Giselle dengan nada manja. Ia mendongak. “Ada tugas?” Kevin menggeleng pelan. “Aku ada urusan.” Kevin tersenyum dan menunduk kemudian mengecup bibir kekasihnya itu singkat. “Urusan apa? Apa yang sebenarnya
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

Chapter 89

“Bersama babe.” Kevin mempercepat gerakannya. Hingga milik Giselle terasa begitu mencengkramnya. Sampai akhirnya tubuh Giselle bergelinjang bersamaan dengan cairan miliknya yang telah keluar. memasukkan semakin dalam miliknya. menumpahkan cairan miliknya ke dalam milik Giselle. tidak membiarkannya keluar sedikitpun.. “Sayang..” lirih Giselle. Tubuhnya sudah lelah namun Kevin belum melepaskannya juga. Justru tubuhnya di tarik. Menghadap pria itu—kemudian diangkat dan berada di atas pangkuan kekasihnya. “Bergerak babe.” kevin menggerakkan pinggang Giselle. “Sayang aku lelah.. ahh! Ahh!” Giselle terpaksa bergerak dengan dorongan Kevin. Begitulah kegiatan mereka malam itu sampai akhirnya Giselle yang kelelahan tertidur begitu saja di atas sofa. melupakan makanan yang seharusnya mereka makan bersama. Kevin menggendong Giselle ke dalam kamar. Sedangkan dirinya menggunakan kembali celana pendek bermerek calv1n cle1n itu.Mengambil rokok dan keluar dari kamar. memilih menikmati udara mala
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

Chapter 90

Giselle tidak tahu Kevin akan mempertemukannya dengan siapa. yang pasti ia telah berpakaian rapi dan anggun. Sampai di sebuah taman. Di sanalah ia melihat seorang wanita tengah duduk sendirian di bangku ayunan. Perempuan yang memiliki rambut merah dengan kulit sepucat susu. “Dia siapa?” tanya Giselle saat langkah mereka semakin dekat dengan perempuan itu. “Dia temanku. namanya Ariel. Dia baru saja datang dari US. Aku harap kalian bisa akrab,” jelas Kevin. “Ariel!” panggilnya. Wanita itu menoleh. Ariel melambaikan tangan sebelum berlari mendekati mereka. Ariel berhenti tepat di hadapan Giselle dan Kevin. Menatap Giselle untuk sesaat. Mengamati penampilan Giselle dari atas hingga bawah. “Kau kekasih Kevin?” tanya Ariel. Ia menunjuk Giselle dengan jari telunjuknya. “Kau terlalu cantik menjadi kekasih Kevin.” Giselle tersenyum. Ariel menedekat—memeluk Giselle sebentar. “Apa yang kau lakukan sampai bisa membuat wanita secantik ini bersamamu?” tanyanya pada Kevin. Kevin memutar bola
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more
PREV
1
...
7891011
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status