All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia : Chapter 91 - Chapter 100

105 Chapters

Bab 91

"Akh!" Kenzo kembali melepaskan timah panasnya membuat preman tersebut jatuh terduduk. Brak! Kepala preman itu dipukul menggunakan balok kayu di tangan Nora yang mana hal itu membuat tubuhnya jatuh tersungkur ke atas lantai yang kotor lagi berlumut.Brak! Brak! Brak! Nora terus menghantam kepala preman tersebut hingga beberapa kali seperti yang ia lakukan pada preman-preman yang lain. Hingga beberapa saat kemudian, preman itu sudah tak mengeluarkan suara. Darah terlihat mengalir membentuk sebuah genangan berwarna merah kehitaman di atas lantai yang berwarna putih. Gadis itu menghentikan pukulannya lalu mengusap kepalanya untuk menyingkirkan rambut depannya menghalangi wajah. Tubuhnya berkeringat sampai terasa basah dan lengket. "Sepertinya dia sudah tewas." Kenzo mendekati Nora dengan tatapan tertuju pada preman tersebut. "Kita tinggalkan saja, ayo," ajak Kenzo sembari menggandeng tangan Nora. Nora menganggukkan kepalanya. Sepasang suami istri itu kemudian berjalan menuju pi
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 92

Tut! "Ken! Denyut nadinya sangat lemah!" seru Nora panik. Namun, mereka tak bisa bertindak secara gegabah karena justru bisa membuat penjaga pos itu semakin bertambah parah. Tak lama, terdengar langkah menderap dari luar yang menandakan bahwa para anak buah Kenzo sudah datang. "Tuan! Nyonya!" panggil Sam. Pria itu datang dengan beberapa anggota serta salah satu anggota yang ahli di bidang kesehatan. "Apakah kalian baik-baik saja?" tanyanya. Nora menganggukkan kepalanya. "Kami tak apa, cepat tangani penjaga pos ini," perintahnya. "Baiklah," balas Sam. Kemudian ia menyuruh anggota tersebut untuk menangani si penjaga pos. "Apakah Tuan tahu siapa yang telah melakukan penyerangan?" tanya Sam. "Kami di serang oleh para preman. Tapi kami belum sempat tahu siapa yang menyuruh mereka, dua orang itu sudah melarikan diri," jelas Nora. "Dua orang?" ulang Sam. Kenzo menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Sam mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari bekas penyerangan.
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 93

"Sedang apa kau!?" Reyna menegang. Ia menolehkan kepalanya ke samping. Seketika, matanya membulat saat melihat keberadaan Gian di sana. Pria dengan stelan jaz itu berjalan mendekati Reyna yang masih mematung. Posisinya berdiri sekarang tidak jauh dari kamar anak buah sang suami yang baru saja ia datangi. Ia takut jikalau suaminya itu mengetahui kebusukannya. Tatapan Gian memicing melihat kegugupan Reyna yang sangat ketara. 'Kau takkan bisa lari dariku kali ini,' batinnya. "K-Kak Gian?" gugup Reyna. Gian menatap Reyna dari atas sampai bawah dengan tatapan mencemooh. "Tubuhmu sangat kotor," hinanya. Kening Reyna mengerut. Ia menunduk untuk memerhatikan penampilannya. "Kotor? Tidak ada yang kotor, Kak, Reyna sudah mandi." Tanpa membalas ucapan istrinya, Gian meraih tangan wanita itu dan menariknya menuju kamar mereka. Langkah Reyna terseok-seok mengikuti langkah besar sang suami yang terlihat tengah menahan emosinya. Padahal, pria itu baru saja pulang dari kantor. "Ada apa Kak?
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 94

Kepingan gelas kaca itu menyebar di atas lantai. Sedangkan coklat panas itu mengenai kakinya. "Awhh, ada apa ini?" lirih Nora. Gadis itu berjongkok untuk membersihkan kepingan kaca yang menyebar dengan sebuah sapu kecil dan sebuah sekop. Setelah selesai, ia mencuci tangannya dan pergi ke kamar mandi dapur untuk mencuci kakinya. Dari arah belakang, dapat ia dengar suara langkah kaki yang tidak hanya satu tengah berjalan menuju ke arahnya. "Nora!?" "Sayang Anak Bunda!?" "Nora!? Kau tak apa menantuku!?" Teriakan beruntun dapat Nora dengar dari luar kamar mandi dapur. Saat ini kedua orang tuanya berkunjung ke kediaman Antarez untuk melihat kondisinya dan Kenzo pasca kejadian rencana pembunuhan satu hari yang lalu. Mereka telah melakukan makan malam di ruang makan. Sebelum pergi ke kamarnya, Nora tadinya berencana untuk menikmati secangkir coklat panas. Namun, rencana hanyalah tinggal rencana. "Di mana dirimu Nora!?" seru Kenzo. Nora muncul dari dalam kamar mandi. Ia di suguhkan
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 95

"Ken." Nora meraih rahang tegas Kenzo dan mengelusnya pelan. Tatapan penuh cinta tak bisa ia elakkan saat menatap sang suami. "Aku bersungguh-sungguh." Kenzo meraih kedua tangan Nora dan membawanya mendekat pada mulutnya untuk ia cium dengan khidmat. "Tidurlah," perintahnya. Ia membawa Nora dalam pelukannya lalu membaringkan tubuh mereka. Keduanya mulai memejamkan mata. 'Aku juga merasakan hal yang sama, tetapi, biarlah aku pendam agar dirimu tak bertambah resah,' ucap Kenzo dalam hati. Sebelum benar-benar terlelap, ia mengecup kening Nora. 'Meskipun dirimu tak pernah mengucapkan kata cinta, aku sudah tahu bagaimana perasaanmu melalui semua tindakanmu, Ken,' batin Nora. Ia mulai terlelap saat Kenzo mengecup keningnya. Di lain tempat, Gian kini tengah berada di sebuah klub malam untuk menuntaskan hasratnya pada para kupu-kupu malam. Ia tak mempedulikan bagaimana kondisi Reyna saat ini dan di mana istrinya itu berada sekarang. Reyna. Wanita itu kini tengah berada di sebuah rumah s
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 96

"Aku harus bertindak cepat setelah ini. Aku tak bisa menundanya lagi. Jika pun aku tak bisa melenyapkan Kak Nora, aku akan merebut Kak Kenzo dengan caraku sendiri." Reyna menggenggam ponselnya dengan erat. Kemudian wanita itu membaringkan tubuhnya memunggungi Hercules. "Aku akan melakukan rencanaku!" .... Di sebuah ruangan yang remang-remang, dengan cahaya lilin yang berkerlip lemah, tampak Nora berdiri di depan cermin besar yang sudah kusam oleh waktu. Di luar, hujan turun deras, memukul-mukul jendela kayu tua yang berderit pelan."Akhirnya, waktunya tiba. Bertahun-tahun aku terkurung dalam bayang-bayang ketidakadilan ini. Mereka pikir aku akan terus diam, menyerah pada nasib? Tidak! Aku tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja."Nora menatap bayangannya di cermin dengan tatapan tajam, penuh dendam yang telah lama dipendam."Kau mencuri segalanya dariku. Keluarga, harga diri, bahkan harapan. Tapi mereka lupa bahwa dari abu kehancuran, api baru bisa menyala. Api yang lebih g
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more

Bab 97

Di sisi lain, Kenzo yang berada di dalam kamar mengerjapkan matanya ketika tangannya meraba-raba ke samping dan tidak menemukan keberadaan sang istri di sampingnya. "Nora!?" panggil Kenzo dengan suara keras. "Dimana dia?" Pria itu bangun dari tidurnya dan beranjak duduk. Kepalanya menoleh ke sana kemari untuk mencari keberadaan sang Istri. Pintu kamar tertutup rapat. Pintu kamar mandi pun sama. Kenzo turun dari atas ranjang dan kemudian berjalan menuju pintu keluar. Saat ini, Kenzo telah keluar dari dalam kamar. Suasana rumah yang sepi seketika menyambutnya. Tanpa memikirkan penghuni lain akan merasa terganggu atau tidak, pria itu akhirnya berteriak. "Nora!" panggilnya yang mana hal itu membuat suaranya menggema di seluruh penjuru rumah. Kenzo dapat merasakan jantungnya berdetak lebih cepat sekarang. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada istrinya saat ini, mengingat baru saja mereka telah mengalami insiden mengerikan di area villa tersebut. Pria itu tidak tahu sa
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more

Bab 98

Sesaat kemudian, wajah Kenzo terkena lampu sorot dari sebuah mobil yang berjalan mendekat. Tak lama, mobil itu berhenti di dekatnya dan terlihatlah siapa yang mengemudikan mobil tersebut. "Tuan!" seru Sam dari dalam mobil yang mana hal itu membuat Kenzo langsung berdiri dan bergerak cepat masuk ke dalam mobil. Setelah Kenzo masuk, mobil pun kembali melaju dengan cepat membelah jalanan yang terlihat cukup senggang. ....Rossa, dengan gerak langkah hati-hati, menelusuri lorong sempit menuju apartemen Hercules yang telah dirinya ketahui. Cahaya bulan yang redup dari jendela di ujung lorong cukup memberikan penerangan baginya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, rasa dendam dan sedikit kekalutan mengisi udara di sekitarnya. Dia tahu bahwa Reyna dan pria itu sedang ada di dalam. Langkahnya semakin pelan saat dia mendekati pintu apartemen.Dengan cekatan, Rossa menyelipkan kunci cadangan yang berhasil ia peroleh dari mencari ke sekitar area pintu dan ternyata kunci itu berada
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Bab 99

"Astaga..." "Nora!?" seru suara yang tidak asing dari belakang membuat gadis itu menolehkan kepalanya dengan cepat untuk melihat sosok yang telah memanggilnya. "Kenzo?" Nora menatap suaminya yang tiba-tiba sudah berada di sini bersama Sam. Kedua pria itu mendekat dan melihat Hercules yang masih tergeletak di atas lantai. Kenzo langsung membawa tubuh Nora ke dalam pelukannya dengan erat untuk menumpahkan rasa khawatirnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Kenzo penuh kekhawatiran. Nora menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Tapi, pria ini." Rossa menunjuk tubuh Hercules dengan tatapan dingin. "Sam, cek keadaannya!" Aroma darah yang samar menyeruak di udara, membuat perut Sam terasa mual. Hercules tergeletak tak bergerak di lantai, genangan darah tampak mulai mengering di sekitarnya.Sam mendekati tubuh itu dengan hati-hati. Wajah Hercules pucat, matanya terbuka kosong, tidak lagi bernafas. Sam berlutut, memeriksa denyut nadinya di leher, tapi seperti yang sudah ia duga, tidak ada
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Bab 100

Nora berhenti sejenak di depan pintu, memandang Sam dengan senyum tipis di wajahnya. "Kamu baik-baik saja, Sam?"Sontak, Sam mengangukkan kepalanya sebagai jawaban. "Aku baik-baik saja, Nyonya," jawabnya. "Sebaiknya kita beristirahat sekarang. Besok pagi, kita akan melakukan pencarian untuk menemukan jalang itu. Kita akhiri saja semuanya. Aku yakin. Semua anggota keluarga kita akan merasa tenang jika benalu itu lenyap." Kenzo menajamkan matanya. .... Dalam kegelapan malam, Reyna berlari tanpa henti, menerobos ranting-ranting kasar dan daun-daun lebat di hutan yang seolah mencoba menahannya. Tubuhnya menggigil, bukan hanya karena dinginnya malam, tapi karena gemetar perasaan yang bergejolak di dalam dirinya. Tangan kirinya masih berlumuran darah Hercules, pria yang pernah begitu mencintainya. Nafasnya berat, namun ia terus berlari, seolah mencoba melarikan diri dari bayang-bayang perbuatan yang baru saja dilakukannya."Tidak ada jalan kembali," gumamnya dalam hati, matanya membara
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status