Share

Chapter 82

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-10 09:30:52

Tidak terasa perceraian Giselle dengan Jordan sudah selesai. Giselle merasa dirinya benar-benar bebas. Tidak ada ketakutan yang ia rasakan. Tidak ada tekanan yang setiap hari yang harus ia pendam sendirian.

Giselle memejamkan mata. kedua tangannya berpegang pada pembatas balkon. Menyenangkan menjadi manusia biasa. Ia tersenyum ketika mendapatkan pelukan hangat dari belakang. Giselle membuka mata.

“Sudah pulang?” tanya Giselle pada Kevin.

Kevin mengangguk. menaruh wajahnya di ceruk leher Giselle. menghirup aroma kesukaannya dari sana. Kevin mengeratkan pelukannya di perut Giselle.

“Aku sudah mengambil cuti.” Kevin terdiam sebentar. “Orang tuaku ingin bertemu denganmu.”

Giselle membuka matanya lebar. Ia mematung sejenak—bertemu dengan orang tua Kevin? Ia berpikir itu terlalu terburu-buru. Giselle memutar tubuhnya.

“Bukankah ini terlalu cepat?” tanya Giselle mendongak. Jujur ia takut sekali orang tua Kevin tidak menerimanya. Giselle mendongak—menatap dua bola mata Kevin yang semaki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 83

    “Dad.” Kevin menatap ayahnya. “Hentikan. Tanpa restu kalian pun, Kevin akan tetap bersama Giselle.” “Lagipula siapa yang tidka memberikan kalian restu? Dad hanya minta kalian jangan terburu-buru. Hubungan kalian masih terlalu awal, nikmati saja dulu kebersamaan kalian.” Gamantra memberikan sinyal pada pegawai untuk menyajikan makanan. “Dad!” Kevin hendak berbicara lagi, namun Giselle menghentikannya. Giselle mengusap punggung tangan kekasihnya itu pelan. ia tersenyum dan mengangguk pelan. Memberikan pengertian bahwa dirinya baik-baik saja dengan semua ini. “Makan dulu.” Gamantra acuh. Tidak ingin memperpanjang perdebatan ini karena menurutnya ucapannya sudah begitu jelas. Dan ucapannya mutlak untuk dipatuhi oleh mereka yang berada di bawah kuasanya.Akhirnya makan berjalan dengan tenang. Meskipun tidak ada percakapan di antara mereka. Hanya sesekali ayah Kevin bertanya mengenai pekerjaan anaknya. Di sisi lain, Giselle berperang dengan pikirannya. Ia sudah menduga dari awal semua in

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 84

    Gerakan Kevin yang semakin cepat membuatnya gelisah. Puncak kenikmatan ini akan segera datang. Giselle memejamkan mata—membiaran milik Kevin memenuhi miliknya berkali-kali. Sampai akhirnya milik Kevin tenggelam di dalamnya. Menyemburkan benih yang seharusnya tidak berada di sana.Namun Kevin tetaplah Kevin, pria itu membenamkan miliknya hingga memenuhi milik Giselle. Sengaja menanamkan benihnya di sana. Berharap jika salah satu benihnya bisa berkemban di dalam janin Giselle. “Ayo menikah,” bisik Kevin sembari menggendong Giselle. Giselle tentu saja mendengar ajakan kekasihnya itu. namun lagi-lagi ia tidak bisa menjawab. Kata pernikahan untuknya masih terlalu berat. Apalagi masih terlalu awal untuk membangun kehidupan pernikahan setelah semuanya selesai. ~~ “Untuk apa kau peduli dengan anak itu? bukankah sejak lama kau membuangnya tapi sekarang kau mendadak peduli. Apa yang sedang kau rencanakan?” cecar Valencia pada sang suami setibanya mereka di rumah. Gamantra terdiam. Menatap

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 85

    Kevin tertawa. “Aku sudah terbiasa memasak sendiri. Aku tidak keberatan setiap pagi memasak untuk kita berdua.” Kevin mengusap puncak kepala Giselle. “Kau kelelahan karena aku selalu menyiksamu setiap malam. aku mengerti—jangan pikirkan hal ini lagi dan besok jangan bangun pagi.” Giselle mengerucutkan bibirnya. “Jadi kau tidak senang jika aku memasakkanmu pagi-pagi?” “Bukannya tidak senang, tapi aku tidak ingin melihatmu kelelahan.” Kevin mengusap pipi Giselle. “Aku sangat senang melihatmu masak pagi-pagi. Apalagi seperti sekarang—” Kevin menatap Giselle dari atas hingga bawah. Giselle yang hanya menggunakan kaos kebesaran miliknya terlihat jauh lebih seksi. Apalagi rambut Giselle yang sengaja digelung ke atas menampilkan leher jenjang wanita itu. “Kamu sangat cantik sayang.” Kevin tersenyum. “Tapi sungguh, aku tidak ingin menutut kamu apapun. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan. Jika ingin bangun siang maka lakukanlah, jika tidak ingin melakukan apapun maka lakukanlah.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 86

    Kevin tidak tahu apa niat ibu tirinya itu hingga menyuruhnya pulang. Apalagi Valencia yang rela meminta maaf padanya. kevin tidak akan membawa Giselle bersamanya. Ia tidak ingin Giselle disakiti lagi oleh orang tuanya sendiri. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun tidak menginjakkan kaki di rumah yang luas ini. Kevin berjalan masuk ke dalam rumah. ada beberapa pelayan lama yang menyambutnya dengan begitu senang. “Tuan muda. Akhirnya anda pulang.” Pelayan yang lumayan tua itu menyambut Kevin dengan begitu gembira. Kevin tersenyum. “Di mana nyonya, Bi?” “Di belakang. Nyonya menunggu tuan di pinggir kolam.” “Terima kasih, Bi.” Kevin bergerak mendekat dan memeluk bibi itu dengan hangat. “Terima kasih ya Bi sudah menyambut Kevin dengan begitu gembira.”Setelah berpamitan dengan Bibi, Kevin berjalan ke belakang, tempat di mana kolam renang berada. Di sanalah duduk seorang wanita anggun. Menyesap teh yang pasti harganya tidak main-main. “Kenapa nyonya memanggilku ke mari?” tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 87

    “Stop it!” kevin meraih koper Ariel. “Sungguh. Tubuhmu begitu kekar sekarang.” menyentuh lengan Kevin yang berotot. “Waaah… Kevin.” Ariel itu ceria. Tipe perempuan yang benar-benar cerah dan membawa kegembiraan di suasana apapun. “Aku bukan anak kecil lagi.” kevin menjauhkan dirinya dari Ariel. Ariel berdecak pelan. “Memangnya aku tidak tahu tubuhmu dulu begitu kurus. Hei jangan lupakan dulu aku yang mengantarmu pendidikan polisi. Tubuhmu yang tinggi namun begitu kurus. Aku sampai sedih melihatmu seperti itu.” Ariel menggeleng pelan. “Aku juga sering menjengukmu pendidikan. Dulu kulitmu juga tidak sebagus ini.” mencolek pipi Kevin. “Kulitmu ini yang disukai para bule di US.” “Aku tidak suka US,” acuh Kevin sembari memasukkan koper Ariel ke dalam mobilnya. “Sejak kapan kau mewarnai rambutmu? Kau seperti tomat yang berjalan.” Setelah mengatakan itu—kevin buru-buru masuk mobil. Antisipasi diamuk oleh Ariel. “Kurang ajar!” Ariel buru-buru masuk mobil. “This is tred, Kev! Semua orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 88

    Bukannya bangun. Ariel malah memeluk lengan Kevin. Bibirnya bergumam. Kevin mengernyit—meskipun sangat pelan ia masih bisa mendengar gumaman Ariel. “Aku rindu kalian..” lirih Ariel. Kevin menghela nafas. Untuk sejenak ia membiarkan lengannya di peluk. Menunduk dan menatap wajah Ariel yang damai dengan tidurnya. Tangan Kevin terangkat menepuk pelan puncak kepala wanita itu. ~~Berkali-kali Giselle menghubungi Kevin namun sama sekali tidak dijawab. Ia sudah memesan makanan untuk dimakan berdua. Namun ia menanti Kevin sampai malam pun tak kunjung pulang. Giselle menatap layar TV dengan hampa. Sampai akhirnya ia menoleh ketika suara pintu berbunyi. Ia segera berjalan dan menyambut Kevin. Memeluk pria itu dengan hangat. “Dari mana saja? Kenapa tidak mengangkat panggilanku?” tanya Giselle dengan nada manja. Ia mendongak. “Ada tugas?” Kevin menggeleng pelan. “Aku ada urusan.” Kevin tersenyum dan menunduk kemudian mengecup bibir kekasihnya itu singkat. “Urusan apa? Apa yang sebenarnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 89

    “Bersama babe.” Kevin mempercepat gerakannya. Hingga milik Giselle terasa begitu mencengkramnya. Sampai akhirnya tubuh Giselle bergelinjang bersamaan dengan cairan miliknya yang telah keluar. memasukkan semakin dalam miliknya. menumpahkan cairan miliknya ke dalam milik Giselle. tidak membiarkannya keluar sedikitpun.. “Sayang..” lirih Giselle. Tubuhnya sudah lelah namun Kevin belum melepaskannya juga. Justru tubuhnya di tarik. Menghadap pria itu—kemudian diangkat dan berada di atas pangkuan kekasihnya. “Bergerak babe.” kevin menggerakkan pinggang Giselle. “Sayang aku lelah.. ahh! Ahh!” Giselle terpaksa bergerak dengan dorongan Kevin. Begitulah kegiatan mereka malam itu sampai akhirnya Giselle yang kelelahan tertidur begitu saja di atas sofa. melupakan makanan yang seharusnya mereka makan bersama. Kevin menggendong Giselle ke dalam kamar. Sedangkan dirinya menggunakan kembali celana pendek bermerek calv1n cle1n itu.Mengambil rokok dan keluar dari kamar. memilih menikmati udara mala

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 90

    Giselle tidak tahu Kevin akan mempertemukannya dengan siapa. yang pasti ia telah berpakaian rapi dan anggun. Sampai di sebuah taman. Di sanalah ia melihat seorang wanita tengah duduk sendirian di bangku ayunan. Perempuan yang memiliki rambut merah dengan kulit sepucat susu. “Dia siapa?” tanya Giselle saat langkah mereka semakin dekat dengan perempuan itu. “Dia temanku. namanya Ariel. Dia baru saja datang dari US. Aku harap kalian bisa akrab,” jelas Kevin. “Ariel!” panggilnya. Wanita itu menoleh. Ariel melambaikan tangan sebelum berlari mendekati mereka. Ariel berhenti tepat di hadapan Giselle dan Kevin. Menatap Giselle untuk sesaat. Mengamati penampilan Giselle dari atas hingga bawah. “Kau kekasih Kevin?” tanya Ariel. Ia menunjuk Giselle dengan jari telunjuknya. “Kau terlalu cantik menjadi kekasih Kevin.” Giselle tersenyum. Ariel menedekat—memeluk Giselle sebentar. “Apa yang kau lakukan sampai bisa membuat wanita secantik ini bersamamu?” tanyanya pada Kevin. Kevin memutar bola

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12

Bab terbaru

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 196

    Sial sekali, pagi ini Ana harus terlambat karena ayahnya, Royce kesiangan bangun setelah menonton bola dini hari. Royce dan Helena sama saja, suka menonton sampai larut. Sampai-sampai paginya terlambat bangun. “Maaf ya. Dad kesiangan bangun.” Royce memberhentikan mobilnya di depan sekolah. “Pasti kamu dihukum. Tapi gak papa.” Royce mengecup puncak kepala anaknya. “Semangat ya dihukumnya.” “DAD!” teriak Ana yang sungguh kesal. Ia turun tanpa menyalami tangan orang tuanya itu. kemudian berjalan dengan gontai masuk ke sekolah. Maka benar saja. Ia harus dihukum karena terlambat. Untuk siang hari setelah istirahat, ia harus membersihkan lapangan basket yang luasnya melebihi stadion. Ana berjalan ke arah gudang, di sanalah ia mengambil peralatan kebersihan. Namun sayup-sayup saat ia masuk ke dalam gudang. Telinganya harus ternodai oleh suara menjijikkan. Ana membeku di tempatnya berdiri. ~~ “Untuk yang terakhir kali kelas 12 diijinkan untuk mengikuti perlombaan. Karena setelah in

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 195

    Extra capter Alvaro dewasa International Alexandra school adalah sekolah internasional yang terisi dengan anak-anak orang kaya. Orang tua murid yang berasal dari kaum berjois. Hingga terjadilah sistem kasta yang tidak terlihat namun bisa dirasakan. “Ana, kak Alvaro itu sangat tampan ya.” Raya menyenggol lengan Ana. Melihat seorang laki-laki yang menggunakan seragam basket itu memasuki koridor sekolah. Laki-laki yang menjadi incaran para perempuan. Alvaro Pradana, putra satu-satunya dan digadang-gadang menjadi penerus dari Devian group. Alvaro Pradana, pemuda yang saat ini menginjak kelas 12. Dengan pesonanya yang mampu meluluhkan seluruh hati perempuan yang ada di sekolah. Mendapat julukan si pemain. Pemain hati perempuan. Namun, ada satu perempuan yang ia hindari. Perempuan yang sedari dulu ia anggap sebagai adiknya. Alvaro bersikap baik dengan Ana. Ana tersenyum. Ia pun menyetujui jika Alvaro memang begitu tampan. “Iya aku setuju—" “Hai adik, minta permennya.” Alvaro

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 194

    “Ana sangat lucu, Mom.” Alvaro memandang seorang balita yang sedang merangkak. Balita perempuan yang menggemaskan. “Nanti kamu pacaran sama Ana saja ya.” Helena mengusap puncak kepala Alvaro. “Heh!” Irene menyenggol bahu Helena. “Mana ada, masih anak kecil tidak usah berpikir pacar-pacaran.” Alvaro memandang kedua orang yang sedang bertengkar itu sebentar. kemudian mendekati Ana yang sedang bermain dengan sebuah boneka. Alvaro menunduk—mengusap pipi Ana pelan. “Kamu suka bermain boneka?” Alvaro tersenyum. “Lihat-lihat saja.” Helena memandang dua anak yang sedang bermain. Tepatnya, Alvaro yang menjaga Ana. “Alvaro memang menantu idaman.” “Aduh..” Irene menggeleng. “Masih kecil disebut menantu. Helena memang gila.” Irene berdecak pelan. Setelah bermain seharian di rumah Helena, akhirnya Irene pulang juga. Alvaro berada di samping Irene. Sepertinya bocah itu sudah mengantuk tapi ternyata masih berusaha membuka mata. “Tidur saja, Al. Mom akan membangunkan kamu nanti.” Al

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 193

    Ia membawa barang-barang itu namun dari belakang ada beruang yang terus menempel di tubuhh kecilnya. Bahkan sampai masuk ke dalam kamar, Devain tidak melepaskan pelukannya pada istrinya. “Bagaimana dengan hot wife?” tanya Devian membalikkan tubuh Irene. “Aku tidak suka tubuh kamu dilihat orang lain.” “Tidak ada yang melihat.” Irene mendongak. “Lagipula malam-malam tidak akan ada yang melihat.” Devian berdecak. “Dress seperti ini hanya boleh digunakan di hadapanku. Tidak boleh digunakan di luar.” Mengangkat dagu Irene. Menatap kedua bola mata istrinya itu dengan bola matanya yang tajam. “Baiklah.” Irene mengangguk. “Besok aku akan ke rumah Helena, kamu..” Devian mengusap pinggang Irene. “Saat libur aku ikut. Lusa kan libur. Aku janji tidak akan mengurusi pekerjaan lagi.” “Tapi jika kamu masih mengurusi pekerjaan. Apa yang harus aku lakukan?” “Goda aku. Goda aku dengan tubuhmu yang seksi ini sayangku..” tangan Devian yang nakal sudah bergilya di belakang Dress Irene. “Be

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 192

    “Bisa.” Devian mengambil satu balon dan melepasnya ke udara. “Waah..” kagum Alvaro melihat balon yang berwarna kuning menyala itu di udara. “Tapi—” Devian menunjuk beberapa anak-anak yang bermain di sekitar mereka. “Apa kamu tidak ingin memberikan balon-balon ini pada mereka? Mungkin saja mereka juga ingin.” Alvaro menatap gerombolan anak-anak yang sedang bermain tidak jauh dari tempatnya berdiri. Alvari memandang anak-anak itu lebih lama, karena menurutnya sedikit berbeda dengannya. “Kenapa?” tanya Devian. “Kamu tidak ingin memberikan balon ini pada mereka?” Alvaro menggeleng pelan. “Tapi, kenapa beberapa dari mereka membawa makanan? Mereka berjualan? Ada yang membawa karung besar juga.” Devian mengangguk. “Mereka sedang bekerja. Sebagian dari mereka membantu orang tua mereka mencari uang dengan berjualan. Kamu ingin membantu mereka?” “Bagaimana caranya Dad?” Devian mengeluarkan dompetnya. “Sebentar.” Mengambil uangnya yang berwarna merah sebanyak 20 puluhan. “Setiap

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 191

    Beberapa bulan kemudian. “Akhh!!” Teriakan Irene yang terakhir kali. Disusul dengan tangisan seorang bayi. “Selamat bayinya berjenis kelamin laki-laki.” Dokter itu menggendong seorang bayi kecil yang baru saja keluar dari perut Irene. Devian menitikkan air mata. “Hai boy.” Menggendong bayinya dengan hati-hati. “Nama kamu Alvaro Pradana.” Devian tersenyum saling memandang dengan Irene. Tangan yang satunya lagi digunakan untuk mengusap puncak kepala istrinya. “Terima kasih sudah berjuang.” Alvaro Pradana, putra sulung dari pasangan Devian dan Irene. Seorang pengusaha yang sukses. Perusahaan yang memiliki beberapa cabang di luar negeri. Devian mengembangkan bisnisnya sampai ke luar negeri. 5 tahun berlalu, Alvaro tumbuh menjadi anak yang begitu cerdas. Setiap harinya selalu haus bertanya. Diusianya yang menginjak 4 tahun, bocah itu sudah memasuki sekolah. Berbaur dengan anak-anak lain tanpa kesulitan. Hal tersebut membuat Irene tidak berhentinya bangga. “MOM!” teriak Alvaro

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 190

    “Seorang wanita mencoba melakukan pembunuhan di rumah sakit. Hal itu didasari oleh cinta. Cinta pada seorang pria yang sudah beristri. Cintanya ditolak dan berusaha membunuh istri si pria.” Di layar televisi itu. ditayangkan sebuah kos-kosan kecil. “Wanita itu mengalami stress berat bertahun-tahun. Bisa dilihat dari rumahnya yang begitu kotor dan berserakan sampah. Saat ini polisi masih menyelidiki lebih lanjut kasus ini. namun, sudah dipastikan wanita itu mendapat hukuman penjara.” Klik! Layar dimatikan. Devian masih setia berada di samping istrinya. “Aku gagal lagi. Aku terlambat. Jika aku datang lebih cepat, dia tidak akan menyakiti kamu.” Devian menatap leher Irene yang sudah di olesi salep. Beberapa kali Devian mencium punggung tangan Irene. “Bagaimana Irene?” tanya Helena yang baru saja datang. “Maaf, maaf aku tidak bisa datang lebih cepat.” Devian menghela nafas. “Jalang itu memiliki cara untuk menyakiti Irene.” Helena mengusap punggung tangan Irene. Kedua matanya

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 189

    “Bye Mom Dad!” Irene menyalami Giselle. Membiarkan mertuanya itu pergi. Setelah kepergian mertuanya, Irene menjadi sendirian dan merasa kesepian. Ia mengambil bungkusan yang berada di atas nakas. katanya sebuah kue buatan Giselle. tapi Irene tidak langsung memakannya. Ia masih takut dan trauma dengan apa yang terjadi. Ia menghela nafas dan berjalan ke arah jendela. menatap pemandangan sebuah taman kecil yang terisi oleh anak kecil. Irene tersenyum. tangannya mengusap perutnya sendiri. “Nanti bermain di taman juga, bersama Mom dan Dad. Sehat-sehat di perut Mom ya.” Irene senang berbicara dengan anaknya. “Permisi, ibu Irene..” panggil seorang suster. Irene menoleh ke belakang. Ia langsung memutar badannya dan mendekat ke arah ranjang. namun ia sudah disuntik beberapa menit yang lalu. Ia mendongak. “Siapa kau?!” Suster itu tersenyum dan membuka maskernya. “Aku akan membunuhmu.” Tangannya mencengkram tangan Irene. Suntik yang hendak disuntikkan itu entah berisi apa. Irene me

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 188

    “Sayang aku bekerja dulu. Oh ya Mom dan Dad akan ke sini. Aku juga sudah meminta Helena untuk ke sini menemani kamu saat Mom dan Dad pulang.” Devian mengecup dahi Irene pelan. “Oh ya untuk malam hari nanti, aku akan menyuruh beberapa bodyguard berjaga di luar ruangan.” “Tapi—” ucapan Irene terpotong karena Devian yang mengecup bibirnya. “Sudah tidak ada tapi-tapi. Ini demi keselamatan kamu, keselamatan bayi kita.” Devian menunduk. mengecup perut Irene. “Daddy berangkat dulu. Jaga Mommy ya.” Irene memandang kepergian Devian. Ia mengambil ponsel. Menghubungi temannya yang katanya akan menjenguknya [Sebentar ya Irene, aku akan ke sana siang saja. Aku masih bersama Royce. Nanti aku akan ke sana.] Irene melotot. [Pagi-pagi masih bersama Royce. Kalian sedang membuat bayi kan?] [Hehehe Iya!] Helena di kamarnya membalas pesan dari Irene. Ia tertawa pelan dengan pertanyaan Irene. Tapi tebakan temannya itu memang benar. Ia smpai tertawa sendiri. “Siap babe.” Royce memeluk Helena dar

DMCA.com Protection Status