Leonel menyalakan loudspeaker, membuat suara Airin terdengar begitu jelas di dalam ruangan.“Vina, Sayang …. Jangan nangis lagi, ya.”Perlahan tangis itu mulai mereda.Airin terus berbicara, seakan ia tengah berbincang dengan Belvina. Membuat Belvina merasa lebih tenang dari sebelumnya, sebab merasa jika Airin berada di dekatnya.“Bagus, pintar anak mama.” Airin memberikan pujian.“Tidak sudi aku putriku kau dekatkan dengan Airin!” Livy langsung merebut ponsel, menghantamkannya ke lantai hingga benda pipih itu rusak dan panggilan terputus.Leonel menoleh, menatap dengan tajam pada Livy yang tengah mengamuk. “Apa yang kau lakukan?”“Harusnya aku yang bertanya. Mengapa kau menghubungi Airin?”“Kau lihat, Belvina bisa sedikit lebih tenang setelah mendengar suara Airin.”“Itu hanya alasanmu. Bilang saja jika kau merindukannya, tidak perlu menggunakan Belvina sebagai alasan.” Livy menyangkal.“Apa kau tidak bisa jika sehari saja tidak memancing pertengkaran?”“Kau yang memulainya lebih dul
Last Updated : 2024-03-26 Read more