Semua Bab Kekasih Rahasia Sang CEO : Bab 111 - Bab 120

156 Bab

Bab 111 Ulang Tahun Pernikahan

Hari berganti malam, setelah berhasil menemui ibu Anna. Renata yang baru saja sampai di rumah dia merasa sangat puas. Karena akhirnya rencananya berhasil. Setibanya di rumah, Renata di sambut hangat oleh nyonya Hilda dan beberapa pelayan yang sudah menyiapkan beberapa menu hidangan khusus beserta kue ulang tahun yang berukuran besar. Melihat semua yang ada, membuat Renata sangat terharu dan menatap nanar ibu mertuanya. "Ibu, ada apa acara apa ini? kenapa terlihat ini banyak makanan dan bolu Indan ini?" cecar Renata yang begitu penasaran . Nyonya Hilda tersenyum., lalu dengan santainya mulai menjelaskan pada menantu kesayanganya. "Renata, apa kamu benar-benar lupa hari ini hari sangat penting untuk kamu dan Daren." Renata yang masih bergeming, mulai memikirkan semua perkataan ibu mertuanya yang memang benar-benar lupa. Tak tega melihat Renata yang berpikir keras Nyonya Hilda pun mulai memberikan sebuah kado special yang telah dia siapkan untuk menantunya. "Renata! ambilah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-22
Baca selengkapnya

Bab 112 Berbicara Empat Mata

Daren menghela nafas kasar, ia memberanikan diri untuk mengungkapkan semua keinginan yang ada di dalam hatinya, berharap jika ibunya akan mengerti. "Ibu, Pernikahanku dengan Renata sama sekali tidak di dasari dengan perasaan cinta. Jadi aku ingin bercerai saja," ungkap Daren. Nyonya Hilda sangat kaget, bahkan jantungnya seperti berhenti berdetak saat mendengar permintaan putranya yang sangat membuatnya kecewa. "Apa! bercerai, apakah kamu sudah gila Daren, kamu ingatkan bagaimana ayah berkata pada waktu saat kalian menikah, mendiang ayah Renata begitu banyak jasa membantu keluarga kita, jadi ibu harap tarik kata-katamu lagi Daren!" nyonya Hilda marah dan tidak setuju. Lagi-lagi mendengar ibunya yang terus menekan agar mau mempertahankan rumah tangganya, membuat Daren sangat kesal. "Bu, aku sudah berusaha mencintai Renata. Tapi di antara kami memang benar-benar tidak ada ketertarikan satu sama lain, pernikahan ini hanyalah sebuah alat untuk mempererat hubungan dua keluarga saja,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-24
Baca selengkapnya

Bab 113 Mari Kita Berpisah

Beberapa jam kemudian, setelah Daren selesai mandi. Lelaki tampan itu terlihat keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk di bawah pingangnya. Membuat Renata yang masih duduk di meja riasnya, terlonjak kaget saat melihat postur tubuh Daren yang terlihat menggoda. Sampai membuat jantungnya berdegup sangat kencang. Apa lagi saat melihat dada bidang Daren yang terlihat kekar, bak seperti roti sobek berbentuk kotak-kotak. Siapa pun wanita yang melihat pasti akan terpana. "Mas Daren! Apa mandinya sudah selesai?" Tanya Renata sembari beranjak dari meja rias lalu berjalan menghampiri sang suami yang sudah lama sekali dia dambakan. "Iya, aku sangat lelah. Tapi ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu Renata," jawab Daren dengan nada datar dan sikapnya yang dingin. Renata yang sudah lama menunggu, dia merasa sudah tak bisa menahan gejolak hasratnya yang selama belum dia dapatkan dari Daren. "Memangnya, apa yang ingin kamu bicarakan mas? oh iya apa kamu ingat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-25
Baca selengkapnya

Bab 114 Jalan Terbaik

"Mas kamu ini kenapa bicara ngawur, katakan padaku apa benar gosip yang sedang beredar itu jika kamu dan sekertarismu itu bermain di belakangku?" cecar Renata yang tak terima saat Daren mengutarakan keinginannya. Daren menghela nafas kasar, lalu ia memutar badan dan menatap ke arah Renata yang berada tepat di belakangnya. "Ini bukan urusanmu, yang perlu kamu ingat. Apakah kamu ingin terus terjebak dalam pernikahan tanpa rasa cinta ini? apa kamu tidak merasa jika pernikahan ini hanya membuang waktu saja, tidak ingin kah kamu hidup bahagia dengan orang yang kita cintai?" jelas Daren yang melontar balik pertanyaan pada Renata. Renata tercengang, saat mendengar kata-kata suaminya yang menusuk hatinya. Sampai air matanya mengalir deras tak bisa dia tahan lagi. "Kamu bicara apa mas? aku ingin hidup menjadi pendamping hidupmu untuk selamanya sampai kita menua nanti, tidak kah itu cukup aku mengungkapkan perasaan padamu. Tolong tarik kata-kata mu mas. Aku akan memaafkannya asal kamu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-26
Baca selengkapnya

Bab 115 Memandang Rendah Diriku

Keesokan harinya, Renata yang dari semalam menunggu Daren sampai ketiduran. Perlahan dia beranjak dari sofa melihat arah jarum jam yang sudah siang menunjukan angka sembilan. Membuat dia segera beranjak dari sofa, dan memastikan apakah suaminya itu semalam sudah pulang. Namun nihil setelah menyusuri kamar besar dan mewahnya terlihat kosong dalam suasana sepi. "Apakah mas Daren dari semalam tidak kembali?" Renata bertanya-tanya dalam hati sembari keluar kamar dan berjalan menuruni tangga, terlihat ibu mertuanya yang sudah menyiapkan sarapan pagi di meja makan. "Renata! kamu sudah bangun nak? mana Daren suruh dia sarapan bareng," sapa nyuonya Hilda yang terlihat begitu bersemangat. Bukannya menjawab Renata yang masih berdiri mematung, hanya mengerucutkan bibir dengan rona wajah masamnya. Wanita paruh baya itu pun terheran. "Ada apa Renata, katakan pada ibu nak?" cecar Hilda perasaan yang cemas. Renata yang semakin tak tahan dengan permintaan Daren, tanpa ragu dia mengatakan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya

Bab 116 Tekad Renata

Daren berjalan dengan langkah lebarnya, baru saja dia ingin menyusul Anna, namun seorang satpam yang bertugas di perusahaannya menghampiri dan memberitahukan. "Tuan, apa anda mencari cari nona Anna?" tanya pak satpam memastikan. "Kau benar, di mana dia sekarang?" jawab Daren yang berbalik tanya dengan nada ketus dan sikap dinginnya. Dengan nada yang terbata pria berseragam hitam putih itu pun mengatakan jika Anna sudah pergi dengan terburu-buru tanpa ingin menunggu lama persetujuan dari surat pengunduran dirinya. Sontak darah Daren semakin mendidih, saat mendengar perkataan karyawannya itu. Tanpa membuang waktu lagi lelaki berparas tampan itu pun segera meraih kunci mobil yang ada di tangan asistennya. "Tuan anda mau kemana?" Tanya Hans yang ikut cemas. Saat sang bos berjalan terburu-buru masuk ke dalam mobil. Namun sayang baru saja Daren menyalakan mesin mobil. Nyonya Hilda dan Renata yang baru saja sampai di perusahaan, segera menghampiri dan mengetuk pintu jendela mo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya

Bab 117 Menyatakan Cinta

Disepanjang jalan, Anna hanya terdiam dengan tatapan mata kosongnya. Entah kenapa dia merasa sangat sedih mengingat dirinya yang sudah mengambil keputusan yang menurut dirinya sudah benar. "Maafkan aku tuan Daren, karena telah mengingkari perjanjian di antara kita berdua," lirih Anna dalam hati yang menahan kesedihan. Dirga yang dari tadi fokus menyetir, sesekali dia melihat ke arah Anna yang dari tadi hanya diam membisu tanpa bicara sepatah kata pun. Meskipun dia ragu tapi berusaha untuk memberanikan diri untuk melontarkan sebuah pertanyaan. "Anna, aku lihat dari tadi kamu terlihat sedih jangan bilang kamu menyesal karena sudah resign dari perusahaan ka Daren? sekarang apa rencanamu," Dirga begitu penasaran. Anna terbuyar dari lamunannya, saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Dirga yang sebenarnya sulit untuk dia jawab. "Tidak tuan Dirga, ini adalah keputusan yang sudah aku ambil karena aku tidak mau jika nyonya Renata terus salah paham padaku," jawab Anna li
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya

Bab 118 Tawaran Dirga

Renata menyeringai puas, saat melihat ibu mertua dan suaminya terlihat sangat panik dan cemas, saat dirinya sengaja mengancam akan melompat ke bawah. "Renata, ibu mohon jangan begini kita selesaikan baik-baik turunlah nak," bujuk nyonya Hilda sembari mengulurkan tangannya, berharap Renata mau mendengar permintaannya. Namun Renata yang sengaja mengambil kesempatan itu, agar membuat Daren mengurungkan niat untuk tidak menceraikan dirinya. "Tidak Bu, untuk apa aku hidup, sedangkan suamiku sendiri tidak menginginkan aku? lebih baik aku mati saja," teriak Renata seraya mengeluarkan air mata kepura-puraan nya. Tak ingin sampai Renata berbuat nekad, Nyonya Hilda menghampiri putra semata wayangnya yang berada tepat di belakangnya. "Daren! sekarang apa kamu lihat, Renata putus asa karena mu, ibu tidak ingin jika istrimu berbuat nekad dan nanti keluarga kita yang akan di salahkan jadi lebih baik sekarang bujuk Renata," pinta nyonya Hilda dengan penuh penekanan. Daren terdiam, dia me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-01
Baca selengkapnya

Bab 119 Tidak Ada Pilihan

"Iya, Anna aku ingin membantumu sebisaku. Kamu bisa mengandalkan aku. Jika kamu membutuhkan tempat tinggal untuk menenangkan diri dari Renata, bagaimana kalau kamu dan ibumu tinggal di vila pribadiku?" Anna terdiam, saat Dirga menawarkan niat baiknya untuk memberikan tempat tinggal sementara agar bisa menghindari bosnya yang sudah pasti akan mencarinya. "Apa aku terima saja ya, tawaran tuan Dirga?' Anna bertanya-tanya dalam hati dengan penuh keraguan sembari meremas kedua tangannya. Dirga yang sudah memikirkan segalanya, kini ia berusaha untuk meyakinkan Anna agar mau menerima usulannya. "Anna! kenapa kamu harus ragu, aku sangat tahu jelas sikap dan watak istri dari ka Daren, Renata adalah wanita yang sangat kejam bahkan dia selalu berbuat nekad demi meraih keinginan atau ambisinya," Peringat Dirga yang terus berusaha menghasut Anna. Mengingat ibunya yang baru saja sembuh, membuat Anna mulai memikirkan kesehatan dan tidak ingin sampai terjadi kambuh lagi. Dan meskipun Anna s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

Bab 120 Terlalu Bersemangat

"Tuan, sekarang apa yang ingin anda lakukan?" tanya Rudi yang masih berdiri setia di samping bosnya. Daren menghela nafas kasar, rasanya ia sangat kesal dan marah setelah mengetahui keberadaan Anna yang saat ini sedang bersama dengan Dirga. "Kau terus selidiki saja di mana sekarang Anna tinggal, setelah pasti baru beritahu aku, sekarang pergilah," perintah Daren dengan nada datar suasana hati yang tengah buruk. "Baik tuan, permisi." Rudi pamit, lalu segera keluar dari ruangan bosnya. Darah Daren mendidih saat mengingat jelas bagaimana Anna dan dia sepakat melakukan sebuah perjanjian yang seolah di lupakan begitu saja. Bahkan Daren berjanji pada dirinya sendiri, jika dia tidak akan melepaskan Anna begitu saja. Apa lagi bersama Dirga sepupunya. "Anna! kau berani sekali mengkhianati aku, wanita macam apa kamu, malah pergi dengan sepupuku," geram Daren tak terima. Sebagai seorang pria dan seorang atasan dia merasa harga dirinya sudah tercoreng. Perasaannya sangat cemas da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status