Cahaya matahari yang masuk melalui celah gorden membuat Airin terbangun dari tidurnya. Ia menggeliat sejenak, lalu bangkit untuk duduk. Belvina tampak tengah bermain sendirian di tengah ranjang, duduk dengan tenang di sana seraya memasukkan selimut ke mulutnya. Menggigit-gigit selimut itu karena gusinya yang gatal.Airin tersenyum menatap Belvina. Merasa hidupnya damai ketika ia mendapati anak itu di saat terbangun dari tidurnya.“Kamu sudah bangun, ya, Sayang? Pasti lapar, ya?” Airin meraih Belvina, lalu memangkunya.Penunjuk waktu sudah berada di angka delapan. Ia sangat telat bangun pagi ini, sebab susah tidur tadi malam. Ada banyak hal yang membuatnya berpikir keras. Ada banyak suara yang terdengar di otaknya. Kebisingan itu membuatnya tidak bisa tidur sama sekali.Airin mengecup Belvina berulang kali. Popok anak itu telah penuh. Ia ingin memandikannya, tapi tidak ada pakaian ganti milik mereka. Sebab, Airin memang pergi tanpa membawa apa-apa.“Maafin mama ya, kamu jadi susah kaya
Terakhir Diperbarui : 2024-03-22 Baca selengkapnya